II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 5 SIDOARJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DI SD NEGERI 19 KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. Upaya terselengaranya pendidikan dengan baik tidak hanya tanggung

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung

BAB I PEDAHULUAN. Salah satu permasalahan krusial pendidikan Indonesia hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kinerja Dewan Pendidikan di Kota Salatiga

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, karena. penyelesaian dari masalah yang diteliti.

Jurnal SAP Vol. 1 No. 2 Desember 2016 ISSN: X PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH: KAJIAN KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA

KONTRIBUSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. 1

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

EKSISTENSI KOMITE SEKOLAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

AD ART Komite Sekolah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Tinjauan Tentang Kualitas Pendidikan Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar dibandingkan anggaran lainnya. Salah satu penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia adalah karena kesalahan pada sistem pendidikan serta pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita akan dengan mudahnya mendengar pergantian kurikulum pada setiap pergantian menteri. Tidak bakunya standar pendidikan kita juga menyebabkan ketidapastian dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Bahkan untuk menetapkan standar kelulusan pun Indonesia masih sering kebingungan. Tidak hanya sekedar masalah kurikulum, kualitas pengajar pun bisa dibilang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.

11 Kebanyakan para guru yang ditugaskan oleh tiap sekolah untuk memberikan transfer ilmu seperti kebingungan dalam mengajar. Entah karena bingung dengan standar pendidikan yang selalu berubah atau karena memang tidak ahli dalam bidang yang diajarkan. Setelah mengungkit masalah kualitas pendidikan, masalah kualitas pelayanan pendidikan pun bisa dibilang sangat memprihatinkan. Masih banyaknya bangunan sekolah yang sangat buruk kondisinya. Kondisi seperti itulah yang menghambat Indonesia untuk bisa bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia serta tingginya angka pengangguran. Minimnya kualitas dan fasilitas pendidikan tentunya berdampak secara signifikan terhadap kualitas manusia itu sendiri. Begitu banyaknya masalah yang dihadapi pemerintah tentunya tidak bisa kita selesaikan secara cepat. 1.1 Pengertian Kualitas Pendidikan Kualitas sekolah (pendidikan) adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. 1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Perkembangan perluasaan kesempatan memperoleh pendidikan saat ini telah mencapai tahapan yang membesarkan hati. Namun dilihat dari segi kualitatif pada saat yang sama, dunia pendidikan masih dihadapkan kepada adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

12 Harapan yang diberikan kepada dunia pendidikan demikian tinggi, tetapi pada saat yang sama, para pengamat dan pemerhati pendidikan selalu mengumandangkan sinyalemen dan pandangan tentang rendahnya mutu/kualitas pendidikan dan berbagai pandangan yang pesimistis. Untuk melaksanakan pendidikan yang memiliki arah dan tujuan yang harus dicapai melalui pembangunan disemua bidang, termasuk bidang pendidikan. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pendidikan sekolah yaitu ada tidaknya kurikulum nasional, ada tidaknya ruang laboratorium yang berfungsi sebagai ruang praktikum dan prosentase jumlah guru yang mengajar dibawah 5 tahun, Sedangkan kontribusi dari masing-masing faktor tersebut adalah adanya kurikulum nasional yang digunakan cenderung meningkatkan kualitas pendidikan atas sekolah yang tidak mempunyai kurikulum nasional, adanya ruang laboratorium cenderung meningkatkan kualitas siswa dalam melakukan praktikum dalam pembelajaran pendidikan atas sekolah yang tidak ada ruang laboratorium, sedangkan prosentase jumlah guru yang mengajar diatas 5 tahun cenderung meningkatkan kualitas pendidikan atas jumlah guru dan prosentase jumlah guru yang mengajar dibawah 5 tahun cenderung juga meningkatkan kualitas pendidikan tetapi masih kurang di bandingkan dengan yang mengajar lebih dari 5 tahun.

13 1.3 Strategi Meningkatkan Kualitas Sekolah Pendidikan yang berkualitas sangat penting bagi setiap individu. Guna mendapatkan pendidikan yang berkualitas diperlukan usaha-usaha spesifik. Keberhasilan seseorang atau organisasi sangat tergantung pada kualitas pendidikan atau kompetensi yang dimiliki. Berikut ini adalah strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. a. Terapkan Sistem Belajar Yang Berkualitas Sukses di bidang pendidikan berbanding lurus dengan kemampuan dalam menyerap berbagai ilmu yang berguna. Semakin berguna ilmu yang diserap, maka semakin tinggi pula kesempatan untuk berhasil. Seseorang yang mendapatkan ilmu di sekolah yang berkualitas lebih tinggi akan memiliki peluang yang lebih baik untuk berhasil dibandingkan mereka yang belajar di sekolah berkualitas rendah. b. Miliki Kemandirian Dalam Belajar Meskipun belajar di sekolah berkualitas sangat penting artinya dalam meraih keberhasilan, kemandirian dalam belajar juga sangat menentukan karena tidak semua ilmu yang berguna di dunia nyata tersedia di sekolah. Manusia yang berhasil adalah mereka yang mampu menggabungkan sistem pendidikan formal dan informal sehingga memiliki bekal pendidikan yang memadai.

14 c. Kecerdasan Emosional Kita mengasah kecerdasan intelektual di sekolah, tetapi kecerdasan emosional ternyata sama pentingnya untuk kita asah dan kembangkan. Kecerdasan emosional berkaitan dengan kemampuan menjalin hubungan antarmanusia yang berhasil. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional, semakin tinggi pula kemampuan kita dalam menjalin hubungan antarmanusia. Bagaimanapun juga, keberhasilan tidak bisa diraih hanya dengan menyendiri, keberhasilan akan mudah diraih jika kita mampu menjalin hubungan antarmanusia berdasarkan prinsip-prinsip universal yang mengatur alam semesta. d. Berinvestasi Dalam Putaran Waktu Dimensi waktu memiliki makna sangat penting. Kunci dari sukses memanfaatkan waktu adalah menfokuskan waktu, pikiran dan energi yang kita miliki pada berbagai kegiatan yang bernilai tambah tinggi. Semakin tinggi tingkat kemampuan kita dalam memanfaatkan waktu, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan yang mampu kita raih. e. Kecerdasan Spiritual Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Demensi spiritual tidak boleh diabaikan karena memiliki peranan yang penting dalam setiap kehidupan umat manusia. Dimensi kecerdasan spiritual bisa diasah dengan membaca Kitab Suci, bermeditasi, melakukan kebaikan pada sesama manusia, dan melaksanakan hukum kasih dalam menjalin hubungan antar sesama manusia.

15 2. Tinjauan Tentang Komite Sekolah Pendidikan merupakan salah satu yang memegang perana penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga menuntut orang-orang di dalamnya untuk bekerja sama dan secara penuh bertanggung jawab agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Menyadari pentingnya proses peningkatan tersebut maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Sejak dahulu dalam suatu lembaga pendidikan memiliki suatu wadah atau lembaga yang mengurus/membantu proses pendidikan yaitu Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan sebutan BP3 dan yang sekarang lebih dikenal dengan Komite Sekolah. 2.1 Pengertian Komite Sekolah Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2000 Tentang program pembangunan Nasional (Propenas) adalah suatu badan mandiri yang bersifat independen dan bersumber dari prakarsa masyarakat sebagai wadah penampung aspirasi, gagasan, dan ide masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada jalur sekolah maupun luar sekolah.

16 Pendapat yang sama dikemukakan oleh Suparlan (2005:61) yang menyatakan bahwa Komite sekolah adalah suatu badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam pendidikan yang bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hirearkis dengan sekolah maupun lembaga pemerintah lainnya. Dari kedua pengertian diatas jelas bahwa kedudukan komite sekolah sebagai badan yang sifatnya mandiri dan independen serta keberadaannya hanya sebagai mitra diluar sekolah yang tidak mempunyai hubungan hirearkis dengan sekolah maupun dengan lembaga pemerintah yang lain dengan demikian komite sekolah merupakan penyempurnaan dari perluasan badan kemitraan dan komunikasi antara sekolah dengan masyarakat yang terdiri dari orang tua murid, dan masyarakat di sekitar sekolah yang memilki potensi dan perhatian terhadap pendidikan dengan tujuan untuk membantu menyukseskan kelancaran proses pembelajaran baik menyangkut perencanaan pelaksanaan maupun penelitian. Komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat akan sangat mempengaruhi proses dan mutu pendidikan pada sebuah sekolah. Kemitraan yang terjadi antara pihak sekolah dan masyarakat tersebut juga akan berpengaruh pada kebijkan-kebijakan pendidikan pada sekolah tertentu sehingga tujuan pendidikan dapat selaras dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian pembentukan komite sekolah dapat mengacu pada keputusan Menteri Pendidikan Nasional, No.044/U/2002 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi :

17 Pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah dapat menggunakan acuan pembentukan dewan pendidikan dan komite sekolah sebagai mana yang tercantum dalam lampiran I (acuan pembentukan dewan pendidikan) dan lampiran II (acuan pembentukan komite sekolah) keputusan ini i. 2.2 Peranan Komite Sekolah Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di satuan pendidikan/sekolah. Oleh karena itu, pembentukan Komite Sekolah harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Keberadaan komite sekolah (dan dewan pendidikan) secara legal formal tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional no. 044/U/2002. dalam keputusan menteri tersebut, komite sekolah yang dimaksudkan adalah sebagai sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur di luar sekolah. Penamaannya sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing satuan pendidikan. Misalnya dengan nama majelis madrasah, majelis sekolah, komite sekolah, komite TK, dan lain sebagainya.

18 Pembentukan komite sekolah bertujuan: 1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan sekolah 2. Meningkatkan tanggung-jawab dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan 3. Menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan sekolah yang berkualitas. Bertolak dari tujuan tersebut komite sekolah memiliki peran sebagai berikut: 1. Advisor Agency yaitu pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. 2. Supporting Agency yaitu pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan. 3. Controlling Agency yaitu pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. 4. Mediate Agency yaitu mediator antara pemerintah dengan masyarakat. 2.3 Fungsi Komite Sekolah Fungsi Komite Sekolah Untuk menjalankan peran yang telah disebutkan di muka, Komite Sekolah memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

19 2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (Perorangan/ Organisasi/ Unia Usaha Dan Dunia Industri (DUDI)) dan pemerintah berkenaan dengan penyelengaraan pendidikan bermutu. 3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan olej masyarakat. 4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai : a. Kebijakan dan program pendidikan b. Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS) c. Kriteria kinerja satuan pendidikan d. Kriteria tenaga kependidikan e. Kriteria fasilitas pendidikan. f. Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan 5. Mendorong orang tua siswa dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan. 6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelengaraan pendidikan di satuan pendidikan. 7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, 2.4 Peran Komite Sekolah dam Meningkatkan Mutu Pendidikan Semenjak diluncurkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam sistem manajemen sekolah, Komite Sekolah sebagai organisasi mitra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya

20 turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah. Kehadirannya tidak hanya sekedar sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah harus dapat menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di sekolah. Agar Komite Sekolah dapat berdaya, maka dalam pembentukan pengurus pun harus dapat memenuhi beberapa prinsip/kaidah dan mekanisme yang benar, serta dapat dikelola secara benar pula. Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari keempat peran yaitu Advisor Agency, Supporting Agency, Controlling Agency dan Mediate Agency. Keempat peran tersebut saling berkaitan satu sama lain dan berlangsung secara simultan. Sebagai Advisor Agency, komite sekolah dapat memberikan atau menyampaikan gagasan, usulan-usulan atau pertimbangan-pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Akan tetapi, dilema yang sering terjadi adalah komite sekolah yang bersikap pasif dalam memberikan gagasan maupun usulan dan cenderung tergantung dari keputusan salah satu pihak ataupun perseorangan saja.

21 Begitu juga dalam hal dukungan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bersifat dukungan finansial, pemikiran maupun tenaga. Hanya sedikit komite sekkolah terlibat dan berperan secara aktif dalam setiap kegiatan pendidikan. Di sinilah kualitas dan perhatian komite sekolah sebagai Supporting Agency sangat diperlukan untuk mendukung setiap kegiatan guna meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya bentuk dukungan baik yang berupa pemikiran, tenaga maupun finansial, diharapkan tujuan dari pendidikan nasional dapat berjalan lancar dan berkesinambungan. Sebagai Controlling Agency, tugas dari komite sekolah adalah melakukan kontrol terhadap pendanaan sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembelajaran sekolah (RAPBS) secara transparan dan akuntabilatas. hal ini akan memperkecil peluang terhadap penyalahgunaan dana dan memudahkan dalam proses evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Sedangkan dalam peranannya sebagai mediator untuk menciptakan kerjasama dengan masyarakat, komite sekolah perlu menanamkan pemahaman, saling pengertian, saling dukung, dan sinergi dengan masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak jarang lembaga-lembaga masyarakat masih bersikap tidak peduli dan tidak mau terlibat dalam urusan pendidikan/sekolah. Bahkan lembaga pemerintah pun (diluar Depdiknas) masih banyak yang bersikap sama.

22 Dengan peran komite sekolah sebagai mediator tersebut diharapkan jalan untuk peningkatan mutu pendidikan akan lebih terbuka dengan mengeksplorasi sumber daya yang ada di sekitar sekolah. Pada akhirnya, dengan adanya hubungan yang sinergis antara komite sekolah, guru dan komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan akan menjadikan penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih dinamis dan semakin besar peluang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sekolah tidak semata-mata hanya bermenfaat bagi pencapaian tujuan belajar anak didik, melainkan juga bermenfaat untuk memupuk dan menyuburkan nilai kebersamaan dan tanggung jawab bersama bagi kemajuan bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan/sekolah. Tujuan akhir dari keberadaan Komite Sekolah di setiap satuan pendidikan atau kelompok satuan pendidikan adalah untuk memingkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan tersebut. B. Kerangka Pikir Dalam menyelesaikan baik kecil maupun besar sudah barang tentu melihat terlebih dahulu masalah tersebut dari beberapa segi, agar dapat dan mudah menyelesaikan masalah itu dengan baik. Begitupun hanya penelitian ini memerlukan kerangka pikir sehingga dapat menjadi acuan dalam pembahasan nantinya.

23 Menurut Soerjono Soekamto (1984:24) kerangka pikir adalah konsep yang memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdemensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat ditarik suatu kerangka pikir sebagai berikut : Bagan Kerangka Pikir Peranan Komite Sekolah: (Variabel X) - Advisor Agency - Supporting Agency - Controlling Agency - Mediate Agenci Kualitas Pendidikan (Sekolah) (Variabel Y) - Guru / hak guru - Sarana dan prasarana sekolah - Lingkungan sekolah - Siswa - Proses pembelajaran Gambar 1. Diagram Kerangka Pikir