I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara. keseluruhan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

I. PENDAHULUAN. Pada pembelajaran fisika dibutuhkan suatu pemahaman konsep yang matang

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran di kelas maupun dalam melakukan percobaan di. menunjang kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari IPA yang dalam pelaksanaan pendidikan

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

I. PENDAHULUAN. Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah. IPA. Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan scientific sebagai

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) informasi pada

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, media pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat pesat

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik atau juga

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

I. PENDAHULUAN. Karakteristik materi pembelajaran fisika yang abstrak, menuntut kemampuan

METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika Berbasis KPS.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai ke perguruan tinggi. Belajar matematika di sekolah dasar tentunya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

I. PENDAHULUAN. Menurut Salma (2007 : 4) pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I. PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika MAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

III. METODE PENGEMBANGAN. Model penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Diantaranya adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih

I. PENDAHULUAN. suasana pembelajaran yang kurang menarik dan tidak kondusif. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data hasil belajar di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung kelas

III. METODE PENELITIAN. (LKS) praktikum listrik dinamis berbasis TIK dengan menggunakan LiveWire

III. METODE PENELITIAN. Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

mengembangkan kemampuan baik kognitif, keterampilan (skill), serta sikap sosialnya terhadap manusia lain, lingkungan dan teknologi. Ace Suryadi (2014:

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika sering kali masih dianggap sulit bagi siswa. Kesulitan

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang. ruang dan waktu. Dalam mempelajari gejala alam, fisika memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu wajib yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi sekolah, Jumlah seluruh kelas VII di SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 berjumlah 7 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 254. Kelas penelitian yang akan dilakukan di kelas VIIE berjumlah 36 orang yang terdiri dari 19 Perempuan dan 17 Laki-laki. Standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SMP Negeri 20 Bandar Lampung sebesar 67. Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara di SMP Negeri 20 Bandar Lampung ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran Fisika. Masalah-masalah tersebut dapat disebabkan oleh guru, siswa serta lingkungan. Masalah yang pertama disebabkan oleh guru yang cenderung menggunakan metode ceramah. Masalah kedua disebabkan oleh siswa yang kurang mengikuti pembelajaran dengan baik. Bisa jadi karena kurangnya siswa memperhatikan materi pelajaran serta banyaknya siswa yang menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga menjadi momok yang menakutkan serta lingkungan yang tidak kondusif menjadi masalah yang ketiga. Banyak siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan kompetensi dasar. Lebih dari sebagian siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal dan

2 ujian. Sebagian siswa yang lain merasa kesulitan memahami materi yang diberikan. Selain hal itu, kebanyakan dari siswa juga merupakan siswa yang kurang mampu dan tidak diwajibkan untuk membeli buku, karena keterbatasan biaya buku hanya akan dipinjamkan dari sekolah. Bahan ajar media berbasis cetakan yang digunakan siswa hanya berpacu pada buku yang dipinjamkan sekolah, sedangkan bahan ajar mandiri dirumah siswa tidak memiliki. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat mempermudah siswa dalam belajar dirumah pun tidak diberikan karena pelarangan penggunaan LKS. Berdasarkan hasil observasi Keberadaan modul di SMPN 20 Bandar Lampung yang sesuai dengan KTSP 2006 belum ada. Oleh karena itu perlu dikembangkan modul yang dapat meningkatkan siswa dalam belajar secara mandiri. Fasilitas Sekolah di SMP Negeri 20 Bandar Lampung cukup memadai yaitu telah memiliki laboratorium, perpustakaan, ruang komputer dan beberapa perangkat penunjang seperti penggunaan LCD. Namun sebagian fasilitas jarang digunakan dalam pembelajaran fisika. Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan melakukan serangkaian kegiatan belajar berdasarkan pengalaman nyata yang diperoleh siswa. Semakin baik proses belajar yang terjadi dalam diri siswa, maka semakin baik hasil belajar yang diperoleh. Sehingga siswa dapat mengeksplorasikan dan berinteraksi langsung dengan teman dan lingkungannya. Untuk mewujudkan pembelajaran fisika yang memberikan pengalaman langsung diperlukan modul dengan menggunakan pendekatan, model,

3 metode, dan sumber belajar serta media yang dapat mengarahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. Peran modul sebagai bahan ajar dalam hal ini yaitu penyedia informasi bahan dasar karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang dapat dikembangkan, disajikan dengan ilustrasi atau gambar yang komunikatif. Selain itu pula modul berperan sebagai petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk melatih kemampuan siswa dalam melakukan penilaian sendiri (self Assessment). Mengembangkan modul sebagai bahan ajar yang efektif dan menarik, modul dibuat semaksimal mungkin sehingga menghasilkan modul yang variatif, menarik, efektif dan efisien sehingga menumbuhkan minat dan meningkatklan aktivitas siswa untuk melatih kemampuan siswa. Mengenai keberadaan modul yang sesuai KTSP, modul yang disusun menggunakan model dan metode tertentu Untuk mendapatkan bahan ajar yang efektif digunakan. Dalam pengembangan ini, Modul adalah suatu bentuk bahan ajar yang disajikan secara sistematis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri baik dengan bantuan guru ataupun mandiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengangkat penelitian Pengembangan Media Pembelajaran Modul Fisika Berbasis Cetakan pada Materi Suhu Dan Kalor. Diharapkan dengan menggunakan pengembangan Media Pembelajaran Modul Berbasis Cetakan dalam proses belajar mengajar pembelajaran menjadi lebih efektif.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada materi Suhu dan Kalor? 2. Bagaimanakah tanggapan kemenarikan dan efektivitas media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada Materi Suhu dan Kalor? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada materi Suhu dan Kalor? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Membuat media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada materi Suhu dan Kalor 2. Mengetahui tanggapan kemenarikan dan efektivitas media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada materi Suhu dan Kalor 3. Mengetahui hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran modul fisika berbasis cetakan pada materi Suhu dan Kalor D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

5 1. Menyediakan bahan ajar yang menarik dan variatif bagi siswa dan guru sebagai bahan ajar yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dan memanfaatkan teknologi khususnya media pembelajaran berbasis cetakan dalam kegiatan pembelajaran. E. Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini mencapai tujuan sebagaimana telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1. Pengembangan adalah proses menyusun dan menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pengembangan yang dimaksud berupa pembuatan Bahan Ajar Modul Fisika Berbasis Cetakan pada Materi Suhu dan Kalor. 2. Materi pokok yang disajikan dalam Modul Fisika Berbasis Cetakan ini adalah materi Suhu dan Kalor SMP Kelas VII Semester I yang disesuaikan dengan standar isi yaitu : (1) Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya (2) Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari