BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI PROYEK

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

International Fash on Institute di Jakarta

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

PERENCANAAN BLOK PLAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

6.1 Peruntukkan Kawasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA


BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

JALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas dan daya tariknya kemudian berangsur-angsur akan berubah

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB VI KONSEP RANCANGAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL REDESAIN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA KOTA SOREANG TUGAS AKHIR AAM MUHARAM ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik Kampus UNDIP menuju zero carbon campus yang dilihat berdasarkan jejak karbon dari perjalanan harian (transportasi darat) dan konsumsi energi (kawasan terbangun) pada bangunan oleh civitas akademika. Berikut ini adalah hasil kesimpulan /ringkasan dari karakteristik kawasan kampus, pembahasan dan hasil untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada, yaitu: a. Moda transportasi yang dominan adalah kendaraan bermotor pribadi (motor) dengan prosentase emisi karbon adalah 87% dari total emisi kawasan (3.295.774 gramco 2-ek) dari transportasi darat. b. Keterbatasan ruang parkir tidak seimbang dengan permintaan parkir yang terus meningkat, kapasitas parkir (off-street) yang kurang mengakibatkan beban parkir terakumulasi dibadan jalan sehingga mengakibatkan kemacetan, serta jarak kantong parkir ke beberapa gedung melebihi jarak maksimum orang berjalan (500 meter). c. Peningkatan infrastruktur kawasan masih mementingkan pengguna kendaraan bermotor (motorized) saja sementara untuk berjalan dan bersepeda (non-motorized) masih minim. d. Wilayah utara didominasi oleh bangunan dengan ketinggian 3 lantai berpotensi untuk energi terbarukan matahari, wilayah selatan berpotensi untuk energi terbarukan kombinasi angin & matahari. e. Hampir seluruh bangunan memilki ketebalan lebih dari 16 meter (tanpa atrium) f. Pendingin buatan (AC) menggunakan energi terbesar dalam bangunan sehingga menghasilkan nilai emisi karbon terbesar (2.495.260gramCO 2-ek). Zero Carbon Campus 239

g. Letak ruang terbuka hijau umumnya mengelilingi bangunan, vegetasi peneduh & pengarah dominan berada disekitar bangunan, taman publik, dan sebagian jalur jalan. Dapat disimpulkan bahwa nilai emisi karbon di kawasan Kampus UNDIP Tembalang telah melebihi ambang batas maksimum, sehingga perlu adanya arahan penataan kawasan (design guidelines) secara berkelanjutan melalui pembangunan yang rendah emisi karbon dan pengembangan sistem transportasi yang efisien dalam mengurangi emisi karbon agar tercipta kawasan yang rendah emisi kabon (zero carbon). 6.2 Rekomendasi Umum Dalam hal ini rekomendasi dibagi menjadi dua bagian yaitu secara umum dengan melihat temuan-temuan terkait permasalahan maupun potensi yang ada di kawasan secara makro kawasan dan rekomendasi khusus yang berupa arahanarahan perencanaan yang digunakan sebagai acuan dalam membuat guidelines atau arahan desain agar dihasilkan rekomendasi yang tepat. Secara umum, maka rekomendasi untuk kawasan Kampus UNDIP Tembalang adalah sebagai berikut: 1. Mengkonfigurasi struktur massa bangunan (urban fabric) di kawasan kampus sebagai respon terhadap iklim dalam memberikan akses cahaya matahari siang dan angin pada semua bangunan dan ruangruang diantaranya. 2. Mengintegrasikan antara massa bangunan, jaringan jalan dan ruang terbuka di kawasan kampus untuk mengurangi nilai emisi karbon dari moda transportasi motorized dan meningkatkan efisiensi energi domestik bangunan dengan pemanfatan teknologi energi terbarukan. 3. Desain bioklimatik pada sebuah bangunan rendah energi menuntut hanya sebagian kecil dari energi yang dikonsumsi oleh bangunan tradisional, serta menghasilkan energi yang sama dengan yang dikonsumsinya dan mengambil kebutuhan energinya dari energi terbarukan. 4. Merencanakan dan merancang arahan desain yang mendukung terciptanya zero carbon campus. Dengan meredesain kawasan Zero Carbon Campus 240

eksisting yang menyebar ke walkable area dengan menambah, mengurangi dan memasukan fungsi baru. 6.3 Rekomendasi Khusus Rekomendasi khusus merupakan arahan-arahan yang lebih spesifik yang didasarkan pada rekomendasi umum diatas. Sehingga, rekomendasi khusus dapat menjadi arahan perencanaan dan perancangan kawasan (design guideline) kawasan secara makro, messo dan mikro. Rekomendasi khusus diusulkan berdasarkan temuan pada variabel transportasi darat dan kawasan terbangun yang dihubungkan dengan kondisi kawasan dengan melihat permasalahan terkait jejak karbon primer. Berikut adalah rincian dari arahan penataan kawasan menuju zero carbon campus, yaitu: 1. Secara umum dalam menentukan arahan perencanaan dan perancangan ini, didasarkan pada tiga aspek ini yaitu: Skala Makro Arahan yang berupa peta-peta dalam bentuk rencana dua dimensi, seperti peta arahan masterplan, arahan tata guna lahan, tata bangunan, skema, dll. Skala Messo Arahan yang berupa detail pada area tertentu yang didasarkaan pada skala makro dalam bentuk skema ataupun rencana dua dimensi ataupun perspektif tiga dimensi. 2. Urban Design Guidelines Merupakan bentuk implementasi dari rekomendasi dan arahan yang dibuat dalam bentuk design guidelines berupa peta-peta tematik dan juga arahan desain secara arsitektural. Adapun deskripsi lengkapnya dapat dilihat berikut ini: a. Masterplan Masterplan kawasan menunjukan keseluruhan aspek yang terintegrasi menjadi satu sehingga tercipta kawasan yang zero carbon campus. b. Tata Guna Lahan Tabel. 6.1. Arahan tata guna lahan ARAHAN DESKRIPSI ARAHAN 1. Pengembangan guna lahan campuran didalam kawasan yang diintegrasikan dengan sistem transportasi untuk meningkatkan daya dukung kawasan dan terciptanya aktivitas-aktivitas yang beragam. Zero Carbon Campus 241

2. Membangun bangunan, infrastruktur /sarana yang rendah emisi karbon, yaitu: a. Membangun layanan berbasis internet yang menyediakan informasi tentang kondisi real-time kawasan kampus melalui teknologi CCTV guna memberikan informasi kepada civitas akademika lebih cepat, efektif dan efisien dalam penggunaan energinya, yang diletakan : - Pada persimpangan jalan memperlihatkan kondisi kepadatan yang terjadi. - Pada area parkir menampilkan suasana dan ketersediaan tempat parkir. - Pada area transit melihat kondisi shelter dan menampilkan jadwal serta rute perjalanan. - Pada stasiun sepeda memperlihatkan lokasi shelter, tersedia atau tidaknya moda transportasi sepeda dan rute-rute yang ada. b. Membangun sistem smart-grids pada kawasan kampus. c. Tata Bangunan Tabel. 6.2. Arahan tata bangunan ARAHAN DESKRIPSI ARAHAN 1. Tata massa bangunan diorientasikan pada ruang terbuka berupa taman /plaza yang berada diantara bangunan sehingga membentuk innercourt. 2. Massa bangunan ditata agar saling berdekatan (berkumpul) pada jurusan yang sama untuk meningkatkan walkability dan juga menciptakan share shaded sehingga tercipta keteduhan di ruang luar dan membuat iklim mikro yang nyaman. 3. Setiap bangunan dirancang untuk berorientasi pada passive design dengan memaksimalkan pada pencahayaan dan penghawaan alami. 4. Memanfaatkan energi yang berasal dari alam melalui sistem teknologi energi terbarukan : - Pemanfaatan panel PV pada bagian atap /wajah bangunan yang selain berfungsi sebagai elemen dekoratif juga sebagai double-skin dan penghasil energi terbarukan untuk menghasilkan tenaga listrik. - Pemanfaatan turbin angin skala kecil yang terpasang pada atap bangunan yang tegak lurus terhadap arah datangnya angin. Memiliki kapasitas 1 Kw 2 Kw. Zero Carbon Campus 242

d. Ruang Terbuka Hijau Tabel. 6.3. Arahan ruang terbuka hijau ARAHAN DESKRIPSI ARAHAN 1. Penyediaan ruang-ruang terbuka sebagai ruang komunal yang mudah diakses sehingga, menjadi ruang aktif kawasan yang dikombinasikan dengan keberadaan vegetasi. 2. Penyediaan taman /area istirahat pada beberapa lokasi dekat jalur pejalan kaki sebagai tempat istirahat sementara pejalan kaki berupa area duduk yang nyaman. 3. Mengoptimalkan keberadaan vegetasi disepanjang koridor ataupun diantara bangunan sesuai dengan fungsinya. - Vegetasi dengan fungsi peneduh diletakan disepanjang jalur pejalan kaki, jalur sepeda, diarea parkir dan ditaman, plaza antar bangunan sebagai estetika sekaligus penyerap aktif emisi karbon. - Vegetasi dengan fungsi pengarah diletakan sebagai batas antara jalur sepeda dan jalur kendaraan bermotor sebagai estetika sekaligus penyerap aktif emisi karbon. e. Jaringan Jalan, Jalur Sepeda & Jalur Pedestrian Tabel. 6.4. Arahan jaringan jalan, jalur sepeda dan jalur pedestrian ARAHAN DESKRIPSI ARAHAN 1. Menyediakan lebih banyak pilihan jalur sehingga, pergerakan dapat didistribusikan dan meningkatkan pergerakan dengan berjalan atau bersepeda. 2. Menyediakan jalur sepeda yang aman dan nyaman saat bersepeda dengan lebar minimun 2 m atau untuk dua lajur. 3. Penerapan teknologi modern pada sepeda, dengan menyediakan dua jenis sepeda yaitu sepeda konvensional dan sepeda listrik. Sehingga, dapat mengatasi masalah kontur kawasan yang berbukit dengan menggunakan sepeda listrik. 4. Menyediakan informasi terkait sepeda pada setiap stasiun sepeda ataupun area transit. Informasi yang tercantum mengenai lokasi stasiun sepeda, rute sepeda dan jalur sepeda, guna memberikan informasi kepada civitas akademika lebih cepat, efektif dan efisien dalam penggunaan energinya. 5. Menghubungkan semua jalur pejalan kaki yang terputus dan menyediakan ruang semakasimal mungkin untuk jalur pejalan kaki di kanan dan kiri jalan dengan lebar minimal 1,5 meter. 6. Merancang jalur pejalan kaki & sepeda dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu: - Safety & Security, aman dan terlindungi dari ancaman kendaraan bermotor dan aman dari kriminalitas. - Directness, meminimalkan jarak tempuh perjalanan. Zero Carbon Campus 243

- Ease of Entry, Mudah dicapai dan bisa digunakan oleh semua orang (universal). - Comfort, kapasitas dan kualitas jalur nyaman dan terlindungi dari cuaca. - Aesthetics, jalur pejalan kaki didesain dengan baik, material yang baik dan menarik orang untuk berjalan. f. Moda Transportasi Tabel. 6.5. Arahan moda transportasi ARAHAN DESKRIPSI ARAHAN 1. Melakukan upaya pembatasan penggunaan kendaraan pribadi didalam kampus (terutama mahasiswa) dan mendorong moda transportasi yang lebih ramah lingkungan, sehat dan efesien. 2. Mengintegrasikan area transit dengan fasilitas transit kedalam pola tata guna lahan kawasan kampus. 3. Mempromosikan moda transportasi alternatif termasuk berjalan, sepeda dan area transit untuk mengurangi lalu lintas kendaraan bermotor. 4. Pengembangan sistem transportasi massal yang saling terintegrasi dengan memanfaaatkan sumber energi alternatif untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan. g. Area Parkir ARAHAN ARAHAN Tabel. 6.6. Arahan area parkir DESKRIPSI 1. Mendekatkan massa bangunan akan memberikan dampak positif pada jarak maksimum orang berjalan menjadi nyaman. 2. Dengan menyediakan fasilitas parkir pada remote-area diletakan didekat area transit yang terintegrasi dengan berbagai pilihan moda transportasi dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor didalam kawasan kampus. 3. Menyediakan fasilitas informasi real-time terkait ketersedian parkir disetiap gedung parkir yang dapat diakses melalui internet guna memberikan informasi kepada civitas akademika lebih cepat, efektif dan efisien dalam penggunaan energinya. 4. Memberikan signage dilarang parkir disepanjang jalan pada lokasi-lokasi yang intensitas aktivitasnya tinggi sebagai sebuah kebijakan dari dalam kampus untuk mengurangi emisi karbon yang timbul dari kemacetan. Zero Carbon Campus 244

6.4 Saran Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain, menyangkut: 1. Dalam penentuan variabel dalam penelitian ini masih diteliti pada skala makro dan hanya melihat secara garis besar sumber penyebab emisi karbon terbesar berasal yaitu dari penggunaan transportasi darat terutama kendaraan bermotor pribadi dalam hal ini motor dan mobil. 2. Karena keterbatasan dana dan waktu maka data terkait jejak karbon primer yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan harian civitas akademika dihitung hanya dengan menggunakan kalkulator jejak karbon secara online. Tanpa melihat aspek-aspek lainnya dan pengukuran serta perhitungan yang lebih rinci menggunakan alat pengukur. 3. Arahan yang diberikan peneliti belum dapat menyelesaikan permasalah secara tuntas, hendaknya lebih rinci lagi sehingga faktor yang menjadi penyebab tingginya nilai emisi karbon dapat dikurangi. Karana keterbatasan tersebut diatas hendaknya peneliti selanjutnya dapat melihat lebih spesifik permasalahan emisi karbon yang disebabkan jejak karbon primer maupun sekunder baik dari aspek tata guna lahan, transportasi dan lingkungan terbangun serta pengaruh vegetasi terhadap penurunan emisi karbon dan juga faktor-faktor lainnya yang memberikan pengaruh terhadap tingginya nilai emisi karbon. Zero Carbon Campus 263