BAB I PENDAHULUAN. maupun Pendidikan yang terjadi di Negara Indonesia begitu terasa di masyarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 01) Metode Penelitian Kualitatif disebut

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. umum yang didalamnya terdapat beberapa jurusan yaitu Manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH KABUPATEN SUMEDANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini menuntut peningkatan dalam berbagai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Pada umumnya negara. pendapatan yang besar untuk kesejahteraan kehidupan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. motivasi kerja dalam mendukung kinerja sumber daya manusia. Motivasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek.manusia adalah makhluk yang dinamis, bukan makhluk yang statis. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana guru memiliki peran yang esensial. Oleh karenanya guru perlu senantiasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pengaruh Globalisasi pada sistem Perekonomian, Budaya, maupun Pendidikan yang terjadi di Negara Indonesia begitu terasa di masyarakat. Informasi yang dengan mudah kita peroleh baik melalui Media Masa, Elektronik, maupun melalui Internet turut mempengaruhi pola kehidupan di masyarakat. Memang banyak manfaat yang kita dapatkan dari dampak Globalisasi ini, kita akan memperoleh Informasi terbaru yang terjadi di negara kita maupun di luar negeri baik mengenai permasalahan Ekonomi, Sosial Budaya, maupun Pendidikan, tetapi tidak sedikit pula dampak negatif yang kita rasakan. Liberalisme dibidang Perekonomian, Westernisasi dalam sistem Sosial Budaya Masyarakat, dan Sistem Pendidikan yang Sekular-Materialistik yang banyak mengikuti sistem pendidikan barat merupakan pengaruh dari Globalisasi. Mengenai Sistem Pendidikan yang diterapkan oleh Negara kita pada saat sekarang ini, sangat sedikit pelajaran mengenai pemahaman Agama yang diajarkan di sekolah-sekolah umum baik Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP ) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA ). Pelajaran yang diberikan lebih banyak kepada pendidikan duniawi. Rata-rata sekolah yang berbasis umum di Indonesia hanya 10 % memberikan pelajaran mengenai Pendidikan Keagamaan. Maka tidak heran banyak kasus asusila yang dilakukan oleh anak dibawah umur yang masih mengenyam pendidikan dibangku SD

maupun SMP. Tidak akan terjadi hal seperti itu apabila sekolah-sekolah di Indonesia banyak memberikan pelajaran mengenai pendidikan agama. Filter terampuh terahadap pengaruh Globalisasi pada pelajar adalah dengan banyak memberikan pendidikan mengenai pemahaman tentang keagamaan di sekolah. Pendidikan di Indonesia pada saat sekarang ini menganut Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Tentang Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan bagian kesatu (umum) Pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup Pendidikan Umum, Kejuruan, Akademik, Profesi, Advokasi, dan Keagamaan. Dari pasal ini terlihat jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Sistem pendidikan yang dikotomi semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang Shaleh yang berkepribadian sekaligus memiliki kopetensi yang baik. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada Pendidikan Agama melalui Madrasah, Institusi Agama, dan Pasantren yang dikelola oleh Departemen Agama, sementara Pendidikan Umum melalui Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Kejurusan serta Perguruan Tinggi Umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (IPTEK) dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) dan terkesan terpisah tidak ada hubungannya dengan pendidikan keagamaan. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan

sekedar salah satu aspek yang peranannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek. Pendidikan yang Sekular-Materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang mengusai IPTEK, akan tetapi pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian pelajar yang berakhlak. Banyak lulusan Pendidikan Umum yang Buta Agama dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya mereka yang belajar di lingkungan Pendidikan Agama memang menguasai tentang Agama, akan tetapi tidak menguasai dalam bidang IPTEK. Provinsi Riau merupakan Bumi Lancang Kuning yang mayoritas masyarakatnya adalah berbudaya Melayu erat hubungannya dengan nilai-nilai keislaman dalam pola kehidupan yang terjadi dimasyarakat. Tetapi ada Fakta yang sangat mengkhawatirkan, bersumber dari Blog Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Riau Edisi Jum at 02 Agustus 2013 menyebutkan bahwa Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau Drs. H. Tarmizi Tohor MA sangat prihatin dengan kondisi siswa yang beragama Islam baik tingkat SD, SMP dan SMA di Provinsi Riau. Sebanyak 30% siswa di Provinsi Riau buta aksara Al-Qur an, tentunya hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama dengan Pemerintah Provinsi Riau. Untuk menghadapi hal ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau berkoordinasi dengan Kementerian Agama Kabupaten dan Kota dan Pemerintah Provinsi Riau untuk membuat langkah-langkah dan program keagamaan. Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Riau Tarmizi Tohor juga berharap kepada para guru agama di setiap sekolah dapat memberikan ruang waktu untuk proses belajar membaca Al-Qur an kepada siswa tingkat Sekolah

Dasar agar siswa tersebut tidak lagi Buta Aksara Al-Qur an. Orang Tua juga harus berperan aktif dalam mendidik anaknya agar memiliki kemampuan dalam mengetahui dan memahami tentang Al-Qur an. Dalam rangka memberikan pemahaman keagamaan pada Siswa Sekolah Dasar (SD), Kabupaten Rokan Hulu yang dijuluki sebagai Negeri Seribu Suluk melalui Bupati Drs. Achmad M. Si mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Siswa Sekolah Dasar yang beragama Islam di Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 yang ditetapkan pada tanggal 04 Februari 2010 oleh Bupati Drs. Achmad Msi, Pendidikan Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) adalah Lembaga Pendidikan Keagamaan yang menyelenggarakan Pendidikan Al-Qur an. Pembelajaran dalam rangka bebas buta aksara Al-Qur an pada PDTA berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tambahan Pendidikan Agama khususnya pendidikan Al-Qur an terutama bagi peserta didik di Sekolah Umum. Bebas Buta Aksara Al-Qur an yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kualitas Keimanan dan Ketaqwaan Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang beragam Islam. Kemampuan Membaca Al-Qur an merupakan salah satu Bahan Pertimbangan bagi setiap peserta didik yang beragama Islam untuk memasuki Jenjang Pendidikan yang lebih tinggi.

Berikut ini adalah Data Pelaksanaan Pendidikan Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu. Tabel I.1 : Pelaksanaan PDTA NO Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) 1 Tempat Pelaksanaan SD Negeri 007 Ujungbatu 2 Pelaksana Siswa Kelas II, III, IV, dan V SD 3 Pengajar 5 Orang Guru 4 Waktu Pelaksanaan Senin, Selasa dan Rabu. Jam 13.30-15.30 WIB 5 Studi Yang Diajarkan Al-Qur an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab 6 Biaya Rp. 15.000 Sebulan 7 Kepala PDTA Kepala Sekolah Sumber Data : Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Tahun 2014 Berdasarkan Tabel I.1 dapat kita lihat bahwa Pelaksanaan PDTA yang dilaksanakan di SD Negeri 007 Ujungbatu di ikuti oleh Siswa Kelas II, III, IV, dan V SD beragama Islam yang diajarkan oleh 5 orang Guru. Waktu Pelaksanaannya yaitu pada hari Senin sampai Rabu jam 13.30-15.30 WIB. Studi yang diajarkan terdiri dari 5 Mata Pelajaran yaitu AL-Qur an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Biaya yang dikenakan kepada siswa sebesar Rp. 15.000 Rupiah selama satu bulan. PDTA ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu dibawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu. Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu didirikan Pada Tahun 2010 seiring

dengan Penetapan Kebijakan Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qu an Pada Siswa Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang beragama Islam. Saat ini PDTA masih menggunakan Gedung Sekolah Dasar Negeri 007 di Desa Pematang Tebih Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. Klasifikasi Bebas Buta Aksara Al-Qur an Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 yang ditetapkan kepada Siswa Pelaksana Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) adalah bisa membaca Tulisan ataupun Bacaan Al-Qur an dengan Baik dan Lancar serta tidak terbata-bata dalam membacanya. Siswa yang telah lulus PDTA akan memperoleh Ijazah PDTA yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu sebagai syarat untuk dapat memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sudah tiga tahun Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 ini direalisasikan di Kabupaten Rokan Hulu. Namun berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, tingkat Buta Aksara Al-Qur an khususnya pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu yang beragama Islam masih cukup tinggi. Guru pengajar memberikan penjelasan bahwa siswa yang belum bisa membaca Al- Qur an disebabkan karena siswa tersebut tidak disiplin dan jarang masuk. Padahal menurut Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 BAB II DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN Pasal 5 menyebutkan bahwa kemampuan Membaca Al-Qur an sebagai Bahan Pertimbangan untuk melanjutkan ke Jenjang Pendidikan yang lebih tinggi/ SMP.

Berikut ini adalah Data Jumlah Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu yang mengikuti Pelaksanaan PDTA. Tabel I.2 : Siswa Pelaksana PDTA NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah Buta Aksara L P Siswa Al-Qur an Persentase 1 II 25 19 44 40 36% 2 III 31 22 53 38 34% 3 IV 19 19 38 18 16% 4 V 22 27 49 15 14% Jumlah 97 87 184 111 100% Sumber Data : Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Tahun 2014 Dari Tabel I.2 kita dapat melihat bahwa jumlah siswa Buta Aksara Al- Qur an pada Pelaksanaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu masih cukup tinggi yaitu sebanyak 111 orang (60%) dari jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti pelaksanaan PDTA. Untuk siswa kelas V SD tingkat Buta Aksara Al-Qur an sebanyak 15 orang (14%) sisanya masih banyak yang terbata-bata dan belum lancar dalam membaca Al- Qur an. Seharusnya dengan telah disahkannya Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 ini dapat meminimalisir tingkat Buta Aksara Al-Qur an Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu. Namun pada kenyataanya masih banyak siswa Sekolah Dasar yang Buta Aksara Al-Qur an. Padahal di dalam Peraturan Bupati telah dijelaskan dengan baik Konsep Pelaksanaannya. Tidak hanya di Sekolah Dasar, tingkat Buta Aksara Al-Qur an di Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga relatif tinggi, dalam satu kelas ada 5 sampai 8 siswa yang Buta Aksara atau

terbata-bata dalam membaca Al-Qur an. Telah dijelaskan di dalam Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 bahwa bagi siswa Sekolah Dasar Kelas VI yang belum bisa membaca Al-Qur an dengan baik, maka siswa siswa tersebut tidak diperbolehkan masuk SMP. Namun Fakta dilapangan bertolak belakang dengan Peraturan Bupati tersebut. Tingginya tingkat Buta Aksara Al-Qur an juga merambat pada tingkat kenakalan siswa yang masih duduk dibangku sekolah. Dijelaskan juga di dalam Peraturan tersebut bahwa tujuan dari Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 02 Tahun 2010 adalah untuk meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidiyah yang beragama Islam. Mengkhawatirkan memang melihat tingkat Buta Aksara Al-Qur an dan kenakalan pelajar yang masih duduk dibangku Sekolah. Pelaksanaan dan Pengawasan yang kurang optimal menjadi penghambat terlaksananya Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 ini oleh pihak sekolah. Pelajar sekarang lebih betah duduk di Warung Internet daripada menuntut ilmu di Sekolah ataupun Masjid. Berdasarkan Fenomena tersebut Peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada Latar Belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi pada Pelaksanaan/ Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al- Qur an Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi pada Pelaksanaan/ Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. 1.4 Manfaat Penelitian Dari berbagai hal yang telah diungkapkan diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori tentang Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memperluas pengetahuan kita tentang Al-Qur an dan menjadikan wawasan pengetahuan bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan peneliti-peneliti selanjutnya yang mempunyai objek penelitian yang sama. 2. Aspek Praktis a. Bagi pihak Sekolah Dasar hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan manfaat. b. Bagi Universitas hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi Mahasiswa penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan mempelajari Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur an Pada Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa

sebagai wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahsuan yang didapat sehingga menjadi bekal dimasa depan. 3. Aspek Individual a. Bagi Peneliti, sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang sudah didapat dibangku kuliah dengan praktek sebenarnya pada Instansi Pemerintahan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja. 1.5 Sistematika Penulisan I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan antang konsep teori yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembahasan Konsep, Defenisi, Konsep Operasional, Indikator dan Variabel. III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan keadaan Geologis dan Demografi, Visi dan Misi, Jumlah Siswa dan Guru Pengajar serta Struktur Organisasi.

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang Pembahasan Penelitian dan Hasil Penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti. VI PENUTUP Bab ini berisikan tentang jawaban ataupun solusi atas permasalaan penelitian melalui Kesimpulan dan Saran.