BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antarpenutur untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

BAB II LANDASAN TEORI. Tarigan (1987: 15) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan

Modul ke: Public Speaking. Output / Hasil dari Pidato. Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Sujanti, M.Ikom. Program Studi Hubungan Masyarakat

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan

III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

Oleh Untung Widodo, SE, MM

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

METODE PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

KEMAMPUN BERPIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KOTABUMI TAHUN AJARAN 2016/2017. (Skripsi) Oleh HAIPA NOVIA PUTRI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN ARENDS DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB II LANDASAN TEORI. meliputi empat aspek dasar, yaitu mendengarkan atau menyimak, membaca, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara di depan publik seperti berpidato, berceramah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sifatnya verbalsampai kepada kegiatan visual. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang diajarkan di SD/Ml termasuk SD Negeri 1 Purwodadi Gisting

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia memiliki kecenderungan untuk berpikir, menyatakan pendapat, keinginan, perasaan serta pengalaman-pengalamannya. Di samping itu, manusia juga punya kecenderungan memengaruhi bahkan memaksakan pikiran dan pendapatnya kepada orang lain atau kelompok, umumnya dilakukan langsung melalui pembicaraan. Tujuan utama berbicara adalah berkomunikasi (Tarigan, 1993: 15). Agar dapat berkomunikasi secara efektif sebaiknya pembicara mampu menganalisis pendengar dan situasi komunikasi ketika pembicaraan berlangsung. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung dalam bentuk diskusi, seminar, seni drama, wawancara, bercerita, dan berpidato. Pidato adalah salah satu ragam keterampilan berbicara yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, ide, pikiran, pendapat di depan umum dengan tujuan tertentu dan menggunakan metode tertentu pula. Dalam berpidato terdapat empat metode yang dapat digunakan, yaitu metode serta-merta (impromptu), metode menghafal (memoriter), metode naskah (manuskrip), dan metode catatan kecil (ekstemporan). Metode impromtu adalah metode penyampaian berdasarkan kebutuhan sesaat dan tidak ada persiapan. Metode menghafal adalah lawan dari metode impromptu. Pidato yang dibawakan

2 dengan metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap terlebih dahulu, kemudian dihafal kata demi kata. Metode manuskrip adalah berpidato dengan menggunakan atau membacakan naskah. Sedangkan metode ekstemporan adalah berpidato dengan cara mempersiapkan sebelumnya pokok-pokok bahasan yang akan disampaikan (out-line). Dalam berpidato dengan menggunakan metode manuskrip, langkah pertama yang harus dilakukan agar pidato berlangsung dengan baik adalah mempersiapkan teks pidato dan menguasai aspek-aspek keterampilan berpidato. Ketika seseorang berpidato, ada dua aspek yang harus dikuasai, yaitu aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan, meliputi ketepatan ucapan, intonasi, pilihan kata, dan ketepatan sasaran pembicaraan sedangkan aspek nonkebahasaan, meliputi sikap yang wajar, tenang, tidak kaku, kelancaran, penguasaan topik, kenyaringan suara, pandangan, dan mimik/ gerak-gerik. Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMA yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya kelas XII, dinyatakan siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam berpidato dengan intonasi yang tepat, artikulasi, dan volume suara yang jelas (Depdiknas, 2007: 207). Ketika berpidato diperlukan keberanian untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pendapat sehingga pada akhirnya siswa diharapkan mampu berani berbicara di khalayak umum dengan intonasi, ketepatan ucapan, sikap yang wajar, dan kelancaran, serta mimik yang tepat. Kegiatan berpidato merupakan salah satu ranah keterampilan berbicara yang harus dilatih dan dikembangkan dalam diri tiap siswa.

3 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis di SMAN 16 Bandarlampung, guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengajarkan materi berpidato dengan menggunakan metode manuskrip yang bertujuan agar siswa dapat berpidato secara tepat. Hal ini sejalan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus SMA kelas XII. Pemilihan SMAN 16 Bandarlampung sebagai tempat penelitian didasari atas pertimbangan, yaitu (1) SMAN 16 Bandarlampung khususnya siswa kelas XII telah mendapat pembelajaran berpidato sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (2) SMAN 16 Bandarlampung merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) sehingga seluruh perangkat sekolah khususnya siswa harus memiliki kecakapan yang memadai. Salah satu kecakapan yang harus dikuasai adalah keterampilan berbicara. Dengan adanya kegiatan berpidato menjadi sarana untuk mengembangkan dan melatih keterampilan berbicara siswa. Penelitian tentang berpidato sudah pernah dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Di antaranya Mertina Eni, (2000) meneliti tentang Kemampuan Berpidato dengan Metode Ekstemporan Siswa Kelas IV SMPN 14 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2003/2004 dan Meilina Zakia, (2003) meneliti tentang Kemampuan Berpidato dengan Menggunakan Metode Ekstemporan Siswa Kelas X SMAN 4 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2005/2006. Berdasarkan sumber yang disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang Kemampuan Berpidato dengan Metode Manuskrip Siswa Kelas XII SMAN 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010 belum dilakukan secara khusus. Oleh sebab itu,

4 penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang kemampuan berpidato siswa dengan menggunakan metode manuskrip. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut bagaimanakah kemampuan siswa kelas XII SMAN 16 Bandarlampung dalam berpidato dengan menggunakan metode manuskrip tahun pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpidato dengan menggunakan metode manuskrip siswa SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2009/2010. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoretis maupun praktis. Adapun kegunaan penelitian ini, sebagai berikut. 1) Kegunaan Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori yang berkaitan dengan keterampilan berbicara khususnya keterampilan berpidato dengan menggunakan metode manuskrip. 2) Kegunaan Secara Praktis a) Penulis, sebagai salah satu bahan acuan untuk memberikan materi pelajaran kepada siswa atau calon guru, khususnya tentang berpidato dengan menggunakan metode manuskrip.

5 b) Guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMAN 16 Bandarlampung, memberi informasi atau gambaran tentang tingkat kemampuan siswanya dalam berpidato dengan menggunakan metode manuskrip. c) Pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan tentang berpidato khususnya berpidato dengan menggunakan metode manuskrip. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini, sebagai berikut. 1) Subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 32 orang. 2) Objek penelitian adalah kemampuan pidato siswa dengan menggunakan metode manuskrip, aspek yang dinilai sebagai berikut. a. Faktor kebahasaan, meliputi ketepatan ucapan, intonasi, dan pilihan kata. b. Faktor nonkebahasaan, meliputi sikap yang wajar, tenang, tidak kaku, pandangan, mimik/ gerak-gerik, kenyaringan suara, dan kelancaran. 3) Tempat penelitian dilakukan di SMAN 16 Bandarlampung yang beralamat di Jln. Darussalam, Bukit Bilabong Jaya, Tanjung Karang Barat, Bandarlampung. 4) Waktu penelitian dilakukan selama 3 kali pertemuan, yaitu tanggal 19 November 2009, 5 Desember 2009, dan 19 Desember 2009.