Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Pergeseran Tanah Kota Palu Menggunakan Data Mikrotremor. Determination Of Ground Shear Strain In Palu City Using Mikrotremor Data

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO)

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

ANALISIS GSS (GROUND SHEAR STRAIN) DENGAN METODE HVSR MENGGUNAKAN DATA MIKROSEISMIK PADA JALUR SESAROPAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

!"#$%&!'()'*+$()$(&,(#%-".#,/($0&#$,(#&1!2,#3&

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

Unnes Physics Journal

Analisis Percepatan Getaran Tanah Maksimum dan Tingkat Kerentanan Seismik Daerah Ratu Agung Kota Bengkulu

Analisis Peak Ground Acceleration (PGA) dan Intensitas Gempabumi berdasarkan Data Gempabumi Terasa Tahun di Kabupaten Bantul Yogyakarta

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (PGA) DAN ERENTANAN TANAH MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR I JALUR SESAR KENDENG

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

Unnes Physics Journal

MIKRO-ZONASI TINGKAT POTENSI RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BENGKULU UNTUK MENDUKUNG MITIGASI BENCANA (BAGIAN I)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI KECAMATAN ARJOSARI PACITAN JAWA TIMUR

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

RESEARCH ARTICLE. Randi Adzin Murdiantoro 1*, Sismanto 1 dan Marjiyono 2

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

STUDI KERENTANAN SEISMIK TANAH TERHADAP FREKUENSI ALAMI BANGUNAN DI KOTA PALU BERDASARKAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR (SG ) ANALISA STABILITAS LERENG BERDASARKAN MIKROZONASI DI KECAMATAN BUMI AJI,BATU- MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMETAAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK KOTA PADANG SUMATERA BARAT DAN KORELASINYA DENGAN TITIK KERUSAKAN GEMPABUMI 30 SEPTEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN. Tinjauan Pustaka METODOLOGI PEMBAHASAN KESIMPULAN PENUTUP

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

153 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 2, April 2011

BAB III METODE PENELITIAN

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

VARIASI SPASIAL GETARAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI (STUDI KASUS: RANGKAIAN GEMPABUMI SUMATERA UTARA 9-13 FEBRUARI 2017)

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

MIKROZONASI PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE KANAI (1966) DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR OPAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Timur dan kedalaman 48 kilometer. Berdasarkan peta isoseismal yang

PENGOLAHAN MIKROTREMOR MENGGUNAKAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

ANALISIS LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN GROUND PROFILES

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

Aplikasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio Pada Perhitungan Frekuensi Natural dan Amplitudo HVSR

PEMETAAN DAERAH RENTAN GEMPA BUMI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT

SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 2(D) September 2012

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.4 No.2 halaman 115 Oktober 2014

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Fisika. Diajukan Oleh. Thoha Ali Yapie

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

Penentuan Tingkat Kerawanan Gempa Bumi Menggunakan Metode Refraksi Mikrotremor (ReMi) di Kota Surakarta

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

ANALISIS RESPONS SPEKTRA GELOMBANG SEISMIK HASIL REKAMAN ACCELEROGRAM DI STASIUN SEISMIK KARANGKATES

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Spatial Analysis of Surface Aquifer Thickness Based Frequency predominant in Bantul District

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

), DAN TIME FREQUENCY ANALYSIS

ANALISIS RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

PENENTUAN ZONA RAWAN GUNCANGAN BENCANA GEMPA BUMI BERDASARKAN PENGUKURAN MIKROTREMOR DI KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI

MIKROZONASI GEMPA KOTA BONTANG KALIMANTAN TIMUR TESIS MAGISTER. Oleh: MOHAMAD WAHYONO

EVALUASI KERENTANAN GEDUNG REKTORAT STTNAS TERHADAP GEMPA BUMI BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

INDEK KERENTANAN DAN AMPLIFIKASI TANAH AKIBAT GEMPA DI WILAYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH : REZA AGUS P. HARAHAP ( ) LAILY ENDAH FATMAWATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

Zonasi Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Malang Berdasarkan Analisis Horizontal Vertical to Spectral Ratio (HVSR)

PROCEEDINGS PIT HAGI th HAGI Annual Convention & Exhibition Palembang, September 2012

KAJIAN KERAWANAN GEMPABUMI BERBASIS SIG DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA STUDI KASUS KABUPATEN DAN KOTA SUKABUMI

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Analisis Mikrotremor Kawasan Palu Barat Berdasarkan Metode Horizontal To Vertical Spectral Ratio (HVSR) Yesberlin Toiba, M. Rusydi H, Petrus Demon Sili, Maskur Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta km.9 Bumi Kaktus, Tadulako, Palu email: Ellytoiba@yahoo.com ABSTRAK Penelitian menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) telah dilakukan untuk memetakan daerah yang rawan terhadap gempabumi di Kota Palu khususnya daerah Palu Barat dan Palu Timur. Pengambilan data dilakukan pada 30 titik dengan jarak antar titik 750 meter dari titik satu ke titik yang lainya dengan waktu perekaman selama 60 menit. Data yang diperoleh diolah menggunakan software Datapro, Geopsy,dan Surfer 10. Hasil pengolahan data diperoleh nilai frekuensi dominan (f 0 ) dan amplifikasi (A 0 ). Indeks kerentanan seismik (Kg) dan nilai percepatan getaran tanah maksimum (PGA) dapat diperoleh dengan menggunakan nilai f 0 dan A 0. Untuk perhitungan PGA menggunakan 9 data gempabumi besar yang pernah terjadi di daerah pengukuran. Hasil analisis f 0, A 0, perhitungan Kg dan PGA digunakan untuk memetakan daerah yang rawan terhadap gempabumi. Nilai f 0 berkisar antara 0,47 hingga 20,01 Hz sedangkan nilai puncak HVSR atau A 0 dari 1,45 sampai 3,81. Sebaran indeks Kg berkisar antara 0,28 hingga 43,25 sedangkan sebaran nilai PGA berkisar antara 104.74 gal hingga 2962,31 gal. Dari peta indeks kerentanan seismik terlihat bahwa daerah yang rawan secara seimik dari gempabumi berada di Kelurahan Lere dan Kelurahan Besusu Barat, sedangkan untuk peta percepatan getaran tanah maksimum yang paling tinggi berada di sekitar Kelurahan Donggala Kodi. Daerah yang rawan terhadap gempabumi yaitu daerah yang mempunyai nilai f 0 rendah, nilai A 0 tinggi, dan nilai Kg tinggi. Dalam pembangunan di daerah Palu khususnya Palu Barat dan sebagian Palu Timur diharapkan memperhatikan nilai f 0, A 0, dan nilai Kg dan dianjurkan mengikuti tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung sebagai upaya mitigasi bencana gempabumi. Kata kunci: HVSR, frekuensi dominan, amplifikasi, indeks kerentanan seismik, PGA, Palu Barat, Palu Timur. ABSTRACT The research using HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) has been carried out to map the areas prone to earthquakes in the city of Palu in particular regions of West Palu and East Palu. Data were collected at 30 points with the distance between points 750 meters from one point to the other with 60 minutes of recording time. The data were processed using software Datapro, Geopsy, and Surfer 10. The results of data processing were dominant frequency value (f 0 ) and amplification (A 0 ). The seismic vulnerability index (Kg) and value of the maximum ground vibration acceleration (PGA) can be obtained by using the value of f 0 and A 0. For the PGA calculation used 9 data of the big earthquakes that have occurred in the area of measurement. Results of the analysis of f 0, A 0, calculation Kg and the PGA are used to map areas that are prone to the earthquakes. The values of f 0 are ranged from 0.47 to 20.01 Hz while HVSR peak value or A 0 are ranged from 1.45 to 3.81. The distribution of Kg indices is ranged from 0.28 to 43.25, while the distribution of PGA values is ranged from 104.74 gal to 2962.31 gal. By using the maps of seismic vulnerability index is seen that in Seismic areas prone to earthquakes located in the Village of Lere and West Besusu Village, while the maximum ground vibration acceleration maps highest located around the Village of Donggala Kodi. The areas that are prone to earthquakes are areas that have a low f 0 value, high A 0, and the high value of Kg. In the construction area of Palu, especially in the West Palu and partly of the East Palu are expected to consider the value of f 0, A 0, and the value of Kg and it is recommended to follow the procedures of planning for earthquake resistance building structure as earthquake disaster mitigation efforts. Kata kunci: HVSR, dominant frequency, amplification seismic vulnerability index, PGA, West Palu, East Palu. 1

1. PENDAHULUAN Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu tercatat sabagai daerah rawan gempabumi kerena memiliki aktivitas tektonik yang cukup tinggi di Indonesia. Penyebab utamanya adalah terdapat system patahan (sesar) yang berdimensi cukup besar yang di kenal dengan Sesar Palu Koro. Sulawesi Tengah selain terdapat patahan yang dimensinya cukup besar ( Sesar Palu Koro), juga terdapat beberapa patahan sekunder seperti Patahan Matano, Patahan Malei, Patahan Palolo, dan Patahan Naik Mamuju. Patahan-patahan tersebut sangat berpengaruh terhadap tingginya tingkat kegempaan di Sulawesi (Fajriyani,2013). Melihat kondisi geologi dan tektonik Kota Palu, maka Kota Palu dapat di katakan sebagai salah satu kota yang rawan terhadap gempabumi. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kerentanan gempabumi di Kota Palu adalah menganalisis mikrotremor dengan menggunakan metode Horizontal to vertical spectral ratio (HVSR). Mikrotremor adalah getaran kecil harmonik yang terjadi pada lapisan permukaan. Getaran ini merupakan getaran alami yang di sebabkan oleh aktifitas lokal seperti, lalu lintas kendaraan, mesin pabrik dan aktivitas manusia lainya. Metode HVSR merupakan cara untuk memahami sifat struktur bawah permukaan tanpa menyebabkan gangguan pada struktur tersebut. Melalui analisis ini kemudian dapat diketahui karateristik tanah Kota Palu sehingga dapat dianalisis kerentanan akibat gempabumi. Gempabumi menghasilkan getaran dan goncangan yang besarnya beragam. Getaran dan goncangan yang ditimbulkan bisa sangat dahsyat dan mampu meruntuhakan infrastruktur yang dibangun manusia, namun bisa saja berupa getaran kecil tidak dirasakan oleh manusia dan hanya terekam oleh seismometer. Gempabumi adalah suatu gejala fisik yang ditandai dengan bergetarnya bumi dengan berbagai intensitas. Mikrotremor pertama kali diperkenalkan oleh Aki dan Kanai (1957) untuk pengembangan teknik dengan tujuan untuk mengetahui karateristik sedimen struktur tanah bawah permukaan terkait daerah dinamis pada suatu titik pengukuran. Mikrotremor dapat diartikan sebagai getaran periode pendek yang merupakan akumulasi dari efek gelombang laut, kegiatan atmosfer, interaksi angin dengan tanaman atau pepohonan. Indeks kerentanan seismik (Kg) adalah suatu bilangan yang dapat menyatakan kerentanan lapisan tanah permukaan akibat terjadinya perubahan bentuk lapisan tanah tersebut saat terjadinya gempabumi. yang secara matematis ditulis sebagai berikut: Kg =... (2.1) Percepatan adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan mulai dari keadaan diam sampai pada kecepatan tertentu. Pada bangunan yang berdiri di atas tanah memerlukan kestabilan tanah agar bangunan tetap stabil. Percepatan getaran tanah maksimum (PGA) adalah nilai percepatan getaran tanah terbesar yang pernah terjadi disuatu tempat yang diakibatkan oleh gelombang gempabumi. Nilai percepatan tanah maksimum dihitung berdasarkan magnitudo dan jarak sumber gempa yang pernah terjadi terhadap titik perhitungan, serta nilai periode dominan tanah daerah tersebut (Edwiza dkk,2008). Metode kanai merupakan salah satu cara untuk menghitung nilai PGA di lapisan tanah permukaan. Metode ini merupakan jarak hiposenter dengan titik ukur, magnituda dalam SR dan periode dominan tanah. Secara empiris PGA di lapisan tanah permukaan ditulis seperti persamaan (2.2): a S = 100,61M-(1,66+ + (0,67 )...(2.2) Kemudian Fukushima dan Tanaka menyatakan PGA di batuan dasar seperti persamaan (2.3) namun pada penelitian ini persamaan tersebut tidak dihitung: 0,41M ) b= 1,3 + 0,41 M 0,0034 R... (2.3) 2. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di kota Palu, khususnya Palu Barat dan sebagian Palu Timur seperti pada Gambar 3.1 Mulai dari titik koordinat 00 54 30 LS sampai 00 53 30 LS dan 119 51 30 BT sampai 119 49 30 BT. 2

Penelitian ini berada di kecamatan Palu Barat dan sebagian Palu Timur dengan jumlah titik penelitian adalah sebanyak 30 titik dengan spasi antar titik 750 M dalam bentuk grid. Setiap titik dilakukan pengukuran selama 60 menit per titk lokasi seperti Gambar 1. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS) untuk penentuan posisi sampel lapangan, Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Palu sebagai peta dasar, gambar lokasi untuk digunakan dalam pengambilan data, Digital Portable Seismograph, untuk mengukur mikrotremor, laptop, untuk menyimpan data dan operasi alat Digital Portable Seismograph, data sekunder gempabumi dari tahun 1907 hingga tahun 2014 (BMKG Palu, 2014), Perangkat lunak untuk mengelolah data dan membuat peta seperti Geopsy Versi 2.9.0, Surfer 9 untuk pembuatan kontur dan Arcgis 9.2 untuk pemetaan. Survei Pendahuluan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kondisi lokasi yang akan diteliti, untuk menentukan luas cakupan daerah penelitian. Menyiapkan peta Geologi lembar Palu yang akan digunakan, kemudian menentukan koordinat titik penelitian yang akan diukur kedalam peta. Penentuan titik pengukaran dilakukan berdasarkan proposive sampling artinya penentuan titiknya di tentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Setelah mendapatkan titik yang akan diukur, maka pilih lokasi untuk menempatkan alat Digital Portable Seismograph. Pemilihan lokasi untuk menempatkan alat sebaiknya dijauhkan dari aktivitas manusia guna mengurangi noise (gangguan) pada saat pengukuran dengan syarat teknik survei mikrotremor. Memasang alat dengan cara yang tepat. Sebelum pembacaan alat harus diatur orientasi dan kedatarannya. Penentuan orientasi alat ditentukan dengan bantuan kompas, penentuan orientasi ini sangat penting karena sensor perekaman alat terdiri atas 3 komponen yaitu komponen vertikal (U-D), komponen horizontal E-W dan komponen horizontal N-S. Untuk mengatur kedatarannya, alat dilengkapi dengan kaki dengan sistem sekrup sehingga sekrup diputar-putar sedemikian rupa hingga gelembung udara pada nivo menjadi di tengah. Setelah alat siap maka perekaman dapat dilakukan, perekaman dilakukan selama 60 menit per titik lokasi. Data rekaman berupa waveform tersimpan di Compact Flash yang terdapat di alat Digital Portable Seismograph. Kemudian diunduh menggunakan software bawaan TDL-303S Netrec.Xe dalam format TRC. Pengukuran dilanjutkan ke titik berikutnya dengan mengikuti langkah yang sama. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Nilai amplifikasi, frekuensi dominan, indeks kerentanan seismik dan Nilai percepatan tanah maksimum. No Sites A F (Hz) Kg PGA (gal) 1 sta1 3,398 0,477 24,21 104,74 2 sta2 3,380 0,500 22,85 468,476 3 sta3 3,810 0,530 27,39 482,318 4 sta4 2,820 0,570 13,95 500,178 5 sta5 3,780 0,740 19,31 569,87 6 sta6 2,190 3,090 1,55 1164,24 7 sta7 2,910 0,530 15,98 482,319 8 sta8 2,980 0,580 15,31 504,546 9 sta9 3,180 0,730 13,85 566,01 10 sta10 3,190 1,000 10,18 662,422 11 sta12 2,480 13,740 0,45 2454,75 12 sta13 2,470 0,560 10,89 495,776 13 sta14 3,135 0,797 12,33 591,404 14 sta15 3,143 0,663 14,90 539,423 15 sta16 2,970 1,595 5,53 836,528 16 sta17 1,910 19,130 0,19 2896,44 17 sta18 2,440 20,010 0,30 2962,31 3

18 sta19 2,320 0,720 7,48 562,124 19 sta20 2,500 0,710 8,80 558,207 20 sta21 2,830 0,730 10,97 566,011 21 sta22 2,700 2,840 2,57 1116,16 22 sta23 1,450 4,730 0,44 1440,38 23 sta24 1,590 2,440 1,04 1034,59 24 sta25 2,930 0,598 14,36 512,313 25 sta26 2,050 0,800 5,25 592,517 26 sta27 2,740 0,810 9,27 596,206 27 sta28 2,570 1,430 4,62 792,094 28 sta29 1,740 2,760 1,10 1100,33 29 sta30 1,990 3,840 1,03 1297,84 Analisis spektrum H/V daerah Palu khususnya Palu Barat dan Palu Timur memiliki nilai frekuensi dominan (f ) yang berbeda-beda yaitu mulai dari 0,47 Hz hingga 20,0 Hz. Untuk nilai f tertinggi berada pada sta18 yaitu 20,0 sedangkan untuk nilai f terendah berada pada sta1 yaitu 0,47 seperti terlihat pada Tabel 1. Dari hasil perhitungan f maka dapat dibuatkan peta f untuk wilayah Palu khususnya Palu Barat dan sebagian Palu Timur ditunjukan oleh Gambar 2. Gambar 3 Peta Puncak HVSR Atau Amplifikasi (Α ) Nilai amplifikasi Α yang berkisar anatara 1,45 sampai 3,81. Nilai Α yang terendah yaitu 1,45 terletak pada sta23, dan nilai Α yang tertinggi yaitu 3,81 terletak pada sta3 seperti pada Tabel 1 dan dibuatkan peta seperti Gambar 4. Menurut Bard (1999), menyatakan bahwa nilai Α hanya memberikan amplifikasi tingkat rendah terhadap gempabumi, namun peneliti lainnya seperti Mucciarelli (1999), Nakamura (2000), memberikan bukti adanya korelasi yang jelas antara nilai Α dengan kerusakan yang ditimbulkan gempabumi, sedangkan Daryono (2009) memperlihatkan bahwa kerusakan diatas 30% terjadi pada daerah yang memiliki nilai A diatas 3 sampai 7. Menurut Sungkono dan Santosa (2011) parameter A masi diperdebatkan penggunaannya oleh beberapa peneliti, sedangkan menurut Sesame (2005) penyebabnya adalah adanya perbedaan nilai amplifikasi HVSR mikrotremor dengan amplifikasi HVSR seismogram. Gambar 2 Peta Frekuensi dominan (f ) 4

hingga 100 akan mengalami kerusakan yang besar pada saat terjadi gempabumi, ada 3 titik yang mempunyai nilai lebih dari 20 yaitu sta1 (24,21), sta2 (22,85), dan sta3 (27,39) ini menunjukan kerusakan yang lebih besar. Daerah yang memiliki nilai Kg yang rendah dan jarang mengalami kerusakan yaitu nilai 0,1 hingga 5 berada pada sta6 (1,84), sta12 (0,47), sta17 (0,19), sta18 (0,30), sta22 (2,57), sta23 (0,44), sta24 (1,04), sta28 (4,62), sta29 (1,10) dan sta30 (1,03). Nilai hasil perhitungan Kg dapat dipetakan seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Peta Indeks Kerentanan Seismik (Kg) Indeks kerentanan seismik didapatkan dari pengkuadratan nilai puncak HVSR dibagi dengan nilai f. Hasil perhitungan Kg berkisar antara 0,19 hingga 27,39. Nilai Kg antara 20-100 merupakan beberapa peristiwa gempabumi menunjukan bahwa daerah yang sering terkena kerusakan besar akibat gempabumi, sedangkan Kg 0,1 hingga 5 sangat jarang mengalami kerusakan.gempabumi menunjukan bahwa daerah yang sering terkena kerusakan besar akibat gempabumi memiliki nilai Kg antara 20-100, sedangkan nilai Kg 0,5 hingga 5 sangat jarang mengalami kerusakan Nakamura (2000). Daryono (2011) mengkalasifikasikan nilai indeks kerentanan seismik lebih dari satu merupakan daerah yang rentan secara seismik dalam hal ini daerah yang dapat mengalami kerusakan yang sangat besar saat gempabumi. Daerah penelitian yaitu di daerah Palu khususnya Palu Barat dan sebagian Palu Timur memiliki nilai indeks kerentan seismik seperti pada Tabel 1. Terlihat bahwa secara umum nilai Kg berkisar antara 0,19 hingga 27,39. Daerah yang mempunyai Nilai 6 hingga 19 mempunyai kerusakan yang sedang secara seismik yang terletak pada sta4, sta7, sta8, sta9, sta10, sta13, sta14, sta15, sta19, sta20, sta21, sta25 dan sta27. Sedangkan daerah yang memiliki nilai 20 Gambar 5. Peta Percepatan Getaran Tanah Maksimum (PGA) Nilai PGA pada penelitian ini dihitung menggunkan metode Kanai seperti pada persamaan (2.2) yang kemudian dibuatkan peta seperti pada Gambar 5. Hasil perhitungan menunjukan nilai PGA 104,74 gal hingga 2962,31 gal seperti pada Tabel 1. Penelitian ini menghasikan nilai PGA tergolong dalam skala tinggi hingga sangat tinggi. Ini menunjukan bahwa secara umum daerah penelitian rentan terhadap bahaya goncangan gempabumi, hal ini menunjukan bahwa secara umum daerah penelitian rentan terhadap bahaya goncangan gempabumi. Hasil penelitian dengan nilai PGA yang berbanding lurus dengan tingkat kerusakan daerah Bengkulu Utara disebagian titik pengukurannya, semakin tinggi nilai PGA maka semakin besar potensi kerusakan daerah akibat gempabumi dan sebaliknya Harlinto 5

(2011). Secara umum daerah pengukuran yaitu daerah Palu Barat dan sebagian Palu Timur rentan terhadap bahaya goncangan gempabumi. Berdasarkan sebaran PGA SNI tahun 2010 probilitas 10% dalam 50 tahun menunjukan bahwa nilai PGA daerah Palu sekitar lebih dari 0,8 g atau sama dengan 784 gal menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Ibrahim dan Subardjo, 2005). 4. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diuraikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis frekuensi dominan (f ) berkisar antara 0,47 hingga 20,0 Hz sedangkan nilai puncak HVSR atau amplifikasi (A ) mulai dari 1,45 sampai 3,81. Perhitungan sebaran indeks kerentanan seismik (Kg) berkisar antara 0,19 hingga 27,39 sedangakn sebaran nilai percepatan getaran tanah maksimum (PGA) berkisar antara 104.74 gal hingga 2962,31 gal. 2. Daerah yang berbahaya secara sesmik adalah daerah yang memiliki nilai indeks kerentanan seismik tertinggi, yaitu terdapat di daerah Kelurahan Besusu Barat (24,21), Kelurahan Lere (27,39), Kelurahan Baru (15,31) dan Kelurahan Kabonena (19,31). Seperti terlihat pada Gambar 4.5. SARAN 1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jumlah titik pengukuran mikrotremor ditambah dan didukung dengan data kerusakan lahan akibat gempabumi yang pernah terjadi di daerah penelitian. 2. Dalam pembangunan di daerah Palu khususnya Palu Barat dan sebagian Palu Timur diharapkan memperhatikan nilai frekuensi dominan (f ), niali amplifikasi (A ), dan nilai indeks kerentanan seismik (Kg) dan dianjurkan mengikuti tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung sebagai upaya mitigasi bencana gempabumi. 3. Untuk melakukan pengukuran diharapkan mengikuti persyaratan-persyaratan mikrotremor saat melakukan pengukuran. DAFTAR PUSTAKA Bard, P.Y. 1999, Microtremor Measurement: A tool For Site Estimates, States Of The Art Paper, Second International Symposium On The Effect Of Surface Geologi On Seismic Motion, Yokohama, December 1-3, 1998, Pp 1252-1279. BMKG Palu, 2014, Daftar Gempa Terbesar Di Palu Dan Daerah Disekitarnya Tahun 1900-2014. Palu. Daryono, 2009, Efek Tapak Lokal (Local Site Efekt) di Graben Daryono, 2011, Tataan Tektonik Dan Sejarah Kegempaan Palu, Sulawesi Tengah. Badan Metorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG). Edwiza, D., dan Sri, N., 2008, Pemetaan Percepatan Tanah Maksimum dan Intensitas Seismik Kota Padang Panjang Menggunakan Metode Kanai, (Jurnal), Jurusan Teknik Sipil dan Program Studi Fisika Universitas Andalas, Kalimantan. Fajriyani, N., 2013, Pemetaan Percepatan Tanah Maksimum (Peak Ground Acceleration) Menggunakan Metode Kanai Di Kota Palu, Program Studi Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, Palu. Harlianto, B., 2013, Pemetaan Percepatan Getaran Tanah Maksimum, Indeks Kerentanan Seismik Tanah, Ground Shear Strain, Dan Ketebalan Lapisan Sedimen Untuk Mitigasi Bencana Gempabumi Kabupaten Bengkulu 6

Utara, Tesis. Universitas Gadja mada. Yogyakarta. Ibrahim, G., dan Subardjo., 2005, Pengetahuan Seismologi. Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta. Mucciarelli, M., 1999, Reappraisal Of A XVI Century Earthquake Combining Historical, Geological and Instrumental Information, Proceedings Of Workshop Of E.S.C. Sub- Commision On Historical Seismology, Macerata, Italy. Nakamura, Y., 2008, On The H/V Spectrum, Tokyo Institute Of Technologi, Japan. Sesame., 2005, Guidelines For The Implementation Of The H/V Spectral Ratio Technique On Ambient Vibration Measurements and Interpretation, Deliverable D23.12, University Of Potsdam, http://sesamefp5.obs.ujfgrenoble.fr/ses_reports.htm. 7