BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

I. PENDAHULUAN. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada kodratnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling berpasang-pasangan

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami informasi tentang dunia atau lingkungan melalui penglihatan, penghayatan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan dan sebagai syarat terbentuknya suatu keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan di atas adalah merupakan rumusan dari Bab I Dasar Perkawinan pasal

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkawinan ini menjadi sebuah ikatan antara seorang laki-laki dan seorang

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus citacita

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan seperti firman Allah dalam Qur`an Surat Al- Baqarah ayat 36

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam poligami diatur dalam Al-Qur an surah An-Nissa ayat 3

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk hidup bersama dengan sesamanya. Manusia dilahirkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain, dan saling membutuhkan. Perkawinan merupakan bersatunya dua makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu laki-laki dan perempuan secara lahir batin untuk membentuk keluarga yang kekal berdasarkan syariat islam. Menurut Idallayli (2010), perkawinan adalah hubungan yang sah antara seorang laki-laki dan perempuan yang diakui oleh negara. Perkawinan merupakan perjanjian yang sah, dan sama-sama bertanggung jawab dalam menunaikan tugasnya sebagai suami istri atas keselamatan dan kebahagiaan rumah tangga. Menikah adalah sesuatu yang sangat dianjurkan, karena merupakan amalan sunnah para Nabi. Lahirnya Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang pelaksanaanya diatur oleh peraturan pemerintah menyatakan tidak berlaku lagi ketentuan yang telah ada. Undang-Undang perkawinan menyangkut hukum perkawinan campuran, hukum perceraian, dan hukum agama. Agama dan kepercayaannya itu berlaku bagi semua warga Indonesia. Hukum agama dapat dijumpai dalam keyakinan yang terbentuk dalam kesatuan masyarakat yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 perkawianan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum 1

2 masing-masing agama dan kepercayaannya. Hukum masing-masing agama dan kepercayaan itu termasuk ketentuan perundang-undangan asalkan tidak bertentangan. Undang-Undang tentang perkawinan menganut asas monogami. Oleh karena itu, perkawinan mempunyai maksud agar suami istri membentuk keluaga yang kekal dan bahagia. Sesuai dengan hak asasi manusia maka perkawinan harus disetujui oleh kedua belah pihak. Kehidupan keluarga terjadi lewat perkawinan yang sah, baik menurut hukum agama maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pernikahan akan menciptakan kehidupan yang harmonis, tentram dan sejahtera lahir batin yang didambakan oleh setiap insan yang normal. Ketentraman dan kebahagiaan sebuah rumah tangga dapat tercipta apabila suami istri tersebut memenuhi hak dan kewajiban satu sama lain. Prinsip suatu perkawinan adalah ditujukan untuk selama hidup dan kebahagiaan yang kekal bagi pasangan suami istri yang bersangkutan. Agama islam membolehkan perceraian sebagai langkah dari usaha melanjutkan rumah tangga. Secara yuridis perceraian mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah diatur di dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974. Mengantisipasi dan godaan terhadap keutuhan keluarga, perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan terjadinya perceraian. Menurut Fauzi (2010), perceraian adalah pelepasan tali perkawinan dan pemutusan hubungan antara suami isteri dengan adanya sebab dari beberapa sebab. Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan adalah mempersulit perceraian. Perceraian hanyalah tentang tidak adanya keharmonisan dalam hubungan suami istri sebagai gejala masalah dalam rumah tangga. Hukum tidak mampu menjangkau hal-hal

3 yang bersifat batin. Upaya mempersulit perceraian dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu menetapkan syarat perceraian dengan dasar alasan-alasan tertentu dan diucapkan di depan sidang pengadilan. Alasan dan prosedur ini dituangkan dalam pasal 39-40 Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Persamaan hak perempuan dan laki-laki di Indonesia sudah jauh lebih baik. Perjuangan para kaum perempuan di Indonesia saat ini tinggal meneruskan dan mengembangkan apa yang telah dimiliki. Emansipasi dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan itu dituangkan dalam persamaan hak dan kedudukan suami istri dalam kehidupan keluarga dan kehidupan bermasyarakat. Menurut Latif (1982:12), perceraian adalah suatu mala petaka, tetapi tidak menimbulkan mudlarat yang lebih besar. Perceraian adalah pintu daruratnya perkawinan guna keselamatan bersama. Perceraian boleh dilakukan pada saat mengandung unsur kemaslahatan. Perceraian terjadi apabila di dalam rumah tangga terdapat tidak adanya keharmonisan dan kekompakan, karena pada kenyataanya menunjukkan bahwa hubungan suami istri tidak selamanya dipelihara secara harmonis. Cemburu yang berlebihan akan menimbulkan salah paham antara mereka berdua, yang akan mengakibatkan perceraian. Islam memberikan kebebasan sepenuhnya kepada suami istri untuk mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang. Akibat buruk dari perceraian menyangkut kehidupan kedua belah pihak dan anaknya. Perceraian dapat menghancurkan generasi. Anak yang berasal dari rumah tangga yang berantakan atau bercerai sebagian besar akan mengalami cacat secara emosional dan fisik. Kehadiran orang

4 tua dalam keluarga mempunyai fungsi pendidikan yang pertama. Proses sosialisasi oleh anak dilakukan dengan cara meniru tingkah laku dan tutur kata orang dewasa yang berada dalam lingkungan terdekatnya. Perceraian mempengaruhi kepribadian anak dan mengakibatkan dampak negatif terhadap wanita yang mengalami perceraian. Secara moral, perceraian sebagai perbuatan yang paling dimurkai Allah SWT, walaupun di bolehkan. Oleh karena itu, semuanya harus diberikan dalam batas yang dapat dipertanggung jawabkan, baik dari hubungan kedua belah pihak, keluarga, dan masyarakat pada umumnya. Apabila kedua belah pihak berselisih dan tidak bisa diatasi lagi, istri dapat membebaskan dirinya dari ikatan perkawinan dengan jalan mengembalikan sejumlah harta yang dahulu pernah diterimanya sebagai mas kawin. Adanya perceraian karena adanya perkawinan, meskipun tujuan perkawinan bukan perceraian. Pada dasarnya perceraian dalam pandangan hukum islam merupakan keniscayaan yang tidak mungkin dihindarkan, karena dinamika rumah tangga manusia tidak kekal sifatnya. Pernikahan itu menghendaki diperolehnya kebahagiaan tetapi di dalam kenyataannya terjadi perceraian. Pada tahun 2013, angka perceraian di Pengadilan Agam Pati meningkat. Sehingga dimungkinkan jumlahnya masih akan terus bertambah, yang cerai tidak hanya pasangan tua. Pasangan muda-mudi juga cukup banyak untuk melakukan perceraian. Peneliti tertarik untuk meneliti terkait dengan faktor-faktor dominan terjadinya perceraian. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, hal ini peneliti ingin mengadakan penelitian faktor-faktor dominan terjadinya perceraian (studi kasus di Pengadilan Agama

5 Pati dalam perspektif Undang-Undang No. 1 tahun 1974). Alasan dipilihnya di Pengadilan Agama Pati sebagai lokasi penelitian, karena di tempat ini terdapat banyak kasus mengenai perceraian. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah: 1. Apa saja faktor-faktor dominan terjadinya perceraian di Pengadilan Agama Pati tahun 2013? 2. Bagaimanakah upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak Pengadilan Agama Pati? 3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan sidang perceraian di Pengadilan Agama Pati? 4. Apa saja solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan sidang perceraian di Pengadilan Agama Pati? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan faktor-faktor dominan terjadinya perceraian di Pengadilan Agama Pati tahun 2013. 2) Untuk mendeskripsikan upaya mediasi yang dilakukan oleh pihak Pengadilan Agama Pati.

6 3) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan persidangan perceraian di Pengadilan Agama Pati. 4) Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan sidang perceraian di Pengadilan Agama Pati. D. Manfaat atau Kegunaan Penilitian Suatu penelitian itu sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga dengan peneliti ini nantinya diharapkan juga mampu memberikan manfaat terutama pada segi teoritik maupun praktisnya, manfaat tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran karena pembahasan ini suatu realita dalam kehidupan nyata, dan memberikan kontribusi bagi perkembangan konsep mengenai faktorfaktor dominan terjadinya perceraian di Pengadilan Agama. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua pihak berkaitan dengan faktor-faktor dominan terjadinya perceraian. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

7 E. Daftar Istilah 1. Perkawinan. Menurut Syarafuddin dkk. (2013:106), perkawinan adalah akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan bukan mahrom yang menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya. 2. Perceraian. Menurut Aji (2012), perceraian merupakan salah satu ancaman dan gangguan terhadap kebahagiaan keluarga, perceraian dipandang sebagai bentuk kegagalan berkeluarga. 3. Faktor-faktor perceraian. Menurut Levinger yang dikutip oleh Aprilianto (2011) penyebab terjadinya perceraian, antara lain: a. Karena pasanganya sering mengabaikan kewajiban terhadap rumah tangga dan anak, seperti jarang pulang ke rumah, tidak ada kepastian waktu berada di rumah, serta tidak adanya kedekatan emosional dengan anak ataupun dengan pasanganya. b. Masalah keuangan (tidak cukupnya penghasilan yang diterima untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan rumah tangga). c. Adanya penyiksaan fisik terhadap pasangan. d. Pasanganya sering berteriak dan mengeluarkan kata-kata kasar serta menyakitkan untuk pasanganya. e. Tidak setia, seperti punya kekasih lain, dan sering berzina denga orang lain (selingkuh). f. Ketidakcocokan dalam masalah hubungan seksual dengan pasanganya, seperti adanya keengganan atau sering menolak melakukan senggama dan tidak bisa memberikan kepuasan. g. Sering mabuk. h. Adanya keterlibatan/campur tangan dan tekanan sosial dari pihak kerabat pasangannya. i. Sering munculnya kecurigaan, kecemburuan serta ketidakpercayaan dari pasanganya.