BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. Teori pertukaran George Caspar Homans sebagai Analisa

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V REFLEKSI PERUBAHAN. A. Pengaruh Teori Pertukaran terhadap terhadap para Waria di Situbondo

PSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

Ringkasan Materi Teori-Teori Sosial Budaya

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Multi Level Marketing disebut juga dengan Networking Marketing

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN DAN TEORI. KEBUTUHAN PRESTASI DAVID McCLELLAND. dianggap relevan untuk mengkaji permasalahan tersebut.

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas dari koperasi itu sendiri. Banyak Koperasi yang berdiri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB V PENUTUP. Untuk itu dalam rangka mempertahankan usahanya sales keliling menjalin

Behaviorism George Caspar Homans (Perspektif Ekonomi Syariah)

BAB II TEORI PERTUKARAN SOSIAL. beberapa pengertian. Pertama, memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 2 TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. telepon genggam (telgam) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Trianto, 2010:171). Tujuan utama dari pendidikan IPS adalah untuk

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya perilaku agresif saat ini yang terjadi di Indonesia,

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

Pengantar tentang Perilaku Sosial (Social Behaviourism) Akar intelektual. Teori Pertukaran Sosial Homans

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga penyedia pendidikan yang berbasis islami, dan pengembangan ketrampilan yang dimiliki. Tujuan Pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kontribusi yang sangat besar pada masyarakat (Reni Akbar

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

MENGKAJI TEORI SOSIOLOGI MODERN: TEORI JARINGAN. Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial. Dosen Pengampu : Drs. Prijana, M.

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Margosari 1 (Satu). Karena itu jenis penelitian di batasi hanya pada mendeskripsikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

Kesadaran dan Perilaku Plagiarisme dikalangan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Semarang)

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

Pertemuan 4. Landasan Teori dan Penyusunan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Yanto, 2015

BAB II KERANGKA TEORI

TERAPI RASIONAL EMOTIF Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

PENGANTAR & PENGKONDISIAN KLASIK

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

BABI PENDAHULUAN. Kehidupan perkawinan akan terasa lebih lengkap dengan hadirnya anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja menjadi suatu kewajiban orang dewasa. Selain untuk pemenuhan

P 39 KEYAKINAN GURU TERHADAP MATEMATIKA DAN PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifatsifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oka Nazulah Saleh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak

MODUL 10 SOSIOLOGI KOMUNIKASI

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan sehingga anak menirunya (Davit: 2015) Efendi menggagas sistem full day school (5 hari sekolah) sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

A. Proses Pengambilan Keputusan

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

Proses dan efek Media

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Transkripsi:

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS George Ritzer menjelaskan gagasan George C Homans tantang teori Pertukaran sebagai berikut : Homans memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, ternilai ataupun tidak dan kurang lebih menguntungkan atau mahal bagi dua orang yang saling berinteraksi. Teori pertukaran ini berusaha menjelaskan perilaku sosial dasar berdasarkan imbalan dan biaya. Homans mengakui bahwa sosiologi ilmiah memerlukan kategori dan skema konseptual namun sosiologi ilmiah pun memerlukan serangkaian proposisi tentang hubungan antar kategori, tanpa proposisi-proposisi tersebut penjelasan mustahil akan dilakukan karena tidak ada penjelasan tanpa proposisi. Homans tidak menyangkal pandangan Durkheimian bahwa sesuatu yang baru dapat muncul dari interaksi. Namun, ia berargumen bahwa halhal yang baru muncul tersebut dapat dijelaskan dengan prinsipprinsip psikologi. Dalam karya teoritisnya, Homans membetasi diriinya pada interaksi sosial sehari- hari. Namun, ia juga sangat percaya bahwa sosiologi yang terbangun dari prinsip- prinsip ini pada akhirnya akan mampu menjelaskan semua perilaku sosial. Berdasarkan pada temuan- temuan B.F Skinner, Homans lalu mengembangkan beberapa proposisi yang merupakan inti dari teori pertukaran sosial. Proposisi proposisi tersebut antara lain sebagai berikut : a. Proposisi Sukses Jika seseorang sering melakukan suatu tindakan dan orang tersebut mendapatkan imbalan dari apa yang ia lakukan, maka makin besar kecenderungan ia akan melakukannya pada waktu yang akan datang. 43

Secara umum perilaku yang selaras dengan proposisi sukses meliputi tiga tahap yaitu Pertama tindakan seseorang, Kedua hasil yang diberikan dan Ketiga pengulangan tindakan asli atau minimal tindakan yang dalam beberapa hal menyerupai tindakan asli. Homans mencatat bahwa ada beberapa hal khusus terkait dengan proposisi sukses. Pertama meskipun secara umum benar bahwa imblan yang semakin sering dilakukan mendorong peningkatan frekuensi tindakan. Situasi timbal balik ini mungkin berlangsung tanpa batas. Dalam beberapa hal individu sama sekali tidak dapat terlalu sering berbuat seperti itu. Kedua semakin pendek interval antara perilaku dan imbalan, semakin besar kecenderungan seseorang melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya semakin panjang interval antara perilaku dan imbalan memperkecil kecenderungan melakukan perilaku tersebut. Intinya adalah imbalan tidak teratur yang diberikan kepada seseorang menyebabkan berulangnya perilaku, sedangkan imbalan yang teratur justru membuat masyarakat menjadi bosan dan muak melakukan hal yang sama pada waktu yang akan datang. b. Proposisi Stimulus Jika pada masa lalu terjadi stimulus tertentu, atau serangkaian stimulus adalah situasi dimana tindakan seseorang diberikan imbalan, maka semakin mirip stimulus saat ini dengan stimulus masa lalu tersebut semakin besar kecenderungan orang tersebut mengulangi tindakan yang sama atau yang serupa. Homans tertarik pada proses Generalisasi yaitu kecenderungan untuk memperbanyak perilaku pada situasi serupa. Namun, beliau juga berpendapat 44

bahwa proses diskriminasi juga penting. Seorang aktor menjadi terlalu sensitif terhadap rangsangan khususnya jika rangsangan itu sangat bernilai baginya. Sebaliknya aktor akan dapat merespon rangsangan yang tidak relevan, paling tidak sampai situasinya dibenahi oleh kegagalan yang berulang. Semua itu dipengaruhi oleh kewaspadaan individu atau perhatian mereka terhadap rangsangan. c. Proposisi Nilai Semakin bernilai hasil tindakan bagi seseorang, semakin cenderung ia melakukan tindakan serupa. Dalam proposisi ini Homans memperkenalkan konsep imbalan dan hukuman. Imbalan adalah tindakan yang bernilai positif. Meningkatnya imbalan lebih cenderung melahirkan perilaku yang diinginkan. Hukuman adalah tindakan yang bernilai negatif. Meningkatnya hukuman berarti bahwa actor kurang cenderung menampilkan perilaku-perilaku yang tidak diinginkan. Homans menganggap bahwa hukuman sebagai cara yang tidak memadai untuk menggiring orang mengubah perilaku mereka. d. Proposisi Kelebihan dan Kekurangan Jika pada saat tertentu, orang makin sering menerima imbalan tertentu, maka makin kurang bernilai imbalan yang selanjutnya diberikan kepadanya. Dalam hal ini Homans mendefinisikan dua konsep kritislain yaitu Ongkos dan Keuntungan. Ongkos didefinisikan sebagai imbalan yang hilang dalam alur tindakan alternative yang sedang berlangsung. Keuntungan dalam pertukaran sosial 45

dipandang sebagai jumlah imbalan yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Keuntungan menggiring Homans mengubah proposisi kelebihan kekurangan menjadi semakin besar keutungan yang diterima sebagai akibat dari tindakan, semakin cenderung seseorang menjalankan tindakan tersebut. e. Proposisi Agresi Pujian Proposisi A : Ketika tindakan seseorang tidak mendapatkan imbalan yang diharapkan, atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah, ia cenderung berperilaku agresif dan akibat dari perilaku tersebut menjadi lebih bernilai untuknya. Proposisi B : Ketika tindakan seseorang menerima imbalan yang diharapkannya, khususnya imblan yang lebih besar dari yang diharapkannya, atau tidak mendapatkan hukuman yang diharapkannya ia akan senang. Ia lebih cenderung berperilaku menyenangkan dan hasil dari tindakan ini lebih bernilai baginya. Kita akan terkejut ketika menemukan konsep frustasi dan amarah dalam karya Homans karena dua konsep tersebut tampaknya merujuk pada kondisi mental. Sebaliknya Homans mengakui bahwa ketika seseorang tidak mendapatkan apa yang ia harapkan, ia dikatakan sebagai frustasi dari harapan-harapan tersebut tidak harus hanya merujuk pada kondisi internal, namun bisa merujuk pada peristiwaperistiwa yang sepenuhnya eksternal yang tidak hanya dapat diamati oleh individu tersebut namun juga oleh orang luar. 46

f. Proposisi Rasionalitas Ketika seseorang memilih tindakan alternative, seseorang akan memilih tindakan sebagaimana yang dipersepsikannya kala itu jika nilai hasilnya dikalikan dengan probabilitas keberhasilan, maka hasilnya adalah lebih besar. Jika proposisi sebelumnyaa banyak bersandar dari behaviorisme (perilaku sosial). Proposisi rasionalitas secara gamblang menunjukkan pengaruh teori pilihan rasional pendekatan Homans. Pada dasarnya, orang menelaah melakukan kalkulasi atas berbagai tindakan alternative yang tersedia baginya. Mereka membandingkan jumlah imbalan yang diasosiasikan dengan setiap tindakan. Mereka pun mengkalkulasikan kecenderungan bahwa mereka benar-benar akan menerima imbalan. Imbalan yang bernilai tinggi akan hilang nilainya jika actor menganggap bahwa itu semua cenderung tidak akan mereka peroleh. Sebaliknya, imbalan yang bernilai rendah akan mengalami pertambahan nilai jika semua itu dipandang sangat mungkin diperoleh. Jadi terjadi interaksi antara nilai imbalan dengan kecenderungan diperolehnya imbalan. Imbalan yang paling diinginkan dalah imbalan yang sangat bernilai dan sangat mungkin tercapai. Imbalan yang paling tidak diinginkan adalah imbalan yang paling tidak bernilai dan cenderung tidak mungkin diperoleh. Beliau juga berargumen bahwa struktur skala besar dapat dipahami jika kita memahami secara baik perilaku sosial dasar. Menurutnya proses pertukaran identik pada level masyarakat terdapat proses kombinasi fundamental yang lebih kompleks 32. 32 George Ritzer. Teori Sosiologi (Bantul : Kreasi Wacana Offset. 2011), Hal 450-457. 47

Sedangkan menurut Khoirul Yahya, Teori pertukaran melihat tatanan sosial sebagai hasil yang tidak direncanakan dari tindakan pertukaran antara anggota masyarakat. Teori pertukaran secara eksklusif menunjukkan upaya untuk menjelaskan kehidupan dengan metode pilihan rasional. Teori pertukaran tumbuh dari fakta bahwa pasar lembaga non industry masyarakat biasanya lebih sederhana daripada yang ditemukan dalam ekonomi modern 33. Dari beberapa uraian tentang proposisi diatas, ada dua jenis proposisi yang menurut peneliti sesuai untuk meneliti permasalahan tentang Pesta Demokrasi dan Money Politik (Studi Tentang Praktek Politik Uang dalam Pemilihan Caleg Pada Pemilu 2014) di Desa Sukoreno Kabupaten Jember Jawa timur. Pertama yakni proposisi sukses dan yang kedua adalah proposisi stimulus. a. Dengan menggunakan paradigma proposisi sukses, dapat dianalisis apakah dalam praktek money politik di Desa Sukoreno Kabupaten Jember ini dengan semakin seringnya masyarakat memilih oknum caleg dan ia akan memperoleh imbalan, maka pada suatu saat nanti ia akan melakukan hal yang sama, ia akan memperoleh imbalan lagi dan bahkan bisa jadi nominalnya akan lebih besar dari yang sebelumnya. b. Dengan menggunakan kacamata proposisi stimulus, dapat dianalisis apakah pada masa lalu individu pada saat diselenggarakannya pemilu ia mendapatkan sesuatu imbalan dari calon yang mencalonkan diri dan pada saat ini ketika ada pemilu kembali ia mungkin akan memiliki 33 Khoirul Yahya, dkk. Teori Politik (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press. 2013), Hal 137-141 48

kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan hal yang sama seperti dulu yang pernah ia lakukan. 49