BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan. Karakteristik pemerintah daerah dijabarkan dengan ukuran aset, diferensiasi fungsional, Intergovernmental Revenue, dan belanja modal sebagai variabel independen dengan tujuan untuk memperoleh bukti terkait pengaruhnya terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa Tahun 2014. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi linier dengan bantuan alat pengolahan data statistik berbantuan komputer yaitu SPSS. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi dapat dijelaskan sebagai kumpulan atau kelompok orang, peristiwa, atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian (Sekaran, 2006). Studi penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan pemerintah daerah di Pulau Jawa untuk tingkat kabupaten dan kota pada tahun anggaran 2014 yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara judgment sampling, yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria-kriteria atas sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 32
33 1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten dan Kota Di Pulau Jawa Tahun 2014 yang telah diaudit oleh BPK-RI. 2. Memiliki data yang lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel yaitu: (1) Laporan Realisasi Anggaran; (2) Neraca; (3) Laporan Arus Kas; dan (4) Catatan atas Laporan Keuangan. Populasi terdiri dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 113 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa. LKPD Tahun 2014 dipilih karena merupakan LKPD terbaru yang dipublikasikan oleh BPK pada Tahun 2015. Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2006). Dari populasi yang ada, diambil sebanyak 113 LKPD. jumlah sampel tersebut telah memenuhi jumlah minimum pengambilan sampel, karena dalam metode analisis regresi berganda dibutuhkan jumlah sampel minimum sepuluh kali jumlah variabel independenya (Sekaran, 2006). Daftar pemerintah daerah kabupaten/kota yang menjadi sampel dapat dilihat pada lampiran 1. 3.3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan kemudian dikumpulkan sebagai bahan penelitian. Data yang digunakan dalam studi penelitian ini diperoleh dengan pengumpulan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2006). Data
34 sekunder dimaksud berasal dari laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) Tahun Anggaran 2014. Teknik pengambilan sampel berdasar kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut seperti laporan keuangan pemerintah daerah telah diaudit oleh BPK RI dan data-data yang diperlukan dalam variabel independen terdapat dalam LKPD Tahun Anggaran 2014. Data non keuangan dalam karakteristik pemerintah daerah, seperti opini audit, umur administratif, dan jumlah SKPD, dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Laporan Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015 oleh BPK RI dan situs resmi pemerintah daerah terkait. 3.4. Operasionalisasi Variabel Menurut Sekaran (2006), variabel merupakan suatu yang memiliki nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang/objek yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda. 3.4.1. Variabel Dependen Penelitian ini menggunakan tingkat kepatuhan pengungkapan laporan keuangan pemerintah daerah atas aset tetap dalam komponen Catatan atas Laporan Keuangan. Item pengungkapan wajib diperoleh dari Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
35 (PSAP) 07 sebagai variabel dependen. Total item pengungkapan wajib aset tetap dalam LKPD sejumlah 12 item. Pengukuran tingkat pengungkapan yang dilakukan adalah dengan menggunakan sistem disclosure scoring. Sistem disclosure scoring yang dimaksud adalah dengan membuat daftar checklist pengungkapan yang diwajibkan berdasar PSAP 07, jika entitas pelaporan mengungkapkan item yang terdapat dalam daftar, maka diberi nilai 1 (satu) dan 0 (nol) jika tidak mengungkapkan. DISC = T = M = n i=1 M I=1 di di DISC merupakan indeks tingkat kepatuhan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan di merupakan item yang diungkapkan. T adalah total item yang dipatuhi pengungkapan wajibnya, sedangkan M adalah total item yang wajib dipatuhi dalam pengungkapan. Mekanisme yang dilakukan dalam pengukuran tingkat pengungkapan adalah sebagai berikut ini. 1. Membuat daftar pengungkapan PSAP 07: 1) dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan aset tercatat; 2) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan ahir periode; 3) informasi penyusutan; 4) eksistensi dan batasan hak milik aset tetap; 5) kebijakan akuntansi terkait kapitalisasi;
36 6) pengeluaran pada pos aset tetap untuk konstruksi; 7) komitmen untuk akuisisi aset tetap; 8) dasar aturan penilaian kembali aset tetap; 9) tanggal efektif penilaian kembali; 10) nama penilai independen; 11) hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya penggantian; dan 12) nilai tercatat setiap jenis aset tetap. 2. Memberikan nilai untuk setiap pengungkapan dalam LKPD sesuai dengan daftar pengungkapan. Skor 1 (satu) diberikan pada item pengungkapan yang diungkapkan dalam LKPD dan skor 0 (nol) untuk item pengungkapan yang tidak terdapat dalam LKPD Tahun 2014. 3. Menjumlahkan nilai-nilai yang didapat untuk setiap LKPD. 4. Menghitung tingkat pengungkapan dengan membagi jumlah nilai yang diperoleh dengan nilai maksimum yang seharusnya diperoleh jika melakukan pengungkapan penuh. 3.4.2. Variabel Independen Variabel independen merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Variabel independen pada penelitian ini adalah karakteristik pemerintah daerah, yaitu ukuran aset, diferensiasi fungsional, Intergovernmental Revenue, dan belanja modal.
37 3.4.2.1. Ukuran Aset Pemerintah Daerah (SIZE) Ukuran dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain jumlah karyawan, jumlah aktiva, total pendapatan, dan tingkat produksi (Damanpour, 1991) dalam (Yulianingtyas, 2010). Nilai total aset tetap diambil karena dalam penelitian ini menguji keterkaitan aset tetap pemerintah daerah dengan pengungkapan wajib dalam laporan keuangan. Ukuran aset pemerintah daerah digunakan di beberapa penelitian seperti pada penelitian Suhardjanto et al. (2010), Putro (2014), Apriatin (2014), Yulianingtyas (2010), Setyaningrum dan Syafitri (2012), dan Hilmi dan Martani (2010). Pengambilan nilai total aset tetap dalam ini dari Neraca yang ada pada laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan demikian variabel ukuran aset pemerintah daerah dapat dirumuskan sebagai berikut. Size = Ln Total Aset Tetap. 3.4.2.2. Diferensiasi Fungsional Pemerintah Daerah (SKPD) Hilmi dan Marthani (2012) menggunakan jumlah SKPD sebagai proksi untuk mengukur diferensiasi fungsional. Dalam penelitian ini, jumlah SKPD diperoleh dari bagian informasi non-keuangan dalam LKPD atau sumber lain yang dipercaya kebenaranya. Jumlah SKPD dianalogikan sebagai segmen bisnis dalam perusahaan sehingga semakin banyak segmen bisnis, semakin banyak yang harus diungkapkan.
38 Variabel diferensiasi fungsional pernah digunakan dalam beberapa penelitian seperti pada Suhardjanto et al. (2010), Yulianingtyas (2010), Hilmi dan Martani (2010), Setyaningrum dan Syafitri (2012), Yusuf (2014), Apriatin (2014), dan Siregar (2015). Pengukuran variabel jumlah SKPD dalam penelitian ini menggunakan total seluruh SKPD yang terdapat dalam suatu daerah. Dengan demikian variabel SKPD dirumuskan sebagai berikut. SKPD = Jumlah SKPD. 3.4.2.3. Intergovernmental Revenue Pemerintah Daerah (IRGOV) Intergovernmental revenue merupakan bagian dari pendapatan yang berasal dari lingkungan eksternal dan besarnya ketergantungan pemerintah daerah dari transfer pemerintah pusat (Sumarjo, 2010). Dalam penelitian ini, dana perimbangan (Intergovernmental revenue) diperoleh dari jumlah pendapatan transfer yang berasal dari pemerintah pusat. Pendapatan transfer yang digunakan adalah dana alokasi umum (DAU) karena bertujuan memeratakan kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan dan potensi daerah. Nilai dana perimbangan dihitung dengan menggunakan logaritma natural. Dengan demikian, variabel dana perimbangan dirumuskan sebagai berikut. IRGOV = Ln Total Dana Alokasi Umum.
39 3.4.2.4. Belanja Modal (BM) Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya menambah masa manfaat aset. Belanja modal diperoleh dari jumlah realisasi belanja modal yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran. Nilai belanja modal dihitung dengan menggunakan logaritma natural. BM = Ln Total Belanja Modal 3.5. Teknik Analisis 3.5.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif terdiri dari perhitungan mean, median, deviasi standar, maksimum dan minimum. Analisis ini dimaksud untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2006). Manfaat dari statistik deskriptif yaitu mampu memberikan gambaran mengenai data dan penyebaran data atas sampel yang diperoleh. 3.5.2. Uji Asumsi Klasik Penggunaan regresi berganda (multiple regression analysis) dipilih karena penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen (Sekaran, 2006). Untuk melakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu perlu
40 dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Gujarati, 2003) dalam (Yulianingtyas, 2010). 3.5.2.1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinaeritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), yaitu dimana terdapat korelasi yang tinggi antara dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006). Pada model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable bebas. Cara mendeteksi multikolinieritas menurut Ghozali (2006) sebagai berikut ini: 1) Dengan menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas. Jika matrik antar variabel bebas mempunyai korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90) maka terdapat indikasi terjadinya multikolonieritas. 2) Dengan melihat colinierity statistic yaitu nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Secara umum nilai tolerance yang dipakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 0,10. Jika nilai VIF di bawah 10 maka di antara variabel bebas tidak terdapat indikasi terjadinya multikolonieritas. 3.5.2.2. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghazali, 2006). Data dapat dikatakan berdistribusi normal dengan menggunakan alat uji normalitas yaitu one sample
41 Kolmogorov-smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 10%. Data penelitian yang baik adalah yang terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Kriteria pengujian ini adalah apabila ρ value > 0,05 maka data berdistribusi secara normal, sedangkan apabila ρ value < 0,05 data tidak berdistribusi normal. 3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam kesalahan penggangu. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamat ke pengamat lain (Ghozali, 2006). Untuk menentukan heteroskedastisitas dengan uji glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. 3.5.3. Uji Hipotesis Model yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah model umum persamaan regresi berganda serta pengolahannya menggunakan alat bantu statistik SPSS. Regresi berganda digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang diukur dengan opini audit (β1), umur administratif (β2), jumlah aset tetap pemerintah daerah (β3), jumlah SKPD (β4), Intergovernmental Revenue (β5), dan Belanja Modal (β6) mempengaruhi pengungkapan (DISC).
42 Model penelitian ini adalah sebagai berikut. DISC = α +β1 Size +β2 SKPD + β3 IRGOV + β4 BM +e Tabel 3.1 Keterangan Persamaan Regresi Berganda Simbol Keterangan DISC Skor Pengungkapan Wajib Size Ukuran Aset Tetap SKPD Jumlah SKPD Irgov Dana Alokasi Umum BM Belanja Modal α Konstan Β1,., β5 Koefisien regresi e Error