BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama. melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badanbadan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah sedang giat menggalakkan pembangunan disegala bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut G.R. Terry

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang bagus, sebagai alat yang sangat penting dalam pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB VIII PENUTUP. sebelumnya tentang PENGEMBANGAN EKONOMI SANTRI PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL INSAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas problematika kehidupan di era globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika. Fadjar Shadiq menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang mendorong dirinya agar memperoleh sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. atau bertambah yang relatif sangat tinggi. Seperti kebutuhan akan kendaraan

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. berani untuk menghadapi segala perubahan yang ada dan tetap menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan dimana

BAB I PENDAHULUAN. Elka Desty Ariandy TGA PONDOK PESANTREN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37).

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. itu biaya pendidikan dan biaya konsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari masyarakat, khususnya pedesaan. Lembaga ini tumbuh dan

BAB IV USAHA-USAHA KH. MASRUR QUSYAIRI DALAM MENGEMBANGKAN PONDOK PESANTREN HIDAYATUL UMMAH PRINGGOBOYO MADURAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Pendidikan erat

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. bantuan orang lain untuk mewujudkan tujuanya. Dengan adanya tolong. menolong dalam suatu kelompok masayarakat berarti akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, karena maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Pemerintah sebagai kepala

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan koperasi diberbagai bagian dunia cenderung berbedabeda. Perkembangan koperasi di Negara-negara Eropa Barat dan Jepang misalnya, telah memasuki tahap perkembangan yang sangat maju. Di kedua wilayah ini, koperasi telah berkembang menjadi salah satu pelaku ekonomi yang mampu bersaing secara wajar dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Kenyataan yang berlainan kita jumpai di Asia Selatan dan Tenggara. Perkembangan koperasi di wilayah ini boleh dikatakan belum mampu bersaing secara sehat dengan badan-badan usaha yang lain. 1 Pada akhir-akhir ini, koperasi merupakan badan usaha yang berkembang pesat di Indonesia baik itu di perkotaan maupun di pedesaan, di kantor, sekolah maupun di pondok pesantren, kalau dilihat dari jenisnya koperasi ada beberapa macam seperti koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi simpan pinjam. Pengembangan yang dilakukan oleh koperasi adalah suatu usaha konkrit untuk membuktikan, bahwa koperasi sebagai badan usaha yang dapat diterima dan diterapkan oleh semua lapisan masyarakat. Kita mungkin dapat mengambil contoh di beberapa lembaga pendidikan formal terdapat koperasi siswa (pelajar) dan koperasi mahasiswa (Kopma) bagi pendidikan tinggi atau Universitas. 1 Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia,Yogyakarta: BPFE, 2000, h. 35 1

2 Selain merambah ke dunia pendidikan formal, koperasi juga ternyata diminati oleh lembaga-lembaga pendidikan non formal seperti pondok pesantren. Marwan Saridjo seorang pemerhati pesantren menjelaskan, bahwa dalam sejarah pertumbuhan pondok pesantren telah mengalami lima (5) fase perkembangan terutama ditinjau dari bangunan fisiknya. Pada fase keempat, dia menjelaskan bahwa selain memiliki komponen-komponen fisik (seperti masjid dan asrama), pesantren juga memilki sarana sebagai suatu tempat pendidikan keterampilan seperti: peternakan, pertukangan, sawah ladang, koperasi dan sebagainya. Koperasi merupakan salah satu dari tanda perkembangan sebuah pesantren. 2 Dari paparan di atas, maka penelitian akan keberadaan pesantren baik sebagai wadah pelatihan skill maupun sebagai badan usaha dalam sebuah lembaga pendidikan, menjadi suatu keniscayaan. Keberadaan koperasi di dalam lembaga pondok pesantren paling tidak dapat dilihat dalam dua pendekatan. Pertama, pendekatan pemberdayaan santri pondok pesantren. Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata "power" yang artinya keberdayaan atau kekuasaan. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana seseorang, rakyat, organisasi. dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan usaha dalam rangka kompetisi dan survive. Keterlibatan para santri didalam 2 Saridjo Marwan, Abd. Rahman Saleh dan Musthafa Syarif, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979, h.10

3 koperasi santri, memperlihatkan adanya indikasi pemberdayaan santri. Kedua, pembangunan dan pengembangan pesantren. Keberadaan koperasi santri seharusnya memberi kontribusi praktis terhadap pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, maka pembangunan dan pengembangan pesantren merupakan suatu keniscayaan. Koperasi sangat membantu dan bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, saling tolong-menolong antara sesama, masalah persekutuan dalam berusaha juga telah dianjurkan syarat sebagaimana dalam al-qur an surah Al-Maidah ayat 2 Allah SWT berfirman: 3 Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. 4 Pondok pesantren dalam perjalanannya selalu mengalami dinamika yang tidak pernah berhenti sejalan dengan perubahan sosial. Pada kerangka historis definisi pesantren diteorikan oleh Zamakhsyari Dhofier ada lima elemen dasar, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik dan kiai. 5 Pengertian ini dianggap tidak relevan karena tidak sesuai dengan realita yang ada. 3 Q.S. Al-Maidah [5] : 2. 4 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta : Balai Pustaka, 2005, h. 465 5 Zamasyari Dhofier, Tradisi Pasantren Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1984, h. 44.

4 Memasuki era globalisasi saat ini banyak pesantren yang telah melakukan perubahan baik dari segi fisik maupun non fisik. Dari segi fisik misalnya adanya perubahan gedung atau fasilitas, sedangkan non fisik adanya perubahan sistem pendidikan. Berkaitan dengan adanya respon pesantren terhadap kondisi khususnya kondisi ekonomi santri, maka koperasi pesantren mempunyai peran yang sangat penting. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial artinya meskipun kegiatannya ekonomi bisnis (memenuhi kebutuhan materi) namun kegiatannya semata-mata untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan anggota-anggotanya. 6 Koperasi pondok pesantren mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai wahana untuk meningkatkan kesejahteraan para santri khususnya dan pesantren serta masyarakat pada umumnya, dan berfungsi sebagai wahana untuk belajar bisnis santri dalam mengelola sebuah usaha. 7 Problematika ekonomi santri merupakan salah satu faktor yang dianggap sebagai tantangan hambatan keberadaan dan kemajuan pesantren karena hal ini berkaitan dengan dana pesantren untuk mengembangkannya. Di antara problematika ekonomi santri adalah pemenuhan kebutuhan untuk membeli perlengkapan belajar, biaya hidup, keperluan pribadi dan lain-lain. Di koperasi pondok pesantren tersedia perlengkapan belajar khususnya bukubuku, alat tulis atau kitab-kitab yang diperlukan di pondok, dan juga keperluan 5. 6 Ima Suwandi, Seluk Beluk Koperasi Pondok Pesantren dan Madrasah, Jakarta: 1982, h. 7 Ibid., h. 7.

5 yang menunjang pendidikan pesantren. Problem yang kedua adalah keterlambatan kiriman yang menyebabkan bertambahnya kebutuhan atau keperluan dan banyaknya tanggungan santri sehingga membutuhkan biaya yang cukup banyak. Usaha untuk membantu mengatasi problematika ekonomi santri, maka koperasi punya peranan yang sangat penting, mengingat adanya perkembangan yang pesat di lingkungan pondok pesantren maka kebutuhan yang harus dipenuhi para santri juga banyak. Kemudian mengingat keberadaan koperasi dalam kaitannya dengan usaha membantu mengatasi problematika ekonomi santri di pesantren maka fungsi koperasi pesantren adalah membantu jalannya proses pengembangan ekonomi pesantren terhadap masyarakat pada umumnya dan santri pada khususnya. Peneliti melakukan penelitian dan mencoba mempelajari lebih dalam tentang adanya koperasi yang ada di pondok pesantren Hidayatul Insan Palangka Raya, apakah dengan adanya koperasi ini dapat mengembangkan ekonomi santri dan bagaimana pengelolaan koperasi sehingga dapat memenuhi semua aspek kebutuhan para santri-santrinya. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mendalami lebih jauh tentang peran koperasi ini dengan judul PENGEMBANGAN EKONOMI SANTRI PADA KOPERASI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA.

6 B. Rumusan Masalah 1. Usaha apa sajakah yang dilakukan oleh koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan Kota Palangka Raya dalam membantu mengatasi problematika ekonomi santri? 2. Bagaimana pengelolaan koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan dalam memenuhi kebutuhan santri? 3. Bagaimana pengembangan ekonomi santri pada koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya? C. Tujuan Penulisan 1. Ingin mengetahui apa saja usaha koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya dalam membantu mengatasi problematika ekonomi santri tersebut. 2. Ingin mengetahui bagaimana pengelolaan koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan dalam memenuhi kebutuhan santri 3. Ingin mengetahui bagaimana pengembangan ekonomi santri pada koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya. D. Kegunaan Penulisan 1. Menambah wawasan penulis tentang koperasi dan dapat mendorong para santri dan masyarakat pada umumnya untuk dapat memahami tentang manfaat koperasi sebagai salah satu cara untuk membantu mengatasi problematika ekonomi santri. 2. Memberikan sumbangan pemikiran dari penulis sesuai dengan kemampuan yang ada dalam rangka melengkapi khasanah keilmuan Islam,

7 terutama mengenai pengembangan pesantren melalui koperasi pondok pesantren. 3. Sebagai masukan bagi koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan Palangka Raya pada umumnya dan pihak-pihak yang terkait dalam membantu mengatasi problematika ekonomi santri. E. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini, dibagi menjadi 5 bagian, yaitu: Bab pertama, pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, digambarkan secara global penyebab serta alasan-alasan yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian ini. Setelah itu, diidentifikasikan dan dirumuskan secara sistematis mengenai masalah yang akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian secara sistematika pembahasan. Bab kedua, berisikan kajian pustaka dan deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel yang diteliti serta menjadi landasan teori atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang diteliti. Bab ketiga, metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau tempat penelitian ini dilakukan. Selain itu di bab ketiga ini dipaparkan mengenai tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data agar data yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya.

8 Bab keempat, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi kondisi geografis kota Palangka Raya, profil pesantren, sejarah singkat berdirinya pondok pesantren Hidayatul Insan Kota Palangka Raya, keadaan dan kegiatan koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya serta struktur organisasi koperasi pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya. Bab kelima, membahas tentang hasil penelitian berupa analisis data serta pembahasan yang menjawab dari rumusan masalah pertama yang berisikan tentang usaha koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan kota Palangka Raya dalam mengatasi problematika ekonomi santri dan menunjang segala aspek kehidupan pesantren baik pengurus ataupun para santri. Bab keenam, membahas tentang hasil rumusan masalah kedua yang berisikan tentang pengelolaan koperasi Pesantren Hidayatul Insan dalam memenuhi kebutuhan para santri khususnya dan bagi warga pesantren serta masyarakat umumnya. Bab ketujuh, membahas tentang hasil rumusan masalah ketiga yang berisikan tentang pengembangan ekonomi santri melalui koperasi pondok pesantren Hidayatul Insan. Bab kedelapan, penutup memuat kesimpulan terhadap permasalahan yang dikemukakan pada penelitian, kemudian diakhiri dengan saran-saran yang sifatnya membangun untuk subjek penelitian ini.