Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri,

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Pada awalnya, Jepang lebih dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pertemanan atau persahabatan yaitu hubungan "akrab" antara sesorang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

Bab 4. Simpulan dan Saran. rumusan permasalahan dan saran bagi peneliti selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON FTV BERTEMAKAN CINTA DAN INTENSITAS

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

Bab 2. Landasan Teori. Ada pepatah dalam bahasa Inggris berbunyi, A friend in need is a friend indeed,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BABI PENDAHULUAN. Persahabatan merupakan hal yang bersifat universal yang dapat dirasakan

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang setiap harinya menjalin hubungan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

Jalani kehidupan Penuh badai menghadang Akan mudah dijelang Dengan hadirnya seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab implementasi karya ini menjelaskan tentang proses pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma masyarakat tentang pendidikan luar biasa saat ini sudah semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan yang unik. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk menenrukan dasardasar

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sosial di mana manusia akan selalu melakukan kontak sosial yakni dengan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

MENGENALI POLA ASUH YANG TEPAT. Rita Eka Izzaty 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, remaja akan selalu mengadakan kontak denganorang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB 2 DATA DAN ANALISA

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Transkripsi:

Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya. Salah satu budaya Jepang yang terkenal di jaman modern ini adalah budaya pop Jepang. Salah satu budaya pop Jepang adalah film. Tidak hanya diputar di luar Jepang, film Jepang pun mampu meraih penghargaan di ajang festival film internasional sehingga dapat dikatakan bahwa perfilman Jepang sudah mulai dikenal dan diakui oleh dunia internasional. Film Jepang tidak hanya menampilkan kisah percintaan, tetapi juga mampu menampilkan gambaran nyata kehidupan sosial masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang hidup berkelompok. Namun sebenarnya tidak hanya masyarakat Jepang, masyarakat di luar Jepang pun memerlukan interaksi dengan orang lain (hubungan interpersonal) karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu, melakukan aktivitas, dan hidup bersama dalam kelompok dengan orang yang dirasa dekat dengannya. Dari hubungan kelompok tersebut dapat berkembang menjadi hubungan persahabatan yang lebih akrab. Kimi no Tomodachi merupakan film Jepang yang mengambil tema persahabatan. Melalui film tersebut, kita dapat memahami makna persahabatan yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang. Penulis akan menganalisis fungsi persahabatan yang ditemukan dalam jalinan persahabatan pada dua tokoh utama, Emi dan Yuka, di mana keduanya memiliki karakter yang saling 72

bertolak belakang namun sama-sama memiliki kelemahan fisik dan tidak memiliki teman, dalam film Kimi no Tomodachi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi persahabatan dan menemukan fungsi tersebut dalam jalinan persahabatan antara tokoh Emi dan Yuka dalam film Kimi no Tomodachi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat memahami fungsi persahabatan melalui jalinan persahabatan antara tokoh Emi dan Yuka dalam film Kimi no Tomodachi dan diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode kepustakaan dengan sumber data utama berupa film Jepang berjudul Kimi no Tomodachi dan sumber data pendukung berupa buku, internet, dan jurnal. Setelah mengamati film Kimi no Tomodachi dengan seksama, penulis menemukan tema yang paling menonjol dalam film ini, yaitu tema persahabatan. Sedangkan dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisa interpretatif-deskriptif (metode deskriptif analisis), di mana penulis akan mendeskripsikan data-data yang ada, kemudian disusul dengan analisis. Selain dua metode di atas, penulis juga menggunakan pendekatan kualitatif, di mana data-data dianalisis berdasarkan pemahaman (interpretasi). Pada Bab 2, penulis menjabarkan konsep persahabatan secara umum dan fungsi persahabatan. Penulis juga menyertakan teori penokohan dan teknik montase. Menurut Sudo (2011, hal.88), sahabat menunjuk pada teman yang secara khusus bergaul secara akrab dengan diri kita di antara teman-teman lain yang kita miliki dan dipahami sebagai suatu sosok yang hadir untuk dapat dipercayai secara mendalam dan menyeluruh serta saling memaafkan satu sama lain. Dengan adanya kehadiran 73

seorang sahabat, manusia dapat mengetahui kegembiraan dari sikap saling pengertian dengan orang lain dan dapat melepaskan diri dari perasaan kesepian. Menurut Dariyo (2004, hal.127-128), persahabatan merupakan hubungan emosional antara dua individu atau lebih, baik antara sejenis maupun berbeda jenis kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai, mempercayai antara satu dan yang lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan yang akrab adalah unsur komitmen, yaitu tekad untuk mempertahankan ikatan emosional itu. Menurut Santrock (2008), di awal masa remaja, para remaja umumnya lebih memilih untuk memiliki persahabatan dalam jumlah lebih sedikit yang lebih mendalam dan lebih akrab daripada anak-anak di usia yang lebih muda (hal.434). Menurut Takuma, dkk. (dalam Okada, 2011, hal.90), pada masa remaja, dituntut hubungan persahabatan yang mendalam, ditandai dengan meningkatnya keakraban (intimacy) di antara teman dan dapat berbagi keluh kesah atau menceritakan masalah-masalahnya yang bersifat pribadi. Gottman dan Parker (dalam Dariyo, 2004, hal.130-131) menyatakan bahwa persahabatan memiliki enam fungsi. Pertama, pertemanan (companionship) di mana persahabatan akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama melakukan suatu aktivitas. Kedua, stimulasi kompetensi (stimulation) di mana persahabatan akan memberikan rangsangan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya karena melalui persahabatan, seseorang memperoleh informasi yang menarik, penting, dan memacu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang dengan baik. 74

Ketiga, dukungan fisik (physical support) di mana dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan menumbuhkan perasaan berarti (berharga) bagi seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah. Keempat, dukungan ego (ego support) di mana persahabatan menyediakan perhatian dan dukungan ego serta memberikan kekuatan moral dan semangat hidup kepada seseorang yang sedang menghadapi suatu permasalahan yang cukup berat. Kelima, perbandingan sosial (social comparison) di mana persahabatan berperan sebagai cermin bagi seseorang sehingga seseorang dapat membandingkan dirinya dengan orang lain yang dapat berguna bagi pengembangan diri pribadi karena seseorang dapat memperbaiki kekurangan diri dan meningkatkan kelebihan diri. Keenam, intimasi atau afeksi (intimacy or affection) di mana tanda persahabatan yang sejati adalah adanya ketulusan, kehangatan, dan keakraban antara satu dan yang lain. Selain meneliti kutipan percakapan dan potongan adegan dalam film Kimi no Tomodachi dengan teknik cakapan dan teknik tingkah laku kedua tokoh utama, analisis juga dilihat dari segi pikiran dan perasaan tokoh, arus kesadaran tokoh, reaksi kedua tokoh utama maupun reaksi tokoh lain, pelukisan latar dan fisik. Penulis menggunakan teknik montase dengan menampilkan potongan-potongan gambar dari adegan dalam film untuk memperlihatkan situasi dan suasana dalam adegan tersebut. Pada Bab 3, penulis menganalisis adegan dan percakapan dari sebelas situasi dalam film Kimi no Tomodachi yang menunjukkan adanya fungsi persahabatan dalam jalinan persahabatan antara dua tokoh utama yakni, Emi dan Yuka. Situasi pertama adalah situasi di mana Emi dan Yuka, 10 tahun, menghabiskan waktu bersama di taman dengan berlatih memutar tali untuk lomba lompat tali di 75

sekolah mereka, kemudian beristirahat sejenak di warung makanan sekitar taman sambil menikmati kue kecil dan mengobrol. Situasi kedua adalah situasi di mana Emi dan Yuka, 15 tahun, menghabiskan waktu bersama di taman dengan menikmati pemandangan langit dengan awan-awan yang disukai oleh Yuka. Situasi ketiga adalah situasi di mana Hana memperhatikan Emi dan Yuka yang tengah menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah dengan Emi yang mengambil foto ditemani oleh Yuka. Situasi pertama, kedua, dan ketiga di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa pertemanan (companionship). Situasi keempat adalah situasi di mana Yuka datang ke rumah Emi dengan membawa payung dan mengajak Emi berangkat sekolah bersama. Yuka membantu memayungi Emi yang berjalan dengan kaki yang cacat dan kedua tongkat di tangannya. Situasi kelima adalah situasi di hari sebelum situasi keempat terjadi, situasi di mana Emi menyalahkan Yuka atas kecelakaan yang menyebabkan kakinya cacat dan menyebabkan Emi kesulitan untuk berjalan dengan kedua tongkat di tangannya terutama ketika hujan turun. Situasi keenam adalah situasi di mana Emi datang menjenguk Yuka dalam kondisi Yuka yang terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit namun ibu Yuka meminta Emi untuk tidak datang lagi ke rumah sakit sampai ujian masuk SMA yang akan diikuti oleh Emi berakhir. Situasi ketujuh adalah situasi di mana ujian masuk SMA yang diikuti oleh Emi telah berakhir dan ia segera menuju ke rumah sakit untuk kembali melihat keadaan 76

Yuka yang sudah lama tidak dijenguknya selama masa-masa persiapan ujian, seperti yang diminta oleh ibu Yuka. Situasi keempat, kelima, keenam, dan ketujuh di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa dukungan fisik (physical support). Situasi kedelapan adalah situasi di mana Hana mengajak Yuka mengobrol selama keduanya sedang dirawat di ruang UKS mengenai persahabatan Yuka dan Emi. Yuka memberi pernyataan bahwa dirinya tidak masalah tidak memiliki banyak teman karena ia sendiri lebih senang menghabiskan banyak waktu dengan Emi. Situasi kesembilan adalah situasi di mana Yuka merayakan ulang tahunnya di rumah sakit dan Emi melukis sendiri awan yang paling disukai oleh Yuka dan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun untuk Yuka. Situasi kesepuluh adalah situasi di mana Yuka megajak Emi ke sebuah ruangan di rumah sakit tempat Yuka dirawat yang bernama o Tomodachi no Heya. Di sana Yuka memberitahu kepada Emi perihal mengenai dirinya yang tidak dapat hidup lama namun berharap Emi tetap mau ada bersama dengannya. Situasi kesebelas adalah situasi di mana Emi berkunjung ke kediaman keluarga almarhum Yuka dan menemui orangtua Yuka untuk memberitahu perihal mengenai dirinya yang akhirnya telah memutuskan untuk membuka pameran foto. Emi juga menyampaikan bahwa meskipun Yuka telah meninggal dan tidak ada di sisinya, ia akan tetap menganggap Yuka ada bersama dengannya dan ia ingin menghabiskan waktu hidupnya bersahabat dengan Yuka. Situasi kedelapan, kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa intimasi atau afeksi (intimacy or affection). 77

Berdasarkan adegan dan percakapan dari sebelas situasi dalam film Kimi no Tomodachi yang dianalisis dengan teknik penokohan dan teknik montase, penulis menemukan adanya tiga fungsi persahabatan yang paling menonjol dan menjadi suatu kekhasan dari jalinan persahabatan antara kedua tokoh utama, Emi dan Yuka, yang merupakan dua orang anak dengan karakter yang saling bertolak belakang namun sama-sama memiliki kelemahan fisik dan tidak memiliki teman di sekitarnya, seperti yang dikisahkan dalam film Kimi no Tomodachi, yakni pertemanan (companionship), dukungan fisik (physical support), dan intimasi atau afeksi (intimacy or affection). Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengangkat tema serupa mengenai persahabatan dengan media film, penulis menyarankan bahwa film yang dipilih harus benar-benar secara khusus mengangkat tema mengenai persahabatan, persahabatan di dalamnya dapat mencakup keseluruhan enam fungsi persahabatan, atau persahabatan tersebut mencakup rentang kehidupan manusia mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua. Selain itu, penulis juga berharap agar peneliti selanjutnya dapat melepaskan diri dari topik fungsi persahabatan dan dapat meneliti topik lain, seperti: dampak persahabatan terhadap kehidupan para tokoh baik secara positif maupun negatif. 78