PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III METODE PENELITIAN. = 82,5 83 orang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Ilomata dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGGUNA (SANTRI/WATI, USTADZ/AH, KARYAWAN) POSKESTREN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol. 2 No PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih tingginya Angka Kematian Bayi dan Anak yang merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB III METODE PENELITIAN

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. mandi, handuk, sisir haruslah dihindari (Depkes, 2002).

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam upaya menuju

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

6

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menjaga kebersihan diri merupakan salah satu upaya memelihara kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Kebersihan diri atau personal hygiene adalah upaya seseorang dalam rangka menjaga dan memelihara kebersihan dirinya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Laily (2012:2) bahwa kebersihan diri atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya Kesejahteraan fisik yang dimaksud ialah bahwa ia dapat terhindar dari resiko penyakit yang mungkin dapat ditimbulkan akibat mikroorganisme patogen. Kesejahteraan psikis yang dimaksud ialah bahwa seseorang dapat memenuhi kebutuhan akan rasa nyaman dan rasa percaya diri, sehingga ia dapat berinteraksi sosial yang lebih baik. Personal hygiene atau kebersihan diri yang dimaksud terdiri dari lima macam perawatan diantaranya, perawatan kulit; perawatan kaki, tangan, dan kuku; perawatan rongga mulut dan gigi; perawatan rambut; perawatan mata telinga dan hidung (Laily,2012:2). Kelima macam perawatan tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri, menciptakan keindahan, memelihara kebersihan diri, meningkatkan derajat kesehatan seseorang dan sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit. Apabila kelima macam perawatan tersebut dilakukan secara baik, maka individu yang bersangkutan akan merasakan manfaatnya, baik dari segi kesejahteraan fisik maupun psikisnya. Apabila perilaku personal hygiene seseorang baik, maka hal ini akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada orang tersebut. Sebaliknya apabila personal hygiene seseorang buruk, maka hal ini akan mempertinggi resiko mikroorganisme penyebab penyakit untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi pada jaringan tubuh orang tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat buruknya 1

2 personal hygiene seseorang diantaranya diare, karies pada gigi, gangguan intregitas kulit, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan pada kuku. Timbulnya penyakit infeksi seperti karies pada gigi, cacingan, dan diare merupakan salah satu indikasi buruknya personal hygiene yang dimiliki seseorang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adisti et al (2012:8) mengemukakan bahwa personal hygiene yang buruk terkait mencuci tangan, memotong dan membersihkan kuku serta penggunaan alas kaki merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan infeksi cacingan pada seseorang. Penelitian lain berkaitan dengan hubungan antara sanitasi dan personal hygiene dengan kejadian diare yang dilakukan oleh Devi (2012:11) menyatakan adanya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB dengan kejadian diare. Pendidikan terkait dengan personal hygiene pada umumnya pertama kali diperkenalkan kepada seseorang melalui keluarga. Pendidikan personal hygiene dalam keluarga penting diajarkan sejak dini, agar dapat menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan merupakan perilaku yang sifatnya menetap dan sulit dirubah, sehingga apabila perilaku personal hygiene yang baik telah dibiasakan sejak dini, maka individu yang bersangkutan akan memiliki personal hygiene yang baik selama hidupnya. Personal hygiene merupakan suatu usaha kesehatan yang menitikberatkan pada usaha perseorangan, maka pelaksanaan praktik personal hygiene perlu diketahui, dimengerti dan dilaksanakan oleh setiap individu. Mengingat bahwa bayi dan balita merupakan individu yang pasif, sehingga pelaksanaan praktik personal hygiene pada bayi dan balita merupakan tanggung jawab dan berada dalam pengawasan dari individu dewasa, khususnya orangtua. Ibu merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga karena ibu adalah individu yang paling dekat dan paling awal dipercaya oleh anak sehingga pemberian informasi terkait personal hygiene akan lebih efektif apabila disampaikan oleh ibu. Pembiasaan perilaku personal hygiene dapat diajarkan kepada balita dengan cara membiasakan ia untuk mencuci tangan dengan sabun

3 sebelum dan sesudah makan, menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur serta mandi dua kali sehari. Kelurahan Derwati berada di wilayah Kecamatan Rancasari dengan jumlah rukun warga sebanyak 13 RW. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, beberapa wilayah di Kelurahan Derwati merupakan daerah padat penduduk dan kerap kali mengalami banjir. Selain itu, Kelurahan Derwati merupakan Kelurahan yang memiliki angka prevalensi kesakitan diare yang cukup tinggi di kecamatan Rancasari yaitu sebesar 7% (prevalensi diare klinis nasional menurut Riskesdas 2007 sebesar 9,0%). Prevalensi Angka Kesakitan di UPT Puskesmas Cipamokolan periode Oktober-Desember 2011 ialah 5,20%. Berdasarkan data kunjungan di Puskesmas Derwati kota Bandung, selama bulan Juli sampai dengan bulan September 2013 terdapat sekitar 171 penderita diare yang setengah diantaranya merupakan bayi dan balita. Bayi (usia 0-12 bulan) penderita diare di Puskesmas Derwati berjumlah 25 orang dan balita (usia 13-60 bulan) penderita diare di Puskesmas Derwati berjumlah 61 orang. Berdasarkan uraian di atas penulis sebagai mahasiswa yang mempelajari Hygiene Sanitasi,tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan Pembiasaan Perilaku Personal Hygiene oleh Ibu kepada Balita (Usia 3-5 Tahun) di Kelurahan Derwati, Bandung. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Latar belakang dan alasan pemilihan masalah yang telah dikemukakan menjadi dasar untuk mendeskripsikan identifikasi masalah dalam penulisan skripsi yang penulis buat ini. Penelitian ini berkaitan dengan Pembiasaan Perilaku Personal Hygiene oleh Ibu kepada Balita (Usia 3-5 Tahun) di Kelurahan Derwati, Bandung. Identifikasi masalah penelitian ini diantaranya : a. Personal hygiene yang buruk dapat menjadi pintu masuk mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. b. Balita merupakan individu pasif yang belum dapat melakukan praktik personal hygiene-nya secara mandiri dan masih memerlukan bantuan dari orang lain.

4 c. Pelaksanaan praktik personal hygiene pada balita merupakan tanggung jawab dan berada dalam pengawasan dari orangtua terutama ibu. d. Perilaku personal hygiene perlu dibiasakan pada balita, agar ia memiliki kebiasaan perilaku personal hygiene yang baik hingga ia dewasa. 2. Perumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono 2011:35). Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Pembiasaan Perilaku Personal Hygiene oleh Ibu kepada Balita (Usia 3-5 Tahun) di Kelurahan Derwati?. Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dibatasi permasalahannya sebagai berikut: a. Bagaimana pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan kulit? b. Bagaimana pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan rambut? c. Bagaimana pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan kaki, tangan dan kuku? d. Bagaimana pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan rongga mulut dan gigi? e. Bagaimana pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan mata, telinga dan hidung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pembiasaan perilaku personal hygiene yang dilakukan oleh ibu kepada balita (usia 3-5 tahun) di Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari, Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus : Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mendapatkan gambaran tentang :

5 a. Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan kulit? b. Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan rambut? c. Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan kaki, tangan dan kuku? d. Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan rongga mulut dan gigi? e. Pembiasaan perilaku personal hygiene oleh ibu kepada balita terkait dengan perawatan mata, telinga dan hidung? D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti dan ibu yang memiliki balita di daerah Kelurahan Derwati. Penelitian ini diharapakan memberikan manfaat berupa saran dan informasi kepada: 1. Ibu Balita: dapat dijadikan bahan tambahan pengetahuan terkait pentingnya membiasakan personal hygiene kepada anak sejak dini. 2. Peneliti : diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti berkaitan bagaimana orangtua khususnya ibu melakukan pembiasaan perilaku personal hygiene kepada balita. E. Struktur Organisasi Skripsi Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan urutan penulisan dari setiap BAB sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian. BAB III Metode Penelitian, dikemukakan tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

6 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dikemukakan pengolahan atau analisis dan untuk menghasilkan temuan dan pembuatan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian.