BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav , 27 th floor.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK PENELITIAN

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mencapai kesuksesan adalah impian setiap perusahaan, apalagi di saat kondisi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Indofood Sukses Makmur Tanjung Morawa

BAB I PENDAHULUAN. 1993:4). Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny. Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Public Expose. Jakarta, 9 Agustus 2017

PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 9 Agustus 2017

Agenda. 1. Profil Grup Indofood. 2. Kegiatan Usaha Grup Indofood. 3. Prospek & Strategi Usaha Grup Indofood. 4. Kinerja Keuangan Grup Indofood

EXECUTIVE SUMMARY PENAWARAN UMUM OBLIGASI VII INDOFOOD SUKSES MAKMUR TAHUN 2014 PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

SKRIPSI. Disusun oleh : : Ricky Kurniawan NIM :

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK EKUITAS MEREK MIE INSTANT INDOMIE ( Indofood ) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN STUDI PADA MASYARAKAT KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup berarti. Industri pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berperan

BAB II PROFIL INSTANSI/LEMBAGA

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. Investor Summit Jakarta, 18 September 2014

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

BAB I PENDAHULUAN. bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan dan Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi PT Indofood Sukses Makmur

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN

NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN. Apakah ada rencana ekspansi pabrik kelapa sawit ke depannya?

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, komunitas dan lingkungan (Wibisono. 2007: 8). Corporate Social Responsibility mulai menjadi concern perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 67% per tahun dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber :indofood.com (diakses pada 12/06/2015)

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter adalah krisis finansial yang dimulai pada Juli 1997 di Thailand

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian rentabilitas. Menurut Riyanto (2001 : 25) Masalah likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. (emiten) dan para investor, atau sering disebut sebagai ekuilibrium pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperkuat daya saing dalam dunia bisnis. Karena sejak perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemecahan saham atau stock split merupakan salah satu corporate action

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebuah perusahaan sebagai laba atas investasi pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan.rasio keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. regulasi di Bidang keuangan dan perbankkan termasuk pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. komoditi informasi dan tenaga kerja yang melampaui batas negara dan teritorial. Hal

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Waktu, Tempat dan Gambaran Umum Objek penelitian. 1. Waktu dan tempat Penelitian

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nazir (1988: 30), jenis penelitian secara umum terbagi atas dua jenis,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan pemilik

LAPORAN KUNJUNGAN PABRIK. Disusun Sebagai Salah Satu Prasyarat Pendaftaran Kerja Praktek. Disusun Oleh: Andi Tri Prasetyo D

Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dana lebih dan pihak yang membutuhkan dana. modal oleh perusahaan yang disebut emiten. Dan dari sisi penawaran oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. analisis berdasarakan kinerja perusahaan. Analisis ini terutama. menyangkut faktor-faktor yang memberi informasi tentang kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE (EPS), DAN PRICE EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Untuk mencapai tujuan itu maka sumber

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berkantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl. Jenderal Sudirman kav. 76-78, 27 th floor. Jakarta 12910. 3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Setelah berjalan selama 4 tahun, tepatnya pada tahun 1994 berganti nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, pada tahun yang sama saham perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan penawaran saham perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga nominal Rp. 1000 per saham. Di tahun berikutnya 1995 dan 1996, mengakuisisi pabrik penggilingan gandum bogasari dan melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2. Lalu pada tahun 1997, mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Dan melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total penambahan saham sebanyak 305,2 juta. Tiga tahun kemudian ( 2000 ), melaksanakan pemecahan 28

saham kembali dengan perbandingan 1:5 dengan nilai nominal Rp.100 per saham. Pada tahun yang sama, perseroan menerbitkan obligasi seri I sebesar Rp. 1 triliun yang jatuh tempo pada tahun 2005, dengan peringkat AA+ dari PT. Pefindo. Pada tahun 2001 dan 2002, menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan Employee Stock Ownership Plan (ESOP), dan melaksanakan ESOP tahap 1 sebanyak 228,9 juta saham serta melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham dan menerbitkan Eurobonds sebesar US$ 280 juta. Tahun 2003, melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham dan menerbitkan obligasi seri II sebesar Rp1,5 triliun. Tahun 2004, melaksanakan ESOP ahap III sebanyak 919,5 ribu saham, menerbitkan obligasi seri III sebesar Rp 1 triliun dan mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton. Pada tahun 2005 dan 2006, membentuk perusahaan patungan dengan Nestle, mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham, melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$ 143,7 juta, mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd, dan mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat. Di tahun 2007, mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru, menerbitkan obligasi seri IV sebesar Rp 2 triliun, mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal Holding Limited, berpartisipasi dalam pengeluaran saham baru 29

PT Mitra Inti Sejati Plantation dan memiliki sebesar 70% kepemilkan, mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. Tahun 2008, partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan memiliki sebesar 60% kepemilikan, menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali 663.762.500 lembar treasury stock, mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto sebuah perusahaan dairy terkemuka, dan mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang memiliki fasilitas bulking. Tahun 2009, menerbitkan obligasi seri V sebesar Rp 1,6 triliun, Pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah seri I sebesar Rp452 miliar dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar, dan melakukan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (ICBP) yaitu PT Gizindo Prima Nusantara (Nutrisi & Makanan Khusus), PT Indosentra Pelangi (Penyedap Makanan), PT Cipta Kemas Abadi (Kemasan Fleksibel) dan PT Indobiskuit Mandiri Makmur (Biskuit) ke dalam ICBP. Pada tahun 2010, menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP, dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% yaitu PT Surya Rengo Containers (Kemasan Karton), PT Nestle Indofood Citrarasa Indonesia (Memasarkan Produk Kuliner), Indofood (M) Food Industries Sdn Bhd 30

(Kegiatan Usaha Mi Instan di Malaysia), PT Indofood Fritolay Makmur (Makanan Ringan) dan Drayton Pte. Ltd. (Dairy), ke dalam ICBP. Menju a. Sekilas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Berawal dari sebuah perusahaan mi instan, Indofood secara progresif telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Sebagai perusahaan terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, Indofood didukung oleh sistem distribusi yang ekstensif sehingga produk-produknya dikenal di seluruh penjuru Nusantara. Perseroan mengoperasikan empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling melengkapi: - Produk Konsumen Bermerek (CBP), memproduksi berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam Divisi Mi Instan, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta Nutrisi & Makanan Khusus. Dengan diakuisisinya PT Indolakto (Indolakto) pada tahun 2008, Divisi Dairy merupakan segmen baru di Grup CBP yang akan memperkuat posisi Grup ini di pasar yang memiliki pertumbuhan pesat. Kegiatan Grup CBP didukung oleh Divisi Bumbu dan Kemasan. - Bogasari, memiliki kegiatan utama memproduksi tepung terigu, pasta dan biskuit. Kegiatan Grup ini didukung oleh unit perkapalan. 31

- Agribisnis, kegiatan utama Grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga penyulingan, branding, serta pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahan karet, tebu, kakao dan teh. - Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan produk-produk pihak ketiga. Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek-merek yang dimilikinya, bahkan banyak di antara merek tersebut melekat di hati masyarakat Indonesia selama bertahuntahun. Ini termasuk beberapa merek mi instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), dairy (Indomilk dan Cap Enaak), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), margarin (Simas Palmia). Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merek-merek ini tetap merupakan pemimpin pasar di masing-masing segmennya, dikenal atas produknya yang berkualitas tinggi dan diterima dengan baik oleh berbagai segmen pasar. 2.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat dari populasi (obyek) penelitian. 32

2.3 Variabel dan Skala Penelitian 2.3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Price Earning Ratio PER merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba earning power di masa mendatang. PER= b. Earning Per Share Ratio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Biasanya investor lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. EPS= c. Price Book Value Ratio Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar makin percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV= 2.3.2 Skala Pengukuran Vareabel 33

Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala rasio, dimana angka pada skala ini menunjukkan nilai yang sebenarnya dari obyek yang diukur. 2.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan cara penelitian kepustakaan (librarty research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh teori-teori yang relevan yang diperoleh dengan cara membaca, memahami dan mempelajari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang dapat berupa buku, jurnal, halaman web, ataupun informasi lainnya. 2.5 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data telah diolah dan disajikan oleh perusahaan berupa laporan keuangan, harga saham dan jumlah saham yang beredar, yang kemudian diolah lebih lanjut oleh peneliti. 2.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan adalah menilai kelayakan harga saham dengan menggunakan metode Price Earning Ratio dengan pendekatan relatif, yaitu dapat menjadi penentu harga saham karena PER mengindikasikan perkembangan laba di masa mendatang. Dengan kata 34

lain PER adalah untuk menentukan apakah suatu saham overvalued (harga terlalu mahal) atau undervalued (harga terlalu rendah). Menurut Arief Sugiono (2009), kelayakan harga saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : a. Price Earning Ratio PER= Ket: PER = Price Earning Ratio EPS= Earning per Share Earning per Share (laba per saham), dapat dihitung dengan : EPS= b. Price Book Value PBV= Ket:PBV = Price book value BVS = nilai buku saham Book Value per Share (nilai buku saham), dapat dihitung dengan : BVS= Kemudian kita membandingkan kelayakan harga saham saat ini dengan nilai intrinsik saham dengan analisis sebagai berikut: 1. Apabila NI > kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harga terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. 35

2. Apabila NI < kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harga terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual. 3. Apabila NI = kelayakan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. 36