BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE

RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Agama Islam

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Ada sebagian orang yang mengatakan strategi pemasaranlah yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Agraria. Dalam rangka pembaharuan Hukum Agraria Nasional, perwakafan

BAB IV ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

Daftar Riwayat Hidup. : Sofian Efendi, S.Ag Tempat Tgl Lahir : Tenggarong, 06 Agustus 1976

BAB I PENDAHULUAN. hlm Husaini Usman, Manajemen; Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, bumi aksara, Jakarta,

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB III IMPLEMENTASI PENGAWASAN KUA KECAMATAN NGALIYAN TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF. A. Sekilas Tentang Kecamatan Ngaliyan

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

A. Analisis Implementasi Pasal 227 KHI Tentang Pengawasan Kantor. Urusan Agama (KUA) Terhadap Kinerja Nadzir di KUA Kecamatan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK. Presiden Republik Indonesia,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB II PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF

Pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kedamaian dan ketertiban (peace and order) dalam masyarakat.

Sewaktu-waktu saya ;

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB IV KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA TERHADAP PERWAKAFAN. A. Kewenangan Pengadilan Agama dalam hal sengketa wakaf.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1977 TENTANG PERWAKAFAN TANAH MILIK (LNRI. No. 38, 1977; TLNRI No. 3107)

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

SMK Muhammadiyah Pangkalan Bun tampak depan

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF A. ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENGAWASAN KUA TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF DI KECAMATAN SEDATI Perwakafan tanah di Kecamatan Sedati Sidoarjo terhitung sampai bulan Desember 2007 jumlah tanah wakaf ada 97. Hal ini menunjukkan banyaknya tanah yang diwakafkan di Kecamatan Sedati. Dari sekian banyaknya tanah wakaf yang ada di Kecamatan Sedati yang sudah bersertifikat sejumlah 97 bidang. Perwakafan di Kecamatan Sedati pada dasarnya adalah berupa tanah, kemudian tanah tersebut digunakan sebagai tempat ibadah, dan pemakaman. Dengan melihat tabel jumlah tanah wakaf menurut petak atau bidang luas dan jenis penggunaannya di Kecamatan Sedati yang terdapat pada bab III, maka jumlah tanah wakaf yang ada di Kecamatan Sedati sangat banyak. Dengan melihat jumlah yang bersertifikat, maka menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan peraturan dan apabila jumlah tersebut diikrarkan, maka akan mudah pengawasannya akan harta wakaf, dan jika penyelewenangan akan harta wakaf itu, pihak yang berwenang dapat mengetahui dan dapat mengambil tindakan yang tepat. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh 68

69 KUA Kecamatan Sedati berbentuk badan hukum yang terdiri dari pejabat KUA Sedati setempat, dimana pelaksanaannya tidak dilakukan secara perorangan, akan tetapi dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat. KUA dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas terhadap pengelola benda wakaf, KUA menunjuk bagian perwakafan, yang selanjutnya Kepala Bagian Perwakafan memanggil para pengelola wakaf untuk dimintai laporan pertanggungjawabannya tentang kegiatan pengelolaan benda wakaf. Selanjutnya laporan tersebut akan diserahkan Kepala KUA Kecamatan Sedati ke Departemen Agama Kabupaten atau Kota. Agar perwakafan bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan wakaf, maka perlu adanya pengawasan atau kontrol dari instansi yang berwenang terhadap pengelola benda wakaf (naz}ir). Hal ini diatur dalam Pasal 227 Kompilasi Hukum Islam (KHI), bahwa : Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab naz}ir dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Majelis Ulama Kecamatan dan Peradilan Agama yang mewilayahinya. 1 Kantor Urusan Agama mempunyai peran yang penting dalam perwakafan sesuai dengan fungsi KUA dalam perwakafan, mulai dari membuat Akta Ikrar Wakaf sampai dengan pengawasannya. Walaupun perwakafan sudah diatur secara khusus dalam undang-undang perwakafan, yaitu Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang isinya di antaranya adalah dibentuknya Badan Wakaf Indonesia (BWI). Akan tetapi KUA masih berfungsi dalam perwakafan 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Kompilasi Hukum Islam, h. 74

70 selama peraturan tersebut belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan undang-undang wakaf. Jadi, KUA masih mempunyai fungsi dibidang perwakafan termasuk pengawasannya. Pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Sedati terhadap pengelola benda wakaf merupakan keharusan untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang tertuang di dalam Kompilasi Hukum Islam. Pengawasan dilakukan bersama oleh pejabat KUA dengan melibatkan ulama yang ada di Kecamatan Sedati. Melihat adanya kasus persengketaan tanah wakaf yang dijadikan berupa Mushalla di Kelurahan Sedati Agung yaitu adanya gugatan dari pihak ahli waris wakif itu dikarenakan lemahnya pengawasan terhadap naz}ir, sehingga naz}ir tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Pelaksanaan pengawasan KUA selama ini masih belum efektif, karena setelah penulis mengadakan penelitian dan wawancara dengan pengelola benda wakaf atau naz}ir bahwa pengawasan yang dilakukan selama ini belum optimal. Yang bisa dilihat bahwa KUA jarang melakukan sosialisasi terhadap para naz}ir mengenai perwakafan dan jarang mengadakan pembinaan, sehingga pengelola benda wakaf merasa belum tahu sepenuhnya apa yang seharusnya dilakukan oleh pengelola benda wakaf tersebut, kemudian pengawasan yang dilakukan terkesan sebagai formalitas saja. Pengawasan dalam pandangan Islam adalah dilakukan untuk meluruskan dan mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. 2 2 Didin Hafifudhin, Manajemen Syariah Dalam Praktek, h. 156.

71 Pengawasan dalam ajaran Islam (hukum syari ah) dibagi menjadi dua hal, yaitu : Pertama, pengawasan yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. seorang yang yakin bahwa Allah SWT mengawasi hamba-nya, maka ia akan bertindak hati-hati. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam al-qur an surat al-muja>dalah ayat 7, bahwa : Artinya : Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan di antara) lima orang melainkan Dialah keenamnya. Dan tidak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada, kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-muja>dalah : 7) 3 Kedua, sebuah pelaksanaan pengawasan akan lebih efektif jika sistem tersebut juga dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pelaksanaan pengawasan itu dapat terdiri dari mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian tugas dan perencanaan tugas. Pelaksanaan pengawasan yang baik adalah pelaksanaan yang didalamnya terdapat unsur pengawasan. Tujuannya agar 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 909

72 sesorang yang melakukan sebuah pekerjaan yaitu pengelola benda wakaf (naz}ir) merasa bahwa pekerjaannya itu diperhatikan oleh Lembaga yang menangani perwakafan. Karena itu, pelaksanaan pengawasan yang baik dan efektif adalah yang dibangun dari dalam diri orang yang diawasi dan dari sistem pelaksanaan yang baik. Dalam prakteknya di lapangan, pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan oleh KUA Kecamatan Sedati adalah berada pada point c, yaitu sudah ada prosedur secara manual dan baku, tertulis dan teruji sebagai dasar (ukuran) bagi pengawas untuk melaksanakan pengawasan. Namun, point c masih berada dalam tataran teoritis dan birokratis saja, akan tetapi dalam prakteknya belum tampak sebagaimana yang diharapkan secara prosedural, baku, tertulis dan teruji sebagai dasar (ukuran) bagi pengawas untuk melaksanakan pengawasan, sehingga output atau hasil yang diberikan belum dirasakan maksimal oleh masyarakat. Hal ini disebabkan belum adanya sosialisasi dan para pengawas belum memiliki pengetahuan teori dan skill perwakafan secara luas. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya masih belum sebagaimana yang diharapkan, karena antara teori dan prakteknya belum dapat seiring sejalan. Selain itu juga pada point d, yaitu bahwa penulis menilai para pengawas benda wakaf yang melaksanakan tugas mengawasi benda wakaf adalah orangorang yang jujur, terbukti dengan telah mengecek ke lapangan dan menulis laporan yang disampaikan kepada Kepala KUA Kecamatan Sedati tentang

73 kondisi dan perkembangan benda wakaf yang diawasinya. Namun, laporan yang diberikan tidak berkala dan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Selain itu juga, pihak KUA Kecamatan Sedati tidak pernah memberikan teguran atas keterlambatan pembuatan dan pengiriman laporan, sehingga pengelola benda wakaf cenderung kinerjanya lambat dalam pembuatan dan pengiriman laporan. Hal ini terus menerus dan mengakibatkan pengawasan atas benda wakaf terganggu dan tidak dapat terpantau secara berkala. Dengan demikian, pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Sedati terhadap pengelola benda wakaf masih belum dilaksanakan dengan maksimal, baik dan belum efektif. Ini dibuktikan dengan adanya pengakuan dari masyarakat yang menganggap bahwa pengawasan yang dilakukan setelah ada permasalahan yang timbul dalam perwakafan, seperti pada saat terjadi gugatan tanah wakaf yang dijadikan berupa Mushalla oleh ahli waris di Kelurahan Sedati Agung. 4 B. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF Mengenai faktor-faktor yang dihadapi oleh KUA Kecamatan Sedati dalam pelaksanaan pengawasan terhadap pengelola benda wakaf sebenarnya faktor itu sangat simpel. Dikarenakan kurang adanya kerjasama pihak KUA Kecamatan 4 Bapak Thoyib, Naz}ir Kelurahan Sedati Agung, wawancara tanggal 03 Oktober 2008

74 Sedati dengan msyarakat yang bersangkutan serta kurangnya tenaga kerja di KUA Kecamatan Sedati mengenai pengawasan terhadap pengelola benda wakaf dalam hal ini dengan tokoh masyarakat khususnya para naz}ir. Ini bisa ditingkatkan agar pengawasan benar-benar lebih baik dan efektif untuk ke depannya, dengan tujuan agar tidak ada problematika dalam perwakafan dikemudian hari. Seharusnya, apabila kesadaran masyarakat Kecamatan Sedati terhadap hukum nasional atau hukum Islam di fahami, maka pengawasan terhadap pengelola benda wakaf dapat dilaksanakan dengan baik, demi terlaksananya keamanan benda wakaf dan tertib hukum. Dalam hal ini, Kantor Urusan Agama Kecamatan Sedati setempat yang menangani. Dalam al-qur an surat al-nisa> ayat 59 juga dijelaskan hal yang sama, yaitu : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S. al- Nisa> : 59) 5 5 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan., h. 128

75 Perintah yang menggunakan amar yang masing-masing berdiri sendiri itu merupakan isyarat, terkadang taat kepada Rasu>l dalam kondisi tersebut bisa terjadi, walaupun kita sedang melaksanakan perintah Allah SWT. Itu sebabnya, kata at}i> u diulang dua kali dalam reduksi ayat tersebut di atas. Atas dasar itu pula, perintah kepada Ulil Amri tidak disamakan dengan kata at}i> u karena ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri tetapi bersyarat dengan sejalannya perintah mereka dengan ajaran-ajaran Allah dan Rasu>l-Nya, maka apabila kita telah sepenuhnya menerima perintah Allah SWT dan Rasu>l-Nya yang kemudian dikondisikan oleh Ulil Amri. Dalam h}adis juga dijelaskan mengenai perintah untuk mentaati Allah SWT, Rasu>l-Nya dan Ulil Amri, yaitu : Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., ia berkata bahwasannya sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : Barangsiapa mentaati aku dan ia benar-benar telah mentaati Allah dan barangsiapa ia mendurhakai aku, maka ia benar-benar telah mendurhakai Allah, barangsiapa mentaati Amirku, maka ia benar-benar telah mentaati aku dan barangsiapa mendurhakai Amirku, maka ia benar-benar telah mendurhakai aku.

76 H}adis diatas menunjukkan bahwa kedudukan at}i> u sama dengan perintah Allah. Seharusnya dengan adanya Kompilasi Hukum Islam, pelaksanaan pengawasan KUA terhadap pengelola benda wakaf benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena Kompilasi Hukum Islam itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa kitab yang berlaku dan sering digunakan oleh pejabat KUA sebagai rujukan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam pengawasan yang terjadi di Kecamatan Sedati, sebagaimana pengamatan penulis masih banyak terdapat kekurangan, seperti yang telah dikemukakan oleh masyarakat Sedati, dimana dalam melaksanakan pengawasan tidak ada tindak lanjut untuk mengoptimalkan pengawasan. Faktor yang disebabkan pada umumnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak KUA terhadap pengelola benda wakaf dilaksanakan hanya formalitas saja, padahal apabila pengawasan terhadap pengelola benda wakaf dilaksanakan secara sungguh-sungguh, maka akan jelas manfaatnya dari benda wakaf akan lebih terpelihara dengan baik. Apabila hal tersebut di atas tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka akan ada kemungkinan benda wakaf akan jatuh ke tangan pihak lain, karena kurangnya kontrol atau pengawasan dari pihak KUA terhadap pengelola benda wakaf yang dapat mengakibatkan pengelola benda wakaf kurang sungguhsungguh dalam menjalankan tugasnya.

77 Faktor-faktor dalam pelaksanaan pengawasan yaitu kurangnya kesadaran umat Islam terhadap hukum yang ada di negara kita. Dan mengenai faktor tersebut, semuanya dikembalikan pada kesadaran umat Islam itu sendiri. Sebenarnya faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada masyarakat itu sendiri yaitu dalam hal ini pengelola benda wakaf maupun dari pihak yang terkait, dalam hal ini KUA Kecamatan Sedati. Beberapa faktor yang dihadapi oleh KUA dalam hal pengawasan terhadap pengelola benda wakaf adalah : 1. Kurangnya tenaga KUA yang mampu dalam hal melaksanakan pengawasan, dikarenakan tenaga KUA yang saat ini aktif berjumlah lima orang, terdiri dari : satu orang Kepala KUA, satu orang Penghulu, dan tiga orang staf KUA Kecamatan, akan tetapi di dalam pelaksanaannya seringkali terjadi tumpang tindih (overlapping) dalam tugas dan kewenangan, yaitu dimana para tenaga yang seharusnya mengurusi bagian wakaf diperbantukan untuk mengurusi masalah yang lain, seperti masalah perkawinan dan rujuk. Disebabkan adanya penumpukan masalah-masalah perkawinan dan rujuk di KUA Kecamatan Sedati. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi apabila ada pembagian kewenangan (distribution of power) yang jelas antara masing-masing bidang, sehingga tidak terjadi overlapping, karena masing-masing bagian sudah memegang tugas dan kewenangan di bidang yang bersangkutan.

78 Apabila diperhatikan, bagian staf wakaf hanya dipegang oleh satu orang saja, di mana tugasnya adalah membuat formulir wakaf, mencatat wakif dan naz}ir serta mengecek sertifikat tanah yang akan diwakafkan. Tugastugas ini merupakan tugas yang bersifat administratif dan bukan tugas lapangan, sedangkan bagian lapangan sendiri secara stuktural tidak tercantum. 2. Kurangnya kerjasama dengan tokoh agama atau Ulama dalam pelaksanaan pengawasan dengan tidak adanya atau kekurangan tenaga KUA yang berada di lapangan untuk melakukan pengawasan, tentu saja juga tidak ada petugas melakukan koordinasi bekerja sama dengan tokoh agama serta masyarakat yang berkompeten di bidang wakaf, sehingga tampak fakta empiris bahwa ulama agama atau Ulama yang ada disekitar Kecamatan Sedati tidak dilibatkan dalam pengurusan wakaf. Ini bertentangan dan menyimpang dari pernyataan Pasal 227 KHI., yang di dalamnya mengatur bahwa Ulama juga mempunyai tugas dan kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap pengelola benda wakaf. 3. Terbatasnya waktu dalam melaksanakan pengawasan, karena KUA bukan hanya mengurusi dibidang perwakafan saja, akan tetapi KUA juga mengurusi masalah pernikahan. 6 2008 6 Bapak Imron Rosyadi, Kepala KUA Kecamatan Sedati, wawancara, tanggal 22 September

79 4. Keterlambatan dari pengelola benda wakaf dalam membuat laporan tentang hasil perwakafan, kenyataan yang terjadi pada point nomor 3 tersebut menimbulkan adanya ketidak seriusan dalam pengawasan wakaf yang dilakukan oleh KUA, karena adanya overlapping dan berakibat para pengelola benda wakaf yang sudah ditunjuk untuk melakukan pengelolaan atas harta benda wakaf tidak bekerja sebagaimana mestinya atau tidak maksimal, sehingga memungkinkan terjadinya penyelewengan atau penyalahgunaan tugas dan kewenangan yang dapat berakibat munculnya beberapa masalah, seperti masalah dengan ahli waris, yang telah terjadi di Kelurahan Sedati Agung. Seharusnya permasalahan seperti ini tidak akan terjadi, apabila tugas untuk melakukan pengelolaan dilakukan dengan baik oleh naz}ir dan KUA secara berkala untuk melakukan pengawasan. Pola kebiasaan ini mengakibatkan naz}ir enggan untuk menyusun laporan secara berkala mengenai hasil pengelolaan benda wakaf yang telah dilakukan kepada KUA. Hal ini diperparah dengan mekanisme kontrol atau pengawasan atas laporan yang diberikan naz}ir, yang dilakukan oleh KUA juga tidak dilakukan secara berkala, bahkan keterlambatan pembuatan laporan yang dilakukan oleh naz}ir seringkali dibiarkan dan tidak mendapatkan teguran. Secara normatif, hal ini tidak dapat dibenarkan dan akan mengakibatkan ketidak efektifan pengelolaan benda wakaf.

80 5. Anggapan dari pengelola benda wakaf (naz}ir) tanpa dijaga dengan benar benda wakaf akan aman-aman saja. Para naz}ir memiliki alasan tersendiri dalam melakukan pengelolaan benda wakaf, sehingga kinerjanya kurang baik. Menurut mereka, ada suatu anggapan bahwa tanpa dijaga dengan benar, benda wakaf akan aman-aman saja. Anggapan ini sudah biasa terjadi karena kurangnya skill dan pengetahuan dari para naz}ir mengenai kemungkinan terjadinya sengketa tanah wakaf, baik oleh ahli waris atau oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Maka seharusnya, perlu adanya sosialisasi dan pembinaan bagi para pengelola benda wakaf ( naz}ir), mengenai perkembangan masalah perwakafan yang semakin kompleks. Perlu penulis sampaikan bahwa apabila pengawasan yang dilakukan oleh KUA terhadap pengelola benda wakaf sudah dilaksanakan dengan baik dan benar, maka benda wakaf yang dikelola oleh naz}ir akan berjalan dengan baik dan akan dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya. Pengawasan merupakan upaya untuk melindungi agar benda wakaf yang dikelola itu tidak hilang. Pemahaman pejabat KUA Kecamatan Sedati tentang kurangnya memberlakukan fungsi pengawasan yang telah diatur di dalam Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 227 itu masih belum memahami dengan sepenuhnya, karena di dalam Kompilasi Hukum Islam merupakan bagian dari sekian banyak kitab-kitab fiqh yang banyak di anut di dalam hukum Islam di

81 Indonesia yang sebagian besar menganut maz}hab Imam Syafi i dan kalau mereka mau melaksanakan aturan tersebut, maka mereka juga telah melaksanakan syariat Agama Islam, sebagaimana tercantum didalam pembahasan sebelumnya.