IRIAN JAYA ATAU PAPUA ADALAH INDONESIA..

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pendahuluan BAB I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

I. PENDAHULUAN. Belanda yang ingin menjadikan Papua Barat sebagai Boneka atau pergolakan

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. banyak suku dan bahasa dan juga memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang berbeda-beda. Di

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Bung Karno dan Pembebasan Papua Barat

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

INTEGRASI PAPUA KE DALAM INDONESIA: TINJAUAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR : 1 TAHUN 2010 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II OTONOMI KHUSUS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD A. Pemerintah Daerah di Indonesia Berdasarkan UUD 1945

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>*

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

KISI-KISI ULANGAN AKHIR SEMSTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMODELAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA. 4.1 Pemodelan Konflik Papua (Matrik Payoff Konflik)

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II HALMAHERA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

PEMBENTUKAN PROPINSI IRIAN BARAT BENTUK BARU (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1962 Tanggal 1 Januari 1962)

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

PR IPS. Nama : Akbar Ananda (02) Kelas : 6A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan dalam mengkaji permasalahan dengan judul skripsi Kontroversi Penentuan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR fc» TAHUN 2017 TENTANG

2. Peran Daerah dalam Kerangka NKRI saat ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

Teks Sejarah (Pengertian,Ciri - Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah, Mengabstraksi, Menulis, Menganalisis, dan Contoh)

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA

BAB V ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG DAN PERANG DUNIA II

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO

Transkripsi:

Kolom IBRAHIM ISA Selasa, 15 April 2014 ------------------ IRIAN JAYA ATAU PAPUA ADALAH INDONESIA.. Asvi Warman Adam -- KEMBALIKAN IRIAN PADA BANGSA INDONESIA! Minggu lalu aku menerima kiriman artikel yang ditulis oleh historikus Asvi Warman Adam. Judulnya sungguh menarik dan penting sekali: KEMBALIKAN IRIAN PADA BANGSA INDONESIA! Dalam tulisannya itu Asvi Warman Adam mengkonfrontasikan dua fakta sejarah: Yang satu: Terjadi pada tanggal 1 Desember 1961. Ketika itu 70 figur politik Papua (yang masih merupakan koloni Belanda) mengibarkan bendera Bintang Kejora, bersanding dengan bendera Merah-Putih-Biru (Nederland). Para elite Papua pengikut Belanda menyepakati nama Papua Barat untuk bangsa mereka. Juga diresmikan lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua, lambang negara Burung Mambruk dan semboyan Satu rakyat, satu jiwa (One People, One Soul). Fakta sejarah satunya: Pemerintah Indonesia menganggapnya sebagai percobaan Belanda untuk mendirikan negara boneka Papua. Nieuw Guinea memang termasuk bagian Hindia Belanda yang status wilayahnya belum selesai dengan Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Setelah itu dilakukan beberapa kali perundingan baik bilateral maupun di PBB, namun tidak membuahkan hasil. Sebagai penolakan pembentukan negara boneka Papua itu, (18 hari setelah percobaan Belanda membentuk negara boneka Papua) Presiden Soekarno mencanangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) di Yogyakarta pada 19 Desember 1961. Salah satu komando adalah mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat. Jadi yang akan direbut dari penjajah Belanda adalah Irian Barat bukan Papua. Dua fakta sejarah yang dikonfrontasikan oleh peneliti senior LIPI, Asvi Warman Adam. Yaitu percobaan Belanda mendirikan negara boneka Papua, pada tanggal 1 Desember 1961, dan, Komando Trikora Presiden Sukarno, tanggal 19 Desember 1

1961, untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat. Inilah hakikat konflik Indonesia-Belanda setelah perginya Belanda dari Indonesia dan berdirinya negara Republik Indonesia Serikat. Konflik RI-Nederland ini berakhir dengan dibebaskannya Irian Barat melalui proses pelaksanaan perjuangan Trikora yang disusul dengan penyelesaian lewat PBB. Bagi bangsa ini soalnya mengenai sengketa dengan Belanda sekitar Irian Barat, telah selesai dengan PEMBEBASAN IRIAN BARAT. Namun, kolonialisme Belanda meninggalkan 'bom waktu' berupa persiapan dengan sementara figur politik Papua untuk membentuk negara boneka Papua. 'Bom waktu' ini beroperasionil dengan pembentukan dan kegiatan OPM yang bertujun sama denga pertemuan 70 figur politik Papua dengan penguasa Belanda di Irian Barat, ketika Irian Barat masih merupakan koloni Belanda. Aswi Warman Adam mengungkap lebih lanjut, mendalami konflik yang terjadi di Papua dewasa ini. Tulis Asvi: Sejak tahun 1969 telah dilakukan pembangunan fisik di bumi Irian yang sayangnya disertai dengan kekerasan dan tidak luput dari pelanggaran HAM Berat. Ini menjadi memoria passionis (masa kelam) masyarakat Irian. Oleh sebab itu menurut hemat saya berbagai pelanggaran HAM Berat yang terjadi di sana sepanjang Orde Baru sampai era Reformasi harus diusut tuntas. Kasus pembunuhan Theys Eluai hanya mengadili pelaku lapangan bukan antor intelektualnya. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Irian perlu pula dibentuk Aswi mengungkapkan: 1 Januari 2000 Presiden Abdurrachman Wahid mengubah kata Irian Jaya dengan Papua. Katanya untuk meredam konflik. Penggantian kata tersebut tidak menyelesaikan masalah mendasar. Persoalan orang Papua yang utama adalah menyangkut sumber daya alam dan kewenangan daerah. Otonomi Khusus harus dilakukan secara efektif demi kesejahteraan rakyat Irian bukan elitnya saja. Selanjutnya pemerintah Indonesia tidak berdaya menekan Freeport agar membangun smelter yang jelas 2

menguntungkan dan membuka lapangan kerja di daerah. Kebijakan keamanan pun masih lemah. Asvi selanjutnya menandaskan, bahwa: Penggantian nama Papua itu menghilangkan sejarah perjuangan merebut Irian Barat dari penjajah Belanda. Padahal perjuangan itu dapat disambungkan dengan benih persemaian nasionalisme di bumi Irian melalui para Digulis sejak tahun 1926/1927. Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia para tokoh Irian juga turut serta, Frans Kaisiepo, Martin Indhey, Silas Papare dan Abraham Dimara telah diangkat menjadi pahlawan nasional karena jasa-jasa dan pengorbangan mereka untuk negara dan bangsa Indonesia. Bahkan ditarik lebih jauh lagi, sejarah Irian juga berhubungan dengan Tidore sebagaimana digambarkan dengan bagus dalam disertasi Muridan S Widjojo (alm) tentang perjuangan Pangeran Nuku di Universitas Leiden. Silakan pembaca membaca selengkapnya artikel penting Asvi Warman Adam, berikut ini: Dimuat pada Koran Tempo, 10 April 2014 KEMBALIKAN IRIAN PADA BANGSA INDONESIA! Asvi Warman Adam Tanggal 1 Desember 1961, 70 figur politik Papua mengibarkan bendera Bintang Kejora (disebut juga Bintang Fajar, Sampari, atau The Morning Star) bersanding dengan bendera Belanda Merah-Putih-Biru. Para elite Papua pengikut Belanda itu juga menyepakati nama Papua Barat untuk bangsa mereka, lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua, lambang negara Burung Mambruk dan semboyan Satu rakyat, satu jiwa (One People, One Soul). Peristiwa ini dipandang pemerintah Indonesia sebagai percobaan untuk membuat negara boneka Papua oleh pihak Belanda. Nieuw Guinea memang termasuk bagian Hindia Belanda yang status wilayahnya belum selesai dengan Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Setelah itu dilakukan beberapa kali perundingan baik bilateral maupun di PBB, namun tidak membuahkan hasil. 3

Sebagai penolakan terhadap pembentukan negara boneka Papua itu Presiden Soekarno mencanangkan Trikora (tri komando rakyat) di Yogyakarta pada 19 Desember 1961. Tanggal 19 Desember dipilih untuk mengingatkan tanggal agresi militer Belanda ke ibukota Yogyakarta tahun 1948. Salah satu komando adalah mengibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat. Jadi yang akan direbut dari penjajah Belanda adalah Irian Barat bukan Papua. Nama Irian (ada pula yang mengeja Iryan) diusulkan Frans Kaisiepo (sumber lain menyebutkan sepupunya Marcus Kaisiepo) dalam Konferensi Malino tahun 1946. Dalam bahasa Biak kata Irian berarti negeri yang panas hawanya atau juga mentari yang menghalau kabut. Ini bermula dari kisah nelayan Biak yang naik sampan menuju menuju Pulau Besar (daratan Papua). Jika melihat sebersit sinar mentari pagi, mereka berteriak Irian, artinya mentari akan menghalau kabut dan harapan mencapai pulau besar akan tercapai. Kaisiepo menegaskan dia tidak sudi lagi disebut "Papua", karena nama itu di Nieuw Guinea identik dengan "bodoh, malas, kotor". Residen Van Eechoud tidak senang dengan usulan Kaisiepo tadi. Tapi apa lacur? Jawatan Penerangan Belanda (RVD) di Batavia di mana bekerja J.H. Ritman mantan Pemred Bataviaasch Niuesblad dan H. Van Goudoever mantan Pemred De Locomotif sudah terlanjur menggunakan nama Irian. Bahkan di tengah masyarakat Biak beredar ungkapan bahwa Irian ialah singkatan dari "Ikut Republik Indonesia Anti-Nederland." Kelak Presiden Soekarno juga menggunakan sebutan Irian. Setelah Trikora diumumkan, segera dibentuk Komando Mandala yang dipimpin Soeharto. Infiltrasi dilakukan oleh tentara Indonesia. Jos Sudarso gugur dalam pertempuran di laut Arafuru. Sementara itu di sisi lain, diplomasi Indonesia sangat menentukan. Soekarno melakukan perundingan dengan Presiden Amerika Serikat JF Kennedy. Menteri Luar Negeri Soebandrio berpidato di PBB. A.H.Nasution bermanuver dengan rencana pembelian senjata kepada Uni Soviet. Akhirnya AS mendukung Indonesia dan memojokkan Belanda. Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi 1 Mei 1963 dan tahun 1969 dilakukan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang walaupun dilakukan tidak dengan sistem one man one vote, sudah diakui sah oleh PBB. Sejak tahun 1969 telah dilakukan pembangunan fisik di bumi Irian yang sayangnya disertai dengan kekerasan dan tidak luput dari pelanggaran HAM Berat. Ini menjadi memoria passionis (masa kelam) masyarakat Irian. Oleh sebab itu menurut hemat saya berbagai pelanggaran HAM Berat yang terjadi di sana sepanjang Orde Baru 4

sampai era Reformasi harus diusut tuntas. Kasus pembunuhan Theys Eluai hanya mengadili pelaku lapangan bukan antor intelektualnya. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Irian perlu pula dibentuk. Tanggal 1 Januari 2000 Presiden Abdurrachman Wahid menyampaikan bahwa kata Irian Jaya diganti dengan Papua. Ini katanya untuk meredam konflik. Menurut hemat saya penggantian kata tersebut tidak menyelesaikan masalah mendasar. Persoalan orang Papua yang utama adalah menyangkut sumber daya alam dan kewenangan daerah. Otonomi Khusus harus dilakukan secara efektif demi kesejahteraan rakyat Irian bukan elitnya saja. Dewasa ini pemekaran kabupaten dan kota yang sudah berjumlah 33 buah ini di Irian lebih banyak menjadi masalah ketimbang solusi. Sementara itu pemerintah Indonesia tidak berdaya menekan Freeport agar membangun smelter yang jelas menguntungkan dan membuka lapangan kerja di daerah. Kebijakan keamanan pun masih lemah. Penggantian nama Papua itu menghilangkan sejarah perjuangan merebut Irian Barat dari penjajah Belanda. Padahal perjuangan itu dapat disambungkan dengan benih persemaian nasionalisme di bumi Irian melalui para Digulis sejak tahun 1926/1927. Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia para tokoh Irian juga turut serta, Frans Kaisiepo, Martin Indhey, Silas Papare dan Abraham Dimara telah diangkat menjadi pahlawan nasional karena jasa-jasa dan pengorbangan mereka untuk negara dan bangsa Indonesia. Bahkan ditarik lebih jauh lagi, sejarah Irian juga berhubungan dengan Tidore sebagaimana digambarkan dengan bagus dalam disertasi Muridan S Widjojo (alm) tentang perjuangan Pangeran Nuku di Universitas Leiden. Gus Dur tidak mengeluarkan Keputusan Presiden, namun penggantian nama tersebut terdapat dalam Undang-Undang no 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propinsi Papua. Tergantung kepada parlemen yang baru dipilih 9 April 2014 untuk merevisi Undang-Undang tentang Otonomis Khusus sehingga Papua kembali menjadi Irian. (Dr Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI) Demikian selengkapnya artikel Asvi Warman Adam. Untuk menambah bahan sejarah selanjutnya sekitar IRIAN BARAT, atau PAPUA, baik kiranya membaca buku tulisan Koesalah Subagyo Toer, berjudul: 5

KRONIK IRIAN BARAT (Abad-abad Pertama Masehi Sampai 1965). Penerbit Teplok Pres, 2011. Penerbit a.l berkomentar sbb: Buku ini sangat berharga bagi siapapun yang ingin membangun pemahaman sosiologis-historis tentang Irian Barat. Penyusun kronik tentang Irian Barat oleh pemerhati budaya kawakan Koesalah Subagyo Toer ini sangat kaya akan informasi dari sumber-sumber tidak terduga dan jarang dipublikasikan karena semangat keberfihakannya. 6