Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN ULANG FASA GERAK TETRASIKIAN DALAM ANALISIS ANTIBIOTIKA PADA ALAT KHROMATOGRAFI CAIRAN KINERJA TINGGI RINGKASAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

SNI Standar Nasional Indonesia. Kopi bubuk. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

SNI Standar Nasional Indonesia

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Pupuk amonium sulfat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk super fosfat tunggal

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

Gambar 1. Alat kromatografi gas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

III. BAHAN DAN METODE

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

Pupuk kalium sulfat SNI

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Pupuk SP-36 SNI

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PERCOBAAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan ICS 67.050 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Prinsip... 1 4 Peralatan... 2 5 Pereaksi... 2 6 Penyiapan larutan baku pembanding tetrasiklin dan derivatnya... 3 7 Kondisi KCKT... 3 8 Prosedur... 3 9 Pembacaan larutan baku kerja (sebagai kalibrasi internal rutin)... 4 10 Pembacaan larutan blanko, spike dan contoh uji... 4 11 Perhitungan... 5 12 Pelaporan... 5 13 Keamanan dan Keselamatan Kerja... 5 Bibliografi... 6 i

Prakata Dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap komoditas yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode Uji yang dapat memenuhi jaminan tersebut. Standar ini merupakan revisi SNI 01-4494-1998 dan disusun oleh Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan. Standar ini dirumuskan melalui rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 4 Juni 2008 di Jakarta yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan yang terdiri dari wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi serta instansi terkait sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Berkaitan dengan penyusunan Standar Nasional Indonesia ini, maka aturan-aturan yang dijadikan dasar atau pedoman adalah: 1. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. 2. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 3. Undang-Undang No. 31Tahun 2004 tentang Perikanan. 4. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 5. Peraturan Menteri No. PER.01/MEN/2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. KEP. 06/MEN/2002 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan yang Masuk ke Wilayah Republik Indonesia. 7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No KEP. 01/MEN/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 21 Oktober 2008 sampai dengan 21 Januari 2009 dengan hasil akhir RASNI. ii

SNI 2354.11-2009 Cara uji kimia - Bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan cara uji tetrasiklin dan derivatnya pada daging ikan. 2 Istilah dan definisi 2.1 antibiotik senyawa kimia yang berasal dari jamur atau bakteri yang dapat membunuh mikroorganisme dan mengobati infeksi 2.2 metode analisa secara KCKT suatu teknik analisa kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi deferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase diam dan fase cair yang bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat terpisah berdasarkan perbedaan mobilitas karena perbedaan absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul dan muatan ion 2.3 spike contoh yang ditambah dengan senyawa baku dalam jumlah tertentu sebagai kontrol positif 2.4 tetrasiklin antibiotik yang diperoleh secara alami dari biakan bakteri Streptomyces aureofraciens untuk jenis klortetrasiklin-hidroklorida dan biakan bakteri Streptomyces rimosus untuk jenis oksitetrasiklin-hidroklorida atau diproduksi secara sintetik. Deklorinasi klortetrasiklin atau reduksi oksitetrasiklin menghasilkan tetrasiklin 2.5 waktu tambat atau Retention Time (RT) waktu yang diperlukan analit/senyawa selama tertahan dalam kolom sampai keluar sebagai puncak kromatogram dihitung dari waktu injeksi 3 Prinsip Contoh diekstraksi dengan larutan Na 2 EDTA - buffer McIlvaine, fraksi buffer dipisahkan dengan sentrifuga. Supernatan dielusikan pada Solid Phase Extraction (SPE) C18 yang sebelumnya telah di deaktivasi dengan larutan silylasi. Hasil elusi dipekatkan menggunakan rotary-vacum-evaporator hingga tersisa volume 2 ml sampai 5 ml. Hasil pemekatan ditambah 5 ml etanol dan dipindahkan ke tabung reaksi selanjutnya dikeringkan dengan gas nitrogen. Residu dilarutkan kembali dengan 1 ml fase gerak (Asetonitril: Asam oksalat 0,02 M : Metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 %). Analit dalam fase gerak diinjeksikan pada kromatograf yang dilengkapi dengan kolom phenyl (150 mm x 4,6 mm) dengan prekolom CN 4 µm (20 mm x 3,9 mm) dan detektor fotometri pada 355 nm dengan menggunakan fase gerak (Asetonitril: Asam oksalat 0,02 M : Metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 %). Respon KCKT berupa puncak-puncak kromatogram yang mempunyai waktu tambat (RT) 1 dari 6

yang spesifik. Identifikasi puncak dilakukan dengan membandingkan RT contoh terhadap RT baku pembanding. Luas (area) kromatogam sebanding dengan jumlah analit tersebut. 4 Peralatan a) food grinder; b) kolom phenyl (150 x 4,6) mm dengan prekolom CN 4 um ( 20 x 3,9 ) mm; c) membran-filter; d) mikropipet; e) nitrogen evaporator; f) peralatan gelas; g) rotary-vacuum-evaporator; h) sentrifuga; i) seperangkat alat KCKT yang dilengkapi dengan detektor fotometri; j) tabung sentrifuga; k) timbangan analitis; l) ultrasonic bath; m) vortex; n) vacuum manifold. 5 Pereaksi a) Na 2 EDTA-Buffer McIlvaine (Buffer pengekstrak), dibuat sebagai berikut: - timbang 28,41 g Na 2 HPO 4 p.a, larutkan dengan aquades menjadi 1 liter. - timbang 21,01 g asam sitrat p.a, larutkan dengan aquades menjadi 1 liter. - campurkan 625 ml larutan Na 2 HPO 4 (1) dengan 1 liter larutan asam sitrat (2), pastikan agar tercampur sempurna. - timbang 60,49 g Na 2 EDTA p.a, larutkan dengan campuran larutan (3), aduk agar larut sempurna. CATATAN: larutan (4) dibuat sehari sebelum digunakan dan disimpan pada suhu dingin (refrigerator). b) Solid Phase Extraction (SPE) C18 volume 6 ml, 500 mg; c) syringe filter PTFE 0,45 μm; d) metanol p.a; e) metanol pro KCKT; f) asetonitril pro KCKT; g) air pro KCKT (Water LC Grade = WLC); h) etanol p.a.; i) diklorometana p.a.; j) toluena p.a.; k) asam Oksalat 0,02 M; l) timbang 2,5214 g C 2 H 4 O 2.2H 2 O p.a., larutkan dengan air pro KCKT menjadi 1 liter m) larutan silylasi; n) campurkan 4 ml dimetildiklorosilane p.a. (DMCS) dengan 96 ml toluena. 2 dari 6

SNI 2354.11-2009 6 Penyiapan larutan baku pembanding tetrasiklin dan derivatnya Larutan baku pembanding tetrasiklin meliputi Oksitetrasiklin HCl (OTC), Tetrasiklin HCl (TC), dan Klortetrasiklin HCl (CTC). Larutan baku pembanding disiapkan dengan membuat larutan stock baku OTC, TC, CTC secara terpisah masing-masing 1000 μg/ml dengan cara sebagai berikut: a) timbang seksama 50 mg baku tetrasiklin (OTC, TC, CTC) dalam gelas piala kecil, tambahkan 2 ml metanol, aduk hingga homogen kemudian pindahkan ke dalam labu takar 50 ml, tepatkan dengan air pro KCKT sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku 1000 μg/ml (larutan stock). b) buat larutan baku 20 μg/ml dengan mengencerkan larutan stock. c) buat larutan baku kerja campuran (125 ng/ml; 250 ng/ml; 500 ng/ml; dan 750 ng/ml) dari baku 20 μg/ml dengan pelarut fase gerak. 7 Kondisi KCKT a) detektor : fotometri 355 nm. b) kolom : phenyl (150 mm x 4,6 mm). c) pre-kolom : CN 4 μm (20 mm x 3,9 mm). d) fase gerak : (asetonitril : asam oksalat 0,02 M : metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 % ) gradien menjadi fraksi volume 27 % : 60 % : 13 %). e) volume injek : 50 μl sampai 100 μl. f) laju alir : 1,5 ml/menit. 8 Prosedur 8.1 Ekstraksi a) siapkan tabung reaksi polypropilen bertutup kapasitas 50 ml. b) siapkan contoh yang terdiri dari blanko, spike dan contoh uji sesuai tabel 1: Contoh Tabel 1 - Persiapan blanko, spike dan contoh uji Berat contoh (g) Volume larutan baku (10 µg/ml) yang ditambahkan (µl) OTC TC CTC Blanko pereaksi - - - - Blanko contoh 5 - - - Spike 100 ng/g 5 50 50 50 Spike 150 ng/g 5 75 75 75 Contoh uji ke1...dst 5 - - - c) selanjutnya blanko, spike dan contoh uji yang sudah disiapkan ditambah pereaksi dan perlakukan sebagai berikut: 1. tambahkan 2 ml diklorometana. 2. kocok dengan vortex selama 1 menit. 3. tambahkan 20 ml buffer pengekstrak, kocok dengan vorteks selama 1 menit. 4. sentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Pisahkan supernatan dari endapannya dan tampung. 3 dari 6

5. ulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 2 kali terhadap endapan dan satukan supernatan dengan yang sebelumnya. 6. saring supernatan dengan kertas saring whatman No 1 tampung hasil penyaringan. 8.2 Pemurnian (Clean up) Lakukan pemurnian (clean-up) untuk masing-masing blanko, spike dan contoh uji: a) siapkan SPE C18 pada vacuum manifold. b) elusikan 1 ml DMCS 4 % ke dalam SPE. Biarkan mengalir secara gravitasi dan tunggu 5 menit. c) elusikan ke dalam SPE berturut-turut: - 5 ml metanol, biarkan terbuang. - 10 ml air pro KCKT, biarkan terbuang. - semua ekstrak contoh, biarkan terbuang. - 20 ml air pro KCKT, biarkan terbuang dan tunggu sampai kering. - elusikan analit yang tertahan dalam SPE dengan 30 ml metanol pro KCKT dan tampung dalam labu alas bulat. 8.3 Pemekatan a) evaporasi analit dengan rotary evaporator pada suhu 30 C hingga volume 2 ml sampai 5 ml. b) tambahkan 5 ml etanol ke dalam labu alas bulat. Pastikan semua larut. c) pindahkan ke dalam tabung reaksi. d) keringkan dengan gas Nitrogen sehingga terbentuk residu analit. e) larutkan residu analit dengan 1 ml fase gerak (asetonitril: asam oksalat 0,02 M: metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 % ). f) saring analit dengan syringe filter PTFE 0,45 μm. g) analit siap diinjeksikan ke alat KCKT. 9 Pembacaan larutan baku kerja (sebagai kalibrasi internal rutin) Baca larutan baku kerja yang sudah disiapkan pada alat KCKT hingga mendapatkan kurva baku dengan koefisien regresi 0,9. Apabila hasil pembacaan larutan baku kerja tersebut mendapatkan nilai koefisien regresi kurang dari 0,9 maka lakukan pengecekan terhadap kondisi alat dan larutan baku kerja. Jika nilai koefisien regresi telah mencapai lebih dari 0,9 maka kurva baku dengan persamaan Y = a + bx dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi analit dalam contoh. 10 Pembacaan larutan blanko, spike dan contoh uji Baca blanko, spike dan contoh yang didapat dari hasil pemekatan (8.3) dengan kondisi operasi alat yang sama pada saat kalibrasi rutin. 4 dari 6

SNI 2354.11-2009 11 Perhitungan Masukkan nilai masing-masing area contoh dari hasil pembacaan ke persamaan garis kurva baku. Y = a + bx Keterangan: Y adalah nilai area; a adalah intersep; b adalah slope; X adalah konsentrasi contoh yang didapat (ng/ml). Setelah didapat nilai X, kalikan dengan volume akhir dan dibagi dengan berat contoh. Konsentrasi tetrasiklin (ng/g) = X (ng/ml) Volume Berat contoh (g) akhir (ml) Perhitungan juga dapat menggunakan satu titik konsentrasi dari larutan baku sebagai berikut: Konsentrasi tetrasiklin (ng/g) = ( Area contoh Area blanko pereaksi) Konsentrasi tetrasiklin (ng ml) Volume ( Area larutan baku Area blanko baku) Berat contoh (g) 12 Pelaporan akhir (ml) Jika angka desimal kurang dari 5 (lima) maka pembulatan ke bawah, tetapi bila lebih dari 5 (lima) pembulatan keatas. CONTOH: 14,454 dibulatkan menjadi 14,45 14,466 dibulatkan menjadi 14,47 Jika angka ke tiga di belakang koma 5 (lima), dan angka kedua genap, maka angka 5 (lima) tersebut menjadi hilang tetapi bila angka kedua ganjil maka pembulatan keatas. CONTOH: 14,765 dibulatkan menjadi 14,76 14,475 dibulatkan menjadi 14,48 13 Keamanan dan Keselamatan Kerja Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja selama melakukan analisa maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa. b) gunakan jas laboratorium selama bekerja. 5 dari 6

Bibliografi Journal of Pharmaceutical and Biomedical. Vol 7 N0. 12, 1998. Determination of residues of tetracycline antibiotics in animal tissues by high-performance liquid chromatography, p.1829-1835. 6 dari 6