Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARAUH KEDALAMAN ALIRAN DI HULU PINTU AIR TERHADAP KETELITIAN PENGUKURAN ALIRAN

Key words : flume, open channel. I. PENDAHULUAN

FENOMENA HIDROLIS PADA PINTU SORONG. ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH KEMIRINGAN DASAR SALURAN TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN DAN DEBIT ALIRAN PADA VARIASI AMBANG LEBAR

JURNAL TUGAS AKHIR PENGARUH BUKAAN TIRAI LENGKUNG TERHADAP KINEMATIKA ALIRAN DI SALURAN TERBUKA

ANALISIS TINGGI DAN PANJANG LONCAT AIR PADA BANGUNAN UKUR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

PENDAHULUAN. Laporan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika 1

3.10 ALIRAN MELALUI PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fakultas teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian yang dilakukan

KAJIAN ALIRAN MELALUI PELIMPAH AMBANG LEBAR DAN PELIMPAH AMBANG TIPIS

PENGARUH VARIASI BUKAAN LUBANG DAN MODEL PENAMPANG LUBANG PADA BANGUNAN PINTU AIR KOMBINASI AMBANG SALURAN TERBUKA LAHAN PASANG SURUT

STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

KAJIAN PERILAKU DEBIT ALAT UKUR AMBANG LEBAR TERHADAP PROFIL ALIRAN

BAB I ALIRAN MELEWATI AMBANG ( AMBANG LEBAR DAN AMBANG TAJAM )

MODUL V PINTU SORONG DAN AIR LONCAT

PENELITIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK LONCATAN HIDROLIK PADA PINTU AIR

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

PENGARUH JARAK ANTAR KRIB TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN PADA MODEL SALURAN

PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE VLUGHTER (UJI MODEL LABORATORIUM)

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI DI SALURAN SEKUNDER PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR DI PINTU UKUR

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN PADA BANGUNAN FREE INTAKE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS DEBIT AIR PIPA BERCABANG 4 DAN 5 PADA PIPA TUNGGAL DENGAN SATU TITIK JUNCTION SEBAGAI ALTERNATIF PENGGUNAAN PIPA BERCABANG

DAMPAK PENYEMPITAN PENAMPANG SUNGAI TERHADAP KONDISI ALIRAN (Studi Kasus Pada Sungai Krueng Pase)

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

STUDI ANALISIS PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN 2% ABSTRAK

e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2013/199 Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126: Telp

Studi Kecepatan Aliran Air dengan Menggunakan Tabung Pitot

KAJIAN PENGARUH HUBUNGAN ANTAR PARAMETER HIDROLIS TERHADAP SIFAT ALIRAN MELEWATI PELIMPAH BULAT DAN SETENGAH LINGKARAN PADA SALURAN TERBUKA

NUR EFENDI NIM: PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU RIAU/2016

MODEL BANGUNAN PENDUKUNG PINTU AIR PAK TANI BERBAHAN JENIS KAYU DAN BAN SEBAGAI PINTU IRIGASI

BAB III Metode Penelitian Laboratorium

Studi Pengaruh Sudut Belokan Sungai Terhadap Volume Gerusan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

PENGARUH DIAMETER PIPA KELUAR DAN DIMENSI BAK PENAMPUNG PADA ALIRAN AIR SISTEM VACUM ABSTRAK

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

Judul: IMPLEMENTASI POLA ALIRAN STEADY UNSTEADY PEMODELAN FISIK PADA SALURAN KACA DI LABORATORIUM KEAIRAN UNESA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

STUDI PERENCANAAN HIDRAULIK PEREDAM ENERGI TIPE USBR II DENGAN METODE UJI FISIK MODEL DUA DIMENSI

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KOLAM OLAK DAN EFEKTIFITAS PEREDAM ENERGI DI HILIR PINTU AIR. Yuliman Ziliwu

DAFTARISI HALAMAN JUDUL LEMBARPENGESAHAN»» KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR *" DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ***

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

UJI MODEL FISIK HIDRAULIK TERJUNAN TEGAK DENGAN KISI PEREDAM (LONGITUDINAL RACKS) UNTUK PENGENDALIAN LONCATAN HIDRAULIK

Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam Pengoperasian kebutuhan Air Irigasi

ANALISIS KEHILANGAN AIR PADA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH KRIB HULU TIPE PERMEABEL PADA GERUSAN DI BELOKAN SUNGAI THE IMPACT OF PERMEABLE TYPE UPSTREAM GROIN ON SCOUR OF RIVER BEND

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL DEBIT ALIRAN AIR TANAH PADA KONDISI AKUIFER BEBAS DAN AKUIFER TERTEKAN

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *)

Kata Kunci : Vektor kecepatan, pola aliran, PIV, pemodelan, pilar jembatan 1 Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir 3 Dosen Pembimbing I

PENGENDALIAN GERUSAN DI SEKITAR ABUTMEN JEMBATAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

PENDAHULUAN. Abstrak. Abstract

KAJIAN PERILAKU ALIRAN MELALUI ALAT UKUR DEBIT MERCU BULAT TERHADAP TINGGI MUKA AIR

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

MENURUNKAN ENERGI AIR DARI SPILLWAY

EFEK PEMBENDUNGAN PADA BANGUNAN SABO

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Praktikum

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

ANALISA UJI MODEL FISIK PELIMPAH BENDUNGAN SUKAHURIP DI KABUPATEN PANGANDARAN JAWA BARAT

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit

ANALISIS HIDROLIKA BANGUNAN KRIB PERMEABEL PADA SALURAN TANAH (UJI MODEL LABORATORIUM)

BAB IV METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG BENDUNG TIRTOREJO YOGYAKARTA (ANALISIS HIDRAULIKA) (181A)

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

PERTEMUAN KE-2 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

A STUDY OF CHANNEL WATER CURRENT VELOCITY METER WITH HORIZONTAL AND VERTICAL AXIS PROPELLER TYPE

PENGARUH KONTRAKSI PENAMPANG SALURAN TERHADAP KUALITAS FISIK AIR SUNGAI STUDI KASUS : SUNGAI SUGUTAMU SKRIPSI

Variasi Koefisien Kekasaran Manning (n) pada Flume Akrilic pada Variasi Kemiringan Saluran dan Debit Aliran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

I. TUJUAN PRINSIP DASAR

Mekanika Fluida II. Aliran Berubah Lambat

KAJIAN TEKNIS EFEKTIFITAS PENGUKURAN DEBIT MELALUI PEILSCHALE BENDUNG TIRTAYASA

STUDI POLA OPERASI WADUK WAY SEKAMPUNG MENGGUNAKAN HEC-RESSIM

PENYELIDIKAN OPERASI PINTU INTAKE EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK. Dwi Kurniani *) Kirno **)

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM PENDAHULUAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

CAPACITY CALCULATION OF RIVER FOR PADDY FIELDS SECTIONAL KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Karakterisasi Bentuk Dimensi Pipa Terhadap Debit Berbasis Tinggi Tekan (Head)

Transkripsi:

JURNAL SKRIPSI Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi OLEH : RONALDO OLTA IRAWAN D111 09 341 J U R U S A N T E K N I K S I P I L F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S H A S A N U D D I N 2 0 1 6

Studi Ketelitian Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi Farouk Maricar 1, Riswal K 1, Ronaldo Olta Irawan 2 Abstrak : Sumber daya air sangat diperlukan untuk aspek hidup dan kehidupan, baik manusia, makhluk hidup lainnya maupun lingkungan. Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat memacu pemanfaatan sumber daya alam, termasuk sumber daya air. Penelitian ini dilakukan dengan maksud hasil yang diperoleh dari penelitian dapat meningkatkan pemahaman terhadap pengaruh elevasi di hulu pintu untuk keperluan operasi jaringan. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengukuran langsung dilapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran di Laboratorium Hidrolika Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dari hasil penelitian diperoleh Bukaan pintu sorong yang bervariasi akan menimbulkan elevasi muka air yang bervariasi baik di hulu maupun di hilir. Kecepatan aliran yang dihasilkan juga bervariasi namun debit yang di hasilkan sama besarnya. Pengoperasian bukaan pintu sorong pada saluran irigasi bertujuan untuk mengukur pembagian air dengan teliti ke saluran saluran yang dilayani. Pintu sorong juga berfungsi untuk mengatur debit dan tinggi muka air sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Kata kunci : Ketelitian, Pintu Air, Saluran Abstract : Water resources are needed to aspects of life and living, whether humans, other living beings and the environment. Increased needs resulting from population growth and increased prosperity spur utilization of natural resources, including water resources. This research was conducted with the intent of the results obtained from the research can improve understanding of the influence of elevation on the upper door for the purposes of network operations. The data used in this paper is the primary data obtained through direct measurements in the field. The method used in this research is the method of measurement in the Hydraulics Laboratory of the Department of Civil Engineering Faculty of Hasanuddin University. From the results obtained by varying the sliding door openings will cause the water level varies in both the upstream and downstream sectors. The resulting flow speed also varies but debet that produced the same magnitude. The operation of the sliding door opening to the irrigation channel aims to measure the distribution of water carefully into the channel channel being served. Sliding door also serves to regulate the flow and water level in accordance with the necessary requirements Keywords: accuracy, sluice, Channel 1 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya air sangat diperlukan untuk aspek hidup dan kehidupan, baik manusia, makhluk hidup lainnya maupun lingkungan. Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan peningkatan kesejahteraan masyarakat memacu pemanfaatan sumber daya alam, termasuk sumber daya air. Minat manusia untuk mengoptimalkan manfaat air tersebut khususnya pada saluran air alami dan saluran air buatan telah ada sejak dahulu kala. Usaha daya cipta manusia dalam bidang hidrolika dalam mengatasi masalah pengairan khususnya pada bangunan-bangunan seperti bangunan pintu air, waduk, saluran, bendung dan lain sebagainya telah sering dilakukan namun bentuk penyelesaian tersebut sifatnya dapat beragam untuk setiap orang, tergantung obyek yang ditinjau. Dalam sebuah saluran irigasi, mengetahui debit aliran dalam sebuah saluran irigasi sangat penting. Ini bertujuan untuk dapat mengontrol laju penggunaan air sesuai dengan kebutuhan lahan. Dengan mengetahui besarnya laju aliran per satuan waktu (debit) diharapkan akan dapat mengontrol debit aliran sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu perlunya pengukuran debit aliran pada sebuah saluran irigasi adalah suatu kepentingan dalam sebuah manajemen irigasi. Apabila aliran disaluran diasumsikan seragam, maka disetiap titik sepanjang aliran akan memiliki debit yang sama. Oleh karenanya, bila terjadi perubahan dimensi penampang menjadi lebih sempit dari penampang di wilayah hulu, maka untuk mencapai debit yang sama akan terjadi perubahan kecepatan dan kedalaman.hal ini dapat dilakukan melalui suatu penelitian saluran terbuka ukuran kecil di laboratorium. Inilah yang menginspirasi penulis untuk mengangkat permasalahan ini dalam Tugas Akhir dengan judul: STUDI KETELITIAN BUKAAN PINTU DAN EFISIENSI ALIRAN PADA DAERAH IRIGASI Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis pengaruh bukaan pintu sorong terhadap aliran yang terjadi b. Untuk menganalisis pengaruh pengoperasian bukaan pintu sorong pada saluran irigasi. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian studi ketelitian bukaan pintu dan efisiensi aliran pada daerah irigasi dilaksanakan pada februari sampai maret 2016 di Laboratorium Hidrolika Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kabupaten Gowa.. Jenis Penelitian dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian laboratorium dimana pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti merupakan pengambilan data langsung di laboratorium hidrolika jurusan sipil fakultas teknik universitas hasanuddin 2. Sumber Data Data yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah data primer dimana penulis dalam hal ini terlibat langsung dalam proses pengambilan data.

Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada peneltian ini adalah satu set model saluran terbuka (flume),current meter, pintu sorong, point gauge, pompa air, stopwatch, gelas ukur, thermometer, kamera digital Prosedur Penelitian a. Melakukan kalibrasi terlebih dahulu pada peralatan percobaan. Alat ukur kecepatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah current meter yang menggunakan kabel kesebuah mesin penghitung (counter) yang akan menunjukkan intensitas putaran. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, maka dilakukan kalibrasi current meter dengan menggunakan flume. Kalibrasi current meter dilakukan dengan menerapkan rumus sederhana dari debit aliran Luas penampang saluran dapat dihitung dan jumlah putaran propeller yang dapat dilihat pada counter, maka didapat hubungan nilai kecepatan aliran dengan jumlah putaran propeller. Pada perolehan fisik ini, dilakukan pengukuran terhadap perubahan kecepatan aliran dilakukan dengan bantuan current meter beserta counternya dan pengukuran tinggi muka air dengan menggunakan point gauge. Semua kegiatan ini dicatat untuk dapat diplot hasil pengukuran kedalam table dan grafik untuk selanjutnya dianalisis. b. Saluran terbuka diatur sedemikian rupa sehingga dasar saluran menjadi datar. c. Pintu sorong dipasang pada tempat tertentu. Pintu sorong harus tegak lurus terhadap saluran dan membuka pintu sorong dengan ketinggian tertentu. d. Debit dialirkan dengan membuka kran pompa, kemudian menunggu aliran air menjadi cukup konstan dan mengukur tinggi muka air di belakang pintu sorong (Yo), tinggi muka air di muka pintu sorong sebelum terjadi loncatan air ( dan tinggi loncatan air ( ) dan menghitung volume yang keluar melalui pipa outlet sebanyak tiga kali agar lebih teliti. e. Mengubah tinggi bukaan pintu sorong ( ) dan melakukan pengukuran seperti pada point 3 untuk debit yang sama dengan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan data dengan ketelitian yang diinginkan. f. Mengulangi percobaan dengan debit yang berbeda dengan variasi bukaan yang sama pada point (d). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pengambilan data dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2016 dengan bervariasi debit, tinggi muka air dan bukaan pintu. Dari hasil pengamatan maka didapat beberapa grafik hubungan bentuk- bentuk yang berpengaruh dalam penelitian. Data Hasil Penelitian Tabel 4.1 Tabel pengamatan percobaan pintu sorong (Yg = 1 cm)

Tabel 4.2 Tabel hasil perhitungan pintu sorong (Yg = 1 cm) Tabel 4.6 Tabel hasil perhitungan pintu sorong (Yg = 3 cm) Tabel 4.3 Tabel pengamatan percobaan pintu sorong (Yg = 2 cm) Tabel 4.7 Tabel pengamatan percobaan pintu sorong (Yg = 4 cm) Tabel 4.4 Tabel hasil perhitungan pintu sorong (Yg = 2 cm) Tabel 4.8 Tabel hasil perhitungan pintu sorong (Yg = 4 cm) Tabel 4.5 Tabel pengamatan percobaan pintu sorong (Yg = 3 cm) Pembahasan Pada percobaan ini, diperoleh data yang menghasilkan beberapa variable debit dan koefisien debit. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Nilai Debit dan Koefisien debit pintu sorong 1 cm terdapat pada Gambar 4.1. Tabel 4.10 berikut ini merupakan hasil perbandingan antara debit dan koefisien kecepatan dengan beberapa variasi bukaan. Tabel 4.10 Nilai Debit dan Koefisien Kecepatan terlihat bahwa hubungan antara debit (Q) dan koefisien debit (Cd) berbanding lurus. Gambar ini menunjukkan bahwa nilai koefisien debit yang dihasilkan semakin meningkat sehubungan dengan bertambahnya nilai debit. Debit yang diperoleh antara 791,354 sampai dengan 1779,912 cm 3 /det. Untuk koefisien debit diperoleh nilai antara 0,297687 sampai dengan 0,968635. Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Cd terkecil yaitu 0,583939 diperoleh pada debit 861,636 cm 3 /det sedangkan nilai Cd terbesar yaitu 0,968636 diperoleh pada debit 1649,031 cm 3 /det. Dari Gambar 4.1 sampai Gambar 4.4, nilai Cd terkecil yaitu 0,287687 diperoleh pada debit 806,175 cm 3 /det dengan tinggi bukaan pintu sorong 4 cm terdapat pada Gambar 4.4. Nilai Cd terbesar yaitu 0,968636 diperoleh pada debit 1649,031 cm 3 /det dengan tinggi bukaan Terlihat bahwa hubungan antara debit (Q) dan koefisien kecepatan (Cv) berbanding lurus. Gambar ini menunjukkan bahwa nilai koefisien kecepatan yang dihasilkan semakin meningkat sehubungan dengan bertambahnya nilai debit. Debit yang diperoleh antara 791,354 sampai dengan 1779,912 cm 3 /det. Untuk koefisien kecepatan diperoleh nilai antara 0,188912 sampai dengan 1,396237. Terlihat bahwa nilai Cv terkecil yaitu 0,188912 diperoleh pada debit 861,636 cm 3 /det sedangkan nilai Cv

terbesar yaitu 1,396327 diperoleh pada debit 1649,031 cm 3 /det. Nilai Cv terkecil yaitu 0,188912 diperoleh pada debit 861,636 cm 3 /det dengan tinggi bukaan pintu sorong 1 cm. Nilai Cv terbesar yaitu 1,396327 diperoleh pada debit 1649,031 cm 3 /det dengan tinggi bukaan pintu sorong 1 cm terdapat pada Tabel 4.11 berikut ini merupakan hasil perbandingan antara debit dan koefisien kontraksi dengan beberapa variasi bukaan pada percobaan pintu sorong. Tabel 4.12 Nilai Debit dan Kecepatan Di Hulu Tabel 4.11 Nilai Debit dan Koefisien Kontraksi terlihat bahwa hubungan antara debit (Q) dan koefisien kontraksi (Cc) berbanding terbalik, grafik menunjukkan dengan bertambahnya nilai debit maka nilai koefisien kontraksi yang dihasilkan semakin kecil terlihat bahwa hubungan antara debit (Q) dengan kecepatan di hulu (Vo) berbanding lurus. Bertambahnya nilai kecepatan di daerah hulu, maka debit yang dihasilkan semakin besar. Hubungan antara debit dan kecepatan didaerah hilir tidak jauh beda dengan kecepatan di daerah hulu yaitu berbanding lurus, pada grafik menunjukkan semakin bertambahnya nilai kecepatan di hilir, maka debit yang dihasilkan semakin besar. Tabel 4.13 Nilai debit dan Kecepatan Di Hilir

Pada Tabel 4.14 dan 4.15 memperlihatkan hubungan antara debit dengan ketinggian muka air di hulu dan di hilir dan perbandingan grafik yang dapat dilihat Tabel 4.14 Nilai Debit dan Ketinggian Muka Air Hulu Tabel 4.15 Nilai Debit dan Ketinggian Muka Air Hilir terlihat bahwa hubungan antara debit (Q) dengan ketinggian muka air di hulu (Yo) berbanding lurus. Semakin besar debit maka tinggi muka air dihulu semakin meningkat. Hal ini dilihat dari tinggi muka air di hulu terendah yaitu 3,84 cm diperoleh pada debit 806,175 cm 3 /det pada bukaan 4 cm terdapat pada Gambar 4.24, sedangkan tinggi muka air di hulu tertinggi yaitu 24,28 cm diperoleh pada debit 1649,031 cm 3 /det pada bukaan 1 cm Berbeda dengan tinggi muka air di hulu, hubungan antara debit (Q) dengan ketinggian muka air di hilir (Y1) berbanding terbalik, meskipun perbandingannya tidak terlalu besar tetapi semakin besar nilai debit maka tinggi muka air di hilir mengalami penurunan. Tabel 4.16 di bawah ini menunjukkan variasi hubungan antara

bilangan Froude dengan perbandingan kedalaman muka air. Tabel 4.16 Nilai Bilangan Froude dan Perbandingan Kedalaman Muka Air PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh : 1. Bukaan pintu sorong yang bervariasi akan menimbulkan elevasi muka air yang bervariasi baik di hulu maupun di hilir. Kecepatan aliran yang dihasilkan juga bervariasi namun debit yang di hasilkan sama besarnya. 2. Pengoperasian bukaan pintu sorong pada saluran irigasi bertujuan untuk mengukur pembagian air dengan teliti ke saluran saluran yang dilayani. Pintu sorong juga berfungsi untuk mengatur debit dan tinggi muka air sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. terlihat bahwa nilai yang diperoleh pada hubungan bilangan Froude (Fr) dan perbandingan antara loncatan air tertinggi setelah pintu sorong dengan kedalaman air di hilir (Y2/Y1) Semakin besar perbandingan antara kedalam muka air di hulu dan di hilir maka bilangan Froude akan semakin besar, bilangan froude juga dipengaruhi oleh kecepatan aliran, semakin besar kecepatan aliran maka bilangan froude akan besar pula. Bilangan froude dengan kecepatan aliran berbanding lurus. Tipe aliran pada alat pintu sorong berdasarkan bilangan froude yang diperoleh adalah aliran sub kritis sampai aliran super kritis dengan bilangan froude dari 0,576469 sampai 5,774. Saran 1. Perlunya diadakan penelitian lanjutan dengan variasi debit yang lebih banyak dengan alat ukur yang lebih bervariasi 2. Tingkat ketelitian bukaan pintu air di laboratorium harus selalu dikalibrasi DAFTAR PUSTAKA Rangga Raju, K. G.1986. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Dake. J. M. 1985. Hidrolika Teknik. Erlangga, Jakarta. Anggrahini. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. CV. Citra Media, Surabaya. Ven Te Chow. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Labolatorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Jurusan Sipil Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin. Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida.Makassar. Triatmodjo Bambang, 1996. Hidrolika II. Beta Offset, Yogyakarta. Nizam. 1992. Dasar-Dasar Pengaliran Dalam Saluran Bagian II. Pusat Antara Universitas Ilmu Teknik