Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya. Salah satu budaya Jepang yang terkenal di jaman modern ini adalah budaya pop Jepang. Salah satu budaya pop Jepang adalah film. Tidak hanya diputar di luar Jepang, film Jepang pun mampu meraih penghargaan di ajang festival film internasional sehingga dapat dikatakan bahwa perfilman Jepang sudah mulai dikenal dan diakui oleh dunia internasional. Film Jepang tidak hanya menampilkan kisah percintaan, tetapi juga mampu menampilkan gambaran nyata kehidupan sosial masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang hidup berkelompok. Namun sebenarnya tidak hanya masyarakat Jepang, masyarakat di luar Jepang pun memerlukan interaksi dengan orang lain (hubungan interpersonal) karena hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kecenderungan untuk menghabiskan waktu, melakukan aktivitas, dan hidup bersama dalam kelompok dengan orang yang dirasa dekat dengannya. Dari hubungan kelompok tersebut dapat berkembang menjadi hubungan persahabatan yang lebih akrab. Kimi no Tomodachi merupakan film Jepang yang mengambil tema persahabatan. Melalui film tersebut, kita dapat memahami makna persahabatan yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang. Penulis akan menganalisis fungsi persahabatan yang ditemukan dalam jalinan persahabatan pada dua tokoh utama, Emi dan Yuka, di mana keduanya memiliki karakter yang saling 72
bertolak belakang namun sama-sama memiliki kelemahan fisik dan tidak memiliki teman, dalam film Kimi no Tomodachi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi persahabatan dan menemukan fungsi tersebut dalam jalinan persahabatan antara tokoh Emi dan Yuka dalam film Kimi no Tomodachi. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat memahami fungsi persahabatan melalui jalinan persahabatan antara tokoh Emi dan Yuka dalam film Kimi no Tomodachi dan diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode kepustakaan dengan sumber data utama berupa film Jepang berjudul Kimi no Tomodachi dan sumber data pendukung berupa buku, internet, dan jurnal. Setelah mengamati film Kimi no Tomodachi dengan seksama, penulis menemukan tema yang paling menonjol dalam film ini, yaitu tema persahabatan. Sedangkan dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisa interpretatif-deskriptif (metode deskriptif analisis), di mana penulis akan mendeskripsikan data-data yang ada, kemudian disusul dengan analisis. Selain dua metode di atas, penulis juga menggunakan pendekatan kualitatif, di mana data-data dianalisis berdasarkan pemahaman (interpretasi). Pada Bab 2, penulis menjabarkan konsep persahabatan secara umum dan fungsi persahabatan. Penulis juga menyertakan teori penokohan dan teknik montase. Menurut Sudo (2011, hal.88), sahabat menunjuk pada teman yang secara khusus bergaul secara akrab dengan diri kita di antara teman-teman lain yang kita miliki dan dipahami sebagai suatu sosok yang hadir untuk dapat dipercayai secara mendalam dan menyeluruh serta saling memaafkan satu sama lain. Dengan adanya kehadiran 73
seorang sahabat, manusia dapat mengetahui kegembiraan dari sikap saling pengertian dengan orang lain dan dapat melepaskan diri dari perasaan kesepian. Menurut Dariyo (2004, hal.127-128), persahabatan merupakan hubungan emosional antara dua individu atau lebih, baik antara sejenis maupun berbeda jenis kelamin, yang didasari saling pengertian, menghargai, mempercayai antara satu dan yang lainnya. Hal yang membuat mereka mengadakan hubungan yang akrab adalah unsur komitmen, yaitu tekad untuk mempertahankan ikatan emosional itu. Menurut Santrock (2008), di awal masa remaja, para remaja umumnya lebih memilih untuk memiliki persahabatan dalam jumlah lebih sedikit yang lebih mendalam dan lebih akrab daripada anak-anak di usia yang lebih muda (hal.434). Menurut Takuma, dkk. (dalam Okada, 2011, hal.90), pada masa remaja, dituntut hubungan persahabatan yang mendalam, ditandai dengan meningkatnya keakraban (intimacy) di antara teman dan dapat berbagi keluh kesah atau menceritakan masalah-masalahnya yang bersifat pribadi. Gottman dan Parker (dalam Dariyo, 2004, hal.130-131) menyatakan bahwa persahabatan memiliki enam fungsi. Pertama, pertemanan (companionship) di mana persahabatan akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama melakukan suatu aktivitas. Kedua, stimulasi kompetensi (stimulation) di mana persahabatan akan memberikan rangsangan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya karena melalui persahabatan, seseorang memperoleh informasi yang menarik, penting, dan memacu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang dengan baik. 74
Ketiga, dukungan fisik (physical support) di mana dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan menumbuhkan perasaan berarti (berharga) bagi seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah. Keempat, dukungan ego (ego support) di mana persahabatan menyediakan perhatian dan dukungan ego serta memberikan kekuatan moral dan semangat hidup kepada seseorang yang sedang menghadapi suatu permasalahan yang cukup berat. Kelima, perbandingan sosial (social comparison) di mana persahabatan berperan sebagai cermin bagi seseorang sehingga seseorang dapat membandingkan dirinya dengan orang lain yang dapat berguna bagi pengembangan diri pribadi karena seseorang dapat memperbaiki kekurangan diri dan meningkatkan kelebihan diri. Keenam, intimasi atau afeksi (intimacy or affection) di mana tanda persahabatan yang sejati adalah adanya ketulusan, kehangatan, dan keakraban antara satu dan yang lain. Selain meneliti kutipan percakapan dan potongan adegan dalam film Kimi no Tomodachi dengan teknik cakapan dan teknik tingkah laku kedua tokoh utama, analisis juga dilihat dari segi pikiran dan perasaan tokoh, arus kesadaran tokoh, reaksi kedua tokoh utama maupun reaksi tokoh lain, pelukisan latar dan fisik. Penulis menggunakan teknik montase dengan menampilkan potongan-potongan gambar dari adegan dalam film untuk memperlihatkan situasi dan suasana dalam adegan tersebut. Pada Bab 3, penulis menganalisis adegan dan percakapan dari sebelas situasi dalam film Kimi no Tomodachi yang menunjukkan adanya fungsi persahabatan dalam jalinan persahabatan antara dua tokoh utama yakni, Emi dan Yuka. Situasi pertama adalah situasi di mana Emi dan Yuka, 10 tahun, menghabiskan waktu bersama di taman dengan berlatih memutar tali untuk lomba lompat tali di 75
sekolah mereka, kemudian beristirahat sejenak di warung makanan sekitar taman sambil menikmati kue kecil dan mengobrol. Situasi kedua adalah situasi di mana Emi dan Yuka, 15 tahun, menghabiskan waktu bersama di taman dengan menikmati pemandangan langit dengan awan-awan yang disukai oleh Yuka. Situasi ketiga adalah situasi di mana Hana memperhatikan Emi dan Yuka yang tengah menghabiskan waktu bersama sepulang sekolah dengan Emi yang mengambil foto ditemani oleh Yuka. Situasi pertama, kedua, dan ketiga di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa pertemanan (companionship). Situasi keempat adalah situasi di mana Yuka datang ke rumah Emi dengan membawa payung dan mengajak Emi berangkat sekolah bersama. Yuka membantu memayungi Emi yang berjalan dengan kaki yang cacat dan kedua tongkat di tangannya. Situasi kelima adalah situasi di hari sebelum situasi keempat terjadi, situasi di mana Emi menyalahkan Yuka atas kecelakaan yang menyebabkan kakinya cacat dan menyebabkan Emi kesulitan untuk berjalan dengan kedua tongkat di tangannya terutama ketika hujan turun. Situasi keenam adalah situasi di mana Emi datang menjenguk Yuka dalam kondisi Yuka yang terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit namun ibu Yuka meminta Emi untuk tidak datang lagi ke rumah sakit sampai ujian masuk SMA yang akan diikuti oleh Emi berakhir. Situasi ketujuh adalah situasi di mana ujian masuk SMA yang diikuti oleh Emi telah berakhir dan ia segera menuju ke rumah sakit untuk kembali melihat keadaan 76
Yuka yang sudah lama tidak dijenguknya selama masa-masa persiapan ujian, seperti yang diminta oleh ibu Yuka. Situasi keempat, kelima, keenam, dan ketujuh di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa dukungan fisik (physical support). Situasi kedelapan adalah situasi di mana Hana mengajak Yuka mengobrol selama keduanya sedang dirawat di ruang UKS mengenai persahabatan Yuka dan Emi. Yuka memberi pernyataan bahwa dirinya tidak masalah tidak memiliki banyak teman karena ia sendiri lebih senang menghabiskan banyak waktu dengan Emi. Situasi kesembilan adalah situasi di mana Yuka merayakan ulang tahunnya di rumah sakit dan Emi melukis sendiri awan yang paling disukai oleh Yuka dan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun untuk Yuka. Situasi kesepuluh adalah situasi di mana Yuka megajak Emi ke sebuah ruangan di rumah sakit tempat Yuka dirawat yang bernama o Tomodachi no Heya. Di sana Yuka memberitahu kepada Emi perihal mengenai dirinya yang tidak dapat hidup lama namun berharap Emi tetap mau ada bersama dengannya. Situasi kesebelas adalah situasi di mana Emi berkunjung ke kediaman keluarga almarhum Yuka dan menemui orangtua Yuka untuk memberitahu perihal mengenai dirinya yang akhirnya telah memutuskan untuk membuka pameran foto. Emi juga menyampaikan bahwa meskipun Yuka telah meninggal dan tidak ada di sisinya, ia akan tetap menganggap Yuka ada bersama dengannya dan ia ingin menghabiskan waktu hidupnya bersahabat dengan Yuka. Situasi kedelapan, kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas di atas menunjukkan adanya fungsi persahabatan berupa intimasi atau afeksi (intimacy or affection). 77
Berdasarkan adegan dan percakapan dari sebelas situasi dalam film Kimi no Tomodachi yang dianalisis dengan teknik penokohan dan teknik montase, penulis menemukan adanya tiga fungsi persahabatan yang paling menonjol dan menjadi suatu kekhasan dari jalinan persahabatan antara kedua tokoh utama, Emi dan Yuka, yang merupakan dua orang anak dengan karakter yang saling bertolak belakang namun sama-sama memiliki kelemahan fisik dan tidak memiliki teman di sekitarnya, seperti yang dikisahkan dalam film Kimi no Tomodachi, yakni pertemanan (companionship), dukungan fisik (physical support), dan intimasi atau afeksi (intimacy or affection). Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengangkat tema serupa mengenai persahabatan dengan media film, penulis menyarankan bahwa film yang dipilih harus benar-benar secara khusus mengangkat tema mengenai persahabatan, persahabatan di dalamnya dapat mencakup keseluruhan enam fungsi persahabatan, atau persahabatan tersebut mencakup rentang kehidupan manusia mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan tua. Selain itu, penulis juga berharap agar peneliti selanjutnya dapat melepaskan diri dari topik fungsi persahabatan dan dapat meneliti topik lain, seperti: dampak persahabatan terhadap kehidupan para tokoh baik secara positif maupun negatif. 78