BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan masih mempunyai banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini dan beberapa tahun kedepan. Tingginya angka pengangguran merupakan masalah yang tidak ada habisnya di Indonesia. Banyaknya jumlah angkatan kerja yang ingin memasuki dunia kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia jumlah angkatan kerja yang menganggur hingga Agustus 2013 mencapai 7,39 juta orang. Jumlah pengangguran terbuka untuk wilayah Bali mencapai 44.126 orang atau sebesar 1,9% pada periode Januari- Agustus 2014, meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 1,83% (kabar24.bisnis.com, 2014). Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, berdasarkan jenjang pendidikan, pengangguran tertinggi didominasi tamatan SMK sebesar 4,51%, diikuti oleh jenjang universitas dan diploma sebesar 2,89%, SMA 2,29%, dan SMP 1,78% (bali.bps.go.id, 2015). Jumlah ini diprediksi akan meningkat apabila tidak segera disediakan lapangan kerja baru. Ironisnya angka pengangguran terbanyak justru diciptakan oleh kelompok terdidik. Bertambahnya pengangguran terdidik di Indonesia disebabkan karena para lulusan perguruan tinggi lebih suka menunggu pekerjaan yang mereka rasakan cocok dengan pendidikan mereka dan menolak untuk bekerja dibidang lain, terutama jika 1

bayaran yang ditawarkan dibawah standar yang mereka inginkan (Andika dan Madjid, 2012). Berdasarkan dari kondisi tersebut, salah satu alternatif untuk memecahkan masalah pengangguran adalah dengan memberdayakan masyarakat dan kelompok terdidik melalui program kewirausahaan yang diharapkan mampu berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran dan beban negara. Kewirausahaan merupakan kekuatan penting dalam membangun sebuah negara menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih maju, baik pertumbuhan dalam negeri maupun secara global. Menurut Van Praag dan Versloot (2007), kewirausahaan sering dikaitkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, inovasi, pekerjaan dan kreasi usaha. Penelitian empiris juga mendukung hubungan positif antara aktivitas kewirausahaan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tesebut bisa dilihat dari eksistensi dan peran UMKM sangat berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, peningkatan nilai ekspor nasional, dan investasi nasional. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa jumlah wirausaha yang ada di Indonesia Februari tahun 2014 mencapai 44,20 juta orang dari 118,17 juta orang penduduk Indonesia yang bekerja atau 1,65 persen dari total penduduk Indonesia (bps.go.id, 2015). Khususnya untuk wilayah bali pertumbuhan industri mikro dan kecil (IMK) pada tahun 2014 sebesar 116,093 atau 2,9% meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 105,548 atau 2,7%. McClelland dalam (Silvia, 2013), mengemukakan bahwa suatu negara dapat maju apabila 2% dari total penduduk suatu negara berprofesi sebagai entrepreneur. Indonesia masih 2

tertinggal jauh dari negara maju di benua Asia seperti Tiongkok dan Jepang yang memiliki rata-rata di atas 10% dari total populasi penduduk di negara tersebut. Di regional asia tenggara, Indonesia masih kalah dengan negara Singapura yang mencapai 7% dan Malaysia yang mencapai 5% lebih tinggi dari pada Indonesia (republika.co.id, 2015) Pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya-upaya dalam membudayakan kewirausahaan bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah sejak beberapa tahun menggalakkan program kewirausahaan bagi masyarakat umum, pemuda dan mahasiswa. Program-programnya pun bervariasi, mulai dari pemberian modal kecil untuk usaha rumahan, hingga program wirausaha mahasiswa yang tersebar tak hanya di Universitas Negeri tetapi juga swasta di seluruh Indonesia. Proposal bervariasi bernilai mulai dari 1 hingga 10 juta rupiah. Pemerintah juga mengadakan seminar kewirausahaan gratis untuk umum yang mendatangkan pengusaha-pengusaha muda yang sukses di Indonesia (seputarukm.com, 2015). Menurut Fatoki (2014), sekolah bisnis menjadi jembatan antara pengetahuan teoritis dan keterlibatan praktis di lapangan. Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, perlu adanya pemahaman tentang bagaimana dan mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada dibangku pendidikan. Suharti dan Sirine (2011), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Provinsi 3

Bali, Universitas Udayana pun mendukung terciptanya wirausaha muda dengan memberikan mata kuliah kewirausahaan di setiap fakultas yang ada di Universitas Udayana. Salah satunya seperti yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dimana mahasiswanya diarahkan untuk berwirausaha melalui pembekalan ilmu kewirausahaan yang diberikan disetiap jurusan dan juga program-program seperti seminar kewirausaan, komunitas wirausaha seperti kominitas WIDA (wirausaha muda) yang diharapkan bisa menjadi wadah bagi wirausaha muda Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana untuk bertukar pikiran. Ini merupakan salah satu usaha dalam mendorong niat mahasiswa dalam meniti karir dalam dunia wirausaha. Menurut Azwar (2013), menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri karena dunia bisnis masa kini dan masa depan lebih mengandalkan knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausaha muda perlu diarahkan pada kelompok muda terdidik (intelektual). Niat dibutuhkan sebagai langkah awal dalam memulai berwirausaha. Menurut Ramayah dan Harun (2005), niat berwirausaha didefisikan sebagai tendensi keinginan individu untuk melakukan tindakan wirausaha dengan menciptakan produk baru melalui peluang bisnis dan pengambilan risiko. Kegiatan kewirausahaan sangat ditentukan oleh niat individu itu sendiri. Orangorang tidak akan menjadi pengusaha secara tiba-tiba tanpa pemicu tertentu. 4

Pendidikan kewirausahaan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan keinginan, jiwa dan prilaku berwirausaha dikalangan generasi muda karena pendidikan merupakan sumber sikap dan niat keseluruhan untuk menjadi wirausahawan sukses di masa depan (Fatoki, 2014). Untuk melihat seberapa besar niat seseorang menjadi wirausaha maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang dianggap bisa mempengaruhi niat dalam berwirausaha yaitu pengaruh pendidikan kewirausahaan, self efficacy dan locus of control. Self efficacy adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan niat seseorang ( Indarti dan Rostiani, 2008) Locus of control menurut Kreitner dan Kinicki dalam (Wiriani at al., 2013), terdiri dari dua konstruk yaitu internal dan eksternal, dimana internal locus of control apabila seseorang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan dia selalu mengambil peran serta bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan, sedangkan external locus of control apabila seseorang meyakini bahwa kejadian dalam hidupnya berada diluar kontrolnya. Berdasarkan latar belakang dan urgensi penelitian yang telah dipaparkan di atas maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui seberapa besar niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan, self efficacy dan locus of control. Dimana hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi 5

pihak pengambil kebijakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dan institusi pendidikan lainnya dalam mengembangkan program pendidikan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan wirausahawan muda di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah terdapat pengaruh pendidikan kewirausahaan pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 2) Apakah terdapat pengaruh self efficacy pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 3) Apakah terdapat pengaruh locus of control pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis pengaruh pendidikan kewirausahaan pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2) Untuk menganalisis pengaruh self efficacy pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 6

3) Untuk menganalisis pengaruh locus of control pada niat berwirausaha mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 1.4 Kegunaan Penelitian : Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1) Kegunaan Teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai teori dasar-dasar pembentukan sikap dan niat kewirausaan yang dimiliki mahasiswa untuk menjadi wirausaha, sehingga bisa dijadikan acuan atau dasar bagi penelitian selanjutnya yang akan dilakukan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan acuan kepada mahasiswa lain untuk mendapatkan data empiris mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan, self efficacy dan locus of control terhadap niat mahasiswa untuk menjadi wiraswasta dan untuk mengetahui berapa banyak mahasiswa yang memutuskan untuk terjun dalam karir kewirausahaan setelah mendapatkan matakuliah kewirausahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnyadan disusun secara sistematis dan rinci 7

untuk member bagaimana gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistematika dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I: Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian. Bab II: Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untul dapat mengakomodasi argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. Bab III: Metode Penelitian Pada bab ini dibahas secara rinci desain penelitian, lokasi, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data yang digunakan, populasi, sampel, metode pengumpulan data, metode penentuan sample penelitian, serta metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV: Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini membahas pengolahan dan analisis data primer yang telah dikumpulkan sehingga diperoleh hasil penelitian yang menjawab perumusan masalah. 8

Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian akhir daari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) terkait dengan topik penelitian ini. 9