HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK AKIBAT DISLIPIDEMIA DAN LOKASI INFARK DI RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN DEFISIT FUNGSIONAL NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA RASIO KADAR KOLESTEROL TOTAL TERHADAP HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) DENGAN INSIDENSI STROKE ISKEMIK DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HUBUNGAN KENAIKAN SUHU TUBUH DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA PASEIN POST-STROKE ISKEMIK AKUT SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ketiga terbanyak di negara-negara maju, setelah penyakit jantung dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

HUBUNGAN TINGKAT KADAR KOLESTEROL HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMATOKRIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE ISKEMIK FASE AKUT PADA PASIEN DI UNIT PENYAKIT SARAF RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

GAMBARAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA DENGAN KLINIS STROKE NON-HEMORAGIK DI BAGIAN RADIOLOGI FK. UNSRAT / SMF RADIOLOGI BLU RSUP PROF. DR.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit epidemik global. yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kualitas hidup

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASCA STROKE ISKEMIK SERANGAN PERTAMA DENGAN LESI HEMISFER KIRI SKRIPSI

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN KEJADIAN STROKE NON HEMORAGIK DAN STROKE HEMORAGIK DI RSUD DR MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DIRAWAT INAP NEUROLOGI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI 2013

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Disusun Oleh : TYAS RACHMANI FAUZIAH J500110011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK Hubungan Antara Jumlah Leukosit dengan Prognostik Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tyas Rachmani Fauziah, Ani Rusnani Fibriani, Budi Hernawan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Latar Belakang: Stroke adalah gangguan otak fokal ataupun global secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan vaskuler dan dapat menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24 jam atau lebih. Stroke merupakan penyebab kematian yang utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian). Salah satu penyebab stroke iskemik adalah aterosklerosis intrakranial. Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadinya inflamasi vaskuler dan indikator yang berkontribusi yaitu leukosit. Angka leukosit pada saat masuk rumah sakit dapat dijadikan sebagai prediktor untuk prognosis outcome klinis dan lama perawatan pada pasien stroke iskemik akut. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik. Hasil Penelitian: Diperoleh 9 dari 23 pasien stroke iskemik dengan leukosit tinggi yang mendapatkan prognosis buruk, sedangkan 1 dari 23 pasien stroke iskemik dengan leukosit normal yang mendapatkan prognosis buruk. Dari analisis statistik uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,004 (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Kata kunci: jumlah leukosit, stroke iskemik, prognostik stroke iskemik

ABSTRACT Relationship Between Leukocyte Count and The Prognostic of Ischemic Stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta Tyas Rachmani Fauziah, Ani Rusnani Fibriani, Budi Hernawan Faculty Medicine of Muhammadiyah University of Surakarta Background: Stroke is a focal or global brain dysfunction or sudden brain disorder that caused by vascular dysfunction and can cause of death for 24 hours or more. Stroke is a main cause of death for people aged 45 years or more (15,4% all of death). One of the causes of ischemic stroke is intracranial atherosclerotic. Atherosclerotic is a condition with vascular inflammatory disorder and leukocyte as a biomarker or indicator. Leukocyte count someone when he went to hospital can be a predictor for prognostic clinical outcome patient with acute ischemic stroke. Purpose: to know the relationship between leukocyte count and the prognostic of ischemic stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta. Method: This study case used observational analytic method by cross sectional approach to know the relationship between both of them. Result: 9 from 23 patient ischemic stroke with high count leukocyte have bad prognostic, on the other hand only 1 from 23 patient ischemic stroke with normal count of leukocyte have bad prognostic. From the statistic analysis chi-square the result p = 0,004 (p < 0,05). Conclusion: there is relationship between leukocyte count and the prognostic of ischemic stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta. Keyword: leukocyte count, ischemic stroke, prognostic of ischemic stroke

PENDAHULUAN Stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah gangguan otak fokal ataupun global secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan vaskuler dan dapat menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24 jam atau lebih (Truelsen et al., 2000). Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka sekitar 5,54 juta kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di dunia (Bahrudin, 2012). Hasil Riskesdas Kemenkes RI, 2013 terjadi peningkatan prevalensi stroke dari tahun 2007 hingga 2013 yaitu 8,3 per mil menjadi 12,1 per mil. Prevalensi tertinggi terjadi di daerah Sulawesi utara (10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI Jakarta (9,7 per mil) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mendapatkan data bahwa kasus tertinggi stroke terdapat di Kota Semarang sebesar 17,36% yaitu 4.516 (Wurtiningsih, 2012). Menurut data Riskesdas Depkes RI, 2007 stroke merupakan penyebab kematian yang utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian) (Yudawijaya et al., 2011). Insiden stroke iskemik lebih tinggi antara 70% - 85% dari stroke perdarahan 15% - 30%. Di Asia kejadian stroke iskemik terjadi sekitar 70% dan stroke perdarahan 30% (Junaidi, 2011). Salah satu penyebab stroke iskemik adalah aterosklerosis intrakranial. Aterosklerosis intrakranial merupakan penyebab stroke iskemik yang sering terjadi dan 20-60% penyebab stroke iskemik di Asia (Lakhan et al., 2009). Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadinya inflamasi vaskuler. Indikator yang berkontribusi terhadap terjadinya inflamasi vaskuler dan aterosklerosis ini yaitu leukosit (Wu et al., 2013). Pada studi ARIC (Atherosclerosis Risk in Communities study) menemukan adanya hubungan antara perubahan jumlah leukosit dengan peningkatan kejadian stroke iskemik dan kematian penyakit kardiovaskuler (Lee et al., 2001). Angka leukosit pada saat masuk rumah sakit dapat dijadikan sebagai prediktor untuk prognosis outcome klinis dan lama perawatan pada pasien stroke iskemik akut. Peningkatan angka leukosit yang tinggi secara signifikan dapat memberikan

prediksi outcome klinis yang buruk paska kejadian stroke iskemik dan perawatan yang lebih lama di rumah sakit (Gofir, 2013). Kontroversi terhadap konsep jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik dikemukakan berdasarkan penelitian di Rafsanjan Iran yang menyatakan bahwa nilai leukosit yang tinggi pada saat masuk rumah sakit tidak berhubungan dengan prognostik pada mortalitas pasien stroke iskemik akut. Perburukan prognostik stroke iskemik dapat meningkat dikarenakan faktor-faktor risiko lain yang sering terjadi seperti hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia (Iranmanesh et al., 2014). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di unit rekam medis RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Febuari 2015. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi untuk diambil sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan prinsip Purposive Sampling, jumlah sampel adalah 46 orang (23 sampel kasus dan 23 sampel kontrol). Kriteria inklusi: Pasien dengan serangan stroke iskemik pertama, pasien berusia > 45 tahun, dengan data rekam medis yang lengkap. Kriteria eksklusi: Pasien stroke berulang, pasien stroke hemoragik, pasien dengan riwayat alergi, pasien dengan riwayat penggunaan kortikosteroid. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data rekam medis pasien stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Januari-Desember 2013. Penelitian ini merupakan analitik komparatif ordinal-ordinal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS) 17.

HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel pada penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Presentase Laki-laki 25 54,35% Perempuan 21 45,65% Total 46 100% Berdasarkan tabel 1diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 pasien (54,35%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 21 pasien (45,65%). Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Usia Jumlah Presentase 45-64 tahun 23 50% 65-84 tahun 22 47,8% > 84 tahun 1 2,2% Total 46 100% Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan usia 45-64 tahun sebanyak 23 pasien (50%), usia 65-84 tahun sebanyak 22 pasien (47,8%) dan usia > 84 tahun sebanyak 1 pasien (2,2%). Tabel 3. Hubungan antara Jumlah Leukosit dengan Prognostik Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Jumlah Prognostik Leukosit Buruk Baik Total P N % N % N % Tinggi 9 39,1% 14 60,9% 23 100% 0,004 Normal 1 4,3% 22 95,7% 23 100% Total 10 21,7% 36 78,3% 46 100% Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan jumlah leukosit tinggi sebanyak 23 pasien terdiri dari 9 pasien (39,1%) dengan prognostik yang buruk dan 14 pasien (60,9%) dengan prognostik yang baik. Pasien stroke iskemik dengan jumlah leukosit normal sebanyak 23 pasien terdiri dari 1 pasien (4,3%) dengan prognostik yang buruk dan 22 pasien (95,7%) dengan prognostik yang baik.

Data pada penelitian ini diperoleh melalui analisa dengan uji analisa Chi- Square diolah dalam program SPSS 17 untuk menguji kemaknaan statistik hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik, didapatkan hasil nilai p = 0,004; maka hasil tersebut menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik. PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan statistik dengan data yang telah diperoleh dari penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, maka hasil penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut. Tabel 1 menunjukkan distribusi data pasien berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini insidensi stroke iskemik pada laki-laki sebanyak 25 pasien (54,35%) dan perempuan sebanyak 21 pasien (45,65%). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke iskemik yang berjenis kelamin lakilaki lebih banyak dari perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Tjikoe et al. (2014) yang menyatakan stroke iskemik lebih sering terjadi pada jenis kelamin laki-laki yaitu 59,5% dan pada perempuan adalah 40,5%. Insidensi stroke iskemik pada perempuan lebih rendah daripada laki-laki, akibat adanya hormon estrogen pada perempuan yang berfungsi memberikan proteksi pada proses aterosklerosis. Tabel 2 menunjukkan distribusi data pasien berdasarkan usia, tampak bahwa jumlah insidensi stroke iskemik tertinggi pada usia 45-64 tahun sebanyak 23 pasien (50%),selanjutnya pada usia 65-84 tahun yaitu sebanyak 22 pasien (47,8%) dan usia > 84 tahun sebanyak 1 pasien (2,2%). Hasil ini sesuai. penelitian yang dilakukan van der Worp dan van Gijn (2007) menyatakan bahwa insidensi stroke meningkat secara eksponensial sesuai dengan pertambahan usia. Meningkatnya usia akan meningkatkan risiko untuk terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan proses degeneratif ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Penebalan dinding arteri dan deposit lemak (plak) akan menyebabkan penyempitan dan pengerasan dinding arteri sehingga berakibat berkurangnya fungsi pada jaringan yang disuplai oleh arteri tersebut dan dengan bertambahnya usia maka akan bertambah luas (Gofir, 2009).

Tabel 3 menunjukkan hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik dari stroke iskemik. Sebanyak 23 pasien dengan jumlah leukosit tinggi didapatkan 9 (39,1%) pasien dengan prognostik yang buruk, sedangkan 23 pasien dengan jumlah leukosit normal terdapat 1 pasien (4,3%) dengan prognostik yang buruk. Berdasarkan analisis data sampel dengan uji Chi-Square, nilai p = 0,004 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Gofir (2013) bahwa terdapat korelasi antara angka leukosit pasien stroke iskemik akut dengan outcome fungsional NIHSS (p < 0,001). Jumlah leukosit yang tinggi merupakan reaksi radang yang mengeluarkan sitokin proinflamasi IL-1 dan TNF α. Leukosit akan memperburuk defisit neurologis dengan meningkatkan jumlah leukosit yang akan berakibat berlebihnya produksi radikal bebas dan zat toksik (Lakhan, 2009). Leukosit juga bisa menyebabkan terjadinya oklusi pada sirkulasi otak. Tekanan perfusi yang menurun dapat menjebak leukosit di sirkulasi dan membentuk kontak dengan endotel kapiler. Agregasi leukosit akan menyebabkan oklusi kapiler sehingga terjadi hipoperfusi jaringan dan iskemik otak (Gofir, 2013). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (p = 0,004). DAFTAR PUSTAKA Bahrudin M. 2012. Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis. Gofir A. 2009. Managemen Stroke: Evidence Based Medicine. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press. Gofir A, Indera. 2013. Hitung Angka Lekosit Sebagai Salah Satu Prediktor Prognosis Functional Outcome dan Lama Perawatan Rumah Sakit Pada Stroke Iskemik Akut. Media Litbangkes. 24(2): 67-74.

Iranmanesh F, Zia-Sheykholeslami N, Vakilian A, Sayadi A. 2014. Relationship between White Blood Cell Count and Mortality in Patient with Acute Ischemic Stroke. Zahedan Journal of Research in Medical Sciences. 16(6): 16-19). Junaidi I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Presiden Resmikan RS Pusat Otak Nasional. Lakhan SE, Kirchgessner A, Hofer M. (2009). Inflamatory Mechanisms in Ischemic Stroke: Therapeutic approaches. Journal of Translational Medicine. 7:97. Lee CD, Folsom AR, Nieto FJ, Chambless LE, Shahar E, Wolfe DA. 2001. White Blood Cell Count and Incidence of Coronary Heart Disease and Ischemic Stroke and Mortality from Cardiovascular Disease in African-American and White Men and Women. Am J Epidemiol. 154: 758-64. Tjikoe MA, Loho E, Ali RH. 2014. Gambaran Hasil CT-Scan Kepala pada Penderita dengan Klinis Stroke Non-Hemoragik di Bagian Radiologi FK Unsrat/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado Periode Januari 2011-Desember 2011. Jurnal e-clinic. Vol 2. Truelsen T, Begg S, Mathers C. 2000. The Global Burden of Cerebrovascular Disease. Van der Worp H, Van Gijn J. 2007. Acute Ischemic Stroke. New England Journal Medicine.357:572-9. Wu TH, Chien KL, Lin HJ, Hsu HC, Su TC, Chen MF, Lee YT. 2013. Total White Blood Cell Count or Neutrophil Count Predict Ischemic Stroke Events Among Adult Taiwanese: Report from a Community-Based Cohort Study. BMC Neurology. 13: 1-8. Wurtiningsih B. 2012. Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke di Ruang Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hospitalia. 1: 57-59. Yudawijaya A, Kustiowati E, Pemayun TGD. 2011. Homosistein Plasma dan Perubahan Skor Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke Iskemik. Media Medika Indonesiana. 45: 8-15.