BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini diberi judul Perencanaan dan Pemasangan Air. Conditioning di Ruang Kuliah C2 PSD III Teknik Mesin Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persyaratan ruangan yang baik adalah ruangan yang memiliki

ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA

BAB I PENDAHULUAN. refrijerasi. Teknologi ini bisa menghasilkan dua hal esensial yang

BAB III ANALISA DAN PENGHITUNGAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

REDESAIN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA ISUZU NEW PANTHER

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. TINGKAT KEBOCORAN yang DIIZINKAN PADA KABIN PESAWAT BOEING Bepergian dengan pesawat terbang sudah meningkat sejak beberapa tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk menciptakan suasana yang enak. dan nyaman dimana saja berada. Pada mulanya manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Program Studi Teknik Mesin BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk melepaskan kalor. Kondensor banyak digunakan dalam

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. Analisa energi beban..., Widiandoko K. Putro, FT UI, Universitas Indonesia

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

PERENCANAAN BEBAN PENDINGIN PADA KABIN PESAWAT AIRBUS

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Refrigerasi adalah suatu sistem yang memungkinkan untuk mengatur suhu sampai

BAB III METODOLOGI DATA PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

KAJIAN KELAYAKAN APLIKASI REFRIGERASI SIKLUS GAS PADA KENDARAAN DENGAN STUDI KASUS PADA GRAND LIVINA 2007

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM PENDINGINAN PADA PESAWAT KINGAIR B200GT

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM TATA UDARA PT. INDORAMA SYNTHETICS,TBK JATILUHUR TUGAS AKHIR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

AIR CONDITIONING SYSTEM. Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 28 July 2009

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab IV Analisa dan Pembahasan

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini.

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

ANALISIS PERFORMANSI AC PORTABLE UNTUK CONTAINER 20 KAKI DI PT ESKIMO WIERAPERDANA

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Pembuatan Dan Pengujian Alat Uji Prestasi Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning)Jenis Split

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

BAB V KESIMPULAN UMUM

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Energi dan Ketenagalistrikan

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik yang tersedia di Indonesia saat ini belumlah mencukupi

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Menurut Federal Aviation Administration, sudah mencapai 750 juta

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

ANALISIS BEBAN PENDINGIN PADA RUANG KULIAH PRODI NAUTIKA JURUSAN KEMARITIMAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakikatnya, keamana dan kenyamanan merupakan faktor penting dalam sistem pengkondisian udara khususnya pada pesawat terbang, dengan semakin bertambahnya ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan suhu disekitar pesawat akan semakin rendah, sehingga diperlukan sistem refrigerasi yang memenuhi syarat pada kondisi ketinggian sea level dan ketinggian jelajah maksimum. Definisi pengkondisian udara yang nyaman (comfort air conditioning) adalah proses perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman dibutukan oleh penghuni yang berada didalamnya. 1

Pesawat terbang memerlukan sistem pengkondisian udara, karena ketika semakin tinggi kita terbang, temperatur dan tekanan udara sekitar semakin rendah. Suatu pesawat terbang yang sedang terbang, dengan ketinggian sekitar 8000 sampai 10000 m, tekanan, temperatur, dan kelembaban adalah sangat jauh berbeda dengan keadaan jika kita didarat. Terjadinya kenaikan temperatur pada kabin beberapa penyebabnya adalah panas yang dilepaskan oleh penumpang dan awak kabin, radiasi matahari, alat listrik, dan elektronik yang berada dipesawat. Serta pengaruh adanya ram, dimana udara ram adalah panas yang terjadi akibat gesekan udara dengan badan pesawat (fuselage). Energi panas yang dilepaskan penumpang pada keadaan santai adalah 300 KJ/jam/orang. Jika orang tersebut dalam keadaan gelisah atau baru pertama kali berpergian dengan menggunakan pesawat terbang, panas yang dihasilkan akan lebih besar lagi. Penyebab lain adalah adanya pengaruh udara ram, pesawat. Selain itu terjadi perpindahan panas ke kabin dari radiasi sinar matahari melalui kaca jendela dan badan pesawat (fuselage). Alat alat elektronik pesawat juga melepaskan panas dan ini menyebabkan kenaikan temperatur dalam kabin. Pada pesawat terbang, dijumpai sistem pengkondisian udara yang unik. Hal ini disebabkan oleh sistem pengkondisian udara yang berkerja dengan dua macam kondisi udara luar yang berbeda. Mesin pengkondisian udara harus dapat mengondisikan udara yang panas, yaitu pada saat didarat dan udara yang dingin, yaitu pada saat melakukan penerbangan. 2

Seperti yang kita ketahui bahwa pesawat terbang merupakan alat trasportasi yang praktis dan relatif cepat dan memiliki tinggi jelajah lebih dari 32000 ft (10000 m) dimana pada ketinggian lebih dari 9 km dari permukaan bumi ini, suhu dan tekanan udara sekitar akan menurun. Suhu udara bisa mencapai 56,5 C atau kurang dan tekanan udara dibawah 1 atm, hal tersebut jelas menjadi masalah dalam segi keselamatan dan kenyamanan penumpangnya. Selain itu pada saat pesawat berada didarat, suhu didalam kabin sangat tinggi. Bahan dinding pesawat yang terbuat dari metal memungkinkan perpindahan panas udara luar yang bersuhu tinggi sangat besar. Selain itu desain pesawat yang memiliki jendela yang tidak bisa dibuka (selain jendela kokpit) menyebabkan kondisi udara yang tidak nyaman bagi penggunannya. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka diciptakanlah suatu sistem pengkondisian udara, yang berdefinisi suatu proses perlakuan terhadap udara agar diperoleh udara yang memiliki suhu, kelembaban, dan kebersian sesuai dengan persyaratan untuk didistribusikan kedalam ruangan agar terciptanya kondisi nyaman yang dibutuhkan. Oleh karena itu dimanfaatkanlah udara luar yang bersuhu rendah sebagai medium utuk penukar panasnya. hal tersebut merupakan perbedaan sistem pengkondisian udara pada pesawat terbang dengan sistem pada gedung yang menggunakan refrigerant cair sebagai media pendinginnya. 3

1.2. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, untuk mengetahui beban pendinginan pada pesawat terbang LearJet 31A. Apakah kapasitas daya yang dimiliki Air Cycle Machine (ACM) pesawat terbang sudah cukup untuk dapat melayani beban pendinginan yang dibutuhkan. 1.3. Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya masalah dan mempermudah memahami permasalahan yang akan dibahas maka perlu pembatasan masalah, yaitu: Jenis pesawat yang akan dianalisa adalah pesawat Lear Jet 31A, yang dioperasikan oleh Balai Kaliberasi Fasilitas Penerbangan. Kondisi AC yang yang terpasang dianggap dalam keadaan baik. Fluida kerja yang digunakan dalam sistem pendingin ini adalah udara. Efesiensi termal yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah perbandingan dalam output sistem pendingin yaitu kapasitas energi dari evaporator untuk melakukan evaporasi, dibandingkan dengan input sistem pendingin yaitu besarnya energi yang dibutuhkan kompresor untuk berkerja sesuai fungsinya. Cara kerja sistem pengkondisian udara didalam kabin dan kapasitas daya kompresor ACM yang dibutuhkan. 4

1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dalam penulisan ini adalah : a. untuk mengetahui total beban pendinginan yang dihasilkan pesawat terbang LearJet 31A. b. Untuk membandingkan kapasitas daya yang dimiliki Air Cycle Machine (ACM) pada pesawat dengan daya kompresor yang diperlukan untuk melayani beban pendinginan yang dibutuhkan. 1.5. Metode Penelitian a. Metode Wawancara Melakukan wawancara terhadap pembimbing dilapangan dalam menyusun laporan tugas akhir ini. Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan dosen pembimbing dikampus. b. Studi literature Untuk mendapat landasan teori yang menjadi acuan dalam menganalisa dan memecahkan masalah yang ada. c. Teknik observasi, melakukan pengamatan langsung ke perusahaan untuk mencari data dan informasi di lapangan dan membandingkannya dengan sumber pustaka yang berkaitan, serta bimbingan, arahan, dan penjelasan dari pembimbing tugas akhir. 5

1.6. Sistematika Penulisan Dalam tugas akhir ini terdiri dari empat bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini berisi tentang teori-teori yang diambil berhubungan dengan analisa yang dijadikan sumber dalam pembahasan masalah. BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA Bab III ini berisi tentang analisa dan pembahasan berdasarkan data-data yang sudah didapat. BAB IV PENUTUP Bab IV ini berisi tentang simpulan yang diperoleh dari analisa data serta saran yang dapat dijadikan pertimbangan. 6

1.7. Diagram Alir Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data 1. Data pesawat 2. Dimensi kabin 3. Data peralatan elektronik 4. Data penerangan 5. Data awak pesawat Pengolahan Data Perhitungan beban kalor dari luar a. Perhitungan beban kalor melelui dinding b. Perhitungan beban kalor melalui radiasi matahari c. Perhitungan tambatan kalor dari matahari melalui jendela Pengolahan Data Perhitungan beban kalor dari dalam a. Perhitungan beban kalor dari awak pesawat b. Perhitungan beban kalor dari penerangan c. Perhitungan beban kalor dari peralatan elektronik A 7

A Hasil Didapat total beban pendinginan dibandingkan dengan Air pack pada mesin Kesimpulan Selesai 8