Survei Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

INTERAKSI EDUKATIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH SE- KECAMATAN KOTA BOJONEGORO.

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

Penerapan Modifikasi Permainan Softball Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH. (Studi pada SMA Negeri se Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

Dalam Rangka Pelaksanaan Tujuh Ruang Lingkup Penjasorkes Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi Pada SMKN 8 Surabaya)

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soepartono (2000:6) sarana olahraga adalah terjemahan dari facilities, yaitu

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HAMBATAN SISWA KELAS VII BELAJAR SENAM LANTAI GULING DEPAN DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE-KECAMATAN LUBUK RAJA OKU. Oleh: Daryono (Dosen Universitas PGRI Palembang)

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI 7 MALANG

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56-60

Pengaruh Model Mastery Learning Terhadap Efektivitas Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

E-JOURNAL. Oleh : Tri Handoko

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian di laksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat 2. Waktu. B.

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1

KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI GUGUS I SDN KECAMATAN MARPOYAN DAMAI

Evaluasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Keilmuan Pencak Silat Tapak Suci Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surabaya

Perbandingan Motivasi Belajar PJOK SMP Negeri Dan SMP Swasta

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

Penerapan Model Movement Problem Based Learning Soccer Like Games

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Penerapan Modifikasi Permainan Softball Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pendidikan Jasmani

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGARUH PERMAINAN LARI ESTAFET TERHADAP KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

Oleh: Samudi SDN 3 Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE KECAMATAN LUBUK RAJA OKU

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

Transkripsi:

SURVEI INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN DI SMP DAN MTS SE- KECAMATAN BALONGPANGGANG GRESIK Muhammad Isnaini Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Sasminta Christina Yuli Hartati Dosen S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya Abstrak Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Perjalanan yang ditempuh dalam proses belajar mengajar tidaklah mudah dan sederhana, tetapi banyak hambatan dan kompleks akan permasalahan. Baik permasalahan yang timbul dari siswa, guru maupun lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi edukatif yang dilakukan guru dengan siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel diambil secara purposive sampling, sebanyak 7 guru dan 178 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan kuesioner guru interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan nilai rata-rata 229,14 yang kemudian dikonversi kedalam nilai kategori untuk kuesioner guru dengan nilai kategori baik, (2) berdasarkan kuesioner siswa interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dengan nilai rata-rata 229,14 yang kemudian dikonversi kedalam nilai kategori untuk kuesioner siswa dengan nilai kategori baik, (3) berdasarkan lembar pengamatan interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dengan nilai rata-rata 229,14 yang kemudian dikonversi kedalam nilai kategori untuk observasi dengan nilai kategori cukup. Simpulan penelitian bahwa interaksi edukatif guru dengan siswa pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMP dan MTs se-kecamatan Balongpanggang Gresik dengan nilai rata-rata 477,47 yang kemudian dikonversi kedalam nilai kategori dengan nilai kategori cukup. Kata Kunci: interaksi edukatif, guru, pendidikan jasmani Abstract Teaching and learning process is a process of educative interaction between student and teacher. The learning process is not easy and simple, but a lot of obstacles and problems will be complex. Both problems arising from students, teachers and school environment. This study aims to determine the educational interaction that teachers do with students on the learning of physical education, sport and health. The study was conducted by quantitative descriptive approach. Subjects were teachers and students on the learning process of physical exercise and health education in SMP and MTs Balongpanggang district Gresik. Samples were taken by purposive sampling, a total of 7 teachers and 178 students. The results showed that (1) based on teacher questionnaires educational interaction learning process of physical education, sport and health with an average value of 229.14 which is then converted into the value category for the teacher questionnaire with value "good" category. (2) based on the student questionnaire educational interaction learning process of physical education, sport and health with an average value of 229.14 which is then converted into the value category for the student questionnaire with a value of "good" category. (3) based on the observation sheet educational interaction learning process of physical education, sport and health with an average value of 229.14 which is then converted into the value category for observation with the value category of "enough". On conclusion that the study of educational interaction of teachers and students in the learning process of physical education, sport and health in SMP and MTs Balongpanggang district Gresik with an average value of 477.47 which is then converted into the value category with the value of the category of "pretty". Keywords: educational interaction, teacher and physical education PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut adalah suatu rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, rangkaian kegiatan pengaruh-mempengaruhi. Suatu rangkaian perubahan dan pertumbuhan fungsi-fungsi jasmani, pertumbuhan watak, pertumbuhan intelek, pertumbuhan sosial. Semua itu tercakup didalam peristiwa proses belajar. Proses belajar http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 675

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 675-679 mengajar terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dengan guru sebagai pendidik. Tidak akan terjadi proses interaksi belajar mengajar apabila hanya ada satu unsur yaitu guru atau siswa. Perjalanan yang ditempuh dalam proses belajar mengajar tidaklah mudah dan sederhana, tetapi banyak hambatan dan kompleks akan permasalahan. Baik permasalahan yang timbul dari siswa, guru, maupun lingkungan sekolah. Jumlah dan perbedaan anak didik baik secara biologis, intelektual, dan psikologis harus menjadi perhatian bagi seorang guru untuk menentukan langkah pembelajaran. Seorang guru harus dapat memilih dan memilah baik materi ajar, metode pembelajaran, maupun pengelolaan dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus memperhatikan dirinya sendiri baik penampilan, ucapan, serta tingkah laku. Karena semua yang dilakukan guru akan menjadikan pengalaman bagi anak didiknya. Kekurangan dalam proses belajar mengajar tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Data yang diperoleh pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Kecamatan Balongpanggang, kekurangan tersebut nampak pada penyampaian apersepsi (argumen perlunya para siswa mempelajari materi hari ini) secara lugas dan penuh makna, semua siswa aktif (sibuk belajar atau membantu teman yang sedang belajar), guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes hari ini, guru melakukan evaluasi formatif tentang sejauh mana para siswa mencapai indikator pembelajaran dengan sempurna. Kekurangan dalam proses belajar akan menghambat interaksi antara pendidik dan peserta didik. sehingga proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal. Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran bukan berarti tidak bisa disempurnakan atau dipelajari, dan semata-mata pengajar mempunyai seni mengajar yang berbeda, namun mengajar telah berkembang sebagai suatu keterampilan profesional yang mempunyai disiplin ilmu, mempunyai tahapan-tahapan dan komponen-komponen, yang dapat dan harus dipelajari untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dan profesionalisme sebagai tenaga pendidik. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Survei Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP dan MTs se-kecamatan Balongpanggang Gresik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi edukatif yang dilakukan guru dengan siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMP dan MTs se-kecamatan Balongpanggang Gresik. Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dengan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan (Djamarah, 2005: 11). Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Sebagai suatu sistem tentu saja interaksi edukatif mengandung sejumlah komponen-komponen yang dibutuhkan sebagai pendukung proses interaksi. Menurut Djamarah (2005: 16), komponen-komponen yang terdapat dalam interaksi edukatif antara lain: a. Tujuan Kegiatan interaksi edukatif tidak akan terlepas dari perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyelesaikan tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan. b. Bahan pelajaran Bahan merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses interaksi edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar mutlak mempelajari, mempersiapkan dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik. c. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Disini perlu diperhatikan guru dalam pengelolaan pengajaran dan pengelolaan kelas adalah perbedaan anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. d. Metode Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditepatkan. Metode memiliki kelebihan dan kelemahan, menuntut guru untuk mengunakan metode yang bervariasi. Beberapa faktor yang harus guru perhatikan dalam penggunaan beberapa metode pengajaran yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fugsinya, anak didik berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya, serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. 676 ISSN : 2338-798X

e. Alat Alat merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat tidak hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pembantu dan mempermudah usaha mencapai tujuan. f. Sumber pelajaran Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali, ada dimana-mana di sekolah, di halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan sumbersumber pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru, waktu, biaya, serta kebijakankebijakan lainnya. Dari berbagai sumber tersebut dipakai dalam proses interaksi edukatif. g. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan menggunakan instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tulis dan tes lisan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan menilai metode mengajar yang dipergunakan. Guru Guru adalah orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengenalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala hal (Thoifuri, 2008: 1). Dari kompetensi yang dimiliki seorang guru diharapkan dapat menjadikan orang lain pandai dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Seorang guru senantiasa harus bisa menigkatkan kualitas pribadi dan sosialnya karena seorang guru merupakan panutan bagi peserta didik, sehingga sikap, tingkah laku, dan perbuatan harus dijaga. Menurut Thoifuri (2008: 3), karakter pribadi dan sosial bagi seorang guru dapat diwujudkan sebagai berikut: 1. Guru hendaknya pandai, mempunyai wawasan luas. 2. Guru harus selalu meningkatkan keilmuwan 3. Guru menyakinkan bahwa apa yang disampaikan itu benar dan bermanfaat. 4. Guru hendaknya berfikir obyektif dalam menghadapi masalah. 5. Guru hendaknya mempunyai dedikasi, motifasi, dan loyalitas. 6. Guru harus bertanggung jawab terhadap kualitas dan kepribadian moral. 7. Guru harus mampu merubah sikap siswa yang berwatak manusiawi. 8. Guru harus menjauhkan diri dari segala bentuk pamrih dan pujian. 9. Guru harus mampu mengaktualisasikan materi yang disampaikannya. 10. Guru hendaknya banyak inisiatif sesuai perkembangan iptek. Siswa Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah (Dimyati dan Mudjiono, 1994: 20). Dalam kegiatan belajar siswa mengalami proses belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara siswa dengan guru. Dalam proses belajar tersebut siswa dituntut lebih aktif dan menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, mengakibatkan siswa semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat keinginan untuk semakin mandiri dan mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang oleh guru untuk mendukung proses belajar siswa dan terjadi proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran guru memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar, sebagai akibatnya akan terjadi perubahan tingkah laku yang dialami peserta didik. Menurut Sinegar dan Nana (2000: 13), pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Merupakan upaya sadar dan disenggaja. b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar. c. Tujuan harus ditetapkan terlabih dahulu sebelum proses dilaksanakan. d. Pelaksanaannya terkendali baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik adalah sebagai subjek dan objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai, ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 677

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 675-679 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Menurut Khamidi (2008: 78), pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah salah satu mata ajaran kurikulum di sekolah dengan tujuan pembimbingan perilaku hidup sehat seutuhnya. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Pada Permendiknas No. 20 Tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP / MTs, adalah sebagai berikut: 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobicserta aktivitas lainnya. 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilanbergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan seharihari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian non eksperimen dengan menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Penelitian non eksperimen adalah suatu penelitian dimana peneliti sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memberikan perlakuan atau melakukan manipulasi terhadap variabel yang mungkin berperan dalam munculnya suatu gejala, karena gejala yang diamati telah terjadi (Maksum, 2008:11). Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena pada penelitian ini akan banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif ini juga ada data berupa informasi kualitatif (Arikunto, 2010: 27). Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP dan MTs se- Kecamatan Balongpanggang Gresik. Populasi pada penelitian ini adalah guru dengan siswa pada proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Yang terdapat 9 guru dan 1243 siswa dari 9 sekolah. Instrument Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Variasi jenis istrumen penelitian yang digunakan adalah angket atau kuesioner, observasi, dan dokumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Kuesioner guru Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan 7 guru pendidikan jasmani, olahraga. dan kesehatan tentang interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Penelitian Kuesioner Guru 53 194 262 229,14 11,510 2. Kuesioner siswa Berdasarkan hasil pengisian kuesioner siswa yang mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang telah diisi responden sebanyak 178 dari 7 guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang melakukan proses pembelajaran, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Penelitian Kuesioner Siswa 22 23 110 85,47 10.149 678 ISSN : 2338-798X

3. Lembar pengamat Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 7 guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tentang interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Penelitian Lembar Pengamatan 53 115.00 233.00 162.86 44.380 Pembahasan Berdasarkan analisa dari ketiga instrument penelitian diperoleh data keseluruhan dengan skor minimal sebesar 333, skor maksimal sebesar 605, dan total jumlah skor rata-rata sebesar 477,47. Untuk menentukan rentang, dengan cara skor maksimal dikuranggi skor terkecil yaitu: 605 333 = 272. Banyak kelas interval yang digunakan adalah 5. Sehingga panjang kelas interval (p), dapat diketahui dengan cara besarnya rentang dibagi dengan banyak kelas yaitu 272 : 5 = 54,4. Dari hasil tersebut dapat disusun kelas interval yang dikonversikan kedalam nilai kategori sebagai berikut: Tabel 4 Konversi Nilai Kategori Berdasarkan Kelas Interfal Kelas Interval Nilai Kategori 553 607 Baik Sekali 498 552 Baik 443 497 Cukup 388 442 Kurang 333 387 Kurang Sekali Nilai total rata-rata dari ketiga instrument tersebut 477,47. Berdasarkan nilai total rata-rata yang ditransformasi kedalam tabel tersebut di atas, sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi edukatif guru dengan siswa pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat dikategorikan Cukup. PENUTUP Simpulan Disimpulkan bahwa interaksi edukatif guru dengan siswa pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SMP dan MTs se- Kecamatan Balongpanggang Gresik dikategorikan Cukup. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas maka saran yang perlu diungkapkan mengenai interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SMP dan MTs se-kecamatan Balongpanggang Gresik. Interaksi edukatif yang dilakukan guru dengan siswa dalam proses pembelajaran cukup baik, namun perlu ditingkatkan lagi agar interaksi edukatif yang dilakukan guru dengan siswa pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bisa berlangsung lebih optimal. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati, dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Khamidi, Amrozi. 2008. Pendidikan dan Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Pers. Lutan, Rusli. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Mahardika, I Made Sriundy. 2010. Perencanaan Pengajaran Aplikasi pada Penjasorkes. Surabaya: Unesa University Pers. Mahardika, I Made Sriundy. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Pers. Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Maksum, Ali. 2009. Statistik dalam Olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Nurhasan, dkk. 2005. Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Surabaya: Unesa University Pers. Nurhasan, 2000. Statistika Deskritif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sinegar, Evelina dan Nana, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Galia Indonesia. Supandi.1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Mengajar - Belajar. Bandung: Tarsito. Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Kudus: RaSAIL Media Group. Undang-Undang RI No14 Th 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Usaha Nasional. Undang-Undang RI No20 Th 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Usaha Nasional. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive 679