BAB IV GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM. Wilayah, Visi dan Misi Kabupaten Magetan, serta Deskripsi Penduduk.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkup administrasi Kabupaten Magetan, Wilayah Kecamatan Maospati

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

KABUPATEN MAGETAN. Data Agregat per Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun. dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

BPS KABUPATEN MALINAU

DAFTAR USER LOGIN SKPD PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI TAPANULI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

BPS KABUPATEN BATU BARA

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2015

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016


PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2017


PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN III-2016 Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2016 Tumbuh 6,98 Persen Meningkat Dibanding dengan Triwulan II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2017

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan I 2017 Terhadap Triwulan I 2016 (y on y)

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

Lainnya. Infokom. konstruksi. Perdagangan. Industri PDRB. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q) Pertanian

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN II-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2015

BAB V ANALISA PEREKONOMIAN ANTAR KABUPATEN/KOTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta), Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,00 hingga 114,40 Bujur Timur dan 7,120 hingga 8,480 Lintang Selatan. Lokasi Provinsi Jawa Timur berada di sekitar garis Khatulistiwa, maka seperti provinsi lainnya di Indonesia, wilayah ini mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. GAMBAR 4.1 Peta Wilayah Provinsi Jawa Timur 37

38 Sementara Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Propinsi Jawa Timur, dan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter diatas permukaan laut. Magetan berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di sebelah selatan dengan Kabupaten Wonogiri dan di sebelah barat dengan Kabupaten Karanganyar. Selain dengan kedua kabupaten tersebut, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Madiun di sebelah timur dan sebelah selatan berbatasan juga dengan Kabupaten Ponorogo. GAMBAR 4.2 Peta Wilayah Kabupaten Magetan Magetan merupakan kabupaten terkecil ke dua se- Jawa Timur setelah Sidoarjo, dengan luas seluruh Kabupaten Magetan 688,85 km2. Kecamatan Parang merupakan kecamatan terluas dengan luas 71,64 Km2, sedang Karangrejo dengan luas 15,15 Km2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil. Dengan 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Magetan, berarti rata-rata luas tiap kecamatan sebesar 38,27 Km2. Jarak antar ibu kota

39 kecamatan yang tidak terlalu jauh merupakan salah satu faktor yang menguntungkan untuk melaksanakan pembangunan. Jarak terpendek adalah Kecamatan Poncol-Plaosan yang berjarak 3,4 Km dan jarak terjauh Kecamatan Parang- Kartoharjo sejauh 41 Km, sedangkan jarak terpendek dari ibukota kabupaten ke kecamatan, adalah dengan Kecamatan Magetan sejauh 2 km dan jarak terjauh adalah dengan Kecamatan Kartoharjo dengan jarak 26 Km. Terletak di sekitar 70 30' 34" - 70 47' 49" lintang selatan dan 1110 10' 54" - 1110 30' 46" bujur timur, dengan suhu udara berkisar antara 16-200 C di daerah pegunungan dan 22-260 C di dataran rendah. Magetan merupakan kabupaten yang berpotensi di bidang pertanian dan pariwisata. 2. Wilayah Kecamatan di Kabupaten Magetan Kabupaten Magetan terdiri dari 18 kecamatan, 208 desa, 27 kelurahan, 822 Dusun/Lingkungan, dan 4.710 Rukun Tetangga. 18 kecamatan tersebut adalah : 1. Kecamatan Barat, membawahi 13 desa. 2. Kecamatan Bendo, membawahi 16 desa. 3. Kecamatan Karangrejo, membawahi 14 desa. 4. Kecamatan Karas, membawahi 11 desa. 5. Kecamatan Kartoharjo, membawahi 13 desa. 6. Kecamatan Kawedanan, membawahi 20 desa. 7. Kecamatan Lambeyan, membawahi 10 desa. 8. Kecamatan Magetan, membawahi 14 desa. 9. Kecamatan Maospati, membawahi 15 desa.

40 10. Kecamatan Ngariboyo, membawahi 12 desa. 11. Kecamatan Nguntoronadi, membawahi 9 desa. 12. Kecamatan Panekan, membawahi 17 desa. 13. Kecamatan Parang, membawahi 13 desa. 14. Kecamatan Plaosan, membawahi 15 desa. 15. Kecamatan Poncol, membawahi 8 desa. 16. Kecamatan Sidorejo, membawahi 10 desa. 17. Kecamatan Sukomoro, membawahi 12 desa. 18. Kecamatan Takeran, membawahi 11 desa. B. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Permasalahan yang terdapat di Kabupaten Magetan pada dasarnya adalah pengendalian kepadatan penduduk yang bertujuan meningkatkan kualitas manusia. Program pengendalian kelahiran, penurunan angka kematian, perpanjangan angka harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Magetan berjumlah 695.158 jiwa dengan komposisi laki laki 337.373 jiwa dan perempuan 358.751 jiwa. Ditinjau dari jumlah komposisi penduduk, jumlah laki laki lebih sedikit dari jumlah perempuan. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu Kecamatan Panekan dengan komposisi laki laki 27.616 jiwa dan perempuan 28.913 jiwa, sementara jumlah penduduk

41 terkecil yaitu terdapat di Kecamatan Nguntoronadi dengan komposisi jumlah laki laki 11.752 jiwa dan perempuan 12.399 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi maka akan tinggi pula penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja yang cukup akan menimbulkan pengangguran. TABEL 4.1 Persentase Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka 2010 2014 (persen) Sumber : BPS Kab. Magetan Tahun Magetan Jawa Timur 2010 2,41 4,25 2011 3,16 4,16 2012 3,86 4,12 2013 2,96 4,30 2014 4,28 4,19 Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat dilihat perbandingan tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Magetan dengan Provinsi Jawa timur pada tahun 2012, persentase perbandingan Kabupaten Magetan 3,86 lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Timur dengan persentase 4,12. Kemudian ditahun 2013, dengan persentase 2,96 masih lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Timur dengan persentase 4,30. Selanjutnya ditahun 2014 sedikit lebih tinggi dari persentase pengangguran di Jawa Timur dengan 4,28 berbanding 4,19.

42 Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Magetan adalah Bertani. Pertanian masih menjadi orientasi pekerjaan masyarakat terutama Padi, Jagung, dan Ubi. Ketersediaan lahan dan hadirnya beberapa perusahaan perkebunan menjadikan pekerjaan bertani sebagai pekerjaan utama yang tersedia. Kehadiran kegiatan industri pengolahan seperti kulit dibeberapa tahun belakangan sedikit menggeser kegiatan bertani ini, terlebih juga sektor perdagangan yang mulai terlihat geliatnya menjadi salah satu faktr penggeser sektor pertanian tersebut. Pilihan pekerjaan lain sebagai pedagang adalah yang paling banyak dilakukan. Pilihan perdagangan ini dikarenakan lokasi Kabupaten Magetan yang cukup jauh dari ibukota provinsi yakni Jawa Timur memungkinkan menjadi pusat pedagangan bagi daerah sekitarnya. C. Perekonomian Kabupaten Magetan Struktur perekonomian suatu daerah ditentukan oleh besarnya peranan sektor sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Semakin besar nilai tambah yang diraih oleh suatu sektor maka semakin besar peranan dalam perekonomian daerah tersebut. Berdasarkan distribusi persentase PDRB atas harga konstan menurut lapangan usaha, maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Magetan.

43 Tabel 4.2 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Magetan Tahun 2010 2014 (persen) Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian, kehutanan, dan perikanan 34,07 34,21 34,32 34,44 34,76 Pertambangan dan penggalian 1,86 1,78 1,67 1,59 1,64 Industri Pengolahan 9,90 9,82 9,64 9,58 9,61 Pengadaan listrik dan gas 0,06 0,06 0,06 0,05 0,05 Pengadaan air, pengolahan sampah, limbah, dan daur ulang 0,25 0,24 0,23 0,21 0,19 Kontruksi 7,79 7,87 7,77 7,77 7,88 Perdagangan besar dan eceran ; reparasi mobil dan sepeda motor 13,64 13,88 13,96 14,18 13,92 Transportasi dan pergudangan 1,26 1,22 1,19 1,24 1,32 Penyediaan akomodasi dan makan/minum 3,62 3,62 3,72 3,88 4,06 Informasi dan komunikasi 6,12 6,19 6,40 6,48 6,28 Jasa keuangan dan asuransi 2,10 2,16 2,32 2,51 2,59 Real Estate 1,41 1,39 1,37 1,39 1,37 Jasa Perusahaan 0,33 0,32 0,32 0,32 0,33 Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 9,35 9,21 9,10 8,48 7,90 Jasa pendidikan 4,17 4,03 4,11 4,08 4,16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,74 0,76 0,76 0,78 0,83 Jasa lainnya 3,35 3,23 3,06 3,03 3,14 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kab.Magetan Berdasarkan tabel 4.2, kontribusi masing masing sektor terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Magetan dapat dilihat peranan terbesar dalam penciptaan nilai tambah yang diberikan oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang besarannya mengalami peningkatan, yakni sebesar 34,07 persen pada tahun 2010, ditahun 2011 sebesar 34,32 persen dan pada tahun 2013 menjadi sebesar 34,44 persen. Pada tahun 2014, sektor

44 tersebut mengalami peningkatan menjadi sebesar 34,76 persen. Untuk mempertahankan nilai pendapatan, pemerintah daerah kebupaten berupaya membuat kebijakan yang memberikan perhatian kepada sektor sektor yang memberikan kontribusi kepada peningkatan perekonomian daerah. Kontribusi terbesar kedua adalah berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan peranan yang cenderung menigkat yakni pada tahun 2010 sebesar 13,64 persen menjadi sebesar 14,18 persen pada tahun 2013, namun menurun ditahun 2014 menjadi sebesar 13,92 persen. Kontribusi terbesar ketiga adalah sektor industri pengolahan yang cenderung mengalami penurunan setiap tahun. Tercatat pada tahun 2010 sektor tersebut memberikan peranan sebesar 9,90 persen dan pada tahun 2013 sebesar 9,58 persen, namun ditahun 2014 mengalami peningkatan menjadi sebesar 9,61 persen. Sementara kontribusi terkecil adalah sektor pengadaan listrik dan gas yakni pada tahun 2010 sebesar 0,06 persen dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,05 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur yang berfluktuasi setiap tahun yakni pada tahun 2011 sebesar 6,44 persen menjadi sebesar 6,64 persen pada tahun 2012, namun ditahun berikutnya hingga 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar 5,86 persen dikarenakan menurunnya sumbangan dari sebagian besar sektor yang ada. Laju pertumbuhan yang berfluktuasi tersebut membawa dampak terhadap perekonomian Kabupaten Magetan yang turut mengalami fluktuasi setiap tahun. Berdasarkan data laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magetan

45 pada tahun 2011 mampu tumbuh sebesar 5,59 persen dan mengalami peningkatan setiap tahun hingga menjadi sebesar 5,82 persen pada tahun 2013, namun menurun ditahun 2014 menjadi sebesar 5,18 persen. D. Pendidikan dan Kesehatan Berdasarkan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi ikut mencerdasakan kehidupan bangsa adalah salah satu tanggungjawab pemerintah daerah untuk mewujudkannya. Pendidikan merupakan alat untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Jika suatu bangsa tidak dapat mewujudkan pendidikan yang baik maka bangsa tersebut akan mengalami ketertinggalan dan keterbelakangan dibandingkan bangsa bangsa lain yang memiliki pendidikan lebih baik. TABEL 4.3 Jumlah Sekolah dan Perguruan Tinggi 2014 (satuan unit) Kategori Jumlah Rincian Institusi Negeri Swasta Sekolah Dasar 506 495 11 Sekolah Menengah Pertama 54 40 14 Sekolah Menengah Umum 13 10 3 Sekolah Menengah kejuruan 30 6 24 Perguruan Tinggi 2-2 Sumber : BPS Kab. Magetan Berdasarkan tabel 4.3, terdapat jumlah sekolah dan perguruan tinggi yang terdapat di Kabupaten Magetan. Sekolah Dasar sejumlah 506 unit dengan sekolah negeri sejumlah 495 unit dan sekolah swasta sejumlah 11 unit, Sekolah Menengah Pertama sejumlah 54 unit dengan sekolah negeri sejumlah 40 unit dan sekolah swasta sejumlah 14 unit, Sekolah Menengah

46 Kecamatan Umum sejumlah 13 unit dengan sekolah negeri sejumlah 10 unit dan sekolah swasta sejumlah 3 unit, Sekolah Menengah Kejuruan sejumlah 30 unit dengan sekolah negeri sejumlah 6 unit dan sekolah swasta sejumlah 24 unit, dan 2 akademi. Hanya saja yang perlu disayangkan adalah belum adanya perguruan tinggi yang terdapat di Kabupaten Magetan. TABEL 4.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan Tahun 2014 (satuan unit) Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu Klinik TNI Balai Pengobatan Poncol - 1 2 - - - Parang - 1 4 - - - Lembeyan - 1 3 - - - Takeran - 1 3 - - - Nguntoronadi - 1 3 - - - Kawedanan - 2 3 - - - Magetan 4 1 2 1 - - Ngariboyo - 1 3 - - - Plaosan - 2 4 - - - Sidorejo - 1 3 - - - Panekan - 1 5 - - - Sukomoro - 1 3 1 - - Bendo - 1 5 - - - Maospati 1 2 4 1 - - Karangrejo - 1 2 - - - Karas - 1 4 - - - Barat 1 2 2 - - - Kartoharjo - 1 4 - - - Jumlah 6 22 59 3 - - Sumber : BPS Kab. Magetan BKIA Pada tahun 2014 pembangunan dan pemenuhan bidang kesehatan di Kabupaten Magetan cukup maju, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dari pembangunan fasilitas dan sarana penunjang pelayanan kesehatan masyarakat yang dibangun di hampir seluruh wilayah kecamatan.

47 Pembangunan fasilitas kesehatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat secara mudah dan terjangkau. Tercatat baru terdapat enam rumah sakit di Kabupaten Magetan yakni masing masing di Kecamatan Magetan empat unit, di Kecamatan Maospati satu unit dan di Kecamatan Barat satu unit. Meskipun demikian, untuk pemenuhan puskesmas sudah dapat dipenuhi di seluruh wilayah kecamatan se- Kabupaten Magetan.