BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pernapasan - 2

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru. Paru adalah satu-satunya organ tubuh yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pernafasan Manusia

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan dasar pembuatan batik adalah lilin batik. Lilin batik ini akan

Cara Mengukur Kapasitas dan Volume Paru-Paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

REFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SPIROMETRI. Deddy Herman. Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FK UNAND

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POSISI TUBUH TERHADAP VOLUME STATIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan bakar bensin merupakan produk komersial dengan volume terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB V PEMBAHASAN. kelamin pria dipilih karena mayoritas populasi sampel di BBKPM adalah pria dan

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tes fungsi paru dilakukan untuk menilai kondisi paru seseorang. Tes fungsi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perokok pasif atau second hand smoke (SHS) istilah pada orang lain bukan

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kurnia Eka Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Analisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

Bab. Peta Konsep. Gambar 4.1 Orang sedang melakukan pernapasan. Pernapasan dada. terdiri dari. - Inspirasi - Ekspirasi. Mekanisme pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN MATERI. 1. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri. terjemahan bebas untuk konsep ini adalah siswa diminta untuk mencari dan

- - SISTEM PERNAFASAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN SPIROMETRI. Hj. Efy Afifah, SKp, M.Kes. Pengukuran obyektif paru menggunakan alat spirometer.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di

Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Perokok dan Bukan Perokok

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Paru Anatomi Paru. Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Polusi Udara 1. Definisi Polusi Udara Udara merupakan salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia untuk menjalankan kehidupanya. Udara berfungsi sebagai bahan pernapasan yang didalamnya terdapat O2 untuk bernapas manusia dan hewan, karbondioksida untuk fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet. Susunan (komposisi) udara secara normal adalah : Nitrogen (N2) 78,09%, Oksigen (O2) 21,94%, Argon (Ar) 0,93, Karbondioksida (CO2) 0,032% dan gas-gas lain seperti nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lainlain. Pencemaran udara adalah adanya perubahan komposisi (susunan) udara dari keadaan normalnya. Keberadaan benda-benda asing dalam udara dapat mempengaruhi kondisi sekitar seperti manusia, tumbuhan dan hewan (Wardhana, 2007). Secara singkat, polusi udara adalah tercampurnya substansi-substansi dalam udara yang berkelanjutan dengan jumlah tertentu dan berdampak pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan yang pada akhirnya mengganggu kemampuan bertahan hidup suatu lingkungan (Evans, 2011). 2. Komponen Pencemaran Udara Udara di daerah perkotaan memiliki tingkat polusi yang lebih tinggi dibandingkan pedesaan. Udara didaerah perkotaan cendenrung kotor karena disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan industri yang banyak memproses perubahan energi dan kondisi lalu-lintas yang padat (Terzano, 2010). Dari beberapa macam komponen pencemaran udara, maka yang paling banyak berpengaruh adalah komponen-komponen berikut: Karbon Monooksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Belerang Oksida (SO2), Hidro Karbon (HC), Partikel lain-lain. Komponen- 3

4 komponen berikut dapat mencemari udara secara sendiri-sendiri, atau dapat pula mencemari udara secara bersama-sama. Berikut adalah tabel perkiraan prosentasi komponen pencemaran udara dari sumber pencemar transportasi di Indonesia: Tabel 1. Perkiraan prosentasi komponen pencemar udara 3. Sumber Pencemaran Udara Komponen Pencemar Prosentase CO 70,50% Nox 8,89% Sox 0,88% HC 18,34% Partikel 1,33% Total 100% Sumber : Pencemaran dari transportasi di Indonesia Sumber pencemaran udara di indonesia masih terus diteliti. Namun demikian apabila dilihat prosentase komponen pencemaran udara dari sumber pencemaran transportasi, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Sumber pencemaran udara Sumber Jumlah komponen pencemar, juta ton/tahun Pencemaran CO NOx SOx HC Part Total Transportasi 63,8 8,1 0,8 16,6 1,2 90,5 Industri 9,7 0,2 7,3 4,6 7,5 29,3 Pembuangan 7,8 0,6 0,1 1,6 1,1 11,2 Sampah Pembakaran 1,9 10,0 24,4 0,7 8,9 45,9 Stationer Lain-lain 16,9 1,7 0,6 8,5 9,6 37,3 Sumber : Pencemaran udara di AS tahun 1968 Kegiatan Industri merupakan salah satu sumber polusi yang besar dan signifikan terhadap udara khususnya pada wilayah industri itu dan sekitarnya (Prayudi, 2005). Perkiraan prosentase tersebut diatas dengan anggapan bahwa gas buangan dari hasil pembakaran yang keluar dari knalpot kendaraan transportasi telah memenuhi persyaratan teknis pembakaran yang benar. (Wardhana, 2007).

5 4. Parameter Pencemaran Udara Penentuan ada atau tidaknya pencemaran udara pada suatu tempat dapat di identifikasi berdasarkan baku mutu udara ( air quality standards ). Berikut adalah parameter pencemaran udara menurut WHO (Arifin, 2009) Tabel 3. Udara bersih dan udara tercemar menurut WHO Parameter Udara Bersih Udara Tercemar Bahan partikel 0,01 0,02 mg/m3 0,07 0,7 mg/m3 SO2 0,003 0,02 ppm 0,02 2 ppm CO < 1 ppm 5 200 ppm NO2 0,003 0,02 ppm 0,02 0,1 ppm CO2 310 330 ppm 350 0,1 ppm HC < 1 ppm 1 20 ppm Sumber : H.J. Mukono, 1997 5. Dampak Pencemaraan Udara Dampak pencemaraan udara tidak hanya berimbas pada lingkunagan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh pula terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia. Pencemaran udara dapat menimbulkan penyakit-penyakit berat seperti kanker (Pope, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian oleh pencemaran udara mencapai angka 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengejutkan karena cukup tinggi seperti kematian akibat penyakit jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya. Pada tahun 2000-an kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka 57.000 orang per tahunya. Selama 20 tahun angka tersebut meningkat 14% atau sekitar 0,7% per tahunya (Wardhana, 2007). Secara khusus, polusi udara dan rokok meningkatkan resiko kanker paru sangat signifikan (Turner, 2011). 6. Dampak Pencemaran Udara lainya Selain bebrapa dampak diatas, dampak lain akibat pencemaran udara adalah kebisingan, pemakaian insektisida, masalah kerusakan ozon dan efek rumah kaca (Wardhana, 2007).

6 B. Sistem Respirasi 1. Definisi Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Sherwood, 2011). Klasifikasi: 2. Berdasarkan anatomi Saluran nafas bagian atas, meliputi rongga hidung, faring,laring, trachea, bronchi, bronchioli, alveoli. Saluran nafas terbagi atas 2 area anatomis, yaitu: a. Area konduksi: Sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamankan udara dengan suhu tubuh. b. Area respirasi: Mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, terdapat proses pertukaran udara dengan darah. 3. Berdasarkan fisiologi Fungsi paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Oksigen menembus membran alveolikaviler dan diambil oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen saturasi oksigen. Secara singkat ada empat proses yang terjadi pada pernapasan pulmoner: a. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. b. Arus darah melalui paru paru.

7 c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh. d. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. Pada pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah kaya akan oksigen di ikat oleh hemoglobin (oksihemoglobin) dan megintari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler. Sel jaringan mengambil oksigen dari hemoglobin untuk metabolisme sel, dan menghasilkan karbon dioksida sebagai sisa metabolisme (Irianto, 2006). Untuk menjaga agar sistem respirasi tetap berjalan optimal, maka diperlukan adanya suatu sistem pertahanan terhadap benda asing yang dapat mengganggu jalanya proses diatas. Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan (Guyton 2007). a. Arsitektur saluran nafas; bentuk, struktur, dan caliber saluran nafas yang berbeda-beda merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup, mulai dari hidung, nasofaring, laring, serta percabangan trakeobronkial. Iritasi mekanik atau kimiawi merangsang reseptor disaluran nafas, sehingga terjadi bronkokonstriksi serta bersin atau batuk yang mampu mengurangi penetrasi debu dan gas toksik kedalam saluran nafas b. Lapisan cairan serta silia yang melapisi saluran nafas, yang mampu menangkap partikel debu dan mengeluarkannya. c. Mekanisme pertahanan spesifik, yaitu sistem imunitas di paru yang berperan terhadap partikel-partikel biokimiawi yang tertumpuk di saluran nafas 4. Volume dan Kapasitas Paru a. Volume statis paru-paru (Sherwood, 2009) 1) Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernapas pada saat istirahat. Volume tidal normalnya adalah 350-400 ml.

8 2) Volume residu (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah menghembuskan napas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai normalnya adalah 1200 ml. 3) Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat di ekspirasi setelah inspirasi secara maksimal. VC = VT + IRV + ERV (seharusnya 80% TLC) Besarnya adalah 4800 ml. 4) Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC = VT + IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml. 5) Kapasitas residu fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru setelah ekspirasi volume tidal normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400 ml. 6) Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRV. Nilai normalnya sekitar 3600 ml. 7) Volume cadangan inspirasi (IRV) = jumlah udara yang dapat diinspirasi secara paksa sesudah inspirasi volume tidal normal. 8) Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi volume tidal normal. b. Volume dinamis paru-paru 1) Force Volume I second (FEV1) atau volume ekspirasi paksa detik pertama adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan sebanyak - banyaknya dalam 1 detik pertama pada waktu ekspirasimaksimal setelah inspirasi maksimal. 2) Maximal Voluntary Ventilation (MVV) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara maksimal dalam 2 menit dengan bernapas cepat dan dalam secara maksimal. 5. Faktor yang mempengaruhi Faal Paru Berbagai faktor normal yang ikut mempengaruhi dan menentukan besarnya parameter ventilasi paru individu normal telah diketahui, antara lain: 1) umur, 2) jenis kelamin, 3) tinggi badan, 4) berat badan

9 terutama tingkat kegemukan seseorang, 5) tinggi tempat pengukuran faal paru diatas permukaan laut (barometer), 6) suhu badan individu saat pemeriksaan, 7) kelembaban udara, 8) olahraga, 9) posisi tubuh saat pemeriksaan dan sebagainya (Hansen, 2011). Kapasitas vital laki-laki lebih besar daripada kapasitas vital wanita. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis (Guyton, 2007). Selain itu, berdasarkan pada tinggi badan seseorang dapat ditaksir besar kapasitas vitalnya. Orang yang semakin tinggi cenderung mempunyai kapasitas vital paru yang lebih besar dari orang yang tinggi badanya rendah. Pada pria kapasitas vital prediksi = (27,63-0,112 U) TB, sementara pada wanita kapasitas vital prediksi = (21,78-0,101 U) TB. U merupakan umur dalam tahun dan TB adalah tinggi badan dalam cm (Guyton, 2007). Olahraga merupakan kegiatan yang menyebabkan perubahan besar dalam sistem sirkulasi dan pernafasan. Kedua hal tersebut berlangsung bersamaan dan terpadu sebagai bagian dari respons homeostatik. Pada penelitian yang dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu olahragawan dan non olahragawan menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai kapasitas vital paksa (KVP) dan volume ekspirasi paksa satu detik pertama (FEV-1) (Darmayasa, 2013). Selain faktor fisiologis tersebut, fungsi atau parameter ventilasi paru juga dapat dipengaruhi oleh konsumsi rokok dan penyakit atau kondisi kesehatan. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernafasan dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan faal paru dan dapat meningkatkan resiko kelainan penyakit kardiovaskuler (Lee, 2010). Penurunan volume ekspirasi paksa petahun adalah 28,721 ml untuk non perokok, 38,4 ml untuk bekas perokok dan 41,7 ml untuk perokok aktif. Pengaruh asap

10 rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu yang hanya sekitar sepertiga dari pengaruh buruk rokok. 6. Pemeriksaan Fungsi Paru Salah satu metode pemeriksaan fungsi paru yang dapat menentukan derajat kelainan paru seperti obstruksi adalah spirometri. Spirometri mengukur volume udara yang dihirup dan dikeluarkan (Sherwood, 2011). Spirometri digunakan untuk mengevaluasi perjalanan kelainan paru dari waktu-kewaktu. Selain itu, spirometri juga dapat digunakan sebagai alat survey epidemiologi. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai penyakit saluran pernapasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok. Spirometri merekam secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Spirometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempelajari ventilasi paru dengan cara mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru. Spirometer terdiri dari sebuah drum terbalik berisi udara atau oksigen yang diletakkan diatas air kemudian drum tersebut diimbangi pleh suatu beban. Di dalam drum tersebut terhubung dengan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruangan gas, apabila kita bernapas melalui mouthpiece maka drum tersebut akan naik turun senada dengan nafas kita, kemudian dilakukan perekaman yang sesuai dengan napas kita pada gulungan kertas (Guyton, 2007). Indikasi dari pemeriksaan fungsi paru dengan spirometer antara lain: a. Pemeriksaan kesehatan berkala b. Kelainan paru obstruktif c. Kelainan paru restriktif d. Follow up penyakit e. Pemeriksaan pada perokok f. Mengevaluasi adanya disabilitas g. Evaluasi prabedah

11 h. Pemeriksaan pada penyakit paru kerja i. Mengevaluasi respon saluran pernapasan terhadap bronkodilator dan kortikosteroid (Djojodibroto, 2009). 7. Kapasitas Vital Paksa KVP (Kapasitas Vital Paksa) merupakan volume udara maksimum yang dapat dihembuskan secara paksa/kapasitas vital paksa yang umumnya dicapai dalam 3 detik, normalnya 4 liter dan FEV1 (Forced Expired Volume in one second) merupakan volume udara yang dapat dihembuskan paksa pada satu detik pertama normalnya 3,2 liter adalah parameter dalam menentukan fungsi paru (Price, 2006). Penilaian tingkat KVP yang didapatkan dari instrumen ini adalah (Price, 2006): a) 70% : Normal b) 60-69% : Obstruksi ringan c) 51-59 : Obstruksi sedang d) 50% : Obstruksi berat C. Hubungan Polusi dengan Nilai KVP Paparan polusi yang dianggap mengganggu adalah debu-debu yang terkait deangan pekerjaan (occupational dusts) dan bahan-bahan kimia. Debu-debu Hubungan antara polusi dengan nilai KVP dapat terlihat dari berubahnya struktur saluran paru yaitu penyempitan saluran napas (obstruksi). Epitel saluran nafas yang dibentuk oleh sel skuamous akan mengalami metaplasia, sel-sel silia mengalami atropi dan kelenjar mukus menjadi hipertropi. Proses ini akan direspon dengan terjadinya remodelling saluran nafas tersebut, hanya saja proses remodelling ini justru akan merangsang dan mempertahankan inflamasi yang terjadi dimana T CD8 dan limfosit B menginfiltrasi lesi tersebut. Saluran nafas yang kecil akan memberikan beragam lesi penyempitan pada saluran nafasnya, termasuk hiperplasia sel goblet, infiltrasi sel-sel radang pada mukosa dan submukosa, peningkatan otot polos. Penyempitan saluran nafas ini juga akan berdampak pada penurunan nilai KVP seseorang. Pada orang-orang normal, KVP dan KV

12 tidak berbeda secara mencolok, pada tipe-tipe obstruksi saluran pernapasan tertentu seperti akibat paparan polusi, KVP dapat jauh lebih kecil daripada KV akibat kolapsnya saluran-saluran pernapasan kecil selama ekspirasi paksa. Fenomena ini dikenal sebagai pemerangkapan udara (air trapping) (Sherwood, 2011). Pada penyakit saluran napas obstruktif, biasanya pasien cenderung lebih sulit melakukan ekspirasi daripada inspirasi karena terjadi peningkatan kecenderungan menutupnya saluran napas akibat tekanan ekstra positif dalam dada selama ekspirasi. Sebaliknya, tekanan ekstra negatif pada pleura yang terjadi saat inspirasi akan membuka saluran napas bersamaan dengan mengembangnya alveoli sehingga udara akan lebih mudah masuk ke paruparu namun akan terperangkap dalam paru. Maka dari itu, pada orang yang menderita penyakit paru obstruktif kecepatan aliran ekspirasi maksimum menjadi sangat berkurang karena saluran napas lebih mudah kolaps dari pada saluran yang masih normal (Guyton, 2007).

13 D. Kerangka Konsep POLUSI UDARA CO Debu HC SOx Inhalasi Peningkatan HbCO Inflamasi Saluran Nafas Gangguan difusi Oksigen dan Karbon dioksida Keterangan: Udem Obstruksi dan Restriksis : Diteliti : Tidak diteliti 1. Berat badan 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Aktifitas 5. Riwayat penyakit Gangguan fungsi paru KVP Abnormal Gambar 1. Kerangka Konsep

14 G. Hipotesis Nilai KVP pada laki-laki pekerja kantoran lebih tinggi daripada pekerja yang terpapar polusi.