BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Kegiatan Belajar 1: Mengkonstruksi Industri Pariwisata

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

PENGELOLAAN DAYA DUKUNG DAN PEMASARAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. Oleh : M. Liga Suryadana

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

EKOSISTEM BISNIS WISATA HALAL DAN PENINGKATAN DAYA SAING WISATA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

DEFINISI- DEFINISI A-1

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

Kita tentunya tidak ingin kota Jakarta menjadi sepi wisatawan hanya karena sulitnya mendapatkan informasi dan sedikitnya fasilitas yang membantu merek

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dari pengertian diatas, maka hotel juga dapat definisi seperti di bawah ini :

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjabarkan tentang pustaka yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun pustaka yang akan digunakan terkait dengan pari,, sistem pari, serta teori terkait kesiapan. 2.1 Pari 2.1.1 Definisi Pari Pari adalah gejala yang ditimbukan dari perjalanan orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara yang tidak ada hubungannya dengan pencarian nafkah (Yoeti dalam Arjana 2015, 6). Pari merupakan aktivitas perjalanan seseorang yang menginap disebuah tempat di luar tempat tinggal biasanya yang terjadi tidak lebih dari satu tahun dengan tujuan bukan untuk bekerja ataupun tujuan lainnya (World Tourism Organization 1999 dalam Arjana 2015, 6). Pari menurut Suwantoro (1997, 3) merupakan sebuah proses berpergian sementara yang dilakukan oleh seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan untuk melakukan didasari pada kepentingan ekonomi, sosial, politik, budaya, agama, kesehatan maupun dorongan lainnya untuk sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar. Pendapat beberapa ahli diatas meskipun tidak sepenuhnya sama, namun dapat diambil beberapa pokok dari definisi mengenai pari tersebut. Pari merupakan aktivitas perjalanan (berpindah dari satu tempat ke tempat lain) yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok bukan untuk mencari pekerjaan dan disertai dengan tinggal sementara di tempat bukan biasanya ia menetap. 2.1.2 Produk Wisata Produk pari merupakan keseluruhan pelayanan yang didapatkan dan dinikmati oleh wan, semenjak ia meninggalkan tempat asalnya ke tempat tujuan nya hingga kembali lagi ke tempat ia semula berasal. Produk merupakan rangkaian dari berbagai komponen yang saling terkait yang ingin dilihat oleh wan. Produk menurut Middleton (2001:122) adalah The tourist products to be considered as an amalgam of three main components of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa produk terbentuk karena tiga komponen yaitu atraksi, fasilitas destinasi, dan aksesibilitas destinasi. Pengertianpengertian tersebut memberi implikasi pada penyelenggaraan pari 12

merupakan keseluruhan komponenkomponen yang dapat dinikmati oleh wan yang menjadi penarik kunjungan bagi wan. 2.1.3 Sistem Pari Pari merupakan suatu aktivitas kompleks yang memiliki berbagai komponen yang saling terkait, sehingga dalam memahami pari harus menggunakan pendekatan sistem. (Getz 1986 dan Leiper 1990 dalam Pitana dan Diarta 2009, 5758). Menurut Fennel, 1998 dalam Pitana dan Diarta (2009, 57) sistem pari merupakan hubungan yang saling berpengaruh antara wan dan layanan terkait yang disediakan dan dimanfaatkan (fasilitas, atraksi, transportasi, dan akomodasi) untuk membantu pergerakannya. Model sistem pari Gunn (1972) menitikberatkan pada penyediaan (supply), permintaan (demand) serta faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi. Model milik Gunn ini menekankan pada kepuasan permintaan pasar akan tercapai jika pengembangan pari mampu menyediakan berbagai penawasan yang sesuai dengan permintaan. Penyediaan (supply) terdiri dari komponen daya tarik, promosi, informasi, penyediaan layanan serta transportasi. Dalam model ini juga disebutkan bahwa terdapat faktorfaktor eksternal yang mampu mempengaruhi bagaimana sebuah keparian dibangun. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya budaya, organisasi atau kepemimpinan, keuangan, tenaga kerja, kewirausahaan, masyarakat, kompetisi, dan kebijakan pemerintah (Gunn 1972). 2.1.4 Komponen Pari Penyelanggaran pari yang baik akan mampu menampung kebutuhan dari kegiatan pari, baik itu kegiatan utama maupun kegiatan penunjang. Sehingga dalam pengadaannya, sebuah destinasi haruslah memenuhi komponenkomponen tertentu. Beberapa ahli seperti Leiper (1990), Inskeep (1991), Mc.Intosh (1995), dan telah menjelaskan komponen yang penting dalam pari. Agar pari dapat berlangsung optimal komponenkomponen pari tersebut harus terpenuhi. Menurut Leiper (1990, 2930) terdapat tujuh komponen dalam pari, yaitu: (a) Pemasaran, mencakup promosi, advertising, publikasi, penjualan produk, dan paket. Pihak yang terkait dengan pemasaran adalah kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran penerbangan, serta kantor promosi daerah. (b) Perhubungan, mencakup semua macam dan bentuk transportasi publik terutama yang beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal wan dengan 13

tempat tujuan wan. Pihak yang terkait misalnya adalah perusahaan penerbangan, bus, penyewaan mobil, kereta api dan sebagainya. (c) Akomodasi mencakup pada penyediaan tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan yang berhubungan dengan hal itu (misalnya penyediaan makanan dan minuman). (d) Daya tarik, mencakup pada penyediaan atraksi bagi wan. Lokasi utamanya terletak pada daerah tujuan. (e) Tour operator, merupakan perusahaan penyelenggara dan penyedia paket dan memasarkannya sebagai sebuah unit dalam tingkatan harga tertentu. Komponen utamanya terdiri dari akomodasi dan transportasi. (f) Pendukung, mencakup pendukung terselenggaranya kegiaan baik di tempat asal wan, sepanjang rute transit, maupun tempat tujuan. Misalnya toko oleholeh, toko bebas bea, restoran, asuransi perjalanan, travel cek, bank dengan kartu kredit, dan lainnya. (g) Pengkoordinasi/ regulator, mencakup peran masalah perencanaan dan manajerial untuk membuat sistem koordiasi antara seluruh sektor dalam industri pari. Ahli lain, Inskeep (1991), berpendapat bahwa komponen terdiri dari enam komponen diantaranya adalah atraksi dan kegiatan, fasilitas dan pelayanan akomodasi, fasilitas pelayanan lainnya, fasilitas dan pelayanan transportasi, infrastruktur lainnya, kelembagaan. Lebih detail komponen menurut Inskeep (1991) adalah: (a) Atraksi dan kegiatan merupakan keunikan yang ada pada sebuah destinasi yang mampu menarik datangnya wan. Atraksi ini dapat berupa kegiatan alam, budaya, atau pun kegiatankegiatan yang tidak bisa ditemui di destinasi lain (b) Fasilitas dan pelayanan akomodasi terkait dengan fasilitas dan layanan kebutuhan wan untuk menginap sementara selama perjalanan yang mereka lakukan. Fasilitas akomodasi dapat berupa hotel, guest house, ataupun tempat penginapan lainnya. (c) Fasilitas pelayanan lainnya adalah fasilitas yang dibutuhkan pada sebuah destinasi yang menunjang kegiatan di dalamnya. Fasilitas yang dimaksud terdiri dari agen perjalanan, restoran dan tempat kuliner lainnya, toko cinderamata, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor migrasi dan bea cukai). 14

(d) Fasilitas dan pelayanan transportasi merupakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pergerakan sebuah destinasi. Transportasi ini meliputi akses dari dan menuju kawasan, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan dan kawasan penunjangnya, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara. (e) Infrastruktur lainnya adalah prasarana yang dibutuhkan dalam pari yang terdiri dari penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air limbah, serta telekomunikasi. (f) Kelembagaan merupakan lembaga yang terkait dengan keperluan destinasi baik yang berada dari dalam maupun lembaga dari luar untuk membangun dan mengelola kegiatan, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan; strategi marketing dan program promosi; organisasi sektor umum dan swasta; peraturan perundangan yang berhubungan dengan ; kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; serta pengendalian program ekonomi, lingkungan dan sosial kebudayaan. Kelembagaan merupakan faktor penting yang akan mengelola komponenkomponen pari, untuk memastikan semuanya bersinergi dalam menciptakan sebuah destinasi yang mampu menarik minat wan untuk datang mengunjunginya. Dalam pengelolaan pari diperlukan kesamaan visi antar anggota. Kesamaan visi dapat memunculkan aspirasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat partisipasi pengelola maupun masyarakat setempat. Kesamaan visi ini akan tercapai apabila anggota telah bersatu dan terorganisir. Usaha penyamaan visi serta faktor kepemimpinan dibutuhkan untuk menunjang koordinasi antar semua pihak (Asker et al, 2010). Komponen menurut Mc.Intosh (1995:269), diklasifikasikan dalam empat kategori besar yang terdiri dari: (a) Sumber daya alam terkait dengan iklim, bentuk alam, flora, fauna, sungai, pantai, pemandangan alam, sumber mata air, sanitasi, dan lain sebagainya. (b) Infrastruktur terkait dengan jaringan air bersih, limbah, gas, listrik dan telepon, drainase, jalan raya, rel kereta api, bandara, stasiun kereta api, terminal, tempattempat hiburan, museum, pertokoan dan infrastruktur lainnya. (c) Transportasi terkait dengan kapal laut, pesawat terbang, kereta api, bus, dan fasilitas transportasi lainnya. (d) Keramahtamahan dan budaya setempat terkait dengan bentuk sikap ramah tamah dan sopan santun penduduk setempat dalam menerima wan. Dalam hal ini yang 15

termasuk ke dalam budaya setempat meliputi seni, sejarah, musik, taritarian, drama, festival, pameran, pertunjukan, pari khusus, museum dan galeri seni, perbelanjaan, olah raga serta aktivitas budaya lainnya. Menurut Suwantoro (1997, 19) destinasi haruslah memenuhi unsur daya tarik, sarana, prasarana, tata laksana serta masyarakat dan lingkungan. Berikut adalah penjelasanya: (a) Daya tarik merupakan potensi yang menjadi faktor penarik dari kunjungan wan. Daya tarik yang dikelola secara profesional/ baik dapat menarik wan untuk datang. Jenis daya tarik dibedakan menjadi tiga, yaitu daya tarik alam, daya tarik budaya, dan daya tarik minat khusus. Daya tarik yang dirancang pada sebuah tempat berdasarkan pada sumber daya yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, indah, nyaman dan bersih; aksesibel; memiliki ciri khusus; memiliki sarana prasarana penunjang; serta memiliki nilai khusus. (b) Sarana merupakan kelengkapan daerah tujuan yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wan dalam menikmati kunjungannya. Berbagai sarana utama yang dibutuhkan adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran, serta sarana pendukung lainnya (souvenir shop). Tidak semua objek memiliki sarana yang sama, karena sifatnya yang harus sesuai dengan kebutuhan wan. Penelitian yang dilakukan Gretzel, et al., dalam Subiyantoro menyatakan bahwa pelayanan personal pari (seperti akomodasi serta transportasi) merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan volume jumlah wan ke suatu daerah. Ketersediaan akomodasi sebagai sarana untuk tinggal sementara membuat kunjungan lebih nyaman karena wan tidak akan mengalami kebingungan bagaimana dan dimana mereka akan menghabiskan waktu saat tidak ada destinasi yang bisa mereka tuju. Akses transportasi dapat meningkatkan perkembangan serta peningkatan jumlah wan karena akses menjadi semakin lancar dan biaya yang ditimbulkan semakin murah. Meskipun tidak mempengaruhi secara langsung, sarana prasarana yang baik dapat meningkatkan nilai atraksi/ daya tarik yang kemudian dapat mempengaruhi minat wan untuk berkunjung (Soebiyantoro,). (c) Prasarana adalah sumber daya alam maupun buatan manusia yang mutlak diperlukan dalam perjalanan wan. Prasarana tersebut meliputi air bersih, jalan, jembatan, terminal, listrik, serta komunikasi. Prasarana yang dibangun disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek. Kesesuaian dengan lokasi dan kondisi dapat meningkatkan aksesibilitas dan daya tarik. 16

(d) Tata laksana merupakan pengaturan sarana dan prasarana yang berada pada permukaan tanah ataupun di dalam tanah agar dapat berjalan dengan baik. Tata laksana tersebut meliputi sistem jaringan kelistrikan dan energi, sistem jalur pengangkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan. (e) Masyarakat dan lingkungan menentukan eksistensi dari sebuah tempat pari. Masyarakat/ sumber daya manusia menjadi faktor esensial dalam penyelenggaraan pari. Sikap dan kemampuan staff dalam berdampak krusial pada kesan pelayanan pari yang kemudian berdampak langsung pada kenyamanan, dan kepuasan kunjungan yang dilakukannya. Partisipasi masyarakat juga menjadi tonggak dalam pelestarian dan keberlanjutan lingkungan karena bersinggungan langsung dengan tempat. Lingkungan yang terjaga akan lebih berkelanjutan dan lebih memiliki daya saing untuk dikunjungi. Partisipasi masyarakat dapat mendorong pemanfaatan berkelanjutan dan perlindungan terhadap sumber daya alam yang sensitif, menghindari eksploitasi dan ketergantungan terhadap satu sumber daya, mendukung pemanfaatan sumber daya alam secara tidak konsumtif, meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan di tingkat nasional dan lokal, serta meningkatkan pemahaman terhadap hubungan antara lingkungan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. (Tasci et al, 2013). Salah satu daya tarik dapat berupa buatan/ kegiatan manusia. Daya tarik buatan manusia yang berbentuk beberapa industri menurut Madecor dalam Astuti et.al (2015) memiliki 3 komponen penyusun yang terdiri dari industri utama, industri pendukung, dan kegiatan terkait. Industri utama merupakan industri yang paling berpengaruh dalam pembentukan dan pengembangan kawasan yang memiliki keterkaitan atau hubungan timbal balik terhadap industri lain (termasuk industri pendukung dan kegiatan terkait lainnya). Industri pendukung adalah industriindustri yang perannya sangat mempengaruhi berjalannya kegiatan industri. Kegiatan pendukung adalah usahausaha yang memiliki hubungan timbal balik dengan industri inti karena memiliki kesamaan pelayanan pendukung. Ketiga komponen ini berintegrasi untuk menciptakan jejaring, sehingga bukan hanya mengoptimalkan potensi aktivitas industri kawasan saja, tetapi juga membuka peluang pengembangan destinasi menjadi lebih luas. Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen pari adalah transportasi, akomodasi, daya tarik, sarana, kelembagaan, prasarana, dan masyarakat. Komponen tersebut disimpulkan atas dasar kesamaan pendapat para ahli atas komponen pari. Jika terdapat dua ahli yang setuju dengan pendapat tersebut 17

maka dapat disimpulkan sebagai komponen. Berikut adalah sintesis komponen dari beberapa ahli. Leiper (1990) Macam dan bentuk transportasi jalur transit Penyediaan tempat tinggal sementara dan pelayanan yang berhubungan (penyedia makan dan minuman) Inskeep (1991) Fasilitas pelayanan transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Fasilitas dan pelayanan akomodasi Tabel 2.1 Sintesis Kompoenen Wisata Madecor Mc.Intosh Suwantoro dalam (1995) (1997) Astuti et.al (2015) Transportasi (jenis transportasi) Sintesis Komponen Wisata Transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Penyediaan dan pelayanan akomodasi Alasan Macam dan bentuk transportasi sama dengan jenis tranportasi Atraksi dan kegiatan merupakan daya tarik Budaya adalah salah satu bentuk daya tarik Daya tarik Atraksi dan kegiatan Budaya Daya tarik Integrasi daya tarik Daya tarik Industri inti, pendukung dan kegiatan lainnya merupakan daya tarik Integrasi merupakan sifat yang dimiliki daya tarik Sarana pendukung Peran tour operator Peran pengkoordinasi/ regulator Pemasaran Fasilitas pelayanan lainnya Sarana utama dan pendukung Kelembagaan Tata laksana Infrastruktur Infrastruktur Prasarana Sarana utama dan pendukung Kelembagaan (jenis, peran tour operator, peran pengkoordinasi/ regulator, pemasaran) Prasarana Kelembagaan terdiri dari jenis lembaga dan perannya Pemasaran merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh lembaga pari Infrastruktur sama dengan prasarana 18

Leiper (1990) Inskeep (1991) Sumber: Penulis, 2016 Mc.Intosh (1995) Sumber daya alam Keramahtamahan dalam menerima tamu penduduk setempat Suwantoro (1997) Masyarakat (kemampuan pelayanan masyarakat Partisipasi dalam menjaga lingkungan ) Madecor dalam Astuti et.al (2015) Sintesis Komponen Wisata Masyarakat (keramahtaman, kemampuan pelayanan, partisipasi) Alasan Sumber daya alam berkaitan dengan dengan daya tarik alam Keramahtaman merupakan hal yang harus dimiliki masyarakat setempat 2.1.5 Jenis Pari Selain komponen, hal yang penting untuk sebuah destinasi adalah jenis nya. Pemilihan jenis yang tepat dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki akan mempermudah wan untuk mengenali destinasi tersebut karena sudah tahu apa yang akan dialami dan dirasakan jika berkunjung ke suatu destinasi. Jenis pari banyak macamnya. Berdasarkan daya tariknya, pari dapat dibedakan menjadi alam, kebudayaan, pendidikan, pertanian, perbandingan, keagamaan, bahari, dan minat khusus. Dari berbagai jenis tersebut, terdapat jenis baru, yaitu. Wisata merupakan pengembangan dari budaya (OhridskaOlson, 2010) dan minat khusus (Richard, 2009). PARIWISATA alam pendidikan pertanian perbandingan keagamaan budaya minat khusus Gambar 2.1 Bagan Jenis Wisata Berdasarkan Daya Tarik Sumber: OhridskaOlson, 2010 Dan Richard, 2009 19

2.2 Wisata Kreatif 2.2.1 Definisi Wisata Kreatif Telah disebutkan sebelumnya bahwa merupakan salah satu jenis yang berasal dari pengembangan budaya dan minat khusus. Wisata menurut International Conference on Creative Tourism (ICCT) tahun 2008, adalah perjalanan menuju ke tempat yang memiliki pengalaman asli dan menarik (hati/perasaan) dengan cara berpartisipasi dalam belajar seni, budaya, atau karakter khusus dari sebuah tempat, serta menyediakan hubungan/interaksi dengan penduduk yang tinggal dan membentuk budaya kehidupannya. Pari ini menawarkan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas konsumen dengan aktif berpartisipasi dalam pengalaman pelatihan dan pembelajaran terkait dengan karakteristik tempat tujuan liburan yang mereka pilih (Richard and Wilson, 2007). Wisata melibatkan turis kedalam kehidupan budaya dari sebuah destinasi dan mereka berpartisipasi dalam aktifitas yang berbeda (kerajinan, seni, kuliner, dan kegiatan lainnya) yang kemudian membentuk hubungan yang erat antara turis, penduduk lokal, dan budayanya (Richard dan Raymon, 2000). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa adalah yang menawarkan kesempatan pengembangan kreativitas konsumen dengan pembelajaran bersama penduduk setempat terkait dengan kehidupan dan budaya lokal. 2.2.2 Aspek Wisata Kreatif Sebuah destinasi harus memenuhi beberapa aspek penting diantaranya adalah sumber daya manusia dan berkemampuan spesifik (keahlian khusus dan atau pengalaman), memiliki atmosfrer destinasi pari, terdapat infrastruktur pari, serta kelembagaan pari (Hengky Hermantoro, 2013). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Sumber daya manusia dan spesifik sangat penting dalam sebuah destinasi karena dengan ideide yang dimiliki dapat memecahkan masalah secara ataupun pemasaran yang. Manusia yang dan spesifik ini biasanya mengklaster menjadi komunitas tersendiri karena keragaman dan inovasi yang tinggi. Untuk mengetahui daya tahan sebuah komunitas pada sebuah tempat dapat dilihat melalui kontribusi tenaga kerja di sektor industri dan keanekaragaman (Florida, 2002). (2) Atmosfer destinasi merupakan lingkungan yang mampu menggambarkan aktifitas secara dominan ataupun atraksi yang ditawarkan sebuah destinasi didukung oleh arsitektur yang didisain dengan baik, dan tempat yang 20

menarik bagi publik. Atmosfer destinasi terdiri dari aspek non fisik dan fisik. Apek non fisik terdiri dari aktivitas dan kebudayaan yang masih ada dan mengakar dalam masyarakat. Sedangkan aspek fisik dapat dirasakan melalui arsitektural kawasan. (3) Sarana pari merupakan merupakan wadah bagi masyarakat untuk menuangkan ideide nya. Sarana berupa bangunan dan institusi pendidikan (tempat pelatihan dan penelitian), fasilitas kebudayaan (museum, galeri seni, ruang pertunjukan, wadah aktivitas kebudayaan), dan tempat pertemuan/interaksi (public space/taman, balai pertemuan). (Landry, 2006). (4) Kelembagaan pari diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan. Kelembagaan berasal dari internal (organisasi pengelola, komunitas non profit dan komunitas profit) dan eksternal (pemerintah/regulator). Wisata juga harus memenuhi beberapa faktor, diantaranya adalah adanya industri ; keberagaman budaya global; penawaran kebudayaan lokal yang unik dan kesenian/ kerajinan lokal; infrastruktur, sumber daya, dan keramahan (OhridskaOlson dan Ivanov 2011, 4). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Industri menjadi faktor penting dalam sektor pari, khususnya. Industri adalah industri eksplotasi ide menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Industri menjadi daya tarik. Industri digunakan untuk mempromosikan destinasi serta untuk meningkatkan daya tarik dan daya saingnya (OECD dalam OhridskaOlson dan Ivanov 2011, 8). Sebagai daya tarik, industri yang ada tidak hanya sekedar ada, namun harus terdapat kegiatan yang memberikan pengalaman yang lebih penting daripada sekedar membawa pulang souvenir ke rumah. Pengalaman tersebut didapatkan dari penciptaan bersama (produk) antara pengunjung dengan masyarakat. Daya tarik dinilai dari keunikannya, keberagaman pilihannya, kulitasnya, serta kemudahan mengaksesnya. Daya saing dari industri dalam juga perlu dipertimbangkan. Daya saing dapat diukur dengan indikator usaha industri. Indikator usaha industri dapat dilihat dari membandingkan jumlah usaha industri dengan lapangan kerja lainnya. Usaha industri minimal memiliki 515% dari total lapangan kerja serta 4050% tenaga kerja (Evans, 2009). Industri baik tradisional ataupun baru terdiri dari arsitektur, seni pertunjukan, seni visual dan seni grafis, desain, penerbitan, kuliner dan keahlian memasak, permainan interaktif, media, fashion, musik, fotografi, jurnalistik dan sastra, layanan iklan dan komunikasi pemasaran, pari (Santagata, 2009). 21

(2) Keberagaman budaya global merupakan faktor penting. Wisata menawarkan interaksi dengan budaya setempat sebagai salah satu daya tarik utamanya karena mampu memberikan pengalaman tersendiri yang tidak dapat dinikmati di tempat lain. Kebudayaan (dalam bentuk intangible) mampu menjadi pembeda di jaman globalisasi yang serba seragam (UNESCO, 2003). Semakin beragam daya tarik yang di tawarkan maka akan semakin menarik dan semakin cepat tumbuh sebuah (Castells dalam Richards dan Marques, 2012). Menurut Koentjaraningrat (2002) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan millik diri manusia dengan belajar. Terdapat tujuh unsur budaya menurut Koentjaraningrat yang terdiri dari sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, dan peralatan bahasa dan kesenian. Kesemua unsur budaya tersebut terwujud dalam bentuk sistem adatistiadat (kompleks budaya, tema budaya, gagasan), sistem sosial (aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan), dan unsurunsur kebudayaan fisik (benda kebudayaan). (3) Penawaran kegiatan kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal yang unik pasti dimiliki oleh tiap komunitas. Saat sebuah wayang dibuat dengan bahan dan teknik memahat yang berbeda atau satu baris dalam sebuah lagu dinyanyikan berbeda merupakan budaya lokal yang merepresentasikan sumber daya yang dimiliki destinasi tersebut. Teknologi tradisional, kerajinan, kesenian, dan ekspresi artistik lainnya dapat dikenal dan menarik wan dari seluruh dunia. Keunikan dalam karakteristik adalah satu dari sumber daya utama dalam dan merepresentasikan faktor penawaran bagi wan domestik maupun mancanegara. (4) Infrastruktur, sumber daya, dan keramahan berperan penting dalam. Berdasarkan the Country Branding Index from 2009 dalam OhridskaOlson dan Ivanov (2011, 9) keaslian dalam adalah hal yang sangat penting namun tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada dasardasar infrastruktur (baik secara fisik maupun non fisik). Selain itu, dinyatakan juga bahwa komunitas dengan sumberdaya (kemampuan dan keahlian) yang baik cenderung berkembang dengan cepat dan lebih baik dibandingkan dengan komunitas yang tidak memiliki sumberdaya yang baik. Di negara berkembang, seperti Thailand, terdapat aspek yang mendukung, diantaranya adalah infrastruktur, informasi, intelegensi, identifikasi, dan inovasi (Piboonrungroj and Angkakorn 2013, 7). 22

(1) Infrastruktur terkait dengan pengadaan jalan, air dan listrik (2) Intelegensi terkait dengan adanya stratistik permintaan, penawaran dan faktor lainnya yang berhubungan. Intelegensi merupakan faktor human resources eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh pengelola pengembangan destinasi. (3) Informasi terkait dengan pengkomunikasian keterangan jam buka, peta, daftar aktifitas, daftar produk, dan keterangan lainnya terkait tentang destinasi. (4) Identitas adalah citra yang terbentuk dari ritme tempat dan ruang (elemen kota) yang mencerminkan sense of time, yang ditumbuhkan dari dalam yang berasal dari aktivitas yang mengakar pada masyarakatnya (5) Inovasi adalah merubah sesuatu yang sudah ada dengan kemampuan dan kreativitas yang dimiliki seseorang, sehingga benda atau teknologi itu menjadi lebih bermanfaat dan berguna. Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor penting dalam adalah memiliki industri, kebudayaan lokal, atmosfer, infrastruktur dasar dan, sumberdaya manusia, serta kelembagaan. Hengky Hermantoro (2013) Atmosfrer destinasi pari (aktivitas yang mengakar dalam masyarakat dan arsitektural kawasan) Sarana pari OhridskaOlson dan Ivanov (2011) Tabel 2.2 Sintesis Faktor Wisata Kreatif Piboonrungroj dan Angkakorn (2013) Sintesis Faktor Wisata Kreatif Industri Inovasi Industri Sumber daya manusia (kontribusi tenaga Kebergaman budaya Penawaran kegiatan kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal Infrastruktur Sumber daya manusia Identitas Infrastruktur Intelegensi Keberagaman kebudayaan lokal (kegiatan adat, kesenian, kerajinan) Atmosfer (aktivitas yang mengakar dalam masyarakat dan arsitektural kawasan) Sarana dan infrastruktur dasar dan Sumber daya manusia Alasan Inovasi merupakan usaha yang digunakan dalam industri. Kegiatan adat, kesenian, kerajinan merupakan unsur dalam kebudayaan Identitas memiliki pengertian yang sama dengan atmosfer yaitu terbentuk dari ritme ruang (fisik) dan aktifitas masyarakat Selain infrastruktur, infrastruktur dasar juga harus dipenuhi (OhridskaOlson dan Ivanov 2011, 9) Kreatifitas dan keahlian spesifik merupakan salah satu bentuk sumber daya manusia. 23

Hengky Hermantoro (2013) kerja di sektor industri, keanekaragaman) dan berkeahlian spesifik Kelembagaan pari Sumber: Penulis, 2015 OhridskaOlson dan Ivanov (2011) Keramahan Piboonrungroj dan Angkakorn (2013) Informasi Sintesis Faktor Wisata Kreatif (kontribusi tenaga kerja di sektor industri, keanekaragam an, keahlian spesifik, keramahan) Kelembagaan Alasan Intelegensi merupakan human resources/ sumber daya manusia. Keramahan merupakan hal yang dimiliki masyarakat Informasi merupakan salah satu peran dalam kelembagaan 2.3 Komponen Wisata Kreatif Teori terkait komponen, sistem pari dan aspek telah disampaikan sebelumnya. Teoriteori tersebut kemudian dapat membangun komponen yang akan dibutuhkan sebuah destinasi baru. Langkah pertama untuk mencari komponen/ variabel setelah dilakukannya sintesis komponen dan sintesis faktor. Berdasarkan sintesis yang dilakukan, komponen dalam terdiri dari daya tarik, sarana prasarana, masyarakat, kelembagaan internal, kelembagaan eksternal, serta wan. Berikut adalah tabel komponen dalam : Sintesis Komponen Wisata Daya tarik Penyediaan dan pelayanan akomodasi Transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Sarana utama dan pendukung Prasarana Tabel 2.3 Sintesis Komponen dalam Wisata Kreatif Sintesis Faktor Sintesis Komponen Wisata Wisata Kreatif Kreatif Alasan Daya tarik : Industri merupakan Industri Daya tarik industri daya tarik utama lokal Daya tarik keberagaman Kebudayaan lokal merupakan Keberagaman kebudayaan lokal atraksi yang diinginkan yang kebudayaan lokal Kegiatan adat memberi nilai lebih pada (kegiatan adat, Kesenian sebagai daya kesenian, kerajinan) Kerajinan tarik pendukung Atmosfer Daya tarik atmosfer Atmosfer merupakan hal / karakter lokasi yang bisa dinikmati sebagai (aktivitas yang Aktivitas sosial ekonomi atraksi yang mendukung mengakar dalam yang mengakar masyarakat dan Arsitektural kawasan Integrasi adalah sifat yang arsitektural kawasan) Integrasi daya tarik dimiliki daya tarik Sarana dan infrastruktur dasar dan Sarana prasarana : Sarana prasarana Akomodasi (penyediaan dan pelayanan) Transportasi (akses dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Workshop Kebudayaan Akomodasi merupakan sarana yang harus disediakan untuk membentuk interaksi wan dengan penduduk Transportasi merupakan sarana utama karena fungsinya sebagai penghubung destinasi dengan tempat asal wan Telah disebutkan juga sarana 24

Sintesis Komponen Wisata Masyarakat (keramahtaman, kemampuan pelayanan, partisipasi) Kelembagaan (jenis, peran tour operator, peran pengkoordinasi/ regulator, pemasaran) Sumber: Penulis, 2016 Sintesis Faktor Wisata Kreatif Sumber daya manusia (kontribusi tenaga kerja di sektor industri, keanekaragaman, keahlian spesifik, keramahan) Kelembagaan Sintesis Komponen Wisata Kreatif Perdagangan Listrik Air bersih Komunikasi Masyarakat Sumber daya manusia Kontribusi tenaga kerja industri Keanekaragaman Keahlian spesifik Masyarakat Keramahtaman Kemampuan pelayanan Partisipasi keberlanjutan Kelembagaan internal Peran tour operator Peran pengkoordinasi/ pengelola Kelembagaan eksternal Peran regulator Pemasaran Wisatawan: Wisatawan domestik Wisatawan mancanegara Alasan utama terdiri dari fasilitas pendidikan, kebudayaan Sumber daya manusia bagian dari masyarakat Keramahtamahan, ketrampilan pelayanan dan partisipasi merupakan hal yang harus dimiliki masyarakat agar tersebut dapat berlangsung dengan baik Kelembagaan terdiri dari kelembagaan internal dan eksternal dengan peran dan fungsi masingmasingnya Kelembagaan internal dan eksternal dipisah karena berdasarkan sistem pari kelembagaan internal adalah supply sedangkan kelembagaan eksternal adalah faktor eksternal Meskipun tidak ada dalam komponen dan faktor, penelitian ini mempertimbangkan wan sebagai demand yang perlu diteliti Komponen yang telah tersintesis akan menjadi variabel penelitian ini. Setah menentukan komponen /variabel kemudian ditentukan parameter. Parameter ini didapatkan dari variabel, dan halhal yang menjadi input dalam proses sintesis teori. Berikut adalah parameter dalam penelitian ini: Variabel Komponen Wisata Kreatif Terpilih Daya tarik Sarana prasarana Sub Variabel Daya tarik industri lokal Daya tarik keberagaman kebudayaan lokal Daya tarik atmosfer / karakter lokasi Integrasi daya tarik Sarana Prasarana Wisata Kreatif Tabel 2.4 Parameter Penelitian Parameter Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan industri Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan kegiatan adat Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan kesenian lokal Keunikan, kualitas pelayanan, kemudahan akses, ragam pilihan erajinan lokal Keunikan aktivitas sosial ekonomi yang mengakar Keunikan arsitektural kawasan Hubungan antar daya tarik Penyediaan dan pelayanan sarana akomodasi Penyediaan dan pelayanan sarana transportasi (akses 25

Variabel Komponen Wisata Kreatif Terpilih Kelembagaan internal Masyarakat Wisatawan Sub Variabel Pengelola Tour operator Sumber daya manusia Masyarakat Wisatawan Kelembagaan Pemerintah eksternal Pemasaran Sumber: Penulis, 2016 2.4 Kesiapan Parameter dari dan menuju, akses internal, jenis dan pelayanan) Penyediaan dan pelayanan sarana workshop Penyediaan dan pelayanan sarana kebudayaan Penyediaan dan pelayanan sarana perdagangan toko cinderamata/oleholeh Penyediaan dan pelayanan prasarana listrik Penyediaan dan pelayanan prasarana air bersih Penyediaan dan pelayanan prasarana komunikasi Ketuntasan peran pengelola Ketuntasan peran tour operator Kontribusi tenaga kerja industri Keanekaragaman Keramahan Kemampuan pelayanan Partisipasi keberlanjutan Kecukupan dan peningkatan wan domestik Kecukupan dan peningkatan wan mancanegara Ketuntasan peran pemerintah/ regulator Tingkat/ skala pemasaran Kesiapan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata dasar siap yang memiliki definisi sudah sedia. Kesiapan berdasarkan laman dictionarybussiness.com memiliki arti tingkat kesiagaan orang, organisasi ataupun sistem dalam memenuhi/ mewujudkan perencanaan yang akan dilakukan. Kesiapan juga terkait dengan tingkat kematangan dari suatu objek. Kesiapan menunjukkan tingkat kemungkinan dari suatu kondisi siap, agak siap, atau tidak siap. Kesiapan terdiri dari ketuntasan dalam rencana, kecukupan dan latihan dari pelaku serta ketersediaan dukungan pelayanan dan sistem. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: (1) Ketuntasan dalam perencanaan. Tuntas adalah kondisi dimana segala sesuatu selesai secara menyeluruh. Ketuntasan dalam perencanaan memiliki arti rencana yang dibuat telah selesai secara menyeluruh. (2) Kecukupan dan latihan dari pelaku. Kecukupan adalah kondisi dimana sesuatu dapat memenuhi kebutuhan dan tidak perlu di tambah lagi. Kecukupan pelaku memiliki arti pihak yang melakukan kegiatan telah dirasa memenuhi kebutuhan (secara kualitas maupun kuantitas). (3) Ketersediaan dukungan pelayanan dan sistem. Ketersediaan memiliki arti sudah ada. Namun, bukan hanya terkait jumlah tetapi dukungan pelayanan dan sistem harus dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan. 2.5 Kesiapan Destinasi Wisata Kreatif 26

Setelah mengetahui tentang kesiapan, maka tahap selanjutnya adalah menghubungkan antara aspek kesiapan dengan komponen destinasi. Kesiapan terdiri dari tiga aspek yaitu ketuntasan rencana, kecukupan, dan ketersediaan. (a) Daya tarik Brad mengutarakan bahwa pengunjung mencari daya tarik yang unik dan berkualitas baik (uniqueness and excellent quality), memiliki ragam pilihan dalam berpartisipasi (choice and participation), mudah diakses semua orang (something for everybody). Keunikan (KBBI Online, 2011) berasal dari kata unik yang memiliki arti tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain. Dari pengertian ini maka daya tarik yang unik adalah daya tarik yang tidak dapat ditemukan atau berbeda dari daya tarik di tempat lain. Menurut Gunderson dkk (1996) penilaian evaluatif yang berkaitan kualitas produk atau jasa dapat dilakukan dengan mengukur kepuasan konsumen. Kepuasan adalah tanggapan menyeluruh konsumen setelah dia mengalami kegiatan yang telah memenuhi berbagai harapannya. Daya tarik yang telah dikenali pada pembahasan sebelumnya adalah industri, keberagaman budaya lokal, atmosfer, serta integrasi daya tarik. Daya tarik industri. Industri merupakan daya tarik utama dalam pengembangan OhridskaOlson dan Ivanov (2011). Penggunaan industri sebagai daya tarik berwujud partisipasi dalam pengalaman pelatihan dan pembelajaran membuat produk dari industri yang ditawarkan (Richard dan Raymon, 2000). Berdasarkan pendapat sebelumya daya tarik industri dapat dikatakan siap jika daya tarik industri nya unik/ berbeda dari tempat lainnya, orang yang berkunjung dapat merasa daya tariknya sesuai dengan harapan/ memuaskan, memiliki ragan pilihan yang bervariasi/ banyak (lebih dari 3), serta mudah diakses (jarak, biaya, waktu/ jadwal). Daya tarik keberagaman budaya lokal. Bentuk daya tarik lain adalah kebudayaan lokal. Daya tarik budaya lokal yang ditawarkan adalah kegiatan kebudayaan/ adat, kesenian dan kerajinan lokal (OhridskaOlson dan ). Daya tarik keberagaman budaya lokal dapat dikatakan siap jika daya tarik keberagaman budaya lokalnya unik/ berbeda dari tempat lainnya, orang yang berkunjung dapat merasa daya tariknya sesuai dengan harapan/ memuaskan, memiliki ragan pilihan yang bervariasi/banyak (lebih dari 3), serta mudah diakses (jarak, biaya, waktu/ jadwal). 27

Daya tarik atmosfer. Atmosfer destinasi dapat tergambar dari aktivitas masyarakat serta dari arsitektural/ bangunan kawasan. Atmosfer dapat dikatakan siap jika tergambar jelas sebagai sebuah kesatuan kawasan yang berbeda dilihat dari aktivitas maupun bangunannya. Integrasi daya tarik. Sebagai kesatuan sistem, daya tarik yang ada harus memiliki integrasi/ hubungan yang baik satu sama lainnya (Gunn, 1972). Daya tarik dikatakan siap jika terbentuk integrasi/ hubungan timbal balik antar daya tarik yang dimiliki. (b) Sarana prasarana Keberadaan sarana prasarana sangat diperlukan dalam mendukung keberlangsungan kegiatan. Sarana prasarana dalam dikatakan siap jika telah terdapat/tersedia sarana prasarana yang dibutuhkan dalam menjalankan. (c) Kelembagaan internal Kelembagaan internal terdiri dari pengelola serta tour operator (Suwantoro, 1997). Pengelola. Pengelola memiliki tiga peran, yaitu strategi marketing, program promosi, serta organisasi sektor umum dan swasta. Pengelola wsata dikatakan siap jika tuntas menjalankan peranperannya. Tour operator. Tour operator memiliki tiga peran, yaitu untuk menyusun paket, penyediakan paket, memasarkan paket sebagai sebuah unit. Tour operator dikatakan siap jika tugastugas ini telah selesai dilakukan. (d) Mayarakat Masyarakat yang memiliki itas tinggi akan mampu mengelola potensi yang dimiliki (sumberdaya, daya tarik, sarana prasarana) menjadi lebih menarik untuk dikunjungi (Pitana dan Diarta, 2009). Masyarakat dinilai dari sumber dayanya serta masyarakatnya. Sumber daya manusia. Kesiapan sumber daya manusia dapat dilihat dari tercukupinya jumlah tenaga kerja di sektor industri serta dari keberagaman masyarakatnya. Tercukupinya jumlah tenaga kerja industri jika mencapai jumlah 4050% dari seluruh pekerja (Evans, 2009). Keberagaman masyarakat dapat dilihat dari proporsi jumlah penduduk pendatang. Proporsi jumlah penduduk pendatang yang tinggi menggambarkan keberagaman yang tinggi pula. Keberagaman masyarakat ini dikatakan siap jika proporsi jumlah penduduk datang tinggi. Masyarakat. Kesiapan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan pelayanan, keramahan, serta partisipasinya dalam menjaga keberlangsungan. Kemampuan pelayanan, dikatakan siap apabila staff/ pekerja dinilai baik dan cakap dalam 28

memberikan pelayanan terhadap wan. Demikian juga keramahan masyarakat dikatakan siap, jika staff/ pekerja yang ada mampu memberikan kesan ramah pada wan. Partisipasi masyarakat adalah hal penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah destinasi yang mengandalkan lokalitas sebagai daya tarik utamanya. Masyarakat dianggap siap jika kebanyakan masyarakat lokal terlibat dalam kegiatan keparian yang ada. (e) Wisatawan Wisatawan berdasarakan asalnya dibedakan menjadi wan domestik dan wan mancanegara. Wisatawan adalah pihak yang menggunakan jasa keparian. Sehingga dalam keparian perlu melihat peluang pasar/ wan yang ada. Peluang pasar dapat dilihat dari jumlah kunjungan yang ada. Semakin banyak dan meningkat jumlah wan yang ada, maka semakin siaplah tempat pari tersebut. (f) Kelembagaan eksternal Kesiapan kelembagaan eksternal dapat dilihat dari pemerintah serta pemasaran. Pemerintah. Pemerintah memiliki empat peran yaknin menaungi peraturan perundangan yang berhubungan dengan ; perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan/pelatihan; kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; serta pengendalian program ekonomi, lingkungan dan sosial kebudayaan. Pemasaran. Kesiapan pemasaran dapat diukur dengan mengetahui sejauhmana skala pemasaran dilakukan. Semakin besar skala pemasaran yang dilakukan semakin banyak orang yang tahu dan akan semakin banyak orang yang tertarik untuk datang. Sehingga jika skala pelayanan sudah hingga tingkat internasional maka pemasaran dapat dikatakan siap. 29

Variabel Komponen Wisata Kreatif Daya tarik Sub Variabel Daya tarik industri lokal Daya Tarik keberagaman kebudayaan lokal Ketuntasan Rencana Aspek Kesiapan Kecukupan Tingkat kualitas daya tarik inkraf Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik inkraf Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik inkraf Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik inkraf Jumlah ragam pilihan daya tarik inkraf Tingkat kualitas daya tarik kegiatan adat Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik kegiatan adat Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik kegiatan adat Tabel 2.5 Parameter Penelitian Ketersediaan Keberadaan daya tarik inkraf yang unik Keberadaan kegiatan adat yang unik Parameter Industri unik dibanding dengan tempattempat lain di dunia Pembelajaran dalam industri memuaskan. Semua industri lokal yang menjadi atraksi membuka layanan pelatihan dengan jadwal yang jelas Semua industri lokal yang menjadi atraksi dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi Semua industri lokal yang menjadi atraksi memiliki biaya terjangkau Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati industri yang menjadi atraksi Kegiatan adat yang ada unik dibanding dengan tempattempat lain di dunia. Suguhan kegiatan adat memuaskan Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi memiliki jadwal yang jelas Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi Sumber OhridskaOlson dan KBBI Online, 2011 OhridskaOlson dan Gunderson dkk, 1996 OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan Richard dan Raymon, 2000 OhridskaOlson dan KBBI Online, 2011 OhridskaOlson dan Gunderson dkk, 1996 OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan 30

Variabel Komponen Wisata Kreatif Sub Variabel Ketuntasan Rencana Aspek Kesiapan Kecukupan Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik kegiatan adat Jumlah ragam pilihan daya tarik kegiatan adat Tingkat kualitas daya tarik kesenian lokal Tingkat kemudahan akses (jadwal) daya tarik kesenian lokal Tingkat kemudahan akses (jarak) daya tarik kesenian lokal Tingkat kemudahan akses (biaya) daya tarik kesenian lokal Jumlah ragam pilihan daya tarik kesenian lokal Jumlah ragam pilihan daya tarik kerajinan lokal Ketersediaan Keberadaan daya tarik kesenian lokal yang unik Keberadaan daya tarik kerajinan lokal yang unik Parameter Semua kegiatan adat yang menjadi atraksi memiliki biaya terjangkau Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati kegiatan budaya lokal yang menjadi atraksi Kesenian lokal unik dibanding dengan tempattempat lain di dunia Suguhan kesenian lokal memuaskan Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi memiliki jadwal yang jelas Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi dapat dijangkau dalam waktu 15 menit berjalan kaki dari atraksi lainnya ataupun dari pemberhentian transportasi Semua kesenian lokal yang menjadi atraksi memiliki biaya terjangkau Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk menikmati kesenian lokal yang menjadi atraksi Kerajinan lokal unik dibanding dengan tempattempat lain di dunia. Pengunjung memiliki banyak (>3) pilihan untuk memilih kerajinan lokal yang ada Sumber OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan Richard dan Raymon, 2000 OhridskaOlson dan KBBI Online, 2011 OhridskaOlson dan Gunderson dkk, 1996 OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan Richard dan Raymon, 2000 OhridskaOlson dan KBBI Online, 2011 OhridskaOlson dan Daya tarik Tingkat keunikan Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat khas dapat dibedakan 31

Variabel Komponen Wisata Kreatif Sarana prasarana Kelembagaan internal Masyarakat Sub Variabel atmosfer /karakter lokasi Integrasi daya tarik Sarana Prasarana Ketuntasan Rencana Aspek Kesiapan Kecukupan aktivitas sosial ekonomi yang mengakar Tingkat keunikan arsitektural kawasan Ketersediaan Adanya integrasi daya tarik Ketersediaan sarana akomodasi Ketersediaan sarana transportasi Ketersediaan sarana workshop Ketersediaan sarana kebudayaan Ketersediaan sarana perdagangan Ketersediaan prasarana listrik Ketersediaan prasarana air bersih Ketersediaan prasarana komunikasi dari tempattempat lain di dunia Parameter Arsitektural kawasan khas dapat dibedakan dari tempattempat lain di dunia Sumber OhridskaOlson dan OhridskaOlson dan Hubungan antar daya tarik Gunn (1972) Sarana akomodasi tersedia dan terjangkau Sarana transportasi dari dan menuju destinasi tersedia dan terjangkau Sarana transportasi internal tersedia dan terjangkau Sarana transportasi yang tersedia aman, nyaman, dengan biaya terjangkau Sarana workshop tersedia Sarana kebudayaan tersedia Sarana toko cenderamata tersedia Prasarana listrik tersedia Prasarana air bersih tersedia Prasarana komunikasi tersedia Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Leiper (1990), Inskeep (1991), Pengelola Peran pengelola Semua peran pengelola telah tuntas dilaksanakan Tour operator Peran tour operator Semua peran tour operator telah tuntas dilaksanakan Sumber daya Tingkat kontribusi manusia tenaga kerja industri Jumlah tenaga kerja di sektor industri cukup Evans (2009) 32

Variabel Komponen Wisata Kreatif Wisatawan Kelembagaan eksternal Sub Variabel Masyarakat Wisatawan Pemerintah Ketuntasan Rencana Peran pemerintah/ regulator Aspek Kesiapan Kecukupan Tingkat keanekaragaman masyarakat Tingkat kemampuan pelayanan Tingkat keramahan masyarakat Tingkat partisipasi masyarakat Jumlah wan domestik Jumlah wan mancanegara Ketersediaan Parameter Sumber Keanekaragaman masyarakat bervariasi Evans (2009) Tingkat kemampuan pelayanan terhadap tamu cukup Tingkat keramahan dalam menyambut tamu cukup Tingkat partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan cukup Mc.Intosh (1995), Mc.Intosh (1995), Mc.Intosh (1995), Jumlah wan domestik cukup dan meningkat Gunn (1972) Jumlah wan mancanegara cukup dan meningkat Gunn (1972) Peran pemerintah tuntas Leiper (1990), Inskeep (1991) Pemasaran Skala pemasaran Tingkat pemasaran hingga skala internasional Leiper (1990) Sumber: Penulis, 2016 33

2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian ini menggunakan teoriteori sebagai pijakan berpikir. Kesiapan JKP akan dinilai dari komponenkomponen kesiapan. Komponen kesiapan ini didapatkan dari mensintesis beberapa teori terlebih dahulu. Langkah pertama adalah dengan mensintesis beberapa teori terkait komponen. Teori komponen yang digunakan adalah milik Leiper (1990), Inskeep (1991), Mc.Intosh (1995), serta Madecor dalam Astuti et.al (2015). Langkah kedua adalah melakukan sintesis beberapa teori terkait aspek. Teori komponen yang digunakan adalah milik Hengky Hermantoro (2013), OhridskaOlson dan Ivanov (2011) serta Piboonrungroj dan Angkakorn (2013). Langkah ketiga adalah sintesis terhadap teoriteori sistem pariwisat. Teori sistem pari yang digunakan adalah milik Gunn (1972), Leiper dalam Pitana dan Diarta (2009) Mathieson dan Wall dalam Pitana dan Diarta (2009). Ketiga hasil sintesis ini kemudian disintesis bersamasama. Hasil sintesis komponen, komponen dan sistem pari lalu disilangkan dengan aspek kesiapan. Hingga kemudian didapati komponen kesiapan. Berikut adalah kerangka pikir penelitian ini: PARIWISATA KESIAPAN Komponen Pari Jenis Pari Wisata Kreatif Sistem Pari Ketuntasan Rencana Kecukupan Ketersediaan Aspek Wisata Kreatif Jayengan Kampoeng Permata sebagai Destinasi Wisata Kreatif Komponen Wisata Kreatif Variabel Komponen Kesiapan Wisata Kreatif 1. Daya Tarik Wisata Kreatif 2. Sarana Prasarana Wisata Kreatif 3. Kelembagaan Internal Wisata Kreatif 4. Masyarakat Wisata Kreatif 5. Wisatawan 6. Kelembagaan Eksternal Wisata Kreatif Variabel Komponen Wisata Kreatif Jayengan Kampoeng Permata Gambar 3.2 Kerangka Penelitian Sumber: Penulis, 2016 34