HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB III METODE PENELITIAN

TUMBUH KEMBANG BAYI 0-6 BULAN MENURUT STATUS ASI DI PUSKESMAS TELAGA BIRU PONTIANAK

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

NURJANNAH NIM

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU RT 07 RW 01 KELURAHAN KALIDERES JAKARTA BARAT TAHUN 2016

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN


BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-4 BULAN Maya Novita Nurhenti Dorlina Simatupang PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No. 4 Surabaya (6036) Email: (novita.maya639@yahoo.com)(nurhentisimatupang@yahoo.co.id) Abstract: The purpose of this research quantitative was to prove the correlations between giving exclusive breastfeeding and gross motor skills infants 6-4 Months in the Integrated Service Pos of RW 0 of Village Karah Surabaya. This research used analytical survey method with cross sectional approach. Sample was 30 respondent. The data collection techniques using questionnaires and observation. Data analysis technique used univariate and bivariate analysis with chi-square test. The results chi-square test shown is 4,740 bigger than is 7,85 ( > ). This means that there was correlations between giving exclusive breastfeeding and gross motor skills infants 6-4 Months in the Integrated Service Pos of RW 0 of Village Karah Surabaya. Keyword: Exclusive breastfeeding, Gross motor skills Abstrak: Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah. Penelitian ini menggunakan metode survei analitis dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian uji chi-square memperoleh nilai sebesar 4,740 yang berarti lebih besar daripada nilai sebesar 7,85 ( > ). Sehingga simpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar anak usia 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya. Kata Kunci: ASI eksklusif, Kemampuan motorik kasar Masa kehamilan hingga bayi berusia dua tahun merupakan masa yang sangat fundamental bagi masa selanjutnya. Hal ini karena pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan ini ditandai dengan perkembangan fisik yang cepat dan perubahan dalam kebutuhan gizi. Perkembangan fisik berlangsung secara teratur, tidak secara acak. Menurut maturational theory, perkembangan fisik memiliki dua prinsip perkembangan yaitu cephalocaudal dan proximodistal (Pratisti, 008: 69). Cephalocaudal adalah prinsip perkembangan fisik yang dimulai dari kepala menurun ke tubuh bagian bawah. Artinya, bagian otak berkembang lebih dahulu dibandingkan anggota tubuh yang lain. Sedangkan prinsip proximodistal menunjukkan bahwa perkembangan fisik bergerak dari tengah tubuh ke arah luar. Artinya, perkembangan otak dan tubuh terjadi lebih dahulu dibandingkan tangan dan kemampuan motorik kasar berjalan lebih dahulu sebelum motorik halus. Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh (Sunardi dan Sunaryo, 007:3-4). Kemampuan motorik kasar yang berkembang dengan baik, akan memudahkan bayi dalam menjalani aktivitas bermainnya. Sehingga, bayi akan lebih banyak belajar melalui

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan bermain. Selain itu, kemampuan motorik kasar yang berkembang secara optimal akan membentuk sikap mandiri bayi. Bayi mempunyai perkembangan kemampuan motorik kasar yang menakjubkan. Kecepatan bayi untuk mengembangkan kemampuan motoriknya terlihat dari kemampuan merangkak dan duduk pada usia enam sampai sembilan bulan, berdiri dan berjalan beberapa langkah pada usia sembilan sampai dua belas bulan, berjalan dan berjalan mundur beberapa langkah pada usia dua belas bulan sampai delapan belas bulan, serta berlari dan berjalan naik tangga pada usia delapan belas sampai dua puluh empat bulan. Semua kemampuan tersebut hanya membutuhkan waktu dua tahun. Perkembangan kemampuan motorik kasar bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti stimulasi dan asupan makanan yang bergizi. ASI adalah makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan. Pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan apapun selama enam bulan disebut ASI eksklusif. ASI eksklusif memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat tersebut yaitu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan daya pengelihatan dan kepandaian bicara, dan mengurangi risiko terkena penyakit (kencing manis, kanker pada anak, kemungkinan menderita penyakit jantung). Selain itu, ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan (Haryono dan Setianingsih, 04: ). Pemberian ASI eksklusif juga telah masuk pada program gerakan 000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang diselenggarakan oleh pemerintah sejak tahun 0. Program 000 HPK ini mengedukasi mengenai pentingnya gizi bagi bayi sejak masa konsepsi dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) untuk bayi berusia 0 hingga dua tahun. Standar PMBA adalah inisiasi menyusui dini segera setelah lahir, ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian MPASI berbasis pangan lokal mulai usia enam bulan, dan tetap meneruskan pemberian ASI hingga bayi berusia dua tahun. Program 000 HPK akan menunjang proses tumbuh kembang manusia sampai usia dua tahun secara efektif. Kegagalan tumbuh kembang pada periode 000 HPK setidaknya akan berakibat pada kecerdasan anak yang rendah, daya tahan tubuh anak yang lemah dan berakibat pada gangguan metabolik sebagai salah satu risiko penyakit tidak menular, dan fisik anak yang tidak normal, serta perkembangan kemampuan motorik yang terhambat. Hasil penelitian sebelumnya dalam jurnal penelitian yang berjudul Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita Di Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta menunjukkan terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar balita. Pemberian ASI tidak eksklusif beresiko 5,6 kali terjadi perkembangan motorik kasar balita tidak sesuai umur dibandingkan dengan balita yang diberi ASI eksklusif (Lisa, 0: 34). Studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya yaitu pada tanggal 0 September 05 dari lima ibu yang mempunyai bayi berusia 6-4 bulan diperoleh hasil bahwa tiga ibu tidak memberikan ASI eksklusif secara penuh selama enam bulan. Rata-rata ibu hanya memberikan ASI antara dua sampai empat bulan dan kondisi bayi pun mengalami keterlambatan kemampuan motorik kasar yang tidak sesuai usianya, contohnya pada ibu yang mempunyai bayi berusia satu tahun tetapi bayi masih belum bisa berdiri, padahal minimal bayi berusia satu tahun sudah

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan 3 mampu berdiri. Sedangkan dua ibu lainnya, memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama enam bulan dan bahkan lebih. Kondisi bayi pun jelas berbeda, terlihat pada kartu KMS (Kartu Menuju Sehat) bayi yang selalu menunjukkan grafik ke atas karena motorik kasar bayi berkembang sesuai dengan usianya. Mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangan, khususnya. Maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini apakah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi. Manfaat hasil penelitian ini mampu menjadi pemicu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bayi dan pemberian ASI eksklusif, mampu menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan penerapan pemberian ASI eksklusif pada bayi dan sebagai referensi untuk penelitian tentang kemampuan motorik kasar bayi dan pemberian ASI eksklusif. METODE Penelitian hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya termasuk pendekatan kuantitatif dengan menggunakan studi cross sectional. Pendekatan kuantitatif dipilih karena data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka dan analisis datanya menggunakan statistik (Sugiyono, 0:7). Sedangkan studi cross sectional dipilih karena merupakan studi yang mengukur sifat-sifat dan laju perubahanperubahan pada sejumlah sampel yang terdiri dari kelompok-kelompok umur yang mewakili taraf perkembangan yang berbedabeda (Suryabrata, 0:77). Selain itu, cross sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat tertentu saja (Ariani, 04:6). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei, karena penelitian ini digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena sosial. Jenis penelitian survei yang digunakan adalah penelitian survei analitis. Menurut Morissan (0:66), survei analitis berupaya menggambarkan dan menjelaskan mengapa suatu situasi ada. Lokasi penelitian adalah di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya. Alasan melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karena belum pernah dilakukan penelitian serupa tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi. Selain itu terdapat permasalahan terhadap motorik kasar bayi pada ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dapat dilihat dari keterlambatan anak usia satu tahun yang belum mampu berdiri, padahal minimal bayi berusia satu tahun seharusnya sudah mampu berdiri. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non probability sampling (sampel tidak acak) dengan tipe sampling jenuh atau total sampling, karena penelitian ini menggunakan semua jumlah populasi sebagai sampel

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan 4 penelitian. Sedangkan, teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan observasi. Menurut Arikunto (000:35) bahwa teknik kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Sedangkan, teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observer (Sanjaya, 03:70). Dalam penelitian ini, alat pengumpul data kuesioner menggunakan teori dari William et al sebagai pedoman penyusunan pertanyaan-pertanyaan dan alat pengumpulan data lembar pengamatan menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 tahun 04, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan Denver II sebagai pedoman untuk mengukur standar kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian guna memperoleh gambaran atau karakteristik sebelum dilakukan analisis bivariat. Hasil dari analisis univariat ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Sedangkan, analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan terhadap objek penelitian. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Hal ini dikarenakan Chi Square adalah salah satu jenis uji komparatif non-parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data kedua variabel adalah nominal (apabila dari dua variabel, ada satu variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji Chi Square). Dalam penelitian ini, variabel prediktor yaitu pemberian ASI eksklusif menggunakan skala nominal, sedangkan variabel kriterium yaitu kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan menggunakan skala ordinal. HASIL Berdasarkan permasalahan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya, maka pada tanggal -9 Desember 05 peneliti melakukan survei kepada ibu-ibu yang memiliki bayi 6-4 bulan dan mengamati bayi tersebut. Hasil analisis data yang diperoleh dari data yang terkumpul melalui kuesioner dan observasi adalah sebagai berkut: Tabel Distribusi frekuensi responden pemberian ASI eksklusif di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya Desember 05 No. Pemberian ASI Frekuensi Persentase (%) ASI Eksklusif ASI Tidak Eksklusif Sumber : Analisis Univariat, 05 Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden pemberian ASI eksklusif dari 30 responden 6 4 53,3 46,7 Jumlah 30 00,0 sebagian besar adalah 6 (53,3%) ibu memberikan ASI eksklusif.

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan 6 Tabel Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya Desember 05 No Pendidikan Indikator Indikator F % F % 3 4 Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Berkembang Sangat Baik 3 3 40 6,7 0 43,3 4 40 3,3 6,7 40 Jumlah 30 00 30 00 Sumber : Analisis Univariat, 05 Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan dari 30 responden sebagian besar adalah 3 (43,3%) pada indikator dan (40%) pada indikator menunjukkan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan berkembang sangat baik. Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya No. Pemberian ASI Eksklusif Sumber : Analisis Bivariat, 05 Berdasarkan tabel 3 diperoleh data dari 30 responden bahwa lebih dari 50 persen responden yang memberikan ASI secara eksklusif, maka perkembangan kemampuan motorik kasar anak berkembang sangat baik. Hal ini ditunjukkan sebanyak 6 ibu (53,3%) memberikan ASI eksklusi, ibu (3,3%) kasar belum berkembang, 3 ibu (0%) kasar mulai berkembang, 4 ibu (3,3) kasar berkembang sesuai harapan, dan 8 ibu (6,7%) mempunyai anak dengan kemampuan motorik kasar berkembang sangat baik. Sedangkan ibu yang tidak Motorik Kasar BB MB BSH BSB Total F % F % F % F % F % 3,3 3 0 4 3,3 8 6,7 6 53,3 memberikan ASI eksklusif sebanyak 4 ibu (46,7%), 0 ibu (33,3%) mempunyai anak dengan kemampuan motorik kasar belum berkembang, ibu (6,7%) mempunyai anak dengan kemampuan motorik kasar mulai berkembang, ibu (3,3) mempunyai anak dengan kemampuan motorik kasar berkembang sesuai harapan, dan ibu (3,3%) kasar berkembang sangat baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai sebesar 4,740 sedangkan nilai dengan taraf signifikan 0,05 dan derajat bebas 3 memperoleh nilai sebesar 7,85.. Sedangkan dilihat dari nilai Asymp. Sig (-sided) hitung sebesar 0,00 dan taraf signifikan (α) 0,05. df Asymp Sig. Tidak Eksklusif 0 33,3 6,7 3,3 3,3 4 46,7 4,740 3 0,00 Total 36,7 5 6,7 5 6,6 9 30 30 00

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan 6 PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 3 hasil uji chi-square memperoleh nilai sebesar 4,740 yang berarti lebih besar daripada nilai ( > ) dengan sebesar 7,85. Sedangkan dilihat dari nilai Asymp. Sig (- sided) hitung sebesar 0,00 yang berarti Asymp. Sig (-sided) hitung lebih kecil daripada nilai alpha (Asymp. Sig (-sided) < α) dengan α sebesar 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar balita dari Lisa yang menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar balita dan perkembangan pemberian ASI tidak eksklusif beresiko 5,6 kali terjadi perkembangan motorik kasar balita tidak sesuai umur dibandingan dengan balita yang diberi ASI eksklusif. Selain itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Giri dkk tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita usia 6-4 bulan yang menunjukkan hasil terdapatnya hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita usia 6-4 bulan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Hubertin (dalam Supartini, 05:4) bahwa anak yang diberi ASI sampai enam bulan akan jauh lebih sehat dari bayi yang menyusui ASI hanya sampai empat bulan dan frekuensi terkena diare jauh lebih kecil sehingga kesehatan bayi akan lebih baik dan juga menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, flu dan penyakit alergi. Dengan demikian memungkinkan anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan tahapan-tahapannya. ASI merupakan asupan makanan yang dibutuhkan oleh seorang anak hingga usia enam bulan. Pemberian ASI secara eksklusif pada anak akan mencukupi kebutuhan gizi dan mempengaruhi status gizi anak. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kemampuan motorik kasar anak. Pada tabel menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden pemberian ASI eksklusif dari 30 responden sebagian besar adalah 6 (53,3%) ibu memberikan ASI eksklusif dengan hasil anak berkembang sangat baik sebesar 8 anak (6,7%), sedangkan ibu menyusui tidak eksklusif sebesar 4 (46,7%) dengan hasil anak berkembang sangat baik sebesar anak (3,3%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif cenderung memiliki anak dengan kemampuan motorik kasar berkembang sangat baik daripada ibu yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar anak 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya, dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan secara signifikan dengan kemampuan motorik kasar bayi usia 6-4 bulan. Saran Setelah melakukan penelitian tentang hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kemampuan motorik kasar bayi 6-4 bulan di Posyandu RW 0 Kelurahan Karah Surabaya, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: ) Ibu diharapkan

Novita, Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kemampuan Motorik Kasar Bayi 6-4 Bulan 7 dapat merubah kebiasaan memberikan susu formula kepada bayi sebelum usia enam bulan dengan pemberian ASI secara eksklusif, ) ader posyandu diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan pengoptimalan perkembangan anak, 3) peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan aspek perkembangan lain yang digunakan untuk penelitian. DAFTAR RUJUKAN Ariani, Ayu Putri. 04. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Arikunto, Suharsimi. 000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih. 04. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Lisa, Ulfa Farrah. 0. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Balita Di Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah (online), (http://www.ejournal.uui.ac.id/jurnal- J005.html, diunduh 0 September 05). Morissan. 04. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana. Pratisti, Wiwien Dinar. 008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sunardi dan Sunaryo. 007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. 03. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 0. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 03. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Supartini. 05. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-36 Bulan. Jurnal Kebidanan (online), Vol. 5: hal.7-34, (http://digilib.unipasby.ac.id/files/disk/ 8/gdlhub--supartini-88--4.supari.pdf, diunduh Oktober 05). Suryabrata, Sumadi. 00. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.