BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilakukan di lingkungan mana saja baik di sekolah maupun di luar

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIF SISWA DENGAN INTERAKSI SOSIAL. (Studi Deskriptif Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang atau kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam mendidik anak- anak secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri.dalam sepanjang rentang kehidupan, dapat dipastikan bahwa manusia tidak dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. melalui individu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan juga dengan orang lain yang ada

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. "tuna" yang berarti kurang dan "laras" yang berarti sesuai. Jadi anak tunalaras

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikhis. Melalui pendidikan jasmani, siswa diperkenalkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi orang yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu agama di suatu pondok-pondok pesantren tertentu. Seperti halnya di

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

sebagai makhluk sosial maka manusia akan senantiasa berinteraksi dengan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya seseorang juga melayani kebutuhan orang lainserta menumbuhkan rasa harga

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan dalam menyerap ilmu dalam jumlah yang banyak.

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

BAB II PERILAKU AGRESIF DAN PROGRAM LATIHAN ASERTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- keduanya. Atas dasar itu, Shaw (1976:10) membedakan i nteraksi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan individu maupun kelompok. Begitu juga dengan siswa diusia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan akan rasa aman, penerimaan diri serta pengakuan atas

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah periode perkembangan disaat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertolongan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. depan, seperti pendidikan formal di universitas mahasiswa diharapkan aktif, kunci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia tersebut. Sebagai makhluk social, manusia membutuhkan individu lain untuk memenuhi segala kebutuhannya. Dari sinilah terbentuk kelompok-kelompok yaitu suatu kehidupan bersama individu dalam suatu ikatan, di mana dalam suatu ikatan tersebut terdapat interaksi soaial. Interaksi sosial dapat dijelaskan bahwa hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia. Interaksi sosial juga merupakan hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif, sehingga proses interaksi sosial saling mempengaruhi antara satu sama lain. Peran-peran yang dilakukan individu dengan individu atau individu dengan kelompok dilandasi dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di masyarakat. Atau dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik. Jika tidak ada kesadaran atas pribadi masing-masing, maka proses interaksi sosial itu tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.

Menurut Ahmadi (2007:49) bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Menurut Gillin & Gillin (1954:489), bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara indivdu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu lain sehingga akhirnya mendapat suatu perubahan yang ada didalam diri masing-masing individu. Inti dari interaksi sosial adalah membangun sikap saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, mengembangkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Namun di dalam interaksi sosial mustahil tidak ada perpecahan, permusuhan, pertikaian, kebencian, yang merintangi kemajuan dan menghambat pemikiran. Halangan interaksi sosial biasa disebabkan oleh kedua pihak yang melakukan interaksi sosial, misalnya perilaku yang tidak tepat atau merugikan pihak lain sehingga interksi sosial dapat menjadi beban atau masalah bagi kedua belah pihak. Salah satu perilku yang merugikan orang lain adalah perilaku agresif. Perilaku agresif dapat dijelaskan bahwa suatu perbuatan yang menyakiti atau merugikan orang lain, baik secara fisik maupun mental seseorang yang disakiti. Perilaku agresif dapat muncul dalam berbagai cara dan dapat dilihat dari tindakan yang berbeda. Perilaku agresif bersifat merugikan dan mudah menyebar di masyarakat,

maka tidak salah jikalau seseorang yang melakukan perilaku agresif akan mendapatkan beberapa resiko sosial, diantaranya,dijauhi oleh teman sebaya, sulit menjalani hubungan sosial dengan baik, selalu dianggap atau dicap buruk oleh teman. Perilaku agresif siswa sudah menjadi masalah yang universal dan akhir-akhir ini cendrung semakin meningkat terutama di lingkungan sekolah, jika tidak segera ditangani. Disamping dapat mengganggu proses pembelajaran, juga akan menyebabkan siswa cendrung untuk beradaptasi dengan kebiasaan yang kurang baik. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak-anak selama mereka menempuh pendidikan. Sekolah juga tidak dapat terlepas dari masalah-masalah yang menghambat berlangsungnya proses belajar mengajar dimana keterlibatan siswa dalam berbagai perilaku yang merugikan orang lain seperti perilaku agresif misalnya perkelahian, tawuran, dan perilaku kekerasan lainnya. Kenyataan yang terjadi di lapangan ketika peneliti melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) di Kelas IPA-1 SMA Negeri 7 Kupang, melalui observasi awal peneliti menemukan beberapa hal yang mengindikasikan siswa/siswi kelas XI IPA 1 menunjukkan perilaku agresif seperti mengeluarkan kata-kata kotor, perkelahian, merusak barang milik orang lain, saling menendang karena berbeda pendapat, hal-hal inilah yang akan menyebabkan interaksi sosial siswa kurang baik. Berdasarkan fenomena ini, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara Perilaku Agresif Siswa dengan Interaksi Sosial pada Siswa /siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara perilaku agresif dengan interaksi sosial siswa/siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitan Berdasarkan rumus masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara perilaku agresif dengan interaksi sosial siswa/siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam mengkoordinir dan mendukung seluruh program sekolah, khususnya program bimbingan dan konseling dalam menangani siswa/siswi yang berperilaku agresif sehingga siswa/siswi dapat berinteraksi dengan baik. b) Bagi Para Guru Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi para guru di sekolah sebagai pendidik dan pengajar yang berhubungan langsung dengan siswa setiap hari untuk lebih melihat perilaku siswa/siswi yang kurang baik (perilaku agresif), agar dikomunikasikan kepada konselor sekolah untuk ditindak lanjuti. c) Bagi Konselor Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi konselor untuk lebih memperhatikan dan menganalisis faktor penyebab siswa berperilaku agresif sehingga program bimbingan dan konseling yang rencanakan dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa/siswi dalam berinteraksi. d) Bagi Para Siswa Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi siswa agar mereka menyadari bahwaperilaku agresif itu dapat merusak kehidupan sosial mereka di sekolah bahkan berdampak terhadap prestasi akademik. D. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Anggapan Dasar Arikunto (1991:59) mengatakan bahwa, anggapan dasar ialah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dirumuskan secara jelas dan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti dapat merumuskan anggapan dasar sebagai berikut: a. Interaksi sosial siswa ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat menentukan interaksi sosial adalah perilaku agresif. b. Semakin sering perilaku agresif yang diperlihatkan oleh siswa, maka semakin jarang kualitas interaksi sosialnya. Sebaliknya semakin jarang perilaku agresif yang diperlihatkan oleh siswa, maka semakin baik kualitas interaksi sosialnya. 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian.

Arikunto (1996:70), merumuskan bahwa berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: a. Hipotesis Nol (Ho) : Hipotesis nol menyatakan variabel X tidak mempunyai hubungan dengan variabel Y. b. Hipotesis Alternatif (Ha) : Hipotesis alternatif menyatakan variabel X mempunyai hubungan dengan variabel Y. Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a) Hipotesis Nol (Ho): tidak ada hubungan antara perilaku agresif dengan interaksi sosial siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. b) Hipotesis Alternatif (Ha): ada hubungan antara perilaku agresif dengan interaksi sosial siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. E. Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan ruang lingkup penelitian dimaksudkan agar peneliti lebih fokus pada objek yang diteliti. Sehubungan dengan itu, maka peneliti membatasi lingkup penelitian ini pada hal-hal berikut: 1. Variable Penelitian: Perilaku agresif sebagai variable bebas yang diberi simbol (X), dan interaksi sosial sebagai variabel terikat yang diberi simbol (Y) 2. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas

XI IPA-1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 32 orang. b. Sampel Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah siswa/siswi kelas XI IPA-1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 orang. c. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 7 Kupang. d. Waktu Penelitian: penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari bulan September sampai dengan Desember 2015. F. Penegasan Konsep Penelitian ini mempunyai dua variabel yang perlu diberi penjelasan singkat, sehingga menjadi lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda oleh para pembacannya. Variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perilaku Agresif Menurut Vasta, dkk(1971:463), menyebutkan bahwa perilaku agresif adalah suatu tindakan dalam bentuk agresif verbal (ucapan yang dapat menyakiti atau melukai orang lain), agresif fisik (perilaku yang dapat merugikan dan melukai orang lain), agresif instrumental (perilaku yang berlebihan yang bertujuan memperoleh sesuatu), agresif permusuhan (perasaan negative terhadap orang lain yang muncul karena perasaan tertentu).

Poerwadarminta (1995: 12), mengemukakan bahwa perilaku agresif secara psikologis berarti cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka yang dimaksud dengan perilaku agresif adalah kecendrungan seseorang untuk menyerang sesuatu dimana hal itu dipandang sebagai sesuatu yang mengecewakan menghalangi dan juga menghambat, sehingga berakibat menyakiti orang lain, merusak barang milik orang lain dan juga berakibat pada penderitaan orang lain yang meliputi agresif verbal, agresif fisik, agresif instrumental, agresif permusuhan. Sehubungan dengan penelitian ini, hal yang menjadi kajian utama yang berkaitan dengan perilaku agresif adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh siswa/siswi kelas IPA 1 SMAN 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016, yang menyakiti, melukai dan juga berprasangka buruk terhadap orang lain, yang meliputi agresi verbal, agresi fisik, agresif instrumental, agresif permusuhan. 2. Interaksi Sosial Soerjono Soekanto, (2010:64), menjelaskan bahwa, interaksi sosial adalah suatu bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif yang meliputi persaingan (individu atau kelompok saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan sesuatu), kontravensi (sikap ketidakpastian, keraguan penolakan dan penyangkalan), pertikaian (menentang pihak lain dengan cara ancaman ataukekerasan), permusuhan (merintangi atau menjadi penghalang bagi individu/kelompok dalam melakukan suatu kegiatan).

Menurut Bonner (dalam Ahmadi, 2007:49) mengemukakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis antara individu dengan individu atau lebih dengan kelompok, serta memiliki dampak, dimana ketika individu berhubungan dengan orang lain akan ada tingkah laku individu yang berubah dan terpengaruh dari tingkah laku individu yang lainnya dan hal itu merupakan hasil dari sebuah proses interaksi sosial. Sehubungan dengan penelitian ini, hal yang menjadi kajian utama yang berkaitan dengan interaksi sosial adalah hubungan antara individu dengan individu,,individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok yang dilakukan oleh siswa/siswi kelas IPA 1 SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016, yang meliputi persaingan, kontravensi, pertikaian, permusuhan.