umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman kedelai adalah : Kingdom : Plantae, Divisio :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selada dapat dipanen setelah berumur 2 bulan (Edi dan Bobihoe, 2010) dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Fabales : Fabaceae : Pachyrrhizus : Pachyrrhizus erosus (L.) Urban. Bengkuang merupakan tanaman yang memiliki sistem perakaran tunggang, dimana panjang akar dapat mencapai 2 m. Akar bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang dapat menambat nitrogen dari udara. Akar bengkuang berkembang menjadi umbi yang berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih dengan rasa yang manis (Heyne, 1987). Batang tanaman bengkuang menjalar dan membelit dengan rambutrambut halus yang mengarah ke bawah. Tinggi batang dapat mencapai 4-5 m. Pada praktek budidayanya, batang bengkuang dipangkas untuk mendapatkan umbi yang besar, pemangkasan dapat dilakukan hingga 5 kali hingga panen (http://id.wikipedia.org, 2009).

Daun merupakan daun trifoliate, dengan bentuk tulang daun menyirip. Panjang tangkai daun berkisar antara 3 sampai 18 cm. Anak daun berbentuk ovate atau kadang-kadang bulat telur melebar dengan ujung runcing berukuran 3 18 cm x 4-20 cm (Tindall, 1983). Bunga yang berwarna putih atau ungu berkembang dalam tandan tegak, menghasilkan polong dengan panjang 7-14 cm dan lebar 1 2 cm. Polong muda dapat dimakan sebagai sayurran rebus, namun polong tua, daun dan bijinya beracun (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Buah bengkuang termasuk buah polong, yang berbentuk pipih, dengan panjang 8-13 cm, memiliki rambut halus pada permukaan polongnya. Polong berisi 4-7 butir biji yang dipisahkan oleh sekat. Biji bengkuang berbentuk persegi membundar, biji pipih dan berwarna hijau kecoklatan atau coklat tua kemerahan (Heyne, 1987). Biji berbentuk agak pipih, kebanyakan bundar, dengan lebar 5 10 cm dan berbeda dengan spesies Pachirhizus lain, biji ini tidak pernah berbentuk ginjal. Biasanya diperlukan sekitar 10 bulan untuk menghasilkan biji matang. Kultivar dengan biji berwarna cokelat kehijauan lebih disukai karena lebih produktif ketimbang tanaman berbiji hijau atau cokelat (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Syarat Tumbuh Iklim Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1750 m dpl. Dewasa ini bengkuang banyak ditanam pada ketinggian 500-900 m dpl. Curah hujan bervariasi antara 250-500 mm dan tidak lebih dari 1500 mm per bulan. Suhu optimal antara siang dan malam hari adalah antara 200-300C. Pada daerah dengan

siang hari yang lebih panjang, pertumbuhan umbi dapat dilihat setelah 4-6 minggu tetapi pengaruhnya terbatas pada pembentukan umbi. Pada pembungaan, inisiasi pertama ketika panjang hari 12,5 jam (Sorensen, 1998). Suhu 25 o C-30 o C dan iklim lembab dibutuhkan untuk pertumbuhan awal vegetatif tapi temperatur malam yang dingin sekitar 18 o C-20 o C sepanjang hari cerah diperlukan untuk pembesaran dan perkembangan umbi. Bengkuang membutuhkan lama penyinaran yang panjang (14-15 jam) untuk pertumbuhan vegetatif baik, sedangkan hari lebih pendek yang diperlukan untuk pembentukan umbi yang lebih baik (Palaniswami and Peter, 2008). Beberapa tempat yang curah hujan sedang dan ketinggian 0 sampai 1000 meter umumnya dianggap menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bengkuang (Tindall, 1983) Tanah Bengkuang bisa tumbuh pada jenis tanah mulai dari tanah liat sampai lempung berpasir, drainase baik, berpasir, tanah aluvial lebih disukai untuk pertumbuhan bengkuang, terutama pada lahan irigasi (Sorensen, 1996). Tanaman bengkuang dapat tumbuh di dataran rendah dengan kondisi tanah yang baik, yaitu tanah tersebut merupakan tanah yang gembur dan banyak mengandung humus (Liptan, 1996). Toleran terhadap tanah dan kondisi iklim dengan kisaran yang cukup lebar. Berpasir, tanah berdrainase baik umumnya disukai karena genangan air berakibat buruk pada pertumbuhan (Tindall, 1983). Bengkuang memerlukan tanah yang subur, berdrainase baik, dan tanah lempung berpasir dengan ph 6.0-7.0. Pertumbuhan lebih baik di tanah

berlempung dengan drainase yang bagus dan kandungan humus yang memenuhi (Palaniswami and Peter, 2008). Phospat Sumber fosfat yang berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yaitu batu kapur fosfat,sisa tanaman dan bahan organik lainnya,pupuk buatan. Perubahan fosfor organik menjadi anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Penyerapan fosfor selain dapat dilakukan oleh mikroorganisme dapat juga dilakukan oleh liat dan silikat. Ketersedian fosfor bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, utamanya ph karena derajat keasaman menentukan jenis ikatan fosfor dengan unsur laim. Misalnya pada ph rendah fosfor mudah berikatan dengan besi sehingga membentuk besi fosfat yang sukar larut sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Isnaini,1992). Selanjutnya Hasibuan (2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan diantaranya adalah faktor iklim (keadaan musim penghujan dan kemarau). Lebih lanjut Damanik, dkk (2010) menjelaskan bahwa bila dilakukan pemupukan pada saat musim penghujan, pupuk yang diberikan itu sebagian akan hilang tercuci atau tererosi sebelum dapat digunakan oleh tanaman. Sebaliknya, bila pemupukan pada musim kemarau berarti air sedikit di dalam tanah, pupuk yang diberikan tidak dapat larut dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara yang akan diserap ditentukan oleh semua faktor yang mempengaruhi ketersediaannya di permukaan akar sehingga pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tanaman optimal. Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk berbanding lurus dengan selisih hasil maksimum dengan hasil aktual. Hasil maskimum dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak

terlalu tinggi dosisnya karena makin tinggi dosis, maka hasilnya justru menurun (Agustina, 1990). Superfosfat Triple (TSP) dibuat melalui pengasaman batuan fosfat dengan H3PO4 dengan peralatan dan proses yang sama dengan pupuk superfosfat biasa. Pupuk ini mempunyai rumusan kimia yang sama dengan pupuk superfosfat rangkap Ca (H2PO4)2, pupuk padat yang berbentuk butiran kasar, berwarna abuabu dan termasuk pupuk yang mudah larut di dalam air. Kandungan hara pupuk ini sekitar 46 48% P2O5, tidak bersifat higroskopis dan reaksinya di dalam tanah netral (Damanik, dkk, 2010). Di dalam tubuh tanaman fosfor memberikan peranan yang penting dalam beberapa kegiatan antara lain pembelahan sel, pembentukan lemak dan albumin, pembentukan buah, bunga dan biji, kematangan tanaman, melawan efek nitrogen, merangsang perkembangan akar, meningkatkan hasil kualitas tanaman dan ketahanan terhadap hama dan penyakit (Damanik, dkk, 2010). Pemupukan phospat dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Phospat merangsang pertumbuhan bunga, buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas (Novizan, 2002). Gejala pertama tanaman yang kekurangan P adalah tanaman menjadi kerdil. Bentuk daun tidak normal dan apabila defisiensio akut maka ada bagian bagian daun, buah, dan batang yang mati. Defisiensi P juga dapat menyebabkan penundaan kemasakan juga pengisisan biji berkurang. Menurut Palaniswami dan Peter (2008) dosis pupuk N (80 kg/ha), P (40 kg/ha) dan K (80 kg/ha) direkomendasikan untuk mendapatkan hasil optimal. Damanik, dkk, (2010) yang

menyatakan bahwa kehilangan phosfat akibat tercuci hal ini tergantung pada faktor tanah seperti tekstur tanah, kapasitas tukar kation, ph tanah dan jenis tanah. Jarak Tanam Jarak tanam adalah jarak antar tanaman dalam satu barisan tanaman maupun antar barisan tanaman. Keuntungan menggunakan jarak tanam rapat yaitu sebagai benih yang tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat terkompensasi,sehingga tanaman tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat segera tertutup sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan, jumlah tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula (Lingga, 2004). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kompetisi tanaman adalah dengan pengaturan jarak tanam. Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat dan laju evaporasi juga dapat ditekan. Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum (Mayadewi, 2007). Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena penggunaan koefisien penggunaan cahaya. Pada umumnya produksi tiap satuan luas tinggi tercapai dengan populasi tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Pada akhirnya, penampilan masing-masing tanaman secara individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor pertumbuhan lain. Tanaman memberikan

respon dengan mengurangi ukuran baik pada seluruh tanaman maupun pada bagian-bagian tertentu (Harjadi, 1994). Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Jika peningkatan populasi masih di bawah peningkatan kompetisi maka peningkatan produksi akan tercapai pada populasi yang lebih padat (Liu, 2004). Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intra spesies dan antar spesies. Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya, unsur hara dan air. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang (Syam, 1992). Adanya interaksi di antara tanaman yang berdekatan merupakan fungsi dari jarak tanam dan besarnya tanaman bersangkutan. Disamping populasi tanaman, pengaturan jarak tanaman menjadi penting dalam mengoptimumkan penggunaan faktor lingkungan. Terdapat beberapa sistem pengaturan jarak tanam di lapangan yang mungkin mempengaruhi hasil produksi tanaman antara lain

bentuk empat persegi atau bujur sangkar, bentuk barisan dengan jarak dalam baris teratur atau tidak dan arah barisan yakni Utara-Selatan atau Timur-Barat (Jumin, 2002). Tanaman ini ditanam dalam barisan dan sering ditanam dalam gundukan. Jarak tanam yang biasa digunakan sekitar 15-30 cm dalam barisan, dan 100 cm antarbarisan, kerapatan rendah biasa digunakan dalam penanaman pada gundukan atau ketika ditanam tumpang sari (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Biasanya 2-3 biji pada bedengan ditanam pada jarak 30 cm dengan kedalaman 2 cm. tepat waktu ditabur: 30 x 30 cm dan akhir ditaburkan 30 x 15 cm atau 15 x 15 cm. jarak dekat memberikan hasil maksimal tetapi umbi kecil, yang bebas dari retak. Tingkat benih bervariasi 20-60 Kg / ha tergantung pada waktu tanam, jarak dan tujuan (Palaniswami dan Peter, 2008).