BAB I PENGANTAR. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

1.1 Latar belakang masalah

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

Konsep Manajemen Pengelolaan Pesisir & Pulau- Pulau Kecil. Perencanaan Kawasan Pesisir

PUSANEV_BPHN. Prof. Dr. Suhaidi,SH,MH

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL MOROTAI TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL MOROTAI TAHUN 2012

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dingin telah membawa kecenderungan menyusutnya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

`BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan, baik oleh masyarakat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6º LU 11º LS dan 95º BT - 141º BT, antara

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Medan, Desember 2015 Pejabat Rektor. Prof. Subhilhar, Ph.D

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sebagai implikasi pemanasan global, yang disebabkan. oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama gas karbondioksida (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Komando Armada RI Kawasan Timur selaku Kotama Pembina dan

Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KELAUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

I.1 Latar Belakang. 1 Walhi, Menari di Republik Bencana: Indonesia Belum Juga Waspada. 30 Januari

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, dan di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai jalur lalu lintas dan perdagangan dunia. Letak geografis ini berpengaruh terhadap keberagaman keadaan alam, dan keberagaman sosial penduduknya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang secara alamiah mempengaruhi masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir, menjadikan nelayan sebagai mata pencahariannya. Masyarakat pesisir merupakan satu kelompok sosial penduduk atau komunitas yang selama ini terpinggirkan baik secara sosial, ekonomi maupun politik, teridentifikasi miskin dan terendah pendapatannya disamping petani, sehingga wajar orang mengistilahkan mereka sebagai the poorest of the poor (Burhanuddin, 2011). Secara umum kriteria daerah pesisir dapat dilihat dari beberapa hal: a. Wilayah pesisir memiliki sumberdaya bersifat akses terbuka setidaknya secara de facto, b. Wilayah yang paling tertekan karena berbagai kegiatan dan dampak pembangunan, c. Wilayah yang kurang diperhatikan dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana umum, d. Wilayah yang banyak diakses karena secara geografis paling mudah dan murah, dan

2 e. Wilayah yang mudah berubah karena sifat-sifat biofisik dan banyak penduduk, rendah kualitas penduduk, dan tempat yang umumnya berkembang kriminal (Dahuri, 2001). Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir terlihat lebih miskin jika dibandingkan daerah lain, salah satu diantaranya adalah desa pesisir Desa Tanjung Pasir. Desa Tanjung Pasir di daerah pesisir Utara Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten termasuk salah satu kriteria dan kondisi riil daerah pesisir. Secara umum kehidupan masyarakat Desa Tanjung Pasir memiliki sumber penghasilan sebagai nelayan, hal ini disebabkan karena mereka tidak memiliki keahlian lain, sehingga mengandalkan hasil laut sebagai mata pencaharian utama untuk penopang kehidupan. Sebenarnya penghasilan sebagai nelayan yang telah ditekuni secara turun temurun memberikan hasil yang cukup tinggi pada waktu-waktu tertentu, tetapi berbanding terbalik pada masa kondisi paceklik, sehingga masyarakat Desa Tanjung Pasir tidak dapat lepas dari. Masyarakat nelayan Desa Tanjung Pasir berpenghasilan tidak menentu karena pada saat cuaca buruk masa selama 3 bulan mereka tidak melaut, meskipun penghasilan nelayan tergolong tinggi, namun pada masa tidak melaut penghasilan rata-rata menjadi rendah, sehingga selalu menjadi permasalahan yang tidak berkesudahan. Pemerintah perlu mengembangkan program padat karya di wilayah pesisir, mengantisipasi musim paceklik dan situasi iklim atau cuaca yang tidak menentu, berupa perbaikan infrastruktur dan rehabilitasi lingkungannya (Apridar, Muhamad Karim, dan Suhana, 2011). Peran pemerintah berupa kebijakan, merupakan perhatian lebih kepada masyarakat pesisir yang sangat diperlukan, agar mereka dapat menghadapi permasalahannya. Kebijakan ini diperlukan agar infrastruktur berupa jalan, jembatan, pelabuhan, tambatan kapal maupun perahu, sarana kesehatan, dan sarana pendidikan yang rusak diakibatkan oleh hantaman ombak dan angin kencang dapat difungsikan kembali.

3 Selain itu, diperlukan program rehabilitasi dan restorasi lingkungan pesisir untuk memperbaiki ekosistem, sekaligus menciptakan perlindungan secara alamiah dari ancaman hantaman ombak dan angin, serta sebagai early warning system di masa mendatang. Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 9, TNI AL bertugas: melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan; menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi; melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah; melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut; dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut (Dawilhanla). Kekuatan TNI AL yang diwujudkan dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dengan komponen-komponennya: kapal sebagai senjata dasar; pesawat udara sebagai pendukung, intai, dan angkut; Marinir sebagai pasukan; dan Pangkalan sebagai jaringan logistik bagi satuan operasi TNI AL, dukungan logistik dan administrasi, dan mengembangkan desa binaan melalui program pembinaan teritorial matra laut (Bintermatla) dan pengembangan potensi maritim (Binpotmar). Pos TNI AL (Posal) Tanjung Pasir sebagai pangkalan terkecil dan terdepan yang terletak di Desa Tanjung Pasir, melaksanakan Bintermatla dengan program pembinaan desa pesisir (Bindesir), yakni daerah relatif masih tertinggal kondisi sosial ekonominya digerakkan dan diberdayakan agar dapat meningkatkan peran dalam pembangunan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Buku Petunjuk Kasal PUM- 1.10.003 tentang Penyelenggaraan Bindesir). Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) didirikan tahun 2004 dengan Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono sebagai ketuanya. SIKIB merupakan wadah berhimpun

4 para Istri Menteri Kabinet Indonesia Bersatu I dan II, memiliki visi mewujudkan tatanan kehidupan dan penghidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang cerdas, sehat dan sejahtera. Adapun misi SIKIB adalah membantu pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan, menciptakan lingkungan yang hijau dan bersih, menumbuhkan kreativitas dalam seni dan budaya, meningkatkan rasa nasionalisme, kesetiakawanan dan solidaritas penanganan korban bencana alam serta pemberdayaan ekonomi. Program lima pilar SIKIB menuju Indonesia Sejahtera memberdayakan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan program-program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif, dan Indonesia Peduli, sebagai bentuk nyata dalam memajukan, mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa. SIKIB telah menentukan Desa Tanjung Pasir sebagai salah satu desa binaannya. Program lima pilar SIKIB menuju Indonesia Sejahtera di Desa Tanjung Pasir sejalan dengan Bindesir TNI AL, maka pelaksanaan dua program ini disinergikan agar hasilnya lebih bermanfaat bagi masyarakat. Program SIKIB di Posal Tanjung Pasir telah memasuki tahun ketiga, setiap tahun dilaksanakan evaluasi terhadap program, apakah mengenai sasaran dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui pelaksanaan program ini, maka penulis menganggap perlu melakukan penelitian dengan judul Tanggapan Dan Harapan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program SIKIB Dalam Mendukung Ketahanan Masyarakat Pesisir (Studi Di Posal Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang).

5 1.2. Permasalahan penelitian Program lima pilar SIKIB bertujuan meningkatkan wawasan dan pola hidup lebih baik sehingga tercipta lingkungan bersih, aman, nyaman serta masyarakat yang sehat, cerdas dan sejahtera. Program SIKIB di Desa Tanjung Pasir telah melewati tahun ketiga, perlu melihat respon masyarakat dan menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun permasalahan dalam penelitian ini: a. Bagaimana tanggapan dan harapan masyarakat terhadap program SIKIB dalam mendukung ketahanan masyarakat pesisir di Desa Tanjung Pasir? b. Kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan program SIKIB di Desa Tanjung Pasir? c. Strategi apa yang harus dilakukan agar program SIKIB dapat mendukung ketahanan masyarakat pesisir di Desa Tanjung Pasir? 1.3. Keaslian penelitian Judul penelitian ini adalah Tanggapan dan Harapan Masyarakat Terhadap Keberhasilan Program SIKIB Dalam Mendukung Ketahanan Masyarakat Pesisir (Studi Di Posal Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang), sejauh sepengetahuan penulis tesis ini belum pernah dibuat, sehingga penulis menjamin keaslian penelitian ini. Berdasarkan penelusuran kepustakaan, terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang hampir serupa baik di Desa Tanjung Pasir maupun di daerah lain, tetapi dalam penelitian-penelitian tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang menonjol terhadap penelitian ini, antara lain seperti tercantum dalam beberapa penelitian sesuai tabel berikut ini:

6 NO PENELITI 1 Riyanto Basuki, 2007 2 Michel Sipahelut, 2010 3 Entis Sutisna, 2011 JUDUL PENELITIAN Analisis pengentasan Kemiskinan Masyarakat Pesisir Melalui Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (Studi Kasus di Pasuruan dan Tangerang). Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Propinsi Maluku Utara. Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Pada Masyarakat Nelayan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah (Studi di Pantai Tanjung Pasir Kab. Tangerang Prov. Banten) Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian Tabel 1.1. Daftar keaslian penelitian HASIL PENELITIAN PERSAMAAN Mengarah pada jalur yang benar, tetapi masyarakat belum pesisir. menunjukkan kinerja yang baik. Usaha perikanan, disamping memiliki potensi kekuatan dan peluang, juga memiliki kendala sebagai kelemahan dan ancaman. Perhatian pemerintah masih minim, tidak ada pengawasan terhadap program yang diberikan, dan program yang sedang berjalan tidak terlaksana tepat sasaran. masyarakat pesisir. masyarakat pesisir. PERBEDAAN melalui lembaga keuangan mikro. oleh SIKIB dengan program lima pilar menuju Indonesia Sejahtera. dengan program PEMP Kementerian KP bekerjasama dengan Pemda. oleh SIKIB dengan program lima pilar menuju Indonesia Sejahtera. dengan program yang digulirkan oleh pemerintah. oleh SIKIB dengan program lima pilar menuju Indonesia Sejahtera.

7 1.4. Tujuan penelitian Merujuk pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui tanggapan dan harapan masyarakat terhadap program SIKIB di Desa Tanjung Pasir. b. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program SIKIB di Desa Tanjung Pasir. c. Mengetahui strategi yang dilakukan agar program SIKIB menuju Indonesia Sejahtera dapat mendukung ketahanan masyarakat pesisir di Desa Tanjung Pasir. 1.5. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Peneliti, SIKIB, TNI AL, Masyarakat dan Pemerintah. a. Bagi Peneliti 1. Peneliti dapat memberikan informasi bahan pertimbangan kebijakan selanjutnya, dalam membangun ketahanan masyarakat pesisir di Desa Tanjung Pasir, juga dalam program serupa di desa pesisir lain. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi lembaga penentu kebijakan dalam rencana program membangun ketahanan masyarakat pesisir. b. Bagi SIKIB 1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi terhadap program lima pilar SIKIB yang telah dilaksanakan di Desa Tanjung Pasir.

8 2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penentuan program-program selanjutnya. 3. Kesimpulan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu rekomendasi kelanjutan program maupun rencana program serupa di desa-desa pesisir lain. c. Bagi TNI AL 1. Memberikan gambaran bahwa program lima pilar SIKIB menuju Indonesia Sejahtera di Desa Tanjung Pasir memaksimalkan program Bindesir TNI AL. 2. Hasil penelitian ini dapat menggambarkan implementasi UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, pasal 7 ayat 2 tentang tugas OMSP, dan pasal 9 e tentang Dawilhanla. d. Bagi Masyarakat 1. Penelitian ini memberikan informasi bahwa pemerintah beserta seluruh elemennya tidak pernah meninggalkan masyarakat, khususnya dalam pengentasan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merekam hal-hal yang kurang sempurna, sehingga menjadi masukan dalam program yang sedang dilaksanakan, maupun bagi program serupa di daerah lain. e. Bagi Pemerintah 1. Hasil penelitian dapat menambah informasi gambaran riil kondisi masyarakat pesisir terhadap pelaksanaan program dalam pengentasan. 2. Hasil penelitian ini sebagai masukan terhadap pelaksanaan program-program serupa yang dilakukan berbagai institusi.

9 1.6. Sistematika penulisan Tesis ini direncanakan hadir atas lima Bab, isi dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut : Bab I Pengantar berisi tentang latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, masyarakat pesisir merupakan satu kelompok sosial penduduk atau komunitas yang bertempat tinggal di pesisir yang selama ini teridentifikasi miskin, diantaranya adalah Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. SIKIB melaksanakan program lima pilar menuju Indonesia Sejahtera di Desa Tanjung Pasir, dimana TNI AL sesuai amanat UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI Pasal 9 e tentang Dawilhanla telah melaksanakan program Bindesir di Posal Tanjung Pasir. Bab II berisi tentang Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Menjelaskan pemahaman tentang tanggapan, harapan, program, dan ketahanan masyarakat pesisir dari tinjauan kepustakaan. Juga pembahasan tentang Program SIKIB, strategi, dan optimalisasi berlandaskan teori. Bab III berisi tentang Metode penelitian yang dilakukan di lapangan, untuk mengetahui tanggapan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan program lima pilar SIKIB. Bab IV berisi tentang deskripsi penelitian dan analisis permasalahan dalam pelaksanaan program lima pilar SIKIB di Desa Tanjung Pasir. Bab V atau Bab terakhir berisi kesimpulan dan saran hasil penelitian, dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi terhadap program SIKIB, sebagai masukan dalam kelanjutan program, dan sebagai rekomendasi dalam rencana program serupa selanjutnya.