PENERAPAN MODUL PRATIKUM SIG UNTUK MEMBERIKAN KETERAMPILAN PEMETAAN BAGI MAHASISWA FISIKA SAINS UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB I PENDAHULUAN.

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

C. Prosedur Pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Jombang merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

ANALISIS SPASIAL RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN TORAJA UTARA Dr. Paharuddin, M.Si 1, Dr. Muh. Alimuddin Hamzah, M.Eng 1, Rezky Shakiah Putri 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin hari

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: Sistem Informasi Geografi. Oleh: Purwanto, S.Pd., M.Si

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

Identifikasi Kawasan Rawan Kebakaran di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan Sistem Informasi Geografis

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Sistem Informasi Spasial

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

Petunjuk Penggunaan Alat. Spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk mengoperasikan aplikasi dengan

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS EVALUASI SURVEI DAN EVALUASI LAHAN TENTANG SURVEI LAPANGAN (METODE INDEKS STORIE)

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Berkembangnya teknologi informasi dan komputer

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PEMETAAN JARINGAN PIPA DAN TITIK PROPERTI PELANGGAN DI PT AETRA AIR TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografis Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Kriminalitas Menggunakan Metode K-Means

TOPIK I Pengantar Sistem Informasi Geografi

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)

Analisis Pola Permukiman Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pulau Batam

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2

Materi : Peta pertama Pemrosesan sistem informasi geografis. Komputer dan perkembangan SIG Perkembangan SIG saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SILABUS. Print to PDF without this message by purchasing novapdf (

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PENGENALAN SURFER. Oleh. Nama : NIM :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Tujuan Pembelajaran Umum (kompetensi) : Mahasiswa memahami gambaran umum perkuliahan dan silabus pemetaan resort

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

Gambar 7. Lokasi Penelitian

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah di wilayah Indonesia,

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

Tombol ini berfungsi untuk menghapus data yang sudah ada. Cara menghapus. tombol hapus,maka detil data tersebut akan hilang (Gambar 4.27).

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODUL PRATIKUM SIG UNTUK MEMBERIKAN KETERAMPILAN PEMETAAN BAGI MAHASISWA FISIKA SAINS UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO Andi Jumardi¹, Aryadi Nurfalaq², Zulfiqar Busrah³ Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2,3 ajmr44@yahoo.com 1, aryadinurfalaq@uncp.ac.id 2, zulfiqarbusrahmath@gmail.com 3 Keterampilan pemetaan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa fisika sains dalam pengembangan ilmu dan penelitian mahasiswa, tetapi belum diimplemetasikan dalam kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemetaan bagi mahasiswa Program Studi Fisika Sains melalui penerapan modul pratikum Sistem Informasi Geografis. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik kuantitatif dimana data yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase. Variabel yang diteliti adalah keterampilan pemetaan yang dibagi kedalam 3 aspek yaitu keterampilan georeferensi, digitasi dan layout. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta (92,3%) memiliki keterampilan georeferensi yang dikategorikan Baik. Sekitar (61,5%) sudah mampu melakukan digitasi peta dan sekitar (84,6%) peserta sudah mampu melakukan layout peta. Sebagian besar peserta (62%) sudah mampu menerapkan modul pratikum dalam meningkatkan keterampilan pemetaan. Kata Kuci: SIG, Modul, Pemetaan 1. Pendahuluan Pada dasarnya akar bidang keilmuan ada empat diantaranya adalah fisika dan geologi. Fisika adalah ilmu yang mempelajari semua proses atau gaya yang bekerja pada materi sedangkan geologi ilmu yang mempelajari berbagai materi yang ada di kerak bumi (Santoso, 2002: 1). Kolaborasi antara kedua bidang ilmu tersebut melahirkan sebuah bidang ilmu fisika kebumian (geofisika). Dalam geofisika sifatsifat fisika batuan dapat disajikan dalam bentuk informasi geospasial. Menurut Baja (2012: 343) informasi geospasial adalah segala bentuk informasi yang berbasis ruang sebagai bentuk kesatuan informasi mengenai lokasi, bentuk, unsur yang terkandung, terjadi pada di bawah, dan di atas permukaan bumi, yang dalam wujudnya tereferensi dengan baik pada bumi baik dalam bentuk analog maupun digital (misalnya peta, citra satelit, foto udara, digital elevation model, kartogram). Besaran-besaran fisika suatu lokasi seperti resistivitas batuan, kemagnetan batuan, cepat rambat gelombang batuan dapat disajikan dengan geospasial. Dalam menyajikan sifat-sifat fisika secara geospasial berkaitan erat dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG didefenisikan sebagai suatu alat atau media untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, mengalisa dan Halaman 710 dari 896

Penerapan Modul Pratikum Sig Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan menampilkan data-data yang beratribut geografis (data geospasial) yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam perencanaan dan menajemen sumber daya alam, lingkungan, transportasi, masalah perkotaan dan administrasi (Burrough dalam Indarto, 2013: 3). Salah satu komponen SIG adalah sistem komputer. Sistem komputer meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam SIG diantaranya arcview, mapinfo, google earth, surfer, global mapper dan arcgis Program Studi Fisika merupakan salah satu Program Studi masa depan di Fakultas Sains UNCP. Dimana keluaran dari Program Studi ini dipersiapkan menciptakan sumber daya manusia yang dapat menerapkan ilmu fisika dan ilmu terapan. Hal ini tertuang dalam salah satu misi Program Studi Fisika yaitu melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mampu menyediakan tenaga ahli dalam bidang fisika dan terapannya. Dalam SIG ini, memungkinkan untuk memetakan secara spasial sifat-sifat fisika suatu daerah seperti kelistrikan dan kemagnetan. SIG dapat diaplikasikan dalam bidang fisika seperti geofisika, geolistrik dan geomagnet. Berdasarkan hasil observasi pada Program Studi Fisika Fakultas Sains UNCP belum mengembangkan bidang ilmu SIG baik dalam kurikulum maupun dalam penelitian mahasiswa. Sementara pengetahuan SIG ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan penelitian mahasiswa. Hal ini menyebabkan mahasiswa memiliki keterbatasan dalam hal pemilihan topik penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan SIG bagi mahasiswa Program Studi Fisika dalam bidang pemetaan melalui penerapan modul pratikum SIG. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 16 sampai dengan 17 April 2016 di Kampus II UNCP dimana mahasiswa yang mengikuti pelatihan sebanyak 28 orang dan peserta berasal dari Program Studi Fisika Fakultas Sains UNCP. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan pemetaan bagi mahasiswa fisika setelah penerapan modul pratikum Halaman 711 dari 896

Andi Jumardi, Aryadi Nurfalaq, Zulfiqar Busrah SIG dalam pelatihan. Peserta yang belum mempunyai kemampuan atau keterampilan pemetaan diberikan perlakukan (treatment) berupa pelatihan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah modul pratikum SIG yang diterapkan kepada mahasiswa fisika, sedangkan variabel dependennya adalah hasil pelatihan berupa keterampilan pemetaan bagi mahasiswa. Hasil pelatihan yang dimaksud disini adalah keterampilan peserta dalam membuat peta. Dimana parameter penilaian peta meliputi georeferensi (registrasi), pembuatan data vektor berupa poligon, garis, poin (digitasi) dan tata letak (layout). antara lain: Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini a. Observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi awal mengenai kemampuan atau keterampilan mahasiswa fisika dalam bidang pemetaan. b. Metode Tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1998: 147). Dalam penelitian ini tes dilaksanakan diakhir pelatihan. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes dalam pemetaan atau pembuatan peta. Tabel 1. Kategori Keterampilan Georeferensi NO BOBOT KATEGORI 1 10 Kurang 2 20 Sedang 3 30 Baik Tabel 2. Kategori Keterampilan Digitasi NO BOBOT KATEGORI 1 10 Kurang 2 20 Sedang 3 30 Baik 4 40 Sangat Baik Tabel 3. Kategori Keterampilan Layout NO BOBOT KATEGORI 1 10 Kurang 2 20 Sedang 3 30 Baik Tabel 4. Kategori Ketera mpilan SIG NO BOBOT KATEGORI 1 100-87 Sangat Baik 2 86-73 Baik 3 72-59 Sedang Halaman 712 dari 896

Penerapan Modul Pratikum Sig Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan 4 58-45 Kurang 5 <44 Sangat Kurang Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik kuantitatif. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari penilaian peta yang telah dibuat peserta. Data disajikan dalam bentuk persentase. Untuk menghitung persentase peserta yang menguasai tiap tiap parameter digunakan rumus: Dimana: (%)= 100% K(%) : Persentase setiap Kategori fk N 3. Hasil dan Pembahasan : Frekuensi setiap kategori : Banyaknya Sampel Dalam pelatihan ini, untuk melihat sejauh mana keterampilan mahasiswa dalam pemetaan setelah menjalani pelatihan, ada tiga aspek keterampilan yang dinilai. Ketiga aspek tersebut antara lain keterampilan georeferensi, digitasi dan layout. a. Keterampilan Georeferensi Georeferensi adalah proses yang menggunakan satu set titik kontrol untuk mengkonversi citra dari koordinat citra ke koordinat dunia sebenarnya (Chang, 2004: 149). Keterampilan georeferensi peserta dibagi kedalam tiga kelas yaitu baik (30), sedang (20) dan kurang (10). Keterampilan peserta dalam melakukan georeferensi setelah mendapatkan pelatihan 92,3% peserta berada dalam kategori baik. Selebihnya 7,7% masih dalam kategori kurang. b. Keterampilan Digitas Teknik yang digunakan peserta pelatihan dalam melakukan digitasi peta adalah digitasi pada layar monitor (on screen digitizing). On screen digitizing adalah digitasi manual pada layar monitor menggunakan sumber data seperti Digital Orthophoto Quads (DOQ) sebagai latar belakang (Chang, 2004: 77). Keterampilan digitasi peserta dibagi kedalam empat kelas yaitu sangat baik, baik, sedang dan kurang dimana untuk setiap kelas diwakili oleh bobot berturut-turut 40, 30, 20, dan 10. Halaman 713 dari 896

Andi Jumardi, Aryadi Nurfalaq, Zulfiqar Busrah Gambar 1. Persentase Keterampilan Georeferensi Peserta Berdasarkan penilaian terhadap peta yang sudah digitasi peserta pelatihan diperoleh bahwa 15,4% peserta memiliki keterampilan digitasi dalam kategori sangat baik dan baik. Sedangkan mayoritas peserta pelatihan yaitu 61,5% memiliki keterampilan digitasi kategori sedang. Terakhir adalah peserta yang masih memiliki keterampilan digitasi dalam kategori kurang sekitar 7,7%. Gambar 2. Persentase Keterampilan Digitasi Peserta c. Keterampilan Layout Layout adalah susunan dan komposisi unsur-unsur pada peta (Chang, 2004: 173). Keterampilan layout peserta dibagi kedalam tiga kelas yaitu baik, sedang dan kurang dimana masing-masing kelas diwakili bobot 30, 20 dan 10. Berdasarkan penilaian terhadap peta yang telah dibuat oleh peserta pelatihan diperoleh bahwa peserta yang memiliki keterampilan layout kategori sedang lebih dominan dibandingkan dengan lainnya yaitu mencapai 84,6% peserta. Sedangkan 7,7% peserta memiliki keterampilan layout masing-masing dalam kategori Baik dan kategori kurang. Halaman 714 dari 896

Penerapan Modul Pratikum Sig Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan Gambar 3. Persentase Keterampilan Layout Peserta d. Keterampilan SIG Secara keseluruhan, keterampilan peserta dalam membuat peta sudah sesuai dengan harapan. Hal ini dapat dilihat dari gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut hanya tersisa 8% peserta pelatihan yang memiliki keterampilan membuat peta dalam kategori kurang. Sedangkan 15% peserta memiliki keterampilan membuat peta sangat baik dan baik. Mayoritas peserta pelatihan memiliki keterampilan membuat peta dalam ketegori sedang yaitu 62%. Gambar 4. Persentase Keterampilan Membuat Peta Peserta Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa mayoritas peserta pelatihan telah menguasai keterampilan georeferensi. Metode georeferensi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah membuat titik kontrol. Titik kontrol yang digunakan minimal 4 titik kontrol. Disamping itu, peta (data raster) yang digunakan dalam latihan yaitu peta administratif Kota Palopo memiliki resolusi yang cukup baik sehingga peserta tidak mengalami kesulitan dalam membaca titik koordinat yang ada pada peta dan menentukan titik kontrolnya. Menurut Indarto dan Halaman 715 dari 896

Andi Jumardi, Aryadi Nurfalaq, Zulfiqar Busrah Faisol (2013: 56-59) prosedur georeferensi data raster menggunakan ArcGis dimulai dengan menambahkan titik kontrol. Kemudian menginput titik koordinat garis lintang dan garis bujur pada peta kedalam baris X dan Y pada ArcGis. Selanjutnya tambahkan informasi titik koordinat minimal 4 titik referensi yang lain sebagai titik kontrol. Hasil penelitian ditinjau dari aspek keterampilan digitasi, mayoritas peserta telah mampu melakukan proses digitasi yang baik berupa data poin, garis maupun poligon walaupun belum mahir. Hal ini dapat dipahami karena proses digitasi ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Disamping itu, proses digitasi ini memerlukan latihan secara kontinu supaya menambah jam terbang peserta itu sendiri dalam membuat peta. Tingkat kesulitan pada proses digitasi adalah peserta harus mendigit setiap objek yang ada pada peta. Untuk objek berupa titik berupa ibu kota kecamatan. Untuk objek garis berupa jalan raya, dan sungai. Sedangkan objek poligon berupa area Kota Palopo dan masingmasing kecamatan yang ada di Kota Palopo. Salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan peserta dalam proses digitasi adalah penggunaan alat bantu berupa mouse. Mouse sangat membantu dalam proses digitasi karena peserta akan lebih mudah melakukan digitasi dengan menyusuri tiap objek garis pada peta yang didigit. Peserta akan lebih mudah menggerak/mengarahkan kursor pada komputer dibandingkan dengan menggunakan touchpad. Hasil pengamatan terhadap peserta saat penelitian, sebagian peserta tidak memiliki atau menggunakan mouse dalam proses digitasi. Selanjutnya segi aspek keterampilan layout, mayoritas peserta juga sudah mampu melakukan layout peta. Hal ini terlihat dari peta yang telah dibuat oleh masing-masing peserta. Sebagian besar peserta sudah mampu memasukkan unsurunsur pokok peta ke dalam peta yang telah dibuat. Unsur-unsur peta tersebut seperti, arah mata angin pada peta, skala peta, legenda peta, sumber data peta, grid pada peta, titik kordinat pada peta dan sebagainya. Pada proses layout kesulitannya adalah menyesuaikan ukuran kertas dengan skala peta. Disamping itu, kesulitan lainnya adalah tata letak unsur-unsur peta yang dimasukkan. Hal ini sangat penting karena pada proses ini yang menentukan apakah peta yang dihasilkan berkualitas atau tidak. Peta yang baik adalah peta yang memiliki estetika dan sangat informatif. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Manoppo (2000: 4) menyatakan pemahaman yang mendasar tentang persyaratanpersyaratan untuk peta, isi peta, kebutuhan akan keakuratan, tingkat ketelitian dan di atas semuanya itu adalah kebutuhan akan sifat mudah dibaca. Halaman 716 dari 896

Penerapan Modul Pratikum Sig Untuk Memberikan Keterampilan Pemetaan Secara keseluruhan, keterampilan membuat peta peserta pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini terlihat dari penilaian terhadap peta yang dibuat oleh peserta (lampiran). Sebagian besar peserta pelatihan sudah mampu membuat peta. Dari pelatihan ini, beberapa peserta pelatihan terutama mahasiswa semester 6 telah memiliki rencana topic penelitian yang berkaitan denga SIG. Diantaranya adalah tentang pemetaan potensi air tanah di Kota Palopo, pemetaan rawan longsor di Kota Palopo dan pemetaan curah hujan di Kota Palopo. Mengingat bahwa peserta pelatihan merupakan usia dewasa maka instruktur menerapkan cara yang berbeda. Instruktur tidak memegang kendali secara penuh. Instruktur bertugas membimbing peserta langkah demi langkah dalam membuat peta. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengerti setiap langkah-langkah pada modul pelatihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mut allimin (dalam Rahmawaty dan Faidah, 2015: 145-150) yang menyatakan bahwa tidak terlalu mendominasi kelompok, mengurangi berbicara, namun tetap mengupayakan agar peserta pelatihan mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembahkan kemampuan mereka. 4. Kesimpulan dan Saran Penerapan modul pratikum SIG dalam keterampilan pemetaan bagi mahasiswa fisika dapat meningkatkan keterampilan dalam membuat peta. Keterampilan ini meliputi keterampilan dalam aspek georeferensi, aspek digitasi dan aspek layout. Berdasarkan informasi dari Ketua Program Studi Fisika Sains, pelatihan SIG ini adalah pertama kali dilakukan. Respon peserta positif dan sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Hal ini mengindikasikan bahwa pelatihan serupa dapat dilaksanakan lagi dengan materi lanjutan. Halaman 717 dari 896 Daftar Pustaka [1] Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta: Rineka Cipta [2] Baja, Sumbangan. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah (Pendekatan Spasial dan Aplikasinya). Yogyakarta: Penerbit Andi. [3] Chang, Kang Tsung. 2004. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies. [4] Indarto. 2013. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Graha Ilmu [5] Indarto., Faisol, Arif. 2013. Tutorial Ringkas ArcGis-10. Yogyakarta: Penerbit ANDI [6] Manoppo, Julian. 2012. Spesifikasi Internasional untuk Peta-Peta Orienteering (ISOM). Manado: Federasi Orienteering Sulawesi Utara

Andi Jumardi, Aryadi Nurfalaq, Zulfiqar Busrah [7] Rahmawaty, Nurul., Faidah, Mutimmatul. 2015. Penerapan Modul Pelatihan Membuat Makanan Jajanan Komersial bagi Warga Putat JayaSurabaya.eJournal Boga, Volume 04, Nomor 3, Edisi Yudisium Periode Oktober 2015, Halaman 145-150 [8] Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 718 dari 896