METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. belajar siswa kelas VIII Tahun Pembelajaran 2008/2009.

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODE PENELITIAN. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk. menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini.

III. METODE PENELITIAN. korelasional yaitu jenis penelitian yang menghubungkan satu variabel dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3)

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan cara belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS semester

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Rajabasa Raya Kota Bandarlampung. Menurut Sugiyono (2012: 6) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. expost facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui dan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. karena dalam penelitian ini membahas tentang faktor-faktot penyebab. Negeri 4 Sekampung Lampung Timur.

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kecerdasan Spiritual Siswa di SMA Negeri 1 Kunto Darussalam. Bulan April sampai dengan Bulan Juni 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai alat pengumpulan data primer ( Hamidi, 2010: 140). sampel penelitian sudah pasti ada ( Darmawan, 2014: 68).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan

III. Metodologi Penelitian. XI IPS SMA Negeri 01 Seputih Raman Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah

III. METODE PENELITIAN. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan Ex post Facto. Penelitian dengan Ex

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini mendeskrifsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu langkah-langkah pengkajian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei Semester genap Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam

Transkripsi:

25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor berdasarkan koefisien korelasi. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi adalah seluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 159 siswa.

26 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2006:131) menyatakan bahwa untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25, atau lebih. Melihat jumlah populasi yang cukup banyak, maka dalam penelitian ini akan diambil sampel sebesar 25% dari jumlah populasi 159 siswa, yaitu berjumlah 40 siswa dengan sampel cadangan pada masing-masing kelas sebanyak 2 siswa. Sementara itu, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Proporsional Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah populasi dalam tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak (random) dengan diundi untuk penarikan calon responden sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Adapun cara pengambilan sampelnya yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah sampel setiap kelas dengan cara: jumlah siswa masingmasing kelas yang merupakan anggota populasi dikalikan banyaknya sampel yang akan diambil yaitu sebesar 25%. 2. Menulis nama populasi per kelas pada kertas kemudian digulung dan dimasukan ke dalam kotak untuk diundi. Nama yang keluar diambil sebagai responden untuk sampel tiap kelas, setelah itu dimasukkan lagi sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih kembali. Kemudian dilakukan pengundian kembali untuk mendapatkan nama

27 responden lain. Jika nama sampel sebelumnya keluar kembali maka tidak ditulis lagi sebagai sampel. Demikian seterusnya sampai jumlah sampel dan cadangannya sebanyak yang sudah ditentukan. Untuk selanjutnya jumlah sampel dan cadangan tiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Jumlah Populasi, Sampel, dan Sampel Cadangan Penelitian menurut Kelas No Kelas Populasi Sampel Cadangan 1 VIII..A 40 10 2 2 VIII. B 40 10 2 3 VIII. C 39 10 2 4 VIII. D 40 10 2 Jumlah 159 40 8 Sumber: Hasil Perhitungan C. Variabel Penelitian Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga dinyatakan variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti. (Sumadi Suryabrata, 2003:25). Variabel dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat: 1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar siswa (X 1 ) dan lingkungan belajar siswa di rumah (X 2 ) 2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung.

28 D. Definisi Operasional Variabel 1. Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Dalam penelitian ini, keteraturan kebiasaan belajar yang dimaksud mencakup: a. Pelaksanaan jadwal IPS, merupakan perencanaan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya secara teratur. 1. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang baik, apabila siswa melaksanakan jadwal IPS yang telah dibuatnya, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang kurang baik, apabila siswa jarang melaksanakan jadwal IPS yang telah dibuatnya, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang buruk, apabila siswa tidak pernah malaksanakan jadwal IPS yang telah dibuatnya, maka diberi skor 1. b. Membaca buku pelajaran IPS, merupakan suatu kegiatan memahami isi (makna) dari apa yang tertulis pada buku tersebut. 1. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang baik, apabila siswa rajin membaca buku pelajaran IPS, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang kurang baik, apabila siswa jarang rajin membaca buku pelajaran IPS, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang buruk, apabila siswa jarang membaca buku pelajaran IPS, maka diberi skor 1.

29 c. Mengulangi bahan pelajaran IPS, merupakan kegiatan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah didapatnya, baik hasil dari membaca atau mendengarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh guru. 1. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang baik, apabila siswa mengulangi bahan pelajaran IPS di rumah, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang kurang baik, apabila siswa jarang mengulangi bahan pelajaran IPS di rumah, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang buruk, apabila siswa tidak pernah mengulangi bahan pelajaran IPS di rumah, maka diberi skor 1. d. Mengerjakan tugas, adalah melakukan kegiatan yang telah diperintahkan oleh guru dan wajib dikerjakan oleh siswa. 1. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang baik, apabila siswa mengerjakan tugas IPS secara mandiri, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang kurang baik, apabila siswa jarang mengerjakan tugas IPS secara mandiri, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai kebiasaan belajar yang buruk, apabila siswa tidak pernah mengerjakan tugas IPS secara mandiri, maka diberi skor 1. Untuk mendapatkan data mengenai keteraturan kebiasaan belajar siswa, siswa diberi 22 pertanyaan dalam bentuk angket. Skor yang diberikan untuk tiap item adalah skor 3 untuk jawaban yang digolongkan kebiasaan belajar yang baik, skor 2 untuk jawaban yang digolongkan kebiasaan belajar yang kurang baik, dan skor 1 untuk jawaban yang digolongkan kebiasaan belajar yang buruk. Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori kebiasaan belajar ini sebagai berikut: (Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997:37)

30 Keterangan: NT = Skor yang paling tinggi NR = Skor yang paling rendah K = Kelas interval Jadi: Berdasarkan rumus interval di atas, maka kebiasaan belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: Skor 52-66 Skor 37-51 Skor 22-36 = Kebiasaan belajar yang baik = Kebiasaan belajar kurang baik = Kebiasaan siswa yang buruk 2. Lingkungan Belajar di Rumah Lingkungan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi dan suasana tempat belajar siswa di rumah. Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik maupun sosial yang berasal dari keluarga. Indikatornya adalah sebagai berikut pengawasan orang tua, hubungan dengan keluarga, ruang belajar di rumah, sarana belajar di rumah. a. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya di rumah, adalah kontrol atau pengawasan orang tua yang hubungannya dengan kegiatan belajar, dalam rangka mencapai prestasi belajar yang baik. Seperti orang tua selalu memberikan perhatian dan pengawasan pada saat belajar di rumah, orang tua selalu memeriksa pekerjaan rumah, orang tua memberi nasehat dan motivasi serta dukungan kepada siswa agar giat belajar.

31 1. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang mendukung, apabila orang tua mengawasi atau mengontrol kegiatan belajar anaknya setiap hari, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang kurang mendukung, apabila orang tua jarang mengawasi atau mengontrol kegiatan belajar anaknya setiap hari, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang tidak mendukung, apabila orang tua tidak pernah sama sekali mengawasi atau mengontrol kegiatan belajar anaknya dengan baik, tidak pernah berkomunikasi dengan guru, maka diberi skor 1. b. Hubungan dengan keluarga, merupakan hubungan antar keluarga dengan siswa dan sikap keluarga dalam mendukung aktivitas belajar siswa seperti relasi antar anggota keluarga yang baik, memberikan bantuan kepada siswa apabila siswa mengalami kesulitan dalam belajar, dan suasana rumah yang damai dan tentram. 1. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang mendukung, apabila hubungan dengan keluarga selalu dalam keadaan harmonis dan keluarga selalu memberi dukungan dalam aktivitas belajar, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang kurang mendukung, apabila hubungan dengan keluarga kurang harmonis dan keluarga jarang memberi dukungan dalam aktivitas belajar, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang tidak mendukung, apabila hubungan dengan keluarga tidak harmonis dan keluarga tidak pernah memberi dukungan dalam aktivitas belajar, maka diberi skor 1.

32 c. Ruang belajar di rumah, merupakan kondisi atau keadaan ruang tempat siswa belajar di rumah. Keadaan ruang belajar yang bersih tidak berbau, ventilasi yang baik sehingga sirkulasi udara lancar dan penerangan matahari yang cukup. 1. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang mendukung, apabila apabila siswa setiap hari selalu membersihkan ruang belajarnya sehingga kondisi ruangan belajarnya selalu terjaga, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang kurang mendukung, apabila apabila siswa jarang membersihkan ruang belajarnya sehingga kondisi ruangan belajarnya kurang terjaga, maka diberi skor 2. 3. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar tidak mendukung, apabila apabila siswa tidak pernah membersihkan ruang belajarnya sehingga kondisi ruangan belajarnya tidak terjaga, maka diberi skor 1. d. Sarana belajar siswa di rumah yang tidak lengkap, merupakan alat yang digunakan siswa yang mendukung dalam proses belajar di rumah. Sarana belajar yang tersedia di rumah dapat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. 1. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang mendukung, apabila sarana belajar siswa di rumah selalu terpenuhi dengan baik atau lengkap, maka diberi skor 3. 2. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang kurang mendukung, apabila sarana belajar siswa di rumah kurang terpenuhi dengan baik atau lengkap, maka di beri skor 2.

33 3. Dikategorikan sebagai lingkungan belajar yang tidak mendukung, apabila sarana belajar siswa di rumah tidak pernah terpenuhi dengan baik atau lengkap, maka di beri skor 1. Untuk mendapatkan data mengenai lingkungan belajar siswa, maka diberi 18 pertanyaan dalam bentuk angket. Skor yang diberikan untuk setiap item adalah 3 untuk jawaban yang digolongkan lingkungan belajar yang mendukung, skor 2 untuk lingkungan belajar yang kurang mendukung, dan skor 1 untuk lingkungan belajar yang tidak mendukung. Keterangan: NT = Skor yang paling tinggi NR = Skor yang paling rendah K = Kelas interval Jadi: Berdasarkan rumus interval di atas, maka lingkungan belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: Skor 43 54 Skor 31 42 Skor 18-30 = Lingkungan belajar yang mendukung = Lingkungan belajar yang kurang mendukung = Lingkungan belajar yang tidak mendukung

34 3. Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai ujian siswa pada semester ganjil yang berkisar antara 0-100 yang dicapai siswa pada bidang studi IPS di kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung tahun pelajaran 2011-2012. Dengan interval nilai tinggi apabila berada pada 62, interval nilai sedang apabila berada pada 46-61, dan interval nilai rendah apabila berada pada 45. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah, proses belajar mengajar serta gejala-gejala atau fenomena yang terjadi pada subjek penelitian mengenai objek yang akan diteliti. 2. Teknik Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) teknik dokumentasi yang artinya barang-barang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Riduwan (2008:105) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian.

35 Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai masalah yang sedang diteliti. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, peta monografi sekolah SMP Negeri 3 Jati Agung. 3. Teknik Angket Dalam bukunya Iskandar (2008:77), angket adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang diteliti. Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Tujuan penggunaan pengumpulan data ini adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang berkaitan dengan responden. Dalam penelitian ini teknik angket digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebiasaan belajar siswa dan lingkungan belajar di rumah siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung. F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Coba Angket a) Uji Validitas Angket Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang

36 diteliti secara tepat. Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment dengan rumus: Keterangan: r xy X Y N X 2 Y 2 = Koefisien Korelasi = Variabel bebas = Variabel terikat = Jumlah sampel yang diteliti = Jumlah kuadrat dari nilai X = Jumlah kuadrat dari nilai Y Kriteria pengujian validitas angket: 1. Jika r xy > r tabel untuk taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,576 dengan n=12, artinya item valid, dapat digunakan sebagai angket. 2. Jika r xy < r tabel untuk taraf signifikan α =0,05 yaitu 0,576 dengan n=12, artinya item tidak valid, tidak digunakan sebagai angket. Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dari responden, instrument terlebih dahulu diuji cobakan kepada 12 siswa yang merupakan populasi dari siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan. Uji coba ini dilakukan sebanyak satu kali. Pengujian angket ini menggunakan rumus product moment. Dengan kriteria pengujian validitas adalah jika r hitung > r tabel (α=5%) berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti tidak valid. Cara perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil

37 uji validitas seluruh item berjumlah 50 soal yang terdiri dari 28 soal untuk variabel kebiasaan belajar dan 22 soal untuk variabel lingkungan belajar di rumah. Uji coba angket dilakukan kepada 12 siswa yang diambil dari 4 kelas yang akan diteliti. Sementara itu perhitungan dilakukan secara manual, dan berikut adalah hasil perhitungan yang telah dilakukan: Tabel 4. Hasil Uji Coba Validitas Angket Kebiasaan Belajar Kebiasaan Belajar (X1) No Soal r xy r table Keterangan 1 0,819 0,576 Valid 2 0,829 0,576 Valid 3 0,701 0,576 Valid 4 0,621 0,576 Valid 5 0,740 0,576 Valid 6 0,784 0,576 Valid 7 0,816 0,576 Valid 8 0,188 0,576 Tidak Valid 9 0,621 0,576 Valid 10 0,600 0,576 Valid 11 0,651 0,576 Valid 12 0,877 0,576 Valid 13 0,355 0,576 Tidak Valid 14 0,651 0,576 Valid 15 0,579 0,576 Valid 16 0,844 0,576 Valid 17 0,621 0,576 Valid 18 0,372 0,576 Tidak Valid 19 0,210 0,576 Tidak Valid 20 0,819 0,576 Valid 21 0,740 0,576 Valid 22 0,813 0,576 Valid 23 0,307 0,576 Tidak Valid 24 0,921 0,576 Valid 25 0,716 0,576 Valid 26 0,844 0,576 Valid 27 0,301 0,576 Tidak Valid 28 0,651 0,576 Valid Sumber: Data Perhitungan Uji Coba Angket Tahun 2012

38 Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui bahwa dari 28 soal yang diujikan terdapat 6 butir soal pada variabel kebiasaan belajar yang tidak valid yaitu soal nomor 8,13,18,19,23, dan 27 yang diketahui r hitung < r tabel. Dengan demikian pada 6 soal yang tidak valid maka peneliti bermaksud untuk membuang soal tersebut, karena soal tersebut sudah terwakili pada nomor soal yang lain. Tabel 5. Hasil Uji Coba Validitas Angket Lingkungan Belajar di Rumah Lingkungan Belajar di Rumah (X2) No Soal r xy r table Keterangan 1 0,417 0,576 Tidak Valid 2 0,756 0,576 Valid 3 0,660 0,576 Valid 4 0,831 0,576 Valid 5 0,686 0,576 Valid 6 0, 901 0,576 Valid 7 0, 901 0,576 Valid 8 0,736 0,576 Valid 9 0,790 0,576 Valid 10 0,533 0,576 Tidak Valid 11 0, 692 0,576 Valid 12 0, 823 0,576 Valid 13 0, 918 0,576 Valid 14 0, 696 0,576 Valid 15 0, 896 0,576 Valid 16 0, 862 0,576 Valid 17 0,712 0,576 Valid 18 0,706 0,576 Valid 19 0,862 0,576 Valid 20 0,789 0,576 Valid 21 0,409 0,576 Tidak Valid 22-0,930 0,576 Tidak Valid Sumber: Data Perhitungan Uji Coba angket Tahun 2012 Berdasarkan Tabel 5 di atas diketahui bahwa dari 22 soal yang diujikan terdapat 4 butir soal pada variabel lingkungan belajar di rumah yang tidak valid yaitu soal nomor 1,10,21 dan 22 yang diketahui r hitung < r tabel. Dengan demikian pada 4 soal

39 yang tidak valid maka peneliti bermaksud untuk membuang soal tersebut, karena soal tersebut sudah terwakili pada nomor soal yang lain. b) Uji Reliabilitas Angket Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki taraf kepercayaan yang tinggi dan keajegan. Untuk mengukur tingkat reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: Kriteria pengujian reliabilitas angket: 1. Jika r 11 > r tabel untuk taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,576 dengan n=12, artinya item reliabel, dapat digunakan sebagai angket. 2. Jika r 11 < r tabel untuk taraf signifikan α = 0,05 yaitu 0,576 dengan n=12 artinya item tidak reliabel, tidak digunakan sebagai angket. Berdasarkan hasil perhitungan secara manual diketahui bahwa pada variabel kebiasaan belajar (X 1 ) adalah 0,982 (pada Lampiran 6), dan variabel lingkungan belajar di rumah (X 2 ) adalah 0,982 (pada Lampiran 10). Dengan demikian hasil r alpha > r tabel dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,576 maka reliabel sehingga

40 kuesioner dapat digunakan sebagai alat pengumpul data tentang kebiasaan belajar dan lingkungan belajar di rumah. G. Analisis Data Penelitian Analisa data yang digunakan dalam pengujian hipotesis pertama dan kedua pada penelitian ini adalah analisa Korelasi Produck Moment dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: r xy = Koefisien korelasi X Y X 2 Y 2 N = Variabel bebas = Variabel terikat = Jumlah kuadrat dari nlai X = Jumlah kuadrat dari nilai Y = Jumlah sampel yang diteliti Kriteria pengujian dapat dilihat dari: 1. Ada hubungan antara X dan Y jika koefisien korelasi tidak sama dengan 0 (nol) atau (r xy 0 ), dan tidak ada hubungan jika r xy sama dengan 0 (nol) atau (r xy=0 ). 2. Jika nilai r xy positif maka hubungan antara X dan Y bersifat positif, jika nilai r xy negatife maka hubungan antara X dan Y bersifat negatife.

41 3. Untuk tingkat hubungan X dan Y dapat diketahui setelah nilai r diperoleh yang dikonsultasikan pada Tabel 6 interprestasi nilai r. 4. Untuk mengetahui signifikan dengan taraf kesalahan 0,05% adalah apabila r hitung sama atau lebih besar dari r tabel (r hitung r tabel ). Tabel 6. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r. No Besarnya Nilai r Interpretasi 1 Antara 0,80 sampai dengan 1,000 Sangat Kuat/sangat tinggi 2 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Kuat/tinggi 3 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Sedang/cukup 4 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Rendah 5 Antara 0,00 sampai dengan 0,199 Sangat Rendah (tidak berkolerasi) (Suharsimi Arikunto, 2006:276) Rumus Korelasi Ganda Keterangan: R x1.x2.y : Nilai Korelasi Antar Variabel dan Variabel Ganda r 2 x1.y r 2 x2.y : Nilai Korelasi Kuadrat X 1 terhadap Y : Nilai Korelasi Kuadrat X 2 terhadap Y (r x1.y ) : Nilai Korelasi X 1 terhadap Y (r x2.y ) : Nilai Korelasi X 2 terhadap Y (r x1.x2 ) : Nilai Korelasi X 1 dan X 2 r 2 x1.x2 : Nilai Korelasi Kuadrat X 1 dan X 2 (Suharsimi Arikunto, 2006:280)