Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. kelompok usia lanjut (usila/lansia) (Badriah, 2011). Secara alamiah lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

METODE. Desain, Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 5 HASIL PENELITIAN

berusia di atas 37,65 tahun untuk lebih diperhatikan. Kata kunci: kesegaran jasmani lalu lintas. Kepustakaan: 46 ( ). ABSTRAK Susilowati

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

Transkripsi:

Kajian Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah Maratu Soleha Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbangkes Kemenkes RI e-mail: maratu@litbang.depkes.go.id Abstract The cholesterol level in blood has become one of the risk factors of heart disease. One of the risk factors of heart disease is high cholesterol level. This article analysis variables that influence high cholesterol level in blood. Data were obtained from national health research in 2007. Data consist of 21.178 respondents was clean up become 4.566 clean data ready to be analyze. Study design was cross sectional then analyzed with stata v. 9 followed by backward stepwise selection.bivariate analysis shows gender, body mass index, sistole and diastole blood pressure, smoke habits and the responden who lack of strenuous activities have a tendency to hypercholesteromia risk. Keywords: Hiperkolesterolemia, Indeks Massa Tubuh (IMT), sistolik, diastolik. Abstrak Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Artikel ini membahas berbagai variabel yang mempengaruhi tingginya kadar kolesterol di dalam darah. Data untuk analisis diperoleh dari riset kesehatan dasar tahun 2007. Data terdiri dari 21.178 responden yang dibersihkan sehingga menjadi 4.566 data yang siap untuk dianalisis. Studi desain crossectional. Data dianalis dengan stata v.9 dilanjutkan dengan backward stepwise selection. Analisis dua variabel menunjukkan jenis kelamin, Indeks massa tubuh, tekanan darah, kebiasaan merokok dan kurangnya latihan fisik memiliki risiko hypercholesteromia. Keywords: Hiperkolesterolemia, sistolik, diastolik. Pendahuluan Menurut data dari Kementerian Kesehatan penyakit jantung di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor diduga sebagai pemicu penyakit jantung diantaranya obesitas, karena meningkatnya IMT yang menyebabkan meningkatnya fungsi metabolik tubuh yang membutuhkan suplai oksigen lebih besar, sehingga beban kerja otot jantung meningkat 1. Kolesterol tinggi juga menjadi faktor pemicu penyakit jantung koroner karena kolesterol tinggi penyebab terjadinya sumbatan di pembuluh arah perifer yang mengurangi suplai darah ke jantung. Kolesterol tinggi juga dapat menjadi pemicu hipertensi dan stroke. Faktor lain yang diduga terkait adalah merokok karena merokok dapat menyebabkan vasokonstriksi otot jantung yang dapat mengurangi kapasitas daya angkut oksigen ke seluruh tubuh 2. Aktifitas fisik yang seimbang dan berkesinambungan dapat melatih otot jantung; selain itu aktifitas fisik seperti olah raga dapat membakar lemak visceral yang dapat mengganggu otot jantung 3. Kontraksi dan dilatasi selama berlangsungnya aktifitas fisik dapat menambah kekuatan otot jantung untuk meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh 3. Riskesdas tahun 2007 memberikan gambaran evidence yang lebih besar dan luas cakupannya meliputi seluruh Indonesia. Data yang diperoleh memberikan informasi kepada masyarakat untuk pencegahan penyakit jantung dengan menghindari faktor-faktor risiko seperti yang dipaparkan di atas. Tulisan ini menganalisis faktor-faktor yang Diterima: 18 Juni 2012 Direvisi: 25 Juli 2012 Disetujui: 29 Agustus 2012 85

berpengaruh terhadap kadar kolesterol tinggi. Metode Data responden yang dianalisis untuk mendapatkan gambaran salah satu faktor risiko penyakit jantung dalam tulisan ini bersumber dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007. Responden dalam penelitian Riskesdas dipilih secara proporsional dari 440 Kabupaten/Kota di 33 propinsi di seluruh Indonesia. Sampel biomedis berasal dari anggota rumah tangga yang berusia lebih dari satu tahun di daerah perkotaan yang berasal dari 971 blok sensus di 294 Kabupaten. Sampel responden Riskesdas yang terdiri dari 21.178 responden yang didiagnosis mempunyai penyakit jantung atau mempunyai gejala penyakit jantung berasal dari 17.357 blok sensus. Masingmasing blok sensus terdiri dari 16 rumah tangga. Setiap responden di wawancarai oleh petugas yang direkrut oleh Dinas Kesehatan di lokasi terpilih yang telah dilatih menanyakan kuesioner. Kuesioner memuat pertanyaan antara lain mengenai masalah kesehatan, penyakit menular, penyakit tidak menular dan kesehatan mental. Di samping dengan wawancara, data pendukung hasil pemeriksaan darah klinis kolesterol yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung digunakan untuk analisis. Sebanyak 21.178 data dari seluruh Indonesia dianalisis dengan terlebih dahulu melakukan pembersihan data missing. Data kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria dari Departemen Kesehatan untuk faktor dependent kolesterol darah. Data di bagi menjadi 2 kelompok yang tidak berisiko atau dengan level kolesterol darah di bawah 200 mg/dl dan yang berisiko di atas 240 mg/dl. Data pengukuran berat badan, tinggi badan serta tekanan darah digunakan untuk mendukung analisis. Dari data awal 21.178 dilakukan pembersihan data dengan menghilangkan data missing, yakni pembacaan sistole sebanyak 12.842, diastolik 10.060 dan kolesterol yang tidak diukur sebanyak 2.740. Data pengukuran tekanan darah tinggi sistolik dan diastolik hanya di ambil yang mempunyai selisih pengukuran plus minus 5 dari 2 kali pengukuran tekanan darah. Data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pekerjaan digunakan untuk melengkapi hasil analisis. Responden yang berumur 15 s/d 17 tahun dikeluarkan dari analisis sebanyak 102 responden. Jumlah data yang dianalisis setelah melakukan pembersihan data adalah 4.566 responden. Pengelompokan dan perhitungan data dilakukan dengan program stata 9. Relative Risk (RR) dihitung dengan metode regresi cox. Hasil analisis P-value yang kurang dari 0.25 dihitung lebih lanjut dengan multivariat pada program stata untuk mendapatkan faktor risiko penyakit jantung yang paling dominan dengan backward stepwise selection untuk mendapatkan P-value < 0.05. Hasil Hasil perhitungan penunjukan gender, IMT, tekanan darah sistolik dan diastolik, kebiasaan merokok, dan responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berat mempunyai kecenderungan hiperkolesteromia. Kebiasaan makan buah mempunyai sedikit pengaruh terhadap kadar kolesterol yang tinggi. Faktor lain yaitu risiko terhadap kesehatan jantung juga meningkat pada variabel gejala penyakit jantung berdebar dan responden yang diyatakan menderita penyakit jantung oleh tenaga kesehatan. Variabel yang tidak signifikan karena mempunyai P-value lebih kecil dari 0.25 adalah gender, 86 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 85-92

Kadar Kolestrol Tinggi...(Maratu Soleha) kebiasaan merokok. Variabel usia pada analisis bivariat mempunyai kecenderungan lebih tinggi mempunyai risiko hiperkolesteromia pada rentang 29-64%, indeks massa tubuh 30-39% tekanan darah sistolik 21-88% dan diastolik 17-74%. Hasil perhitungan penunjukan gender, IMT, tekanan darah sistolik dan diastolik, kebiasaan merokok, dan responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berat mempunyai kecenderungan hiperkolesteromia. Kebiasaan makan buah mempunyai sedikit pengaruh terhadap kadar kolesterol yang tinggi. Faktor lain yaitu risiko terhadap kesehatan jantung juga meningkat pada variabel gejala penyakit jantung berdebar dan responden yang diyatakan menderita penyakit jantung oleh tenaga kesehatan. Variabel yang tidak signifikan karena mempunyai P-value lebih kecil dari 0.25 adalah gender, kebiasaan merokok. Variabel usia pada analisis bivariat mempunyai kecenderungan lebih tinggi mempunyai risiko hiperkolesteromia pada rentang 29-64%, indeks massa tubuh 30-39% tekanan darah sistolik 21-88% dan diastolik 17-74%. Hasil perhitungan multivariat menunjukkan golongan variabel umur, indeks massa tubuh, tekanan darah sistolik dan diastolik mempunyai kencenderungan risiko terhadap hiperkolesteromia dibandingkan dengan pembanding dengan nilai bervariasi 50-100% lebih tinggi dibandingkan usia 18-39 tahun. Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap kenaikan kadar kolesterol darah tetapi tidak signifikan. IMT mempunyai perngaruh yang cukup jelas seperti yang terpapar dalam tabel. Responden yang mempunyai berat badan kurang, cenderung kurang berisiko terkena hiperkolesterimia sebaliknya responden yang kelebihan berat badan lebih berisiko terhadap hiperkolesteromia. Hasil analisis menunjukkan bahwa kolesterol mempengaruhi tekanan darah tinggi, baik sistolik maupun diastolik terutama hipertensi stage 2. Responden yang tidak melakukan aktifitas fisik berat maupun ringan secara rutin memiliki risiko kecenderungan sekitar 20% dibandingkan dengan responden yang secara rutin melakukan aktifitas berat dan ringan. Faktor perilaku lain yaitu makan sayur dan buah tidak memiliki kecenderungan terhadap hiperkolesteromia. 87

Tabel 1. Hubungan Faktor Demografi dan Faktor Risiko Lain Dengan Hiperkolesteromia Gender: Variabel independen Kadar kolesterol darah Normal (n=3414) Tinggi (n=1152) n % n % Risiko relatif suaian Interval kepercayaan Perempuan 1,773 51,9 641 55,6 1,00 Laki-laki 1,641 48,1 511 44,4 0,89 0,79-1,00 0,059 Usia (tahun): 18-39 2,137 62,6 521 45,2 1,00 Referensi 40-49 646 18,9 268 17,3 1,49 1,29-1,73 0,000 50-59 364 10,7 199 17,3 1,80 1,53-2,12 0,000 60-69 154 4,5 102 8,8 2,03 1,64-2,51 0,000 70-97 113 3,3 62 5,3 1,81 1,39-2,35 0,000 Pekerjaan: Pegawai 1406 41,2 487 42,2 1,00 Referensi Tidak bekerja 380 11,1 138 11,9 1,04 0,86-1,25 0,717 Buruh/Tani 152 4,5 49 4,2 0,95 0,71-1,27 0,719 Ibu RT 773 22,6 290 25,2 1,06 0,92-1,22 0,429 Sekolah 703 20,6 188 16,3 0,82 0,69-0,97 0,021 IMT : 18,5-25,0 2213 64,8 691 60,0 1,00 Referensi <17 185 5,4 55 4,7 0,96 0,73-1,26 0,788 17,0-18,4 285 8,5 60 5,2 0,73 0,56-0,95 0,020 25,1 27,0 384 10,1 156 13,5 1,30 1,09-1,54 0,003 >27,1 383 11,2 190 16,4 1,39 1,18-1,63 0,000 Sistolik: Normal 1036 30,4 264 22,9 1,00 Referensi Prehipertensi 1709 50,0 557 48,4 1,21 1,04-1,40 0,011 Stage 1 448 13,1 194 16,8 1,48 1,24-1,79 0,000 Stage 2 221 6,4 137 11,8 1,88 1,53-2,31 0,000 Diastolik: Normal 1633 47,8 463 40,2 1,00 Referensi Prehipertensi 1185 34,7 414 35,9 1,17 1,04-1,40 0,019 Stage 1 437 12,8 175 15,2 1,29 1,23-1,79 0,000 Stage 2 159 4,7 100 8,7 1,74 1,53-2,31 0,000 P 88 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 85-92

Kadar Kolestrol Tinggi...(Maratu Soleha) Tabel 2. Hubungan Faktor faktor Risiko Hiperkolesteromia Variabel independen Kadar kolesterol darah Normal (n=3414) Tinggi (n=1152) n % n % Risiko relatif suaian Interval kepercayaan Merokok: Tidak pernah 2153 63,1 768 66,7 1,00 Referensi Pernah/kadang2 324 9,5 121 10,5 1,03 1,02-1,33 0,731 Setiap hari 937 27,5 263 22,8 0,83 1,08-1,54 0,011 Jumlah Rokok/hari: 1-3 batang 167 14,8 49 15,0 1,00 Referensi 4-12 batang 739 65,4 202 61,9 0,94 0,69-1,29 0,744 13-22 batang 142 12,6 51 15,6 1,16 0,78-1,72 0,446 23-60 batang 80 7,1 24 7,3 1,02 0,62-1,65 0,945 Aktifitas Berat: Melakukan 916 26,8 235 20,4 1,00 Referensi Tidak melakukan 2498 73,1 917 79,6 1,31 1,13-1,51 0,000 Lama Aktifitas Berat: 5-9 Jam 350 38,2 88 37,5 1,00 Referensi 0-2 Jam 345 37,7 83 35,3 0,96 0,71-1,30 0,817 3-4 Jam 221 24,1 64 27,3 1,11 0,81-1,54 0,498 Aktifitas Sedang: Melakukan 2649 77,6 878 76,2 1,00 Referensi Tidak melakukan 765 22,4 274 23,8 1,05 0,92-1,21 0,405 Lama Aktifitas sedang: 5-9 Jam 781 29,5 291 33,1 1,00 Referensi 0-2 Jam 1571 59.3 504 57,4 0,89 0,77-1,03 1,131 3-4 Jam 297 11.2 83 9,5 0,80 0,63-1,02 0,081 Aktifitas Ringan: Melakukan 1595 46,7 487 42,3 1,00 Reference Tidak melakukan 1819 53,3 665 57,7 0,06 1,01-1.28 0,024 Lama Aktifitas Ringan: setiap hari 800 50,1 225 40,2 1,00 Referensi 1-3 hari/minggu 403 25,3 151 31,0 1,24 1,01-1,52 0,040 4-6 hari//minggu 392 24,6 111 22,8 1,00 0,80-1,26 0,964 Jantung Berdebar: Sehat 3223 95,4 1062 93,8 1,00 Referensi Sakit 154 4,6 70 6,2 1,26 0,99-1,60 0,060 Diagnosis peny jantung: P 89

Sehat 3377 98,9 1132 98,7 1,00 Referensi Sakit 37 1,1 20 1,7 1,39 0,89-2,17 0,138 Makan Sayur/minggu: Setiap hari 78 2,28 25 2,2 1,00 Referensi Tidak pernah 114 3,1 45 3,9 1,16 0,71-1,90 0,538 1-3 hari 860 25,2 276 24,0 1,00 0,66-1,51 0,996 4-6 hari 2362 69,1 806 69,3 1,04 0,70-1,56 0,817 Makan buah: Setiap hari 369 10,8 100 8,6 1,00 Referensi Tidak pernah 567 16,6 170 14,7 1,08 0,84-1,38 0,538 1-3 hari 1772 51,9 619 53,7 1,21 0,98-1,49 0,072 4-6 hari 706 20,7 263 22,8 1,27 1,01-1,60 0,040 Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Faktor Dominan yang Paling Berpengaruh Terhadap Hiperkolesteromia Variable independen Usia (tahun): Kadar kolesterol darah Normal (n=642) Tinggi (n=242) n % n % Risiko relatif suaian Interval kepercayaan 40-49 646 18,9 268 17,3 1,44 1,24-1,67 0,000 50-59 364 10,7 199 17,3 1,74 1,47-2,05 0,000 60-69 154 4,5 102 8,8 1,91 1,54-2,37 0,000 70-97 113 3,3 62 5,3 1,77 1,36-2,31 0,000 IMT: 17,0-18,4 285 8,5 60 5,2 0,74 0,57-0,97 0,032 25,1-27,0 384 10,1 156 13,5 1,22 1,03-1,46 0,020 >27,1 383 11,2 190 16,4 1,27 0,96-1,36 0,004 Aktifitas Berat: Tidak melakukan 2498 73,1 917 79,6 1,24 1,07-1,44 0,003 Aktifitas Ringan: Tidak melakukan 1819 53,3 665 57,7 1,26 1,00-1,26 0,048 Diastolik: Stage 2 159 4,7 100 8,7 1,20 0,085 P 90 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 85-92

Kadar Kolestrol Tinggi...(Maratu Soleha) Pembahasan Pada pengambilan data Riskesdas pengukuran kolesterol dilakukan sesaat. Gambaran hasil pengukuran kurang memcerminkan gambaran kolesterol yang sebenarnya. Kadar kolesterol tergantung dari intake pada saat pengukuran. Hal ini merupakan kelemahan pada penelitian ini. Variabel merokok tidak mempunyai dampak terhadap kenaikan kadar kolesterol dibanding penelitian serupa yang pernah dilakukan. Data Riskesdas diambil secara proporsional di seluruh wilayah Indonesia dapat mencerminkan status kesehatan penduduk Indonesia. Jumlah sampel yang banyak diharapkan dapat menutupi faktor kesalahan pengukuran atau memiliki Standar Error (SE) yang kecil dan confindence Interval (CI) yang sempit yang dapat memperkecil kesalahan dalam analisis pengukurannya. Pada indeks masa tubuh di atas normal (di atas nilai 25,1) pada analisis bivariat cenderung memiliki risiko kadar kolesterol darah lebih tinggi 30-39 % sedangkan pada analisis multivatiat memiliki risiko 22-27% lebih tinggi dibandingkan acuan/referensi. Pada penelitian yang dilakukan di Kabupaten Karanganyar didapatkan hasil bahwa indeks masa tubuh tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan peningkatan kadar kolesterol darah 4. Pada penelitian lain menunjukan bahwa IMT mempunyai risiko terhadap kenaikan kadar kolesterol darah 1.61 kali lebih tinggi 5. Melakukan olah raga secara teratur dan intervensi diet terbukti dapat mengurangi indeks massa tubuh secara significant 6. Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan semakin bertambah usia semakin tinggi risiko terkena hiperkolesteromia. Penelitian lain mempunyai hasil serupa, kadar kolesterol meningkat seiring dengan pertambahan usia 5. Hal serupa tampak pada indeks massa tubuh, yaitu pada golongan kelebihan berat badan tingkat ringan dan sedang dengan nilai IMT diatas 25,1 mempunyai kecenderungan kadar kolesterol 30% lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mempunyai berat badan normal. Indeks massa tubuh mencerminkan gambaran tubuh seseorang. Kelebihan berat badan yang bermakna kelebihan berbagai zat termasuk kolesterol darah dapat mengakibatkan risiko penyakit jantung koroner 4. Kolesterol yang berlebih akan mengendap di pembuluh darah akan menyumbat pembuluh darah. Penyumbatan ini menyebabkan kerja otot jantung meningkat. Dampak kelebihan kolesterol yang lain yaitu hipertensi, karena besarnya tekanan pada pembuluh darah akibat sumbatan pada pembuluh darah perifer. Semakin bertambah usia perlu diwaspadai risiko terkena hiperkolesteromia dengan menghindari beberapa faktor risiko seperti memelihara indeks masa tubuh pada batas normal yaitu 18,5 s/d 25,0. Pemeriksaan berkala kadar kolesterol darah juga dapat mengantisipasi hiperkolesteromia lebih dini. Kesimpulan Variabel umur dan Indeks Massa Tubuh mempunyai pengaruh terhadap hiperkolesteromia. Saran Hypercholesteromiabisa dikurangi risikonya dengan pola hidup sehat sehingga terhindar dari risiko lebih lanjut penyakit jantung dan stroke dengan cara menjaga keseimbangan pola makan, berhenti merokok dan latihan fisik secara teratur. 91

Ucapan Terima Kasih Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada rekanrekan yang telah turut serta memberikan masukan dan pemikiran pada saat penyusunan artikel ini. Daftar Rujukan 1. Basha, A.,Obesitas pada hypertensi regulasi system kardiovaskuler. Jurnal kardiologi Indonesia, 1994,17 2. Supriyono M.,Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada kelompok usia < 45 tahun. 2008, Program pasca sarjana Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro semarang tahun, 2008. 3. Adiwinanto, Wahyu., Pengaruh intervensi olahraga di sekolah terhadap indeks masa tubuh dan tingkat kesegaran kardiorespirasi pada remaja obesitas. Masters thesis, Diponegoro University, 2008. 4. Miranti, Yeni., Hubungan persentase lemak tubuh, indeks massa tubuh, asupan lemak dan serat dengan kadar kolesterol darah (studi pada wanita dewasa di perumahan madu asri kabupaten karanganyar). Undergraduate thesis Diponegoro University, 2008. 5. Sihadi, Jaiman, SPH.,Risiko kegemukan terhadap kadar koleste-rol, Media Gizi dan Keluarga, 2006, 30 (1). 92 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. Vol.1.2.2012: 85-92