DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Pengertian dan Batasan Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1
Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan definisi konflik 2
Secara sosiologis, konflik merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. 3
PENGERTIAN KONFLIK 4
1. Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan. 2. Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan dan perilaku. 5
3. Berstein : Suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah yang mempunyai potensi yang memberi pengaruh positif dan negatif. 4. Robert M.Z Lawang : Perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya. 6
5. Duane Ruth-hefelbower : Kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil. 6. Lewis a. Coser Perselisihan mengenai nilai nilai atau tuntutan tuntutan berkenaan dengan status, kuasa dan sumber sumber kekayaan yang persediaannya terbatas. 7
7. Pace & Faules : Ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami. 8
Kesimpulan : konflik merupakan suatu keadaan dimana antar individu atau kelompok terjadi perbedaan pendapat, tujuan, ketidak setujuan baik dalam bentuk nilai, status maupun kekuasaan yang diungkapkan dalam ekspresi, ancaman, pertengkaran, dan sejenisnya hingga setiap pihak ingin menang dan dapat merasa puas. 9
Konflik sebenarnya hanya masalah perasaan, jika tidak menganggapnya sebagai konflik maka konflik itu tidak akan ada (Mark Twain) 10
CIRI-CIRI KONFLIK 11
Ciri-Ciri Konflik (Wijono, 1993) 1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan. 2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan. 12
3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh: keuntungan : status, jabatan, tanggung jawab pemenuhan kebutuhan fisik : sandang- pangan, materi dan kesejahteraan tunjangan-tunjangan tertentu : mobil, rumah, bonus menuhan kebutuhan sosio-psikologis : rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri. 13
4. Munculnya tindakan yang saling berhadaphadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut. 5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya. 14
Konflik (conflict) = Hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang mempunyai atau menganggap memiliki tujuan yang bertentangan Kekerasan (Violence) = Tindakan, kata-kata dan sikap struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan fisik, psikis dan lingkungan dan atau menutup orang untuk mengembangkan potensinya 15
FAKTOR PENYEBAB KONFLIK 16
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbedabeda satu dengan lainnya. Perbedaan ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya: ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. 17
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan polapola pemikiran dan pendirian kelompokanya Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. 18
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya 19
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau mendadak, dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya: pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak. Nilai-nilai lama masyarakat tradisional yang bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. (nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya) 20
TUGAS Pahami kasus MESUJI. Analisalah konflik yang saudara temukan: 1.Apakah hal ini merupakan konflik? 2.Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab konflik? Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN V YK 21
Sampai Jumpa 22