PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 1 PUNDONG BANTUL TAHUN 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

: Pengetahuan, Sikap, Kehamilan Remaja Diluar Nikah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

: THERESYA GATRA STERI

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN DINI DI DESA KARANG TENGAH WONOSARI GUNUNG KIDUL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP TERHADAP PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 GODEAN SLEMAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I. PENDAHULUAAN. pada masa ini terjadi peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Batubara,

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah harapan suatu bangsa, karena masa depan bangsa

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SISKA NINGTYAS PRABASARI NIM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : ELIS SITI PRIYANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terselesaikan hingga sekarang. Pada tahun 2013 Wolrd Health Organization

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

GAMBARAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Andini Ania Sari

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP NEGERI 28 SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA 1 Vita Yuniastuti 2, Suesti 3 INTISARI Latar Belakang: Kehamilan tidak diinginkan pada remaja akan memberikan dampak negatif baik dari segi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. WHO memperkirakan ada 200 hingga 225 juta kehamilan di dunia setiap tahunnya. Berdasarkan SDKI (2012) membuktikan bahwa angka fertilitas remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1000 kehamilan. Tahun 2015 terdapat 976 kasus kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Yogyakarta, pada kabupaten Bantul sebanyak 276 kasus, kota Yogyakarta 228 kasus, kabupaten Sleman 219 kasus, Gunung Kidul 148 kasus dan Kulon Progo 105 kasus. Penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada remaja masih kurang maksimal dan merata sehingga berdampak pada kurangnya pengetahuan para siswa, selain itu pemilihan metode dan media sangat menentukan keberhasilan penyuluhan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja di SMA 1 Pundong. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan rancangan penelitian One group pre test post test design. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2016 sampai dengan 28 Juli 2016. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 124 remaja putri. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan Wilcoxon. Hasil: Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan sebanyak 24,52%. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan taraf signifikansi 0,000 (α<0,05). Simpulan dan Saran: Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja di SMA 1 Pundong Bantul. Responden diharapkan dapat mengantisipasi dengan mengikuti ekstrakurikuler PIK KRR supaya tidak terjadi seks bebas dan kehamilan tidak diinginkan. Kata kunci: Penyuluhan, Tingkat Pengetahuan, Kehamilan Tidak Diinginkan, Remaja PENDAHULUAN Kelompok usia remaja (10-25 tahun) berjumlah hampir setengah dari penduduk Indonesia. Pergeseran norma sosial dalam masyarakat akibat berbagai kemajuan mengakibatkan pergeseran perilaku pergaulan remaja. Perubahan-perubahan yang mendasar dalam sikap, perilaku seksual, dan reproduksi dikalangan remaja telah menjadi masalah sosial yang memprihatinkan terutama dalam 1 remaja sebagai pelaku seksual aktif mengalami penambahan jumlah (Tukiran, dkk, 2010). World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 200 hingga 225 juta kehamilan di dunia setiap tahunnya. Sepertiganya sekitar 75 juta adalah kehamilan tidak diinginkan seperti dilaporkan Badan Internasional Kesejahteraan Keluarga (Family Care International) dan The Safe Motherhood Inter-Agency Group.

Banyak remaja aktif seksual, setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses persalinan yang selalu memiliki potensi risiko kesehatan (PKBI, 2015). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012) membuktikan bahwa angka fertilitas remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1000 kehamilan. Faktanya dari tahun ke tahun frekuensi kehamilan pada remaja semakin meningkat. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan perilaku seksual tidak sehat dikalangan remaja (PKBI, 2015). Berdasarkan data PKBI DIY pada tahun 2015 persalinan usia remaja di DIY sebanyak 1078 kasus, terdapat peningkatan yang signifikan dari tahun 2014 yaitu sebesar 930 kasus atau peningkatan sebanyak 14%. Persalinan pada remaja tertinggi terjadi pada usia 16-19 tahun. Salah satu penyebab dari persalinan usia remaja ini adalah kehamilan tidak diinginkan. Tahun 2015 terdapat 976 kasus kehamilan tidak diinginkan pada remsaja di Yogyakarta, pada kabupaten Bantul sebanyak 276 kasus, kota Yogyakarta 228 kasus, kabupaten Sleman 219 kasus, Gunung Kidul 148 kasus dan Kulon Progo 105 kasus (PKBI, 2015). Anggapan masyarakat yang masih menganggap hubungan seksual di luar pernikahan yang dilakukan sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Hal ini meluas di masyarakat khususnya remaja sehingga mereka mencoba-coba dan dengan semakin dini usia menarche menyebabkan keinginan seksual remaja meningkat (PKBI, 2015). Upaya pemerintah dalam menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2014 pasal 11 dan 12 dengan memberikan pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang bertujuan untuk mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggungjawab. Pemberian materi KIE tentang kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui proses pendidikan formal dan non formal serta kegiatan pemberdayaan remaja sebagai konselor sebaya (Raharja, 2014). Di Yogyakarta sudah ada PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) yang membentuk PIK- KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) di sekolah-sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan kehatan reproduksi remaja. Sedangkan di SMA 1 Pundong sudah mempunyai PIK-KRR masuk ke dalam ekstra kulikuler tetapi tidak semua siswa tertarik untuk mengikutinya, sehingga pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum bisa merata. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 2 Februari 2016 di SMA 1 Pundong diambil dari data bimbingan konseling pada tahun ajaran 2012/2013 terdapat 2 siswi kelas XII yang mengalami kehamilan di luar pernikahan, pada tahun ajaran 2013/2014 terdapat 1 siswi kelas XI yang mengalami kehamilan di luar pernikahan, dan pada tahun ajaran 2014/2015 terdapat 1 siswi kelas XI yang mengalami kehamilan di luar pernikahan, pada tahun ajaran 2015/2016 terdapat 1 siswi kelas XII yang mengalami kehamilan di luar pernikahan. Kemudian peneliti melakukan wawancara secara tidak terstruktur pada tanggal 27 Februari 2015 pada siswi kelas X yang terdiri dari 7 siswi putri, dari hasil wawancara ketujuh siswi tersebut masih kurang mengetahui secara benar hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan remaja seperti pengertian 2

kehamilan remaja, faktor-faktor penyebab kehamilan remaja, dampak dari kehamilan remaja serta bagaimana upaya pencegahan kehamilan remaja. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Quasi Eksperiment dan rancangan yang digunakan One Group Pre test Post test Design (Sulistyaningsih, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri kelas X di SMA 1 Pundong Bantul dengan total 124 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 124 responden. Pada penelitian ini uji bivariate yang digunakan adalah non parametrik uji Wilcoxon. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel.1 Karakteristik responden tentang usia Karakteristik Jumlah % responden Usia 14 tahun 18 14,51 15 tahun 81 68,54 16 tahun 20 16,12 17 tahun 1 0,80 Sumber: Data Primer (2016) 2. Tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan sebelum penyuluhan Tabel. 2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja sebelum dilakukan penyuluhan Kategori Pretest pengetahuan F % Baik 56 45,2 Cukup 66 53,2 Kurang 2 1,6 Sumber: Data Primer (2016) 3. Tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan setelah penyuluhan Tabel. 3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja setelah dilakukan penyuluhan Kategori Post test Pengetahuan F % Baik 124 100 Cukup 0 0 Kurang 0 0 Sumber: Data Primer (2016) 4. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja di SMA 1 Pundong Bantul Tabel. 4 Hasil uji wilcoxon Pre test Post test Z -9.724 Asymp. Sig.000 (2-tailed) Sumber: Data Primer (2016) PEMBAHASAN 1. Tingkat pengetahuan remaja sebelum dilakukan penyuluhan Setelah dilakukan pengujian menggunakan sistem komputerisasi didapatkan tingkat pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja sebelum dilakukan penyuluhan (pretest) diperoleh kategori baik sebanyak 56 responden (45,2%), cukup sebanyak 66 responden (53,2%), dan kategori kurang 2 responden (1,6%). Rata-rata nilai pretest adalah 17,17 (74,65%) dengan kategori cukup, faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia responden dengan usia paling banyak pada usia 15 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Batubara (2010) pada usia 15 tahun ini termasuk dalama fase pubertas, pada fase ini remaja hanya tertarik pada keadaan sekarang, bukan keadaan masa depan, dan secara seksual mulai 3

timbul rasa malu, ketertarikan terhadap lawan jenis dan mulai bereksperimen dengan tubuh seperti masturbasi. 2. Tingkat pengetahuan remaja seltelah dilakukan penyuluhan Setelah diberikan penyuluhan terdapat peningkatan kategori menjadi baik sebesar 124 responden (100%). Rata-rata tingkat pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan (postest) adalah 22,81 (99,17%) dengan kategori baik. Pada tingkat pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja terjadi peningkatan rata-rata tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan yaitu sebesar 24,52%. Peningkatan pengetahuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh reproduksi yang ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan cukup efektif digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Keberhasilan penyuluhan ini dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh yaitu dengan menyampaikan materi tidak hanya dengan metode ceramah tetapi juga menggunakan metode talking stick supaya audiens tidak merasa bosan serta bahasa yang digunakan menggunkan bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fitriani (2011) bahwa faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan penyuluhan dari faktor penyuluh yaitu persiapan yang matang, telah menguasai materi yang akan diberikan, penyampaian materi tidak monoton, dan bahasa yang digunakan dapat dimengerti sasaran. Berdasarkan penelitian Fajar (2015) yang menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan tingkat pengetahuan sebesar 7,4%. Peningkatan pengetahuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fitriani (2011) bahwa penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya tahu dan mengerti tetapi juga dapat melakukan suatu anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. 4. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja putri di SMA 1 Pundong Bantul Berdasarkan hasil analisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai signifikan tingkat pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan pada remaja sebesar 0,000 <0,05. Karena nilai signifikan kurang dari taraf kesalahan maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurkhasanah (2015) dengan hasil uji signifikan nilai Asymp. Sig. 0,000 menunjukan adanya pengaruh penyuluhan sebelum dan sesudah penyuluhan (Sig. 0,000<0,05). Setelah dilakukan penyuluhan kehamilan tidak diinginkan menunjukkan bahwa 124 responden mempunyai tingkat pengetahuan baik (100%), dan ratarata tingkat pengetahuan meningkat sebanyak 24,52%. Pemberian pendidikan seks dan menanamkan kepercayaan dan menumbuhkan kesadaran kepada remaja untuk menjunjung tinggi 4

nilai dan norma agama dalam bentuk penyuluhan kesehatan reproduksi ini cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja dalam upaya pencegahan kehamilan tidak diinginkan (Wisudawati, 2009), hal ini diperkuat dalam surah An-Nur ayat 2: Artinya : Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang yang beriman. Surah Ali-Imran ayat 104: Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung Sehubungan dengan ayat di atas penyuluhan kehamilan tidak diinginkan ini perlu diberikan kepada remaja untuk menyeru kepada perbuatan terpuji dan mencegah terjadinya zina dan kehamilan tidak diinginkan pada remaja. Sehingga setelah diberikan penyuluhan tentang kehamilan tidak diinginkan ini tingkat pengetahuan remaja dapat meningkat dan dapat mengantisipasi dan mencegah terjadinya zina dan kehamilan tidak diinginkan pada remaja. SIMPULAN 1. Tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan sebelum diberikan penyuluhan (pretest) berada pada kategori cukup dengan rata-rata nilai 17,17 (74,65%). 2. Tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan setelah diberikan penyuluhan (posttest) berada pada kategori baik dengan rata-rata nilai 22,81 (99,17%). 3. Ada pengaruh penyuluhan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dibuktikan dengan uji wilcoxon diperoleh hasil nilai Asymp. Sig 0,000 (p-value < 0,05) dengan peningkatan tingkat pengetahuan sebanyak 24,52%. SARAN 1. Bagi responden Responden diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan berpartisipasi dalam ekstrakurikuler PIK KRR sebagai salah satu cara mengantisipasi terjadinya seks bebas dan kehamilan tidak diinginkan. 2. Bagi SMA 1 Pundong Diharapkan ekstrakurikuler kesehatan reproduksi dimaksimalkan sehingga melalui ekstrakurikuler siswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuannya sehingga dapat membentuk karakter yang baik pada siswa dan siswa mempunyai kepedulian terhadap dampak dari kehamilan tidak diinginkan. 5

3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang lebih menarik seperti audio visual. 10. Wisudawati. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya. DAFTAR PUSTAKA 1. Batubara. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja) vol. 12, No 1, Juni 2010. Jakarta: RSCM. 2. Fajar. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Melalui Media Audio Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Kehamilan Remaja di Luar Nikah di SMK 17 Bantul Yogyakarta Tahun 2015. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah. 3. Fitriani. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 4. Notoatmodjo. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 5. Nurkhasanah. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Seksual Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Seks Bebas Pada Remaja di SMK Negeri 1 Bantul Yogyakarta Tahun 2015. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah. 6. PKBI. 2015. Data Konseling KTD. Yogyakarta: PKBI 7. Raharja. 2014. Fertilitas Remaja di Indonesia Volume.9, No.1 Agustus 2014. Jakarta: Puslitbang Kependudukan BKKBN. 8. Sulistyaningsih. 2012. Metode Penelitian Kebidanan Kuantitatif- Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu 9. Tukiran, dkk. 2010. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 6

7