ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

METODOLOGI PENELITIAN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KAKAO ( Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi )

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

KOMPARASI EFISIENSI PEMASARAN SAYUR-SAYURAN DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH (Comparison of Vegetables Marketing Efficiency in Highland and

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis

ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Boks 1 PELAKSANAAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

ANALISIS PEMASARAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JERUK SIAM DI KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

ANALISIS PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (STUDI KASUS PADA PETANI SWADAYA KECAMATAN KOTA BANGUN)

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani

KAJIAN MARJIN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN OBA DI KOTA TIDORE KEPULAUAN

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 17. (2) 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

ANALISIS MARGIN PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO (Study kasus di Pasar Bersehati Calaca dan Pinasungkulan Karombasan)

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

Transkripsi:

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Margin Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran Kakao di Desa Anggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2013 di Kabupaten Konawe. Berdasarkan hasil penelitian Harga beli terendah adalah di Pedagang Pengumpul Kecamatan Rp. 18.000,-/Kg. Harga jual terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 16.000,-/Kg. Biaya terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 150,-/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Kecamatan yaitu Rp. 350,-/Kg. Keuntungan terendah yang diperoleh pedagang terdapat pada Pedagang Pengumpul Kecamatan dengan keuntunga sebesar Rp. 1650/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 1850,-/Kg. Saluran pemasaran I persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan pedagang sebesar 9 %, saluran pemasaran II persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan pedagang sebesar 8 %. Dari kedua saluran pemasaran kakao di Desa Anggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe dapat diketahui bahwa saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. Kata kunci : Analisis Margin, dan Efisiensi Pemasaran.

ANALYSIS MARGINS AND EFFICIENCY MARKETING CHOCOLATE IN DISTRICT KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to determine the marketing margin and marketing efficiency chocolate rural in the village Anggulawu, subdistrict Uepai in district Konawe. This study will be held from August until the month of Oktober 2013, in Konawe. Based on the research the purchase price is the lowest in the sub-district collectos Rp. 18.000/Kg. The selling price of the lowest in village, traders Rp.16.000/Kg. The lowest cost on traders villages, Rp. 150/kg. And the highest at intermediate traders districts, namely Rp. 350/kg. Lowest profits earned merchant traders contained in districts with a profit of Rp.1650/kg. And the highest at intermediate traders village, Rp.1850/kg. Maom preces rketing channel I s share price received by farmers from the price paid traders at 9 %, the marketing channel II percentage share prices received by farmers from prices paid traders by 8 %. From these two marketing channels chocolate rural districts Anggaluwu, sub-district Uepai, in Konawe can be seen that the marketing channel I is the most efficient marketing. Keywords : Analysis, margins, and Efficiency Marketing. PENDAHULUAN

Salah satu tanaman perkebunan yang sampai sekarang terus dibudidayakan dan berkembang pesat dimasyarakat adalah tanaman kakao. Tanaman kakao (Theobroma cacao L) berasal dari meksiko dan masuk ke Indonesia melalui Fhilipina lalu melalui Sangir (Manado Utara). Tanaman kakao merupakan salah satu komoditi yang sangat penting, baik sebagai sumber penghidupan bagi jutaan petani produsen maupun sebagai salah satu bahan penyedap yang sangat diperlukan untuk produksi makanan, kue, dan berbagai jenis minuman, juga merupakan sumber nabati karena bijinya mengandung alkohol dan lemak 54-75 % sehingga biji kakao dapat pula dibuat sabun, obat-obatan dan parfum. Tanaman kakao di Indonesia mempunyai peran penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi sebab selain sebagai sumber devisa negara, juga dapat memperluas terjadinya lapangan kerja bagi penduduk dan sumber penghasilan bagi para petani di daerah-daerah sentra produksi. Oleh karena berbagai pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan pertanian yang hendak dicapai adalah pertanian yang tangguh dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan seoptimal mungkin guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan yang berkembang di Sulawesi Tenggara, sebagian besar diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat. Komoditi ini mampu mengangkat perekonomian penduduk dan menjadi komoditas primadona dengan serapan tenaga kerja yang mencapai 101.062 KK (Dinas Perkebunan dan Hortikultura, 2003). Tanaman kakao sebagai salah satu komoditi perkebunan hingga saat ini terus diusahakan oleh masyarakat, karena permintaan komoditi tersebut dari manca negara masih sangat tinggi. Dengan demikian maka produksi yang di hasilkan petani selalu terjual dan tidak sampai mengalami kerusakan karena setiap produksi yang dihasilkan akan segera di jual dan hasil penjualan itu menjadi sumber pendapatan keluarga tani. Untuk dapat mencapai keuntungan diharapkan maka petani dalam memasarkan produk yang dihasilkannya perlu memperhitungkan volume produksi, lokasi pemasaran, biaya pengangkutan, sistem pemasaran serta sifat persaingan. Hal ini dilakukan agar pendapatannya bertambah, sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan petani itu sendiri. Kabupaten Konawe merupakan salah satu daerah pertanian yang cukup strategis dengan potensi lahan dengan mencapai 666.652 Ha. Luas lahan kering mencapai 632.575 Ha, sedangkan luas areal perkebunan mencapai 362.441 Ha atau 54% dari luas areal perkebunan yang ada, sedangkan luas areal perkebunan kakao di Kabupeten Konawe mencapai 14.795,85 Ha denggan produksi sekitar 5.406,5 ton ( BPS Konawe 2009 ) dan khususnya di Kecamatan

Uepai luas areal perkebunan kakao sekitar 2.079 Ha dengan produksi 2.198,17 ton/tahun ( BP3K Kecamatan Uepai 2009). Salah satu wilayah di Kabupaten Konawe yang cukup potensial untuk pengembangan tanaman kakao adalah di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe karena memiliki areal perkebunan tanaman kakao seluas ± 196 Ha. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana margin pemasaran dan efisiensi pemasaran kakao yang dilakukan oleh petani di Desa Punggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui margin pemasaran petani kakao di Kabupaten Konawe. 2. Mengetahui Efisiensi pemasaran petani kakao di Kabupaten Konawe. Waktu dan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive yang didasarkan atas pertimbangan bahwa di Desa Panggulawu merupakan salah satu Desa yang cukup potensial sebagai penghasil kakao rakyat dengan penanaman kakao seluas ± 196 Ha dan sebagian besar petani di Desa tersebut mengusahakan tanaman kakao sebagai pekerjaan pokoknya. Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani kakao di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai yang berjumlah 83 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana (simple random sampling) sehingga diperoleh sebanyak 64 responden dari jumlah populasi. Sampel di tetapkan dengan menggunakan rumus dengan formulasi sebagai berikut: Dengan rumus menurut Slovin (Sevila dkk, 1993) yaitu : N n = ------- 1+ N (e) ² Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi e = Persentase kelonggaran 6 % (0,06)

Sedangkan untuk sampel pedagang masing-masing : Pedagang Pengumpul Desa diambil sebanyak 3 orang dan Pedagang Pengumpul Kecamatan dipilih sebanyak 2 orang sebagai informasi dalam mendukung informasi yang diperlukan dalam penelitian. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani responden dan informasi (pedagang Desa dan Kecamatan) dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor dan instansi terkait dengan penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) wawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung dengan obyek penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu, (2) pencatatan yaitu mencatat data yang sudah tersedia di ini. kantor-kantor atau instansi terkait dengan penelitian. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis berdasarkan data dan informasi yang di dapatkan di lapangan selama penelitian ini. Analisis data saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran kakao digunakan rumus sebagai berikut: a. Analisis margin pemasaran kakao : M = He - Hp (Farida Nurland, 1986) Keterangan : M = Margin pemasaran ( Rp/Kg ) He = Harga ditingkat pedagang Hp = Harga beli ditingkat petani Sedangkan besarnya keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran dihitung dengan rumus : M = B + atau = M B (Farida Nurland, 1986) Keterangan : = Besarnya keuntungan B = Biaya pemasaran M = Marjin pemasaran dapat b. Analisis efisiensi pemasaran kakao M EP = 1- -------- X 100 % (Farida Nurland, 1986 ) HE

Keterangan : EP = Persentase yang diterima petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. M = Margin HE = Harga ditingkat pedagang Jika EP < 50% maka pemasaran kakao tidak efisien Jika EP > 50% maka pemasaran kakao efisien HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Responden 1. Umur Responden Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dalam bekerja dan berfikir juga terhadap tingkat keterampilan mengelola usahataninya. Biasanya untuk kemampuan maju lebih besar terdapat petani yang usia lebih muda dan lebih berani mengambil resiko, sehingga mereka lebih dinamis dibanding dengan petani yang usia tua cenderung bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kelompok umur petani adalah berkisar antara 15 54 tahun, 51 petani responden (79 %) sedangkan umur > 55 tahun berjumlah 13 petani responden (20 %). Dari keadaan ini dapat menunjukkan bahwa petani responden rata-rata mempunyai kemampuan untuk bekerja giat, sehingga dapat mendukung responden untuk berusaha didalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan faktor penentu dalam pembangunan pertanian. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mampu dalam menerima suatu informasi terutama dalam mengembangkan usahanya. Berdasarkan hasil penelitian jenis tingkat pendidikan petani responden dilokasi penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengusaha responden ditingkat SMA sebanyak 34 petani responden (53,12 %), SMP sebanyak 11 pengusaha responden (17,19 %), dan S1 sebanyak 1 pengusaha responden (3,12 %). Dengan demikian tingkat pendidikan pengusaha responden di Desa Panggulawu dapat dikatakan cukup memadai karena secara keseluruhan telah memperoleh pendidikan sehingga setiap informasi dan inovasi mudah diterimanya. 3. Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani seorang petani adalah merupakan proses pendidikan yang diperoleh dari luar bangku sekolah. Pengalaman berusahatani akan selalu membawa perubahan bagi petani yang mengelola usahataninya. Seorang petani dengan pengalaman yang banyak diharapkan dapat menentukan alternatif yang lebih baiksehubungan dengan

usahataninya. Pengalaman yang banyak dapat memberikan suatu pelajaran yang bermanfaat bagi petani, sehingga petani dapat belajar dari kesalahan yang pernah terjadi pada dirinya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam merubah kebiasaan-kebiasaan buruk kearah yang lebih baik dimasa yang akan datang. Pengalaman usahatani dikatakan cukup apabila telah menggeluti bidang pekerjaan berusahatani selama minimal < 10 tahun dikategorikan kurang berpengalaman, > 10-17 tahun dikategorikan berpengalaman dan > 17 tahun keatas dikategorikan sangat berpengalaman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya berusahatani < 10 tahun sebanyak 5 petani responden (7,81 %), > 10-17 tahun sebanyak 13 petani responden (20,31 %), sedangkan > 17 tahun sebanyak 46 petani responden ( 71,87 %). Melihat pengalaman petani tersebut diatas menunjukkan telah cukup berpengalaman dalam mengelola usahatani kakao, sehingga mereka telah memiliki pengetahuan dalam mengelola usahatani kakao. 4. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Panggulawu berkisar antara 1 5 orang. Dari jumlah anggota keluarga yang relatif kecil, berarti untuk membiayai usahataninya masih cukup memadai mengingat biaya keluarga yang dikeluarkan masih relatif kecil. Berdasarkan hasil penelitian jumlah tanggungan keluarga petani responden dilokasi pertanian, menunjukkan bahwa besarnya tanggungan < 2 orang sebanyak 14 pengusaha responden (21,87 %), tanggungan > 3 4 orang sebanyak 44 pengusaha responden (68,75 %) sedangkan tanggungan > 5 orang sebanyak 6 (9,38 5). Dengan demikian jumlah anggota pengusaha keluarga responden yang termasuk relatif kecil dapat mempelancar kegiatan dalam membiayai usahanya karena dengan jumlah tanggungan keluarga tersebut tidak terlalu membutuhkan biaya yang besar dalam membiayai rumah tangga. 5. Luas Lahan Garapan Luas lahan mempengaruhi produksi semakin luas lahan akan semakin tinggi produksi apabila dalam proses pegelolaan usahatani dilakukan dengan baik tetapi lahan yang tidak dikelola dengan baik maka tidak akan memberikan arti apa-apa bagi petani dalam melaksanakan usahataninya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani responden dengan luas lahan < 15 (sempit) sebanyak 13 (20,31 %) petani responden, luas lahan > 1-1,5 (sedang) sebanyak 38 (59,38 %) petani responden sedangkan > 1,5 (luas) sebanyak 13 (20,31 %) petani responden. Dilihat dari persentase rata-rata luas lahan garapan petani responden di Desa Panggulawu masuk dalam kategori memiliki luas lahan sedang.

Analisis Margin Pemasaran Kako 1. Jumlah Produksi Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produksi kakao petani responden selama satu kali musim panen, produksi kakao yag diperoleh petani responden dapat dilihat pada tabel 1. No. 1. 2. 3. Tabel 1. Keadaan Jumlah Produksi kakao di Desa Panggulawu, tahun 2013 Jumlah Produksi Jumlah Responden Persentase (%) Kakao (Kg) < 500 (rendah) > 500 1050 (sedang) > 1050 (tinggi) 32 23 9 50 35,94 14,06 Jumlah 64 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2013 Dari tabel 1 menunjukkan bahwa produksi rendah berjumlah 32 responden atau 50 % mempunyai produksi < 500 Kg, 23 responden atau 35,94 % responden memiliki produk sedang antara > 500-1050 Kg dan 9 responden atau 14,06 % memiliki produk > 1050 Kg. Klasifikasi yang terbanyak adalah kalsifikasi < 500 Kg produk kakao, hal ini disebabkan karena sebagian responden memiliki lahan kurang dari 1 Ha dan belum melakukan pengelolaan kebun dengan baik. Dilokasi penelitian komoditi kakao yang dihasilkan oleh prtani produsen dijual kepada para konsumen melalui beberapa saluran pemasaran. Adapun saluran pemasaran kakao yang ada di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe adalah sebagai berikut : - Saluran Pemasaran I : Petani Produsen PPK Surabaya - Saluran Pemasaran II : Petani Produsen PPD PPK Surabaya Keterangan : PPK = Pedagang pengumpul Kecamatan PPD = Pedagang Pengumpul Desa Margin pemasaran merupakan selisih harga kakao dengan harga yang diterima petani apabila suatu komoditi melibatkan lebih dari satu lembaga pemasaran, penjumlahan dari suatu margin tiap-tiap lembaga pemasaran terlibat, sedangkan keuntungan pemasaran adalah merupakan selisih antara besarnya margin pemasaran dengan biaya, maka margin pemasaran merupakan dikeluarkan masing-masing lembaga pemasaran. Lebih jelasnya mengenai margin

pemasaran, biaya dan keuntungan pemasaran kakao di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe dapat dilihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2. Besarnya Harga Beli, Harga Jual, Margin, Biaya dan Keuntungan Pemasaran Kakao di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe No Saluran Pemasaran 1. I 2. II Lembaga Pemasaran Pedagang Pengumpul Kecamatan Pedagang Pengumpul Desa Harga Beli Harga Jual Margin Biaya Keuntungan 18.000,- 20.000,- 2000 350 1650 16.000,- Pedagang Pengumpul Kecamatan 18.000,- 20.000 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2013 18.000,- 2000 3000 150 350 1850 1650 Tabel diatas terlihat bahwa harga beli terendah adalah di Pedagang Pengumpul Kecamatan Rp. 18.000,-/Kg. Harga jual terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 16.000,-/Kg. Biaya terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 150,-/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Kecamatan yaitu Rp. 350,-/Kg. Keuntungan terendah yang diperoleh pedagang terdapat pada Pedagang Pengumpul Kecamatan dengan keuntunga sebesar Rp. 1650/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 1850,-/Kg, hal ini disebabkan karena harga beli pada Pedagang Pengumpul Desa yang relatif rendah jika dibandingka harga beli Pedagang pengumpul Kecamatan, meskipun margin kedua lembaga pemasaran tersebut sama. 2. Efisiensi Pemasaran Petani Kakao Bagian harga yang diterima oleh petani responden merupakan gambaran efisiensi tidaknya jalur pemasaran yang digunakan. Persentase bagian harga yang diterima petani responden kurang dari 50 % dapat dikatakan bahwa saluran pemasan yang digunakan tidak efisien. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi bagian harga yang diterima petani, maka saluran pemasaran dianggap efisien. Untuk lebih jelasnya mengenai persentase bagian harga yang diterima petani pada setiap saluran pemasaran dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Persentase Bagian Harga yang diterima Petani Responden di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe, 2013 No Saluran Pemasaran 1. 2. I II Harga yang diterima Produsen Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2013 Margin Pemasaran Harga yang dibayarkan Pedagang 18.000,- 16.000,- 2000.- 2000,- 20.000,- 20.000,- Bagian Harga yang diterima (%) Dari Tabel 3 nampak bahwa saluran pemasaran I persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan pedagang sebesar 9 %, pada saluran II persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan Pedagang Pengumpul Kecamatan sebesar 8%. Dari kedua saluran pemasaran tersebut diketahui bahwa saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1. Harga beli terendah adalah di Pedagang Pengumpul Kecamatan Rp. 18.000,-/Kg. Harga jual terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 16.000,-/Kg. Biaya terendah pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 150,-/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Kecamatan yaitu Rp. 350,-/Kg. Keuntungan terendah yang diperoleh pedagang terdapat pada Pedagang Pengumpul Kecamatan dengan keuntunga sebesar Rp. 1650/Kg dan tertinggi pada Pedagang Pengumpul Desa yaitu Rp. 1850,-/Kg, 2. Saluran pemasaran I persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang Saran dibayarkan pedagang sebesar 9 %, saluran pemasaran II persentase bagian harga yang diterima petani dari harga yang dibayarkan pedagang sebesar 89 %. Dari kedua saluran pemasaran kakao di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe dapat diketahui bahwa saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. Berdasarkan kesimpulan maka penulis menyarankan : 1. Kepada pemerintah setempat perlu membentuk wadah penjualan bersama yang dapat mengorganisisr pemasaran agar tidak terjadi spekulasi harga. 2. Kepada petani kakao di Desa Panggulawu Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe agar menjual kakaonya pada saluran pemasaran I. 3. Kepada Peneliti lainnya agar melaksanakan penelitian dengan mengembangkan hasil penelitian ini pada topik yang berbeda sebagi bahan pembanding. 9 8

DAFTAR PUSTAKA BP3K Kabupaten Konawe (Kecamatan UEPAI), 2009. Statistik Pertanian Kabupaten Konawe. Kendari. BPS Provinsi, 2003. Biro Pusat Statistik dan Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara. Kendari Nurland, F. 1986. Pemasaran Produks Pertanian. LEPHAS. Ujung Pandang Saefuddin, AM. 1983. Tataniaga Hasil Perikanan. UI Press. Jakarta Sjafaruddin, M dan A. Sulle, 2003. Pengelolaan hama penggerek buah kakao Sulawesi Tenggara Soekartawi, 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta. Swastha, B. 1979. Saluran Pemasaran Konsep dan Srategi Analisa Kuantitatif. Jurusan Sosek Faperta Unhalu. Kendari. www.pdftop.com/budidaya-kakao www.pdf.com/2007/soca-dewi sahara-usahatani-kakao