BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

dokumen-dokumen yang mirip
MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih. Kelumpuhan adalah cacat paling umum dialami oleh penderita stroke.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, modernisasi merupakan kata yang dapat. dimulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pola pikir, ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah sehingga dapat mencegah terjadinya Stroke. A. Latar Belakang Masalah Selain penyakit kanker dan jantung, stroke adalah penyebab utama kematian ketiga. Perkiraan 1 / 4 dari semua korban stroke meninggal sebagai akibat langsung dari stroke atau mengalami komplikasi, seperti halnya mengalami kelumpuhan separuh badan. Dengan demikian Stroke masih merupakan masalah utama di bidang kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif. Sehingga keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi hanya sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat 1

2 ringan maupun berat. Sehingga saat ini penderita Stroke menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan. Dengan demikian penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan (Yayasan Stroke Indonesia, 2007). Stroke biasanya disebabkan oleh angin jahat yang mempengaruhi meridian (jalur dimana Chi mengalir dalam tubuh) atau serangkaian organ. Dalam ilmu akupunktur stroke tergolong dalam penyakit kelainan meridian Yang-tangan dan kaki. Menurut ilmu akupunktur terjadinya kelainan meridian Yang-tangan dan kaki itu adalah karena angin-dalam. Timbulnya angin dalam pada umumnya karena, 1) Yang Se-hati, hal ini diidentikkan dengan sebuah pohon yang makin tinggi makin mudah tergoyang pucuknya demikian juga halnya dengan hati yang bersimbul kayu itu, makin Se/hyperatif, maka akan timbul gejala adanya angin yang disebut sebagai angin-dalam, 2) Panas yang tertimbun, panas yang tertimbun dapat menimbulkan api. Diidentikkan dengan lidah api yang selalu bergoyang, demikian juga halnya keadaan Yang Se yang didasari oleh panas dapat menimbulkan gejala angin; angin dalam. Timbulnya panas dapat karena tertimbunnya reak (reak menyumbat Ci, terjadi bendungan dan lama kelamaan timbul panas), adanya panas-dalam. Dalam hal ini menyangkut limpa lambung, 3) Yin Si-ginjal. Yin Si-ginjal sebagai dasar terjadinya Yang Se-hati. Menurut teori Pergerakan Lima Unsur, Yin Si-ginjal menyebabkan Yin

3 Si-hati (hubungan ibu anak), karena hati bersifat Yang, maka gejala yang timbul sama dengan Yang Se-hati (Kiswoyo dan Kusuma, 2002). Menurut ilmu pengobatan akupunktur, untuk pengobatan kelumpuhan dilakukan pada Meridian Yang Ming sebagai sasaran utama untuk diperlancar aliran Ci-Meridian-nya. Penjaruman pada meridian ini dilakukan karena dalam meridian terdapat sistem yang rumit koneksi disebut acupoints (akupunktur poin) yang mengikat ke berbagai fungsi tubuh dan organ. Dengan pasien stroke, sulit untuk menjaga sirkulasi terbuka, terutama ketika beberapa jalur saraf telah tertutup. Dengan merangsang titik akupunktur tersebut, dapat membuka pembuluh darah, dan memberikan aliran darah yang lebih baik (Kiswoyo dan Kusuma, 2002). Ditambahkan lagi bagi penderita stroke, akupunktur berguna untuk memfasilitasi perbaikan sistem segmental, spinal, lokal, regenerasi syaraf, membantu sel-sel saraf yang masih hidup menemukan jalan baru, efektif melewati bagian yang rusak dari otak yang mengakibatkan perbaikan kondisi tubuh penderita, yang salah satunya ditandai dengan terjadinya peningkatan kekuatan otot (Bethesda Stroke Center, 2010). Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita (Sendjaja, 2010).

4 Dari hasil riset yang dilakukan oleh Young dari tahun 1991 dalam menangani pasien stroke melalui teknik pengobatan akupunktur, dari sekitar 200 orang yang ditangani, 98% diantaranya sembuh dengan kondisi fisik mencapai 99% normal. Mereka bisa berfikir dengan jernih, berjalan dengan baik, dan bisa beraktivitas lagi dengan normal (Young, 2009). Kemudian penelitian lainnya dilakukan oleh Daniel Freeman di unit rawat inap rehabilitasi stroke Pusat Rehabilitasi Los Angeles dengan menggunakan subyek sebanyak 29 pasien yang menderita stroke yang dipilih secara acak ke dalam grup kontrol dan grup akupuntur. Grup kontrol menerima perawatan rehabilitasi stroke biasa (terdiri dari tiga jam terapi fisik, pekerjaan dan/atau bicara, enam hari dalam seminggu) selama pasien menjalani rawat inap. Hasil inspeksi memperlihatkan pasien akupuntur mengalami peningkatan signifikan fungsi motorik pada kaki dan tangan dibandingkan dengan grup kontrol. Pasien akupuntur juga mengatasi sakit persendian kaki dan tangan sedikit lebih baik daripada pasien kontrol. Sementara rata-rata skor pasien dalam grup kontrol mengalami kenaikan 8,5% dari awal sampai akhir perawatan, rata-rata skor pasien akupuntur mengalami kenaikan 11,2%. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pasien yang menerima akupuntur sebagai tambahan dari rehabilitasi standar mendemonstrasikan peningkatan yang secara signifikan lebih besar dalam mobilitas gerak dalam shower/bak mandi dan sebuah tren untuk peningkatan yang lebih besar dalam mobilitas gerak dalam toilet (Winny Sjah, 2006).

5 Penelitian juga dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Lund di Swedia pada 38 pasien post stroke sebagai grup akupunktur. Dan 40 pasien sebagai grup nonakupunktur (kontrol). Grup akupuntur menerima perawatan yang sama seperti grup control, bersamaan dengan tambahan 30 menit terapi akupuntur, tujuh hari seminggu, selama dua minggu selama pasien mejalani rawat inap. Akupuntur dilakukan oleh delapan akupuntur berlisensi dari Sekolah Tinggi Emperor dan memiliki pengalaman klinis minimal satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pada grup akupunktur mengalami peningkatan signifikan dalam kemampuan berjalan, keseimbangan, emosi, kualitas hidup, kemudahan akitifitas harian dan mobilitas dibanding dengan grup kontrol yang terdiri dari 40 pasien yang tidak menerima perawatan akupuntur. Grup Akupuntur menghabiskan hari yang lebih sedikit dalam rumah perawatan dan fasilitas rehabilitasi daripada grup non- akupunktur. Dalam masa pemantauan, ditemukan bahwa satu tahun setelah mengalami stroke dan menerima perawatan, 89% dari pasien dalam grup non- tinggal di rumah, berlawanan dengan 66% pasien dalam grup non-akupunktur (Sjah, 2006). Dari penjelasan tersebut di atas menunjukkan bukti secara empiris bahwa teknik akupunktur mampu meningkatkan perbaikan kesimbangan, mobilitas, kegiatan sehari-hari, kualitas hidupnya yang ditandai dengan peningkatan kekuatan otot (Bethesda Stroke Center, 2010). Penanganan rehabilitasi pasien stroke melalui pengobatan akupunktur di Klinik Medico Salatiga sudah dilakukan sejak tahun 1995. Rata-rata selama ini jumlah pasien stroke adalah 30 % dari jumlah pasien lainnya. Penderita sroke yang ditangani oleh Klinik Medico kebanyakan penderita stroke

6 hemorragik dengan kondisi kekuatan otot rata-rata 1 dan 2. Dengan dilakukan teknik pengobatan akupunktur secara teratur oleh pasien di klinik, 75 % dari pasien telah mengalami peningkatan kondisi yang cukup baik. Namun sejauh ini penelitian yang mendalam mengenai upaya rehabilitasi pasien stroke melalui pengobatan akupunktur di Klinik Medico Salatiga belum pernah dilakukan. Hal inilah yang menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai teknik pengobatan akupunktur sebagai upaya penguatan otot anggota gerak atas pada pasien penderita stroke hemorragik. Dengan demikian judul dalam penelitian ini adalah Manfaat Akupunktur pada Penderita Stroke Hemorragik Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Anggota Gerak Atas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah manfaat akupunktur pada penderita Stroke Hemorragik terhadap peningkatan kekuatan otot anggota gerak atas?. C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui manfaat akupunktur pada penderita Stroke Hemorragik terhadap peningkatan kekuatan otot anggota gerak atas.

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini peneliti mendapat kesempatan membandingkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan penerapannya di dalam pekerjaan sehari-hari khususnya yang berkaitan dengan teknik pengobatan akupunktur pada penderita stroke hemorragik terhadap dengan peningkatan kekuatan otot anggota gerak atas. 2. Bagi Pasien Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi yang lebih memperkuat peran akupunktur dalam fisioterapi sebagai alternatif jalan keluar penguatan otot anggota gerak pada pasien stroke hemorragik. 3. Bagi Fisioterapi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam peningkatan kekuatan otot anggota gerak atas pada pasien stroke hemorragik melalui teknik pengobatan akupunktur secara lebih baik agar memberikan rasa aman bagi petugas pelaksana maupun pasien. 4. Bagi Iptek Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan, bahwa terapi akupunktur sebagai salah satu modalitas fisioterapi dalam menyelesaikan problem kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dengan tetap beracuan pada ketrampilan dasar dari praktek klinik dan perkembangan iptek.

8 5. Bagi Institusi Pendidikan Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan akademika, sekaligus menambah koleksi perpustakaan sehingga hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh mahasiswa atau dosen sebagai landasan atau acuan untuk melakukan penelitian lanjutan khususnya berkenaan dengan teknik pengobatan akupunktur sebagai salah satu alternatif upaya penguatan otot anggota gerak atas pada penderita stroke hemorragik di masa yang akan datang.