BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, KEBUTUHAN PRESTASI, KEBUTUHAN AFILIASI, DAN KEBUTUHAN KEKUASAAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. EZYLOAD NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, karena ditentukan oleh motivasi atau dorongan untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dipenuhi melalui bantuan orang lain. mudah diperoleh apabila manusia masuk dalam organisasi.

PENGARUH ANTARA PENGAWASAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG KIDUL

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. (PAD). Hampir semua dana dari APBD yang digunakan untuk membiayai

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, disebutkan bahwa negara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

BAB II KAJIAN TEORI. pengawasan (control) sebagai berikut : control is the process by which an executive

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN. (Studi Kasus Pada PT Macanan Jaya Cemerlang di Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan:

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

LANDASAN TEORI. Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia secara

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk terus melakukan revisi ulang atas aktivitas yang dilakukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENEGAKAN HUKUM DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BATANG T E S I S

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten atau Kota di seluruh Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. banyak menjadi permasalahan di indonesiaterutama di kota-kota besar yang padat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANK JATIM SURABAYA SKRIPSI

dan tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian yang akan dilakukan. organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN TATALAKSANA PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi manusia selalu berkelompok dengan sesamanya karena manusia tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhannya. Sebagian besar kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi melalui bantuan orang lain. Rasio manusia mengatakan bahwa bantuan orang lain akan lebih mudah diperoleh apabila manusia masuk dalam organisasi. Seseorang bergabung ke dalam organisasi masyarakat itu biasanya didasarkan atas beberapa kepentingan, seperti : kepentingan ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya. Sementara bagi organisasi sendiri dalam usaha mencapai tujuannya sangat membutuhkan peran serta manusia yang menjadi anggota organisasi itu. Kegiatan organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya keterlibatan unsur manusia yang ada di dalamnya. Sejalan dengan pentingnya sumber tenaga manusia dalam organisasi. Siagian (2003 : 14) berpendapat bahwa manusia merupakan unsur yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya dan dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi itu. Sebagaimana organisasi pemerintahan yang lain, Pemerintan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen inipun juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tercapainya tujuan organisasi tidak hanya bergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada 1

manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pegawai yang berkualitas, adalah pegawai yang melaksanakan pekerjaannya dan mampu memberikan hasil kerja yang baik atau mempunyai prestasi kerja yang tinggi yang dibutuhkan oleh lembaga pemerintahan untuk mencapai tujuan dan program pembangunan. Karena pada dasarnya keberhasilan organisasi secara keseluruhan adalah kontribusi dari hasil kerja pegawainya. Tingginya hasil kerja pegawai juga adalah kinerja yang dicapai oleh pegawai itu pada tingkat tertentu. Kinerja pegawai bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya motivasi dan disiplin yang ditegakkan. Karena kinerja akan dapat dicapai apabila didahului dengan perbuatan yakni melaksanakan tugas yang dibebankan. Di samping itu kinerja yang tinggi juga dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja, karena kinerja yang dimiliki oleh seorang pekerja baru merupakan suatu potensi belum menunjukkan adanya perilaku kerja sehingga belum dapat menjamin tercapainya tingkat prestasi kerja yang tinggi. Setiap pegawai belum tentu bersedia mengerahkan kinerja yang dimilikinya secara optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang mau menggunakan seluruh kinerjanya untuk bekerja. Pemberian motivasi yang tepat akan mendorong karyawan untuk berbuat semaksimal mungkin melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi (Siagian, 2003: 287). Thoha (1993: 247) mengatakan Motivasi merupakan pendorong agar seseorang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Jadi motivasi dapat sebagai pendorong agar seseorang mau menggunakan seluruh 2

kemampuannya untuk bekerja. Seorang pegawai akan mau mengerahkan segenap kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan, bilamana dengan melaksanakan pekerjaan tersebut pegawai dapat memenuhi kebutuhannya. Karena itu pemenuhan kebutuhan merupakan hal yang dapat mendorong pegawai untuk melaksanakan tugas yang dibebankan. Motivasi saja belum cukup menjamin bahwa seseorang pegawai dapat mencapai tingkat kinerja secara optimal. Masih diperlukan disiplin kerja yang diciptakan untuk pegawai, agar secara konsisten menjalankan tugas-tugas sesuai kadar tanggungjawabnya. Disiplin kerja dibutuhkan untuk menjaga agar tingkat kinerja pegawai meningkat, bukan justru malah merosot. Hal ini dipengaruhi sepenuhnya memalui sistem kepemimpinan yang diterapkan dalam lembaga tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada suatu lembaga atau organisasi. Bila suatu lembaga pemerintahan menghendaki kinerja dari pegawainya, mau tidak mau lembaga pemerintahan itu harus memberi perhatian pada masalah kinerja dan motivasi kerja pegawainya, namun juga harus memperhatikan penerapan disiplin kerja yang tinggi, serta dalam suatu pengawasan kepemimpinan yang dapat menciptakan konduktivitas bagi iklim kerja pada lembaga tersebut. Dengan demikian maka kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja yang diciptakan akan dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada suatu lembaga pemerintahan apabila dapat didayagunakan secara optimal. 3

Masalahnya terletak pada bagaimana lembaga pemerintahan itu dapat mendayagunakan aparaturnya dengan memperhatikan aspek kepemimpinan, motivasi dan disiplin bagi pegawainya, sehingga diperoleh suatu kondisi yang menggambarkan kinerja pegawai lembaga pemerintahan tersebut. Pendayagunaan aparatur pemerintahan sebagaimana disebutkan di atas itu, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendukung administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Berbagai upaya telah banyak dilakukan, antara lain menciptakan iklim usaha dengan memberikan dukungan terhadap peraturaan perundangundangan, termasuk penyederhanaan prosedur, dan kemudahan-kemudahan sistem kelembagaan, pendidikan dan latihan jabatan penjejangan, jabatan fungsional, pengawasan melekat dan sebagainya. Walaupun sudah demikian banyak upaya yang akan dilakukan, namun dari laporan-laporan pengawasan, dapat diambil kesan, bahwaa masih banyak terjadi berbagai penyelewengan dan pelanggaran, serta ketidakdisiplinan aparatur pemerintah yang dapat menimbulkan banyak kerugian dan pemborosan, baik moral maupun materiil. Berpijak dari kenyataan tersebut, timbul suatu pertanyaan apakah masih ada alternatif lain yang mampu membuka jalan untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah. Salah satu alternatif jawaban pertanyaan tersebut adalah melalui pintu perubahan sikap dan perilaku sumberdaya manusia dan juga aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pekerjaan. 4

Pembangunan aparatur pemerintah diarahkan pada peningkatan kualitas, efisiensi dan efektivitas seluruh tatanan administrasi pemerintah, termasuk peningkatan kemampuan dan disiplin, pengabdian, keteladanan dan kesejahteraan aparatur, sehingga secara keseluruhan makin mampu melaksanakan tugas pemerintah dan juga pembangunan dengan sebaikbaiknya, khususnya dalam melayani, mengayomi serta menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, serta tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi masyarakat. Pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur pemerintah, baik kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaiannya perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Penertiban aparatur pemerintah perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan terutama dalam menegakkan disiplin aparatur pemerintah serta dalam menanggulangi penyalahgunaan wewenang dan berbagai bentuk suatu penyelewengan lainnya, yang merugikan dan menghambat pelaksanaan pembangunan serta merusak citra dan kewibawaan aparatur pemerintah, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kebocoran serta pemborosan kekayaan dan keuangan negara. Dari uraian di atas, nampak betapa pentingnya menaruh perhatian yang lebih serius terhadap pegawai, agar dapat mewujudkan aparatur pemerintah yang efektif, efisien, bersih dan profesional serta dengan hasil yang produktif. Untuk itulah, kiranya perlu merumuskan secara rinci dan terpadu usahausaha yang harus dilakukan untuk melaksanakan pembinaan aparatur pemerintah, melalui penerapan aspek kepemimpinan, motivasi dan disiplin 5

terhadap pegawai di lingkungan pemerintahan suatu wilayah yang diharapkan akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada lingkungan pemerintahan tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang penelitian yang telah diuraiakan di atas, pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah variabel kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja kerja aparatur pemerintah secara bersama-sama di lingkungan Pemerintah Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? b. Diantara variabel kepemimpinan, motivasi dan disiplin, variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di lingkungan Pemerintahan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? C. Tujuan Penelitian a. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh antara kepemimpinan, motivasi dan disiplin terhadap kinerja kerja pegawai secara kolektif maupun secara sendiri-sendiri di lingkungan Pemerintah Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. b. Untuk menyatakan pilihan pada variabel yang paling dominan diantara variabel kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja pegawai terhadap peningkatan kinerja aparatur pemerintah di lingkungan Pemerintah Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. 6

D. Manfaat Hasil Penelitian a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, maka penelitian topik pembahasan tentang kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja yang dikaitkan dengan kinerja pegawai, secara teoritis akan memberikan gambaran yang lebih kongkrit dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia. b. Bagi kepentingan kedinasan, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan input dan penegakan disiplin kerja yang relatif tepat pada organisasi pemerintahan dalam upaya meningkatan kinerja pegawai. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dengan susunan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan mengenaikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan landasan teori tentang kepemimpinan, kepemimpinan, ciri-ciri kepemimpinan, kepemimpinan dalam organisasi pemerintahan, motivasi, disiplin kerja, faktor-faktor kinerja, pngukuran kinerja, dan tinjauan hasil penelitian terdahulu serta hipotesis penelitian. 7

BAB III METODE PENELITIAN Bagian dari bab ini memaparkan populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual, definisi operasional, metode pengumpulan data, operasional variabel, pengukuran data, dan analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan karakteristik responden, analisis data, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Pada bab penutup menjabarkan mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan rekomendasi. 8