Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2016) Bandung, 28 Mei Abstrak I. PENDAHULUAN. Abstract ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (Studi kasus: Universitas Sari Mutiara Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAYAKAN PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN WEIGHTED PRODUCT

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Desa Mandiri Menggunakan FMADM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Multi-Attribute Decision Making

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

Multi atributte decision making (madm) MCDM, MADM, SAW

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Multi atributte decision making (madm)

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

PEMODELAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW) (Studi kasus pada Perguruan Tinggi dan SLTA di Pasir Pengaraian)

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Metode dalam SPK (Sistem Pendukung Keputusan) A. AHP

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI. dan didistribusikan kepada para pemakai.

Multi-Attribute Decision Making

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

PENENTUAN PEMINATAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS (STUDI KASUS SMA NEGERI 6 SEMARANG)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Analytic Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Vendor Management...

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

RANCANGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 2, No.

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN BEASISWA BAGI MAHASISWA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SKRIPSI

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP

PEMILIHAN JURUSAN SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE PENDUKUNG KEPUTUSAN FUZZY MADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

BAB 3 METODE PENELITIAN

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH LAPTOP UNTUK MAHASISWA MULTIMEDIA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROVIDER INTERNET MENGGUNAKAN METODE AHP dan SAW DOSEN : DRS. RETANTYO WARDOYO, M.Sc., Ph.D

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU SMA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCCES (AHP) DAN WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)-TOPSIS DAN BORDA PEMILIHAN TANAMAN OBAT UNTUK PENYAKIT BATUK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN SEHAT MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DAERAH BERPOTENSI KEMISKINAN ABSOLUT DI UPT BP3AKB KECAMATAN CISARUA MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS WEIGHTED PRODUCT Muchlis Salam 1), Tacbir Hendro P 2), Wisnu Uriawan 3) Program Studi Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jenderal Achmad Yani PO BOX 148 Cimahi, Jawa Barat, Indonesia e-mail: muchlissalam228@gmail.com 1, tacbir23501027@yahoo.com 2, juragan.wisnu@gmail.com 3 Abstrak PLKB/PKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Petugas Keluarga Berencana) ujung tombak pengelola KB (Keluarga Berencana) dilini lapangan yang merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, juga sebagai indikator kemajuan yang telah dicapai oleh suatu daerah yang selanjutnya memberikan laporan kepada UPT BP3AKB (Unit Petugas Teknis Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) ditingkat Kecamata. Penelitian ini bertujuan membangun sistem pendukung keputusan untuk memberikan penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut berdasarkan skor pengelompokan tahap keluarga sejahtera dengan menggunakan 5 nilai kepentingan untuk 21 kriteria tahapan keluarga sejahtera didapat dari perhitungan kriteria dilakukan proses pembobotan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process sesuai dengan mencari nilai eigenvector-nya dan untuk proses perangkingan daerah menggunakan metode Weighted Product untuk melakukan perangkingan 8 Desa sebagai alternatif pengambilan keputusan. Hasil dari penelitian ini berupa solusi alternatif penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut, dari perhitungan 720 data keluarga yang diuji diperoleh nilai presisi 85% dan nilai akurasi 65% hasil perhitungan metode. Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Weighted Process, tahapan keluarga sejahtera, daerah berpotensi kemiskinan absolut. Abstract PLKB / PKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Petugas Keluarga Berencana) core of KB (Keluarga Berencana) in the field division which is a one important component to improve the economy and welfare society, also as indicators of progress the area, forth provide reports indicated to BP3AKB UPT (Unit Petugas Teknis Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kecamatan level. The research aims to build Decision Support System for review provides determination of the area is potentially absolute poverty based on the score grouping stage family welfare using 5 value of interest for review 21 criteria stages of family welfare obtained from the calculation criteria do Process weighting using Method of Analytic Hierarchy Process In accordance finding value eigenvector and to the review process of ranking the area using Method Weighted Products for review do rank 8 area as an alternative decision. The results of research determination form an alternative solution is potentially absolute poverty area, 720 data from calculation familys tested and precision value of 85% and 65% accuracy value calculation method results. Keywords: Decision Support System, Analytic Hierarchy Process, Weighted Product, Stages of Family Welfare, the area is a potential absolute poverty. I. PENDAHULUAN PLKB/PKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Petugas Keluarga Berencana) mempunyai fungsi merencanakan, mengorganisasikan, mengembangkan, melaporkan dan mengevaluasi program kependudukan dan KB Nasional serta pembangunan lainnya di tingkat Desa/Kelurahan. Setiap periode setahun sekali PLKB/PKB 38

melaksanakan evaluasi dan pelaporan KKBPK (Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga) sesuai dengan sistem pelaporan yang telah ditentukan dan dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan secara konvensional di tingkat Kecamatan. Sistem pendataan tahapan keluarga sejahtera (S. D. A. Statistik, 2008) saat ini masih terbilang tidak efisien dalam pelaporan, karena data hasil pendataan tahapan keluarga sejahtera masih disimpan dalam kertas form PK (Pendataan Keluarga). Jumlah keluarga yang terlampau banyak menyebabkan penumpukan file-file keluarga, keterlambatan pengambilan keputusan untuk hasil pendataan keluarga setiap Desa untuk hasil pendataan yang telah dilakukan, informasi hasil pendataan sering terlambat diumumkan dan salah perhitungan daerah yang berpoteni kemiskinan abolut masih terjadi karena kelalaian pegawai UPT BP3AKB. Sistem pengambilan keputusan yang tertera di atas merupakan hal yang perlu diperhatikan mengingat sistem yang masih konvensional tidak efisien untuk UPT BP3AKB. Proses pengambilan keputusan yang didasari oleh banyak kriteria memerlukan kecermatan dalam memberikan pengambilan keputusan. Penelitian terdahulu mengenai penentuan keluarga miskin di daerah Yogyakarta, upaya yang dilakukan yaitu dengan membangun sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan logika fuzzy model tahani dan model prototyping yang meliputi mendengar kebutuhan user, membuat suatu rancangan secara urut dimulai dari spesifikasi kebutuhan user, pemodelan proses, pemodelan data serta mengujikan hasil implementasi kepada user dengan pembangunan sistem menggunakan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 serta database dengan Microsoft Access 2003 (A. Triyumiarti, 2009), penelitian lainnya mengenai penentuan keluarga miskin penerima BKM Makmur (T. Handoyo, 2014). Berdasarkan penelitian terdahulu maka akan dibangun sistem pendukung keputusan penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut yang menjadikan perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah metode yang digunakan yaitu analytic hierarchy process sebagai pemberian bobot kriteria dan weighted product sebagai perangkingan daerah. II.1 II. KAJIAN LITERATUR Penelitian ini bertujuan memodelkan sistem pendukung keputusan daerah berpotensi kemiskinan abslout (BKKBN, 2011) pada UPT BP3AKB Kecamatan Cisarua menggunakan metode analytic hierarchy process (Supartin W., 2014) sebagai pemberian bobot kriteria dan weighted product (A. Ahmad, 2014) sebagai perangkingan daerah. Landasan Teori Analytical hierarhcy process merupakan suatu model pendukung keputusan (Turban, 1995) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, dapat memecahkan masalah yang kompleks di mana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak dan menguraikan masalah yang kompleks menjadi suatu hirarki dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hirarki untuk memecahkan masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu hirarki. Struktur hirarki analytical hierarhcy process dapat dilihat pada gambar 1.1 struktur hirarki. Gambar 1.1 Struktur hirarki analytical hierarhcy process Konsep Metode analytic hierarchy process, yaitu: 1. Mengubah nilai kuantitatif, sehingga keputusan yang diambil dapat lebih objektif 2. Dapat menyelesaikan berbagai kemungkinan masalah yang kompleks a. Membuat struktur hirarki, yang terdiri atas: 1. Level pertama adalah tujuan 2. Level kedua adalah kriteria 3. Level ketiga adalah alternatif b. Proses perhitungan Total Priority Value (TPV) yang merupakan proses perhitungan bobot prioritas suatu kriteria, yaitu sebagai berikut: 1. Membuat matriks perbandingan untuk setiap kriteria/subkriteria. 39

2. Menjumlahkan setiap baris ( baris ) dalam satu kolom, pada matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria. 3. Menjumlahkan setiap kolom dalam satu baris kemudian dibagi dengan jumlah matriks perbandingan. c. Memeriksa konsistensi matriks perbandingan suatu kriteria / subkriteria. Suatu matriks perbandingan dinyatakan konsisten jika nilai Consistency Ratio (CR) 0.1, jika nilai CR > 0.1 pertimbangan yang dibuat perlu diperbaiki. Adapun langkah-langkah dalam memeriksa konsistensi adalah sebagai berikut: 1. Mencari dengan cara sebagai berikut: a) Mencari nilai rata-rata setiap kriteria/subkriteria yaitu baris dibagi dengan TPV dari setiap kriteria/subkriteria yang ada. b) Mencari nilai rata-rata dari keseluruhan kriteria/subkriteria ( ), yaitu dengan persamaan: Dimana : maks maks w i = 1 a n j ij... (1) w 1 = Bobot tujuan ke-i dari vektor bobot n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria. 2. Mencari nilai Consistency Index (CI), yaitu dengan persamaan: maks n CI....(2) n 1 Dimana: CI = Consistency Index maks = Nilai ratarata dari keseluruhan kriteria/subkriteria n = Jumlah matriks perbandingan suatu kriteria/subkriteria. 3. Kemudian mencari Consistency Ratio (CR) dengan mengacu pada Tabel Nilai Indeks Random, dengan persamaan: CI CR (3) RI Dimana: CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index RI = Random Indeks d. Melakukan perhitungan nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu kriteria yaitu dengan melakukan perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Seperti pada pada persamaan dibawah ini: V x... (4) w. Keteranga : Vi = Nilai keseluruhan dari alternatif pilihan suatu kriteria = TPV (bobot prioritas) subkriteria yang didapat dengan menggunakan metode AHP. = Nilai alternatif pilihan suatu subkriteria i = Alternatif pilihan j = Subkriteria e. Menghitung perankingan pada AHP dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Untuk setiap tujuan i, tetapkan matriks perbandingan berpasangan A, untuk m alternatif. 2. Tentukan vektor bobot untuk setiap A i yang mempresentasikan bobot relatif dari setiap alternatif ke-j pada tujuan ke-i(s ij ). 3. Hitung total skor dengan persamaan berikut: S j = i (S ij )(W i )... (5) 4. Pilih alternatif dengan skor tertinggi. Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1-9. Tabel skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.1 skala perbandingan. Tabel 2.1 Skala Perbandingan Skala 2,4,6,8 1 3 7 9 w j x ij i j j ij Kepentingan Setara antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lainnya Kategori sedang dibandingkan dengan kepentingan lainnya Kategori amat kuat dibandingkan dengan kepentingan lainnya Kepentingan satu secara ekstrim lebih kuat dari kepentingan lainnya Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Metode weighted product merupakan salah satu dari beberapa metode MADM (Multi Atribute Decision Making). Metode MADM merupakan metode pengambilan keputusan yang didasarkan pada beberapa atribut. Konsep permasalahannya adalah 40

mengevaluasi m alternatif Ai (i=1,2,...,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria Cj (j=1,2,...,n), dimana setiap atribut tidak saling bergantung satu dengan yang lainnya. Metode ini mengharuskan pembuat keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Metode weighted product menggunakan proses normalisasi, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Metode weighted product memiliki langkah langkah sebagai berikut : a. Penentuan kriteria b. Penilian bobot kepentingan tiap kriteria c. Penentuan range nilai tiap kriteria d. Penilian tiap alternatif menggunakan semua atribut dengan penentuan range nilai yang disediakan menunjukan seberapa besar kepentingan antar kriteria e. Dari data penilaian tiap bobot atribut dan nilai alternatif dibuat matriks keputusan f. Dilakukan proses normalisasi untuk bobot kriteria Normalisasi kriteria dilakukan dengan menggunakan rumus Wj = wj wj.(2) Keterangan : Wj = Bobot kriteria wj = Penjumlahan bobot kriteria g. Dilakukan proses normalisasi (S) matriks keputusan dengan cara mengalihkan kriteria dimana atribut terlebih dahulu harus dipangkatkan dengan bobot kriteria. Pada metode weighted product kriteria dibagi kedalam dua kategori yaitu kriteria keuntungan (kriteria pangkat positif), dan kriteria biaya (pangkat bernilai negatif). Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung normalisasi matriks (S): n wj Si = j=1 ij X.(3) Keterangan : Si = hasil normalisasi matriks Xij = rating alternatif per atribut Wj = bobot atribut I = alternatif J = kriteria h. Proses preferensi ( Vi ) atau perangkingan untuk tiap alternatif. Proses perangkingan untuk tiap alternatif menggunakan rumus sebagai berikut: Vi = n X wj j=1 ij n...(4) j=1(x ) wj ij Keterangan : Vi = Preferensi alternatif di analogikan sebagai vektor V X = Nilai kriteria W = bobot kriteria i = alternatif j = kriteria n = banyaknya kriteria III. ANALISIS Pada penelitian ini penentuan bobot kriteria dilakukan dengan menggunakan metode analytical hierarchy process, sedangkan untuk tahap perangkingan dengan menggunakan metode weighted product, berdasarkan tahapan-tahapan pada metode penelitian, adapun nilai kepentingan setiap kriteria dapat tabel 3.1, kriteria dapat dilihat pada tabel 3.2, alternatif dapat dilihat pada tabel 3.3 dan 3.4 bobot preferensi Tabel 3.1 Nilai Kepentingan Kriteria Tabel 3.2 Data Kriteria 41

Tabel 3.3 Data Alternatif Tabel 3.4 Bobot Preferensi Maka diimplementasikan suatu contoh kasus menentukan bobot kriteria menggunakan analytical hierarchy process melalui perbandingan berpasangan sedangkan untuk tahap perangkingan menggunakan metode weighted product, suatu contoh kasus sebagai berikut: Tabel 3.5 Perbandingan Nilai Kepentingan Tahapan Keluarga Sejahtera Kolom (a) Tabel 3.6 Matriks Perbandingan Kriteria Kolom (b poin 1) Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Rasio Kolom (c poin 3) Setelah mendapatkan bobot setiap kriteria langkah selanjutnya menggunakan metode weighted product untuk perangkingan alternatif. Tabel 3.9 Hasil Perhitungan W kolom (f) Tabel 3.10 Nilai Alternatif Pada Setiap Kriteria Kolom Tabel 3.7 Matriks Hasil Perbandingan Tingkat Kepentingan dalam Bentuk Desimal kolom (b poin 2) 42

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Nilai Alternatif (g) Tabel 1.12 Hasil Nilai S (g) Tabel 3.13 Tabel Hasil Perangkingan (h) IV. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil pengujian data keluarga pada penelitian ini mencapai nilai 85%. Serta berdasarkan hasil pengujian akurasi data yang dilakukan dengan jumlah keluaran data sebanyak 720 data yang diproses dan dibandingkan dengan hasil penentuan solusi akternatif penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut di UPT BP3AKB Kecamaran Cisarua menghasilkan nilai presisi 85%, nilai akurasi 65%. Dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan ini memiliki hasil yang relevan sehingga dapat membantu UPT BP3AKB Cisarua dalam penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut dengan waktu pemrosesan yang singkat. Saran untuk sistem pendukung keputusan penentuan daerah berpotensi kemiskinan absolut diharapkan dapat dikembangkan kembali dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian dengan metode analytic hierarchy process dan weighted product dapat dianalisis sebagai sistem informasi geografis berupa kantung-kantung kemiskinan absolut untuk setiap daerah yang berpotensi. V. REFERENSI A. Ahmad, D. T. (2014). Implementasi Weighted Product (WP) dalam Penerimaan Bantuan Langsung Masyarakat PNPM. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). A. Triyumiarti, S. W. (2009, Mei 23). Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan Penentuan Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta. Seminar Nasional Informatika(Semnas IF), 1-7. BKKBN. (2011). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta: Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi Badan Kependudukan dan Berencana Nasional. S. D. A. Statistik. (2008). Analisis dan Pehitungan Tingkat Kemiskinan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. S. S Sundari, D. R. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Penerima Pemasangan Listrik Gratis Menggunakan Metode AHP. Seminar Nasional Informatika. Supartin W., T. S. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan BLSM di Kabupaten Indramayu. Citec Journal, 282-295. T. Handoyo, A. G. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Keluarga Miskin Penerima Bantuan BKM Makmur Menggunakan Metode TOPSIS. Transformasi Jurnal Informasi & Pengembangan Iptek, 84-98. Turban. (1995). Decision Support System And Expert System. California State University Long Beach and Nanyang Technological University. 43