tidak panjang. Karena sifat perakaran inilah, bawang merah tidak tahan kering (Sunarjono

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. bawang merah adalah sebagai berikut: Kingdom: Plantae; Divisi: Spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Bawang Merah Bawang merah adalah salah satu komoditas sayuran unggulan yang telah lama diusahakan oleh petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Bawang merah memiliki batang semu atau disebut discus yang. mata tunas (titik tumbuh). Bagian atas discus terbentuk batang semu yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bawang merah (Allium ascalonicum Linn) merupakan tanaman

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Produksi Biji Bawang Merah Samosir Aksesi Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran Tinggi Samosir

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut: Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Subdivisi :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk Class Monocotyledone, ordo Graminae,

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Monocotyledoneae, Ordo: Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species:

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman bawang merah Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Class: Monocotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

TINJAUAN PUSTAKA. Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. : Spermatophyta. : Monocotyledonae. Species : Allium ascalonicum L.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

Transkripsi:

tidak panjang. Karena sifat perakaran inilah, bawang merah tidak tahan kering (Sunarjono dan Soedomo, 1983). Tanaman bawang merah memilki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu tersusun dari pelepahpelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah fungsinya menjadi umbi lapis (bulbus) (Sudirja, 2010). Bentuk daun bawang seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50 70cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek (Tim Bina Karya Tani, 2008). Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50cm. Sedangkan kuntumnya juga bertangkai tetapi pendek, antara 0,2-0,6 cm (Sunarjono dan Soedomo,1983). Tangkai bunga keluar titik tumbuh,dan panjangnya berkisar antara 30-90cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga (Sudirja, 2010). Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Bentuk biji pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Biji-biji berwarna merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Syarat Tumbuh Iklim Bawang merah dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni pada ketinggian antara 0 900 m di atas permukaan air laut. Namun tanaman bawang merah sangat bagus dan memberikan hasil optimum, baik kualitas maupun kuantitas, apabila ditanam di daerah dengan ketinggian sampai dengan 250 m di atas permukaan laut. Bawang merah yang ditanam di ketinggian 800 900 m di atas permukaan laut hasilnya kurang baik. Selain umur panennya lebih panjang, umbi yang dihasilkan pun kecil-kecil (Sumarni dan Hidayat, 2005). Produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim agak kering, udara panas dengan sinar matahari 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant). Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan hasil umbinya akan tinggi (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Tanaman bawang merah tumbuh baik di daerah yang bersuhu 25-32 C dengan iklim kering, dan yang paling baik jika suhu rata-ratanya 30 C (Wibowo, 2007). Pembungaan pada bawang bisa terjadi pada suhu yang lebih rendah lagi, yaitu 10 C-15 C, meskipun demikian suhu ini belum menjamin tanaman bawang merah bisa membentuk bunga atau biji. Tanaman bawang merah masih dapat tumbuh dan berumbi di dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih panjang 0,5-1 bulan dan hasil umbinya lebih rendah (Sumarni dan Hidayat, 2005). Tanah Tanaman ini memerlukan tanah tekstur sedang sampai liat, drainase/ aerase baik, mengandung bahan organik, dan reaksi tanah tidak masam (ph tanah 5,6-6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah aluvial atau kombinasinya

dengan tanah humus (Sutarya dan Grubben, 1995). Tanah yang cukup lembab dan air tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah (Sumarni dan Hidayat, 2005). Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami tanaman bawang merah adalah tanah lempung berpasir karena sifat tanah yang demikian ini mempunyai aerasi yang bagus dan drainasenya pun baik. Tanah yang demikian ini mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu (Sunarjono dan Soedomo, 1983). Bawang merah dapat ditanam di tanah datar hingga berbukit dan pada tanah datar harus dibuatkan saluran drainase dan di daerah berbukit sebaiknya dibuatkan teras. Lahan untuk tanaman bawang merah sebaiknya bukan bekas bawang merah, tetapi telah dirotasi dengan tanaman lain, seperti bekas padi atau tanaman lain. Tujuannya supaya rantai siklus hama penyakit yang ada di tanah terputus (Sinartani, 2012). Pembungaan, Pembentukan Buah dan Biji Bawang Merah Pembungaan adalah suatu gejala adanya peralihan dari masa vegetatif ke masa generatif yang sebagian ditentukan oleh faktor genetik yang sifatnya turun temurun dan sebagian lagi ditentukan oleh faktor lingkungan.panjang hari dan temperatur udara merupakan faktor lingkungan yang banyak berpengaruh terhadap pembungaan. Untuk dapat berbunga, bawang merah membutuhkan temperatur udara rendah (7 C - 12 C) dan fotoperiodisitas panjang diatas 12 jam. Selain itu, tanaman baru dapat menghasilkan bunga setelah mencapai masa kedewasaannya (Brewster, 1994). Faktor genetik yang mempengaruhi pembungaan yaitu umur tanaman, hormon pertumbuhan, dan nutrisi. Tanaman mencapai fase pembungaan pada umur (atau ukuran) yang berbeda. Hormon-hormon yang mempengaruhi pembungaan terutama adalah asam giberelin dan auksin. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pembungaan yaitu suhu, fotoperiodisme, curah hujan hingga stres air (Fahrianty, 2012).

Pembentukan buah dimulai dengan proses penyerbukan yang meliputi tumbuhnya butir butir serbuk sari di atas permukaan stigma. Selanjutnya serbuk sari membentuk tabung sari dan masuk ke tangkai putik melalui jaringan transmisi tabung sari untuk mencapai bakal biji. Pembuahan (fertilisasi) terjadi saat serbuk sari (sel jantan) membuahi sel telur di dalam bakal buah. Perkembangan buah dipengaruhi oleh keberhasilan penyerbukan pada stigma sampai pada pembentukan biji pada buah dan banyak proses terjadi yang melibatkan interaksi antara bagian bagian bunga jantan dan betina (Fahrianty, 2012). Buah dan biji terbentuk dari hasil penyerbukan dan pembuahan yang terjadi pada ovul / bakal biji. Jumlah buah dan biji masak yang terbentuk pada tanaman dipengaruhi beberapa faktor. Banyaknya buah masak yang dapat dipanen ditentukan oleh: (1) Jumlah bunga yang dihasilkan oleh tanaman, (2) Persentase bunga yang mengalami pembuahan, (3) Persentase buah muda yang dapat terus tumbuh hingga menjadi buah masak dan (4) Umur buah. Sedangkan kualitas dan kuantitas biji pada buah ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kuantitas polen viabel yang berhasil membuahi ovul. Perkembangan buah dan biji sangat dipengaruhi oleh suhu dan lingkungan penyinaran matahari (Fahrianty, 2012). Giberelin (GA 3 ) Giberelin (GA 3 ) adalah ZPT yang merupakan senyawa tetrasiklik diterpenoid dengan sistem cincin ent-giberelan yang ditemukan pada tahun 1926 oleh E. Kurosawa, ilmuwan Jepang. GA 3 ini merupakan salah satu ZPT yang diketahui dapat mendorong terjadinya pembungaan. Giberelin dapat menggantikan kondisi lingkungan spesifik guna mengendalikan pembentukan bunga. Inisiasi pembungaan yang disebabkan oleh giberelin merupakan peran pengganti hari panjang dan menginduksi pembungaan pada tanaman hari pendek (Sponsel, 1995).

Peranan Giberelin yang dominan adalah pada perubahan meristem subapical yang dapat menyebabkan tanaman roset menjadi normal. Peranan lain pada peristiwa bolting (lompatan perobahan dari fase vegetatif ke fase pengeluaran bunga), juga bunga yang tidak difertilisasi pada beberapa tanaman dapat dibuat untuk menghasilkan buah tapi tidak berbiji (partnokarpi) dengan pemberian Giberelin, sementara perannya pada pemuluran batang adalah kecil (Sumarni dkk, 2005). Salah satu efek yang paling nyata dari Giberelin adalah pada modifikasi pertumbuhan tanaman, namun efeknya bermacam-macam dan berlainan dari organ ke organ dan dari tanaman ke tanaman. Proses modifikasi itu dapat melalui pola pembelahan sel yang berubah yang mengakibatkan terbentuknya organ organ lain, atau melalui perobahan dalam enzim yang dihasilkan sehingga tanaman tertentu menjadi berbunga dengan mengubah organ vegetatif menjadi organ floral, juga terhadap pengeluaran bunga dan perubahan jenis kelamin bunga (Sumarni dan Soetiarso, 1998). Giberellin aktif menunjukkan banyak efek fisiologi, masing-masing tergantung pada tipe giberelin dan juga spesies tanaman. Beberapa proses fisiologi yang dipengaruhi oleh giberelin adalah: 1) merangsang pemanjangan batang dengan merangsang pembelahan sel, 2) merangsang pembungaan pada hari panjang, 3) memecah dormansi, 4) merangsang produksi enzim (a-amilase) dalam mengecambahkan tanaman sereal untuk mobilisasi cadangan benih, 5) menyebabkan berkurangnya bunga jantan pada bunga dicious, 6) dapat menyebabkan perkembangan buah partenokarpi (tanpa biji). Disamping itu GA 3 dapat menggantikan peran ataupun proses vernalisasi (pemberian temperatur rendah secara buatan) dengan temperatur 10C selama 4 minggu, sehingga dapat meningkatkan pembungaan dan hasil biji bawang merah. Itupun pemberian GA 3 untuk menggantikan proses vernalisasi harus didukung oleh faktor cuaca yang optimal dan terkendalinya gangguan hama dan penyakit (Sumarni dkk, 2012).

Terdapat berbagai macam teknik aplikasi yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satunya adalah perendaman. Perendaman yang dilakukan pada umbi bibit bawang merah pada larutan GA 3 dapat merangsang pembungaan dan dapat menggantikan sebagian atau seluruh fungsi temperatur rendah untuk stimulasi pembungaan. Hasil percobaan menyimpulkan bahwa perlakuan GA 3 dan vernalisasi mempercepat munculnya kuncup bunga 15 hari, waktu bunga mekar 13 hari serta waktu panen biji 8 hari dengan produksi TSS sebesar 4,80 gram (48 kg.ha) dengan daya kecambah sebesar 87% lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kontrol (Fahrianty, 2012). Pupuk Boron Boron (B) adalah salah satu dari 16 unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman. Konsentrasi boron dalam batuan berkisar antara 5-10 mg/kg dalam batuan. Di dalam tanah, Boron dapat berbentuk sebagai mineral primer (mika dan tourmaline), mineral sekunder (terjerap oleh liat dan bahan organik). Disamping itu boron juga dapat ditemukan dalam larutan (boric acid dan borate anion) dan dalam bahan organik serta biomas mikroba (Shorrocks, 1997). Boron tersedia dengan baik dalam tanah pada kisaran ph 5.5-7.5, kelembaban tanah 50 100%. Pada kondisi ph rendah boron terjerap oleh Al dan pada ph tinggi terjerap oleh liat tanah. Dalam kondisi tanah yang lembab penyerapan unsur boron akan lebih baik (Dear dan Weir, 2004). Untuk dapat tersedia dengan baik pada wilayah permukaan rambut-rambut akar dapat terjadi melalui tiga meknisme : intersepsi akar, aliran masa, dan diffusi (Hakim dkk, 1986). Blevins dan Lukaszewski (1998) mengemukakan bahwa tanaman monokotil mampu mempertahankan pertumbuhan vegetatif yang normal dalam kondisi tanpa unsur

hara boron. Kebutuhan tanaman akan unsur hara boron akan meningkat ketika memasuki fase reproduktif. Boron sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan memiliki pengaruh yang nyata terhadap kualitas hasil dari produk buah-buahan, sayuran, kacangan, dan gabah. Unsur boron berperan dalam menstabilkan dinding sel pada tanaman. Secara structural peranan boron sangat erat dalam pembelahan dan pembesaran sel pada bagian tanaman yang sedang tumbuh atau berkembang (Dear dan Weir, 2004). Penyebab rendahnya pembentukan biji pada tanaman bawang merah diantaranya viabilitas serbuk sari yang rendah. Serbuk sari yang viabel merupakan syarat untuk pembentukan biji. Salah satu usaha untuk memperbaiki pembentukan biji dapat dilakukan melalui peningkatan viabilitas serbuk sari. Dan untuk memperbaiki viabilitas serbuk sari dapat digunakan unsur boron (Rosliani dkk, 2012). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat Desa Hatoguan, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian + 830 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Februari sampai bulan Juli 2014. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bibit bawang merah lokal samosir, air, GA 3, pupuk boron, pupuk NPK (15-15-15), pupuk daun Seprint, pupuk

organik, insektisida Siromazin 75% (Trigard 75 WP), insektisida Lamda Sihalotrin 25% (Matador 25 EC), dan fungisida Propineb 70% (Anthracol 70 WP). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, tali plastik, plang nama, ember, handsprayer, pacak sampel, bambu, plastik transparan, timbangan analitik, kalkulator, kamera dan alat tulis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu: Faktor I : GA 3 (G) dengan 6 taraf perlakuan yaitu : G0 = 0 ppm G3 = 150 ppm G1 = 50 ppm G4 = 200 ppm G2 = 100 ppm G5 = 250 ppm Faktor II: Pupuk Boron dengan 4 taraf perlakuan yaitu: B0 B1 B2 B3 = 0 kg/ha = 1,5 kg/ha = 3 kg/ha = 4,5kg/ha Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 24 kombinasi perlakuan, Jumlah ulangan Jumlah plot penelitian Jarak antar plot Jarak antar ulangan Jumlah tanaman per plot : 3 ulangan : 72 plot : 30 cm : 50 cm : 20 tanaman

Jumlah tanaman sampel per plot Jumlah tanaman sampel Jumlah tanaman seluruhnya : 4 tanaman : 288 tanaman : 1440 tanaman Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut : Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk Dimana : Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan pupuk Boron pada taraf ke-j dan pengaruh pemberian larutan GA 3 pada taraf ke-k μ` ρi αj βk : Nilai tengah : Efek dari blok ke-i : Efek dari perlakuan pupuk Boron pada taraf ke-j : Efek perlakuan larutan GA 3 pada taraf ke-k (αβ)jk : Interaki antara pupuk Boron taraf ke-j dan larutan GA 3 pada taraf ke-k εijk : Galat dari blok ke-i, yaitu pupuk boron pada taraf ke-j dan larutan GA 3 pada taraf ke-k Data dianalisis dengan program Microsoft Excel. Perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %.