EVALUASI PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

TINJAUANPEMANFAATANINFORMASI REKAM MEDIS UNTUK KEBUTUHAN PENDIDIKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2011 ABSTRAK

PANDUAN PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

1. UU 29/2004 Tentang Praktik Kedokteran (UUPK) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis Rekam

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSD KOTA TIDORE KEPULAUAN

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. fasilitas kesehatan padat teknologi dan padat pakar.

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

No. Dokumen /RM/10

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS HEPATITIS BERDASARKAN KUNING PEKANBARU

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

ABSTRAK TINJAUAN TATALAKSANA REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO DI JAKARTA TAHUN 2010

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

Tri Purnama Sari. : Kendala Petugas Rekam Medis, Kode Penyakit, BPJS ABSTRACT

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

HUBUNGAN KETERISIAN DAN KEJELASAN DIAGNOSIS UTAMA PADA LEMBAR RINGKASAN MASUK DAN KELUAR DENGAN TERKODENYA DIAGNOSIS DI RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

KAJIAN PELAKSANAAN REKAM MEDIS GIGI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

KAJIAN PEMANFAATAN INFORMASI PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN MENINGGAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Dokter dalam Pengisian Resume Medis Rawat Inap RS Permata Bunda Purwodadi Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

Kata kunci : tingkat pengetahuan hak dan kewajiban pasien atas informasi medis. Kepustakaan : 17 ( )

Please download full document at Thanks

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

Transkripsi:

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) EVALUASI PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA Eka Wilda Faida STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya ekawildafaida@gmail.com Abstract medical records can provide information about the social identity of patients, diagnoses (primary, secondary, the doctors and / or dentists, health professionals and leaders of health-care facilities. Health-care facility allowed to release the person / institution that is irresponsible. Based on the results of a study of 82 petition are processed in accordance with the SPO, 91% groove insurance services in accordance with the SPO, the requirements that must be taken by the applicant include: copy of ID / KK, power of attorney and an insurance form and accompanied by the patient unless the patient s own pleading, the applicant is the patient s own 63 and 43% release of information that does not comply with the Act and PERMENKES. Keywords Abstrak Penilaian pelayanan kesehatan dapat dilihat dari pencatatan di berkas rekam medis, dari pencatatan di berkas rekam medis dapat memberikan informasi mengenai identitas sosial pasien, diagnosa (utama, sekunder, komplikasi), riwayat penyakit, pemeriksaan dan pengobatan kepada pasien yang harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter dan/atau dokter gigi, tenaga kesehatan dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung di dalam berkas rekam medis dan tidak diperbolehkan melepaskannya pada orang/institusi yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 permohonan pengisian formulir asuransi reimbursement rawat jalan dan rawat inap pada bulan Mei-Juni 2015 diperoleh 82% permohonan yang diproses sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO), 91% alur pelayanan asuransi sesuai dengan SPO, persyaratan yang wajib dibawa oleh pemohon meliputi: fotocopy Kartu Tanda Penduduk/ Kartu Keluarga (KTP/KK), surat kuasa dan formulir asuransi serta didampingi oleh pasien kecuali yang memohon pihak pasien sendiri, 63 pemohon adalah pasien sendiri dan 43% pelepasan informasi yang tidak sesuai dengan Undang-Undang serta Peraturan Menteri Kesehatan. Kata kunci: Prosedur Pelepasan Informasi, Asuransi, Hukum Kerahasiaan PENDAHULUAN Sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung di dalam berkas rekam medis dan tidak diperbolehkan melepaskannya pada orang atau institusi yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan isi berkas rekam medis merupakan kondisi dari pasien, oleh sebab itu berkas rekam medis dapat dilepaskan dengan persetujuan dari pasien atau ahli warisnya. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Onkologi Surabaya selanjutnya disingkat RSOS, dengan cara mewawancarai secara langsung kepada kepala rekam medis. Dari hasil wawancara tersebut peneliti menemukan permasalahan jika pihak asuransi yang ingin meminta resume medis ada beberapa yang tidak membawa surat kuasa dari pasien dan tidak didampingi oleh pihak pasien atau wali terdekat dari pasien. 46 46

Eka Wilda Faida. Evaluasi Prosedur Pelepasan Informasi Medis dalam Menjamin Aspek Hukum... Tabel 1 Prosentase Persyaratan Pelepasan Informasi Medis Tahun 2015 Uraian Jan Feb Mar % Ada surat kuasa 73 77 108 258 93 Tidak ada surat kuasa p e l e p a s a n informasi medis 13 3 3 19 7 86 80 111 277 100 Sumber: Data Sekunder RS. Onkologi Surabaya Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa dalam tiga (3) bulan kebelakang, jumlah permintaan informasi untuk asuransi reimburse rawat jalan, reimburse rawat inap dan riwayat penyakit pasien sebanyak 277, yang tidak membawa surat kuasa sebanyak 19 dengan prosentase 7%, sedangkan standar untuk pelepasan informasi medis itu harus 100% menggunakan surat kuasa. Dikarenakan didalam berkas medis terdapat nilai hukum rahasia dari pasien sekalipun yang meminta dan mengambil pasien itu sendiri. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif yaitu digunakan menjelaskan gambaran secara umum proses pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis di Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Berdasarkan waktunya adalah jenis penelitian cross sectional karena pengambilan data dalam penelitian dilakukan serentak dalam kurun waktu yang sama. Waktu penelitian ini dilakukan pada April 2015 sampai dengan Juni 2015. Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pelepasan informasi medis sehubungan dengan kebutuhan klaim asuransi di Rumah Sakit Onkologi Surabaya sebesar 82 permohonan. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi berdasarkan jumlah permintaan resume medis yang sehubungan dengan klaim asuransi. Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling purposive. Karena peneliti tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama pada setiap populasi. Teknik purposive sampling dipilih dikarenakan sampel dalam penelitian ini adalah yang sesuai dengan tujuan penelitian saja, misalnya subyek penelitian adalah pemohon pelepasan informasi. Sedangkan obyek penelitian adalah prosedur, alur, persyaratan pelepasan informasi medis sehubungan dengan klaim asuransi dan hukum mengenai kerahasiaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian berikut ini didapat dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti kepada petugas rekam medis yang hendak melayani pasien menggunakan lembar observasi, berjumlah 4 orang dan 82 permohonan pengisian formulir asuransi, kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabular dan tekstular. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tertinggi sebesar 82 (100%) seluruh responden yang sesuai pada: (a) Pelepasan informasi medis pasien diberikan jika terdapat permintaan dari pasien, keluarga dan/ atau pihak ketiga (asuransi) di RSOS; (b) Petugas menyajikan informasi medis dalam waktu 3x24 jam di RSOS; (c) Petugas menginformasikan waktu penyelesaian pengerjaan informasi medis yang akan diambil oleh pasien di RSOS. Sedangkan hasil penelitian yang menunjukkan nilai terendah sebesar 76 (93%) yang tidak sesuai dengan SPO pelepasan informasi medis mengenai petugas meminjam identitas pemohon dalam bentuk KTP/KK di RSOS. Selain itu formulir pelepasan informasi bagian identitas sosial tidak diisi dan ditanda tangani oleh pemohon sebesar 22 (27%), tidak terdapat kejelasan dan keterangan tujuan mengenai jenis informasi yang diminta sebesar 1 (1%), petugas tidak menjelaskan ketentuan dalam hal pelepasan informasi medis sebesar 10 (12%), petugas tidak melakukan pemeriksaan kembali pengisian formulir pelepasan informasi medis sebesar 14 (17%) dan tentang kebenaran dari pengisian formulir pelepasan informasi medis sebesar 22 (27%). Menurut Rano (2015) mengenai Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis, Penyampaian informasi rekam medis kepada orang atau badan yang diberi kuasa pasien, misalnya pihak asuransi yang menanggung biaya pengobatan, diperlukan surat kuasa pasien atau yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut (bila pasien tak kuasa membuat surat kuasa). Surat kuasa ini dapat disediakan oleh sarana kesehatan atau rumah sakit yang bersangkutan. Selanjutnya pemegang kuasa harus menunjukkan identitas diri. 47

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) Didalam SPO tentang pelepasan informasi medis khususnya bagian ketentuan dan tata laksana sudah dijelaskan cara berinteraksi dan tata cara melakukan pelepasan informasi dimulai dari: (a) Pelepasan informasi medis diberikan apabila ada permintaan informasi medis oleh pasien sendiri ataupun pihak ketiga; (b) Formulir pelepasan informasi medis pada bagian identitas sosial diisi dan ditanda tangani oleh pasien sendiri atau wali yang bertanggungjawab atas pasien; (c) Jenis informasi medis yang diminta jelas dan terdapat keterangan tujuan dari permintaan informasi medis; (d) Jelaskan ketentuan pelepasan informasi medis oleh pasien; (e) Minta pasien mengisi formulir pelepasan medis, seperti bagian identitas pasien dan surat kuasa; (f) Periksa kembali kelengkapan dan kesesuaian isian; untuk melengkapi dan memperbaiki apabila terdapat isian yang kurang jelas, tidak lengkap atau tidak sesuai dengan ketentuan; (h) Periksa jenis informasi yang diterima dan tentukan waktu penyelesaian penyajian informasi medis; (i) Pinjam KTP pasien dan copy; dan (j) Jelaskan waktu penyelesaian penyajian informasi medis sesuai dengan ketentuan. Namun demikian dalam pelaksanaannya dilapangan, peneliti menemukan petugas dalam menjalankan tugasnya sebanyak 76 kali tidak meminjam KTP/ KK pemohon yang hendak meminta pengisian formulir pelepasan informasi untuk keperluan klaim asuransi baik itu pasien sendiri atau keluarga pasien sedangkan untuk pihak asuransi yang hendak memohon pengisian formulir asuransi terdapat 2 kali petugas meminjam Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli pemohon saat mengambil beserta dengan fotocopy dari pasien. KTP/KK sendiri diperlukan rumah sakit untuk arsip yang berkaitan dengan pelepasan informasi medis. Akan tetapi untuk pasien yang memohon isian data medis pada formulir asuransi petugas tidak meminjam KTP asli untuk dicopy dikarenakan diawal mendaftar petugas sudah meminjam / meminta KTP pasien untuk arsip rumah sakit. Selain itu peneliti menemukan ketidaklengkapan pengisian surat kuasa bagi pemohon dari pihak pasien maupun keluarga pasien, sebanyak 22 kali peneliti menemukan surat kuasa yang tidak terisi pada bagian identitas sosial dari pasien. selain itu 2 dari 4 petugas yang menerima isian formulir asuransi tidak melakukan pemeriksaan kembali pada formulir asuransi yang diterima atas kebenaran isian data sosialnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada petugas rekam medis, peneliti menyimpulkan berikut beberapa kemungkinan petugas tidak menjelaskan ketentuan mengenai pelepasan informasi medis, tidak melakukan pemeriksaan kembali pengisian formulir kebenaran isian asuransi kepada pasien, diantaranya: (a) Pasien memintakan agar formulir asuransinya segera diisikan dan diambil (Rumah pasien jauh); (b) Pasien mengajukan isian formulir asuransi lebih dari 1 kegiatan (kontrol); (c) Petugas yang tergesagesa mengerjakan isian formulir asuransi, sehingga yang dilihat hanya terdapat tanda tangan dan nama pasien pada surat kuasa; dan (d) Petugas rekam medis tidak hanya menerima dan/atau melakukan isian pada formulir asuransi saja melainkan juga melakukan koding, serah terima hasil hasil dari pasien, menerima surat masuk dan hasil hasil, mengerjakan laporan, assembling, melakukan entrian data pasien ke sistem rumah sakit health corner dan retensi. Pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan dari berkas rekam medis di RSOS Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai tertinggi sebesar 82 (100%) seluruh responden yang sesuai dengan permenkes serta UU kesehatan dalam menjamin hukum kerahasiaan yaitu tentang: (a) Rekam medis dibuka untuk permintaan institusi atau lembaga berdasarkan ketentuan perundangundangan; (b) Ringkasan medis pasien dapat dicatat atau dicopy oleh pasien dan/atau orang yang diberikan kuasa; (c) Petugas menolak permintaan untuk menginformasikan isi dalam berkas medis pasien ke publik; (d) Petugas wajib menyimpan rahasia kedokteran. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai terendah sebesar 82 (100%) seluruh responden yang tidak sesuai dengan permenkes serta UU kesehatan dalam menjamin hukum kerahasiaan yaitu tentang: (a) Pasien memiliki hak untuk mengetahui kondisinya dengan meminta berkas rekam medisnya; (b) Permintaan untuk pelepasan informasi medis harus dilakukan secara tertulis kepada kepala sarana pelayanan kesehatan. 48

Eka Wilda Faida. Evaluasi Prosedur Pelepasan Informasi Medis dalam Menjamin Aspek Hukum... Selain itu pelepasan informasi untuk resume medis pasien tidak diisi dan ditanda tangani oleh dokter yang merawat pasien memiliki nilai sebesar 76 (93%) serta pada berkas rekam medis tidak dibubuhi dengan tanda tangan, nama terang oleh dokter yang merawat dan waktu memiliki nilai sebesar 42 (51%). Di dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran, diantaranya: (a) Pasal 46 ayat (3) setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. (b) Pasal 47 ayat (1) dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.(c) Pasal 48 ayat (2) rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang- undangan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit diantaranya: Pasal 32 ayat (1, butir i) setiap pasien mempunyai hak salah satunya mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Didalam Peraturan Menteri Kesehatan 269 Tahun 2008 tentang rekam medis diantaranya: (a) Pasal 10 ayat (3) permintaan tersebut harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan ; (b) Pasal 11 ayat (1) penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan ; (c) Pasal 12 ayat (2) isi rekam medis merupakan milik pasien ayat (3) isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam bentuk ringkasan rekam medis ayat (4) ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu. Namun dalam pelaksanaannya, pasien tidak diperbolehkan meminta berkasnya untuk melihat kondisinya dikarenakan berkasnya merupakan milik sarana pelayanan sedangkan isi dari berkas barulah milik pasien, jika pasien ingin mengetahui kondisinya maka petugas mengcopykan resume medis pasien beserta hasil yang diinginkan dan dilegalisir. Sedangkan dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan dari berkas rekam medis di RSOS pada setiap pelepasan informasi untuk pasien reimbursement tidak terdapat surat pengantar yang ditujukan kepada direktur serta tanda tangan dari direktur RSOS sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak RSOS atas setiap data medis pasien yang pernah mendapatkan pelayanan dan atau sedang mendapatkan pelayanan dirumah sakit, yang akan dilepaskan kepada pemohon untuk keperluan melakukan klaim asuransi. Dikarenakan direktur rumah sakit sudah mengeluarkan surat keputusan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan selanjutnya disingkat DPJP tentang pendelegasian wewenang mengenai isian data medis untuk permohonan klaim asuransi. Selain itu yang melakukan isian pada formulir asuransi adalah petugas rekam medis menggunakan pensil kemudian melakukan konsultasi dan meminta tanda tangan dari dokter yang merawat (bertanggungjawab) pada pasien, kecuali untuk dokter spesialis ginekologi karena tulisan diagnosa dan pemeriksaan yang sulit dibaca sehingga dokter sendiri yang mengisikan diagnosa, pemeriksaan dan terapi serta obat. Selanjutnya di dalam berkas rekam medis pasien, peneliti mendapatkan beberapa temuan pada bagian catatan perkembangan tidak terdapat nama atau inisial dari dokter yang merawat pasien melainkan ditanda tangani saja. Evaluasi yang peneliti lakukan berdasarkan teori dan kenyataan, pada pelepasan informasi medis di Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS) dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan terbilang cukup baik. Akan tetapi sebaiknya pada setiap permohonan pengisian formulir klaim asuransi perlu ditambahkan surat pengantar yang ditujukan kepada direktur RSOS atau orang yang diberikan wewenang sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit mengenai kebenaran data yang dilepaskan. Surat pengantar sendiri berisikan keterangan bahwasanya data yang telah dikeluarkan oleh pihak RSOS adalah benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan. 49

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) Jadi untuk selanjutnya ketika petugas rekam medis melakukan konsultasi isian dan meminta tanda tangan dari DPJP pasien beserta tanda tangan surat pengantar pelepasan informasi untuk klaim asuransi. Selain itu jika didalam berkas rekam medis dokter terlupa menuliskan nama, hendaknya petugas membantu mengingatkan saat melakukan konsultasi mengenai isian formulir asuransi tersebut. Sehingga petugas tidak perlu bolak balik ke tempat dokter. SIMPULAN Prosedur pelepasan informasi medis berdasarkan standar prosedur operasional selanjutnya disingkat SPO di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada periode Mei Juni 2015. Dari 82 permohonan pelepasan informasi medis didapatkan total permohonan 820 (100%) dari 10 point dalam lembar observasi, terdapat 674 (82%) proses pelepasan informasi medis yang dilaksanakan oleh petugas sesuai dengan SPO yang ada, sedangkan 146 (18%) tidak sesuai. 1. Alur klaim asuransi berdasarkan standar prosedur operasional di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada periode Mei-Juni 2015. Dari 82 permohonan pelepasan informasi medis didapatkan total permohonan 820 (100%) dari 10 point dalam lembar observasi, terdapat 746 (91%) proses pelepasan informasi medis yang dilaksanakan oleh petugas sesuai dengan Alur pelayanan asuransi untuk keperluan klaim atau reimbursement yang ada, sedangkan 74 (9%) tidak sesuai. 2. Persyaratan pengajuan pelepasan informasi medis berdasarkan standar prosedur operasional di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada periode Mei-Juni 2015. Dari 82 permohonan pelepasan informasi medis, diantaranya: a. Pihak pasien berjumlah 63 dengan total 189 ada 3 point pertanyaan. Terdapat 126 (67%) persyaratan permohonan yang sesuai dengan SPO, sedangkan 63 (33%) tidak sesuai. b. Pihak keluarga pasien 12 dengan total 36 ada 3 point pertanyaan. Terdapat 22 (61%) persyaratan permohonan yang sesuai dengan SPO, sedangkan 14 (39%) tidak sesuai. c. Pihak asuransi 7 dengan total 28 ada 4 point pertanyaan. Terdapat 14 (50%) persyaratan permohonan yang sesuai dengan SPO, sedangkan 14 (50%) tidak sesuai. 3. Pihak pemohon pelepasan informasi medis di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada periode Mei Juni 2015. Terdapat 82 permohonan pelepasan informasi medis, yang mendominasi permohonan pelepasan informasi adalah pasien sebanyak 63 (77%), sedangkan keluarga pasien sebanyak 12 (15%) dan yang terakhir adalah pihak asuransi sebanyak 7 (9%). 4. Pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan dari berkas rekam medis di Rumah Sakit Onkologi Surabaya pada periode Mei Juni 2015. Dari 82 permohonan pelepasan informasi medis didapatkan total permohonan 656 (100%) dari 8 point dalam lembar observasi, terdapat 376 (57%) proses pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan yang sesuai dengan PERMENKES dan Undang- Undang kesehatan, sedangkan 280 (43%) tidak sesuai. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi II. Jakarta Dwi Santoso, Joko. 2014. Lebih Memahami S.O.P (Standart Operation Procedure). Surabaya: Kata Pena. Hendrik. 2010. Etika Hukum Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Herlambang, Susatyo dan Arita Murwani, 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publising. Ibnu dkk. 2013. Makalah Pembiayaan Kesehatan 1: Makalah Pembiayaan Kesehatan Asuransi Kesehatan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta cited in: www.scrib.com diakses tanggal 27 april 2015. 50

Eka Wilda Faida. Tominanto. Evaluasi Prosedur Perancangan Pelepasan Sistem Informasi Medis Pendaftaran dalam Menjamin Rawat... Aspek Hukum... Ide, Alexandra. 2012. Etika & Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Grasia Book Publisher. Isfandyarie, Anny. 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku I. Jakarta: Prestasi Pustaka Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Jakarta. M. Tambunan, Rudi. 2013. Pedoman Penyusunan Standar Operating Procedures (SOP) Edisi Kedua. Jakarta: Maiestas Publishing. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008 mengenai Rekam Medis. Rano. 2015. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis : Pelepasan Informasi Data Rekam Medis. Jawa Tengah cited in : www.medrec07. com diakses tanggal 20 april 2015. Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soeparto, Pitono. dkk. 2006. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. 51