BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang lain, sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB IV ANALISIS. memiliki ibu berstatus narapidana sejak awal dan I responden butuh beberap

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

PENDAHULUAN. membantu untuk menjalin hubungan kerja sama dan kemampuan memahami individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan takwa. Misi sekolah yakni

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan remaja terjadi dalam konteks sosial yang meliputi keluarga,

BAB III GAMBARAN PERILAKU ANAK YANG MEMILIKI EFIKASI DIRI RENDAH. Setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, terutama dari segi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

Perkembangan Emosi Pada Bayi

Validitas Item Self-Esteem

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB V PENUTUP. mempunyai kelebihan di lain sudut pandang dalam pekerjaan. Persepsi dan problem solving

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya perilaku agresif saat ini yang terjadi di Indonesia,

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. resiko (secara psikologis), over energy dan sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat

Definisi keluarga broken home menurut Gerungan (2009:199) adalah:

dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa kanak-kanak dewasa. Karena itulah bila masa kanak-kanak dan remaja rusak karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

Perpustakaan Unika L A M P I R A N 184

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Pendekatan komunikasi. diwujudkan kedalam beberapa bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

manusia yang memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hubungan interpersonal merupakan kebutuhan primer diri setiap individu, termasuk siswa yang dalam proses pengembangannya. Melalui hubungan interpersonal siswa akan dapat memahami dirinya sendiri orang lain, sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya. Hubungan interpersonal perlu dibentuk, dibina pada siswa sejak pada jenjang pendidikan sekolah dasar, termasuk pada siswa SDN 1 Luwoo Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 13 orang, serta guru kelas. Dari hasil wawancara siswa diperoleh data sebagai berikut : 4.1.1 Hasil Wawancara Siswa : 1. Apakah adik memiliki banyak teman? Pada umumnya memiliki banyak teman, berteman bila diperlukan ( w, 30-5-2012 ) 2. Apakah adik berteman juga dengan kakak kelas?

Sebagian menjawab YA sebagian menjawab TIDAK dengan alasan tidakperlu ( w, 30-5-2012 ) 3. Manfat apa yang adik petik dari berteman! Manfatnya yakni bisa saling menghargai, sebagian menjawab tidak tahu ( w, 30-5- 2012 ) 4. Apakah adik dalam berteman dituntut sesuatu oleh teman-teman adik? Sebagian menjawab YA, sebagian menjawab TIDAK ( w, 30-5-2012 ) 5. Apakah adik merasa senang dengan berteman atau menurut adik bagai mana? Pada umumnya menjawab senang, tetapi tidak dapat mengungkapkan alasan senang tersebut ( w, 30-5-2012 ) 6. Kesulitan apa yang adik hadapi pada saat berkomunikasi dengan teman! Sering teman-teman memiliki aturan sendiri Ketika tidak memenuhu aturan tersebut, tidak diikutkan pada kegiatan mereka. ( w, 30-5-2012 ) 7. Apakah adik memiliki kelompok teman bermain, kelompok belajar? Kalau kelompok bermain ada, untuk kelompok belajar tidak ada ( w, 30-5- 2012 ) 8. Bagaimana perasaan adik ketika bergabung dalam kelompok tersebut? Perasaan saya biasa-biasa saja karena kelompok belajar didominasi oleh teman yang pintar saja ( w, 30-5-2012 ) 9. Ketika adik diterima dalam kelompok bermain atau kelompok belajar, bagaimana perasaan adik?

Sebagian menjawab biasa-biasa saja, sebagian merasa sedih. Mereka beranggapan kelompok bermain dengan kelompok belajar merupakan hal yang biasa, tidak terlalu penting pada hasil belajar ( w, 30-5-2012 ) 10. Bagaimana perasaan adik ketika mengambil keputusan untuk tidak berteman? Pada umumnya menjawab biasa-biasa saja, sebab berteman bagi mereka bukan merupakan suatu kebutuhan ( w, 30-5-2012 ) 4.1.2 Hasil Wawancara Dengan Guru 1. Pada proses pembelajaran apakah ibu dapat mengamati hubungan interpersonal siswa? Pada proses pembelajaran kelompok, dimana terdapat beberapa sisiwi yang tidak mau bergabung menjadi kelompok, dan terdapat pula siswa yang tidak diterima dalam kelompok ( w, 31-5-2012 ) 2. Apaka terdapat kendala-kendala siswa dalam mengadakan hubungan interpersonal? Terdapat, yakni siswa yang berasal dari keluarga ( orang tua cerai ), broken home, pola asuh orang tua yang otoriter, lingkungan keluarga yang kurang kondusif ( w, 31-5-2012 ) 3. Upaya upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam meningkatkan hubungan interpersonal? Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan interpersonal? Memberikan motivasi terhadap hasil belajar sisiwa. Memberikan pujian.

Memberikan pendekatan terhadap siswa secara klasikal dan lebih penting lagi pendekatan individual, terutama pada siswa pendiam dan mudah tersinggung ( w, 31-5-2012 ) 4. Dapat bapak/ibu gambarkan/jelaskan siswa yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan yang kurang baik? Siswi yang memiliki hubungan interpersonal yang baik seperti mudah bergaul sesama teman, tidak membeda-bedakan teman. Siswa yang memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik seperti, nakal, mudah tersinggung/cepat marah, pendiam (w, 31-5- 2012) 5. Apakah hubungan interpersonal mempengaruhi hasil belajar siswa? Ya, dapat mempengaruhi, sebab siswi yang kurang memiliki hubungan interpersonal, kurang dapat berkomunikasi, memiliki pembendaharaan kata yang kurang sangat perpengaruh pada hasil belajar ( w, 31-5-2012 ) 4.2. Pembahasan Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal siswa. 4.2.1. Kesamaan Karasteristik Personal. Komunikasi merupakan hal yang penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Dari hasil wawancara diperoleh, pada dasarnya siswa dapat memiliki banyak teman, tetapi belum mengetahui dengan jelas manfaat ataupun tujuan berteman. Selain itu pula dikemukakan, dari interaksi dengan teman, terjadi juga diantara mereka memilih-milih teman bahkan ada juga yang tidak memiliki teman. Hubungan interpersonal akan diawali dengan proses berteman. Apabila hal ini terjadi, maka siswa akan dapat memahami diri sendiri dan dapat memahami orang lain.

Kesamaan karasteristik personal dapat terjadi apabila siswa saling memahami terhadap kebutuhan hubungan interpersonal. Coorle ( dalam Budyatma dan mutmainnah 2004:72 ) mengemukakan manusia tidak hanya menanggapi atau membuat persepsi tentang orang lain, tetapi juga mempersepsi dirinya sendiri. Setiap manusia subjek dan objek persepsi sekaligus. Apabila siswa mengalami karasteristik personal maka akan memiliki konsep diri yang positif seperti yang di jelaskan oleh Budyatma dam mutmainnah ( 2004:73 ). Orang yang memiliki konsep diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki keyakinan atau kemampuan mengenai berbagai masalah, bahkan ketika mengalami kegagalan. b. Merasa sama atau setara dengan orang lain. c. Menerima pujian tanpa rasa malu atau berpura-pura rendah diri dan menerima penghargaan tanpa rasa bersalah. d. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. e. Menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan keinginan dan perilaku yang seluruhnya di setujui orang lain. Selanjutnya Isjoni ( 2009:31 ) Menguraikan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sosial. Sebagai mahluk individu jelas akan selalu memikirkan dan mengutamakan egonya sendiri dalam memahami kebutuhanny. Perlu diketahui bahwa orang yang egois akan dibenci orang lain dan akan sulit menyesuaikan diri di lingkungannya. Sebagai mehluk sosial orang harus mau menjalin komunikasi dengan orang lain. Hubungan ini sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untu memenuhi fungsinya sebagai warga masyarakat. Siswa sebagai warga sekolah yang memiliki sifat kodrat diatas. Oleh karena itu, sering dijumpai ada anak yang egoistik, tidak mau bergabung dengan temannya dan ingin selalu

menang sendiri. Disisi lain ada anak yang begitu enerjik, terbuka atau bahkan segala aktifitasnya sebagian besar diabdikan untuk teman atau lingkungannya. Menyadari latar belakan siswa yang berbeda-beda yang sangat berpengaruh pada pembentukan hubungan interpersonal maka guru dalam proses pembelajaran perlumemahami kepribadian siswa. 4.2.2. Tekanan Emosional ( stress ) Soejanto ( 2005:89 ) menyatakan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar itu harus memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Pendidikan dasar akan menjiwai pendidikanpendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah SD adalah sekedar pengembangan dari apa yang dikuasai anak di SD tersebut. Hubungan interpersonal perlu dimiliki setiap siswa, karena melalui hubungan tersebut akan terjadi proses pembelajaran pada setiap diri siswa. Dari hasil wawancara yang lakukan pada umumnya siswa berteman bila lagi senang, kadang percaya pada teman sekelompok, serta kurang meaati aturan teman sekelompok. Tekanan emosional ( stress ) mempengaruhi hubungan interpersonal, dalam arti siswa yang berasal dari linkungan keluarga yang kurang kondusif akan berdampak kurang baik terhadap perilaku siswa sepertin menjadi pemalu, pendiam, dan pemarah. Guru sebagai pasilitator dan moderator disekolah, sebaiknya banyak membuat siswa memiliki peranan yang kurang, selalu berpikiran objektif pada teman-temannya. Ahmad dan Supriyono ( 2004:51 ) menyatakan bahwa pada dasarnya anak sudah memiliki kemampuankemampuan yang dapat dibantu dalam perkembangannya oleh guru disekolah antara lai; perkembangan sosial, perkembangan perasaan, perkembangan pikiran, serta perkembangan dalam mengambil keputusan.

Melalui hubungan interpersonal, membantu siswa dalam perkembangan sosial. Yusuf ( 2005:180 ) menjelaskan perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya ( peer group ) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Selanjutnya di jelaskan pula pada usia SD ini, anak mulai memiliki kosanggupan menyesuaikan diri sendiri ( egosentris ) kepada siswa yang kopooratif ( bekerjasama ) atau sosiosentris ( mau memperhatikan kepentingan orang lain ). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dia bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota sekelompok ( Geng ), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. 4.2.3. Harga Diri Yang Rendah Pada proses hubungan interpersonal, siswa dengan kelebihan dengan kekurangannya sering menunjukkan harga diri yang rendah. Dapat dijelskan, apabila siswa memiliki kelebihan dari teman-temannya, maka sering menganggap dirinya lebih dari segala aspek dibandingkan dengan teman lainnya disisi lain siswa yang memiliki harga diri yang rendah, pada darasnya selalu memisahkan diri dari teman-temannya. Harga diri yang rendah berhubungan dengan perkembangan emosi. Yusuf ( 2005:184 ) menjelaskan apabila kebaikan orang tua dlam mengespresikan emosi kurang stabil dan kurang kontrol, maka emosi anak cenderung kurang stabil seperti takut, cemburu, iri hati. Dari hasil wawancara yang diperoleh pada umumnya dampak dari harga diri yang rendah meliputi; merasa kurang memiliki kemampuan dalam berteman, kurang aktifitas dalam kegiatan kelompok, lebih banyak tidak terlibat dalam kelibatan kelompok.

Faktor-faktor yang disebut merupakan penghambat dalam hubungan interpersonal dan selanjutnya akan berdampak pada hasil belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf ( 2005:180 ) bahwa berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan sekelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok. Selanjutnya Suryobroto ( dalam Djumarah 2008:124 ) yang menyatakan bahwa pada siswa SD secara relatif, anak-anak lebih mudah didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri anak kelas-kelas tinggi di SD antara lain : a. Martealistik, ingin tahu, dan ingin belajar. b. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasayan untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang sudah ditetapkan, tetapi mereka membuat peraturan sendiri. Dari beberapa pendapat para akhli, pada prinsipnya siswa memiliki kemampuan dalam mengadakan hubungan interpersonal, tetapi siswa sebagai individu yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan keluarga maka faktor tersebut sangat mempengaruhi faktor internal dari siwa itu sendiri. Disamping faktor-faktor yang dikemukakan diatas, dari hasil wawancara peneliti dengan siswa diperoleh bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal siswa yang lainnya yaitu: kondisi fisik, lingkungan keluarga, ekonomi orang tua,serta pola asuh. Guru sebagai pendidik yang bertanggungjawab terhadap kelangsunagn pendidikan siswa, hendaknya secara rutin memberikan bimbingan, petunjuk melalui proses pembelajaran, bagaimana siswa dapat mengadakan hubungan interpersonal. Melalui tema-tema pembelajaran

yang sesuai dengan karakteriti siswa dapatdiberikan tugas-tugas yang memungkinkan siswa dapat mengadakan hubungan interpersonal.