BAB II KAJIAN TEORI. pengawasan (control) sebagai berikut : control is the process by which an executive

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. pengawasan (control) sebagai berikut : control is the process by which an executive"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Pengawasan Secara konseptual dan filosofis, pentingnya pengawasan berangkat dari kenyataan bahwa manusia sebagai penyelenggara operasional organisasi merupakan mahluk yang tidak sempurna. Secara internal, manusia memiliki keterbatasan, baik dalam hal interpretasi makna suatu rencana, kemampuan, pengetahuan maupun keterampilan. Artinya, dengan itikad yang paling baik, dedikasi dan loyalitas yang tinggi dan pengerahan kemampuan mental dan fisik sekalipun, penyelenggara kegiatan dan operasioal dapat saja melakukan kesalahan. Dalam konteks demikian, pengawasan mutlak diperlukan. Sebagaimana Winardi (2000:165) mengemukakan bahwa Pengawasan akan menentukan kemajuan bagaimana telah dicapai dalam hal menuju ke arah sasaran-sasaran. Farland (dalam Simbolon, 2004:61), memberikan batasan mengenai pengawasan (control) sebagai berikut : control is the process by which an executive gets the performance of his subordinate to correspond as closely as possible to chosen plans, orders objective, or policy. Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan). Pengawasan harus berpedoman pada beberapa hal, yakni rencana (planning) yang telah ditentukan; perintah (orders) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance); tujuan serta kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam kaitan ini, Winardi (1982:19), juga mengemukankan bahwa pengawasan (controling) 8

2 2 mengusahakan agar aktivitas-aktivitas sesuatu perusahaan tetap berada dalam saluran-saluran yang tepat. Siagian (2004:258), mengemukakan bahwa pengawasan sebagai keseuruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa pendapat tersebut mendukung makna bahwa pengawasan diselenggarakan dalam waktu operasional sedang berlangsung, yang berarti bahwa orientasi waktu pengawasan adalah sekarang, sasaran pengawasan terbatas pada aspek keterkaitan dengan rencana. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah upaya sistematis (terutama oleh pimpinan) untuk meminimalisasi berbagai penyimpangan atas rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan baik yang dikakukan secara langsung maupun tak langsung memungkinkan pimpinan untuk sekaligus melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai. Control secara harfiah dapat diartikan Pengawasan atau sekarang banyak yang menyebutkannya dengan istilah Pengendalian. Fungsi controlling ini meliputi juga penelitian, mengawasi berjalan dan dilaksanakannya rencana, memberikan pandangan berdasarkan standar yang ditentukan. Menurut Mochtar Effendy (2000: ) bahwa control adalah : 2

3 3 Seluruh kegiatan mulai dari penelitian serta pengamatan yang teliti terhadap berjalannya rencana dengan menggunakan rencana yang ada serta standar yang ditentukan serta memberikan dan mengoreksi penyimpangan rencana dan standar serta penilaian terhadap hasil pekerjaan yang diperbandingkan dengan masukan yang ada dengan pengeluaran yang dihasilkan. Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara serta peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan serta pengawasan sendiri dapat bersifat positif atau negatif. Hakikat pengawasan adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugastugas organisasi. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif, sedangkan pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak lagi terjadi atau terulang kembali. Jika kita teliti menurut prosesnya maka control itu terdiri dari kegiatan sebagai berikut : 1. Menentukan standar sebagai ukuran untuk pengawasan 2. Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasi berdasarkan rencana yang ditentukan 3. Penafsiran dan pembandingan hasil yang ada dengan standar yang diminta

4 4 4. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan 5. Pembandingan hasil akhir dengan masukan (input) yang telah terjadi. Dalam melaksanakan proses pengawasan kita harus menentukan standar yang menjadi ukuran dan pola yang akan dilaksanakan, standar itu harus jelas, logis, wajar, tidak muluk, objektif, dapat dikerjakan dengan keadaan objektif serta input yang tersedia. Dapatlah dipahami bahwa setiap pemimpim berkeinginan untuk memiliki sistem pengendalian yang memadai dan efektif guna membantu untuk mendapatkan kepastian, bahwa kegiatan yang dijalankan dalam organisasi itu berjalan sesuai dengan rencana. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan maka pengawasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Pengawasan harus disesuaikan dengan perencanaan. 2. Harus sesuai dan cocok dengan individu manajer dan kepribadiaannya. 3. Harus dapat menunjukan pengecualian (penyimpangan) pada titik-titik yang kritis. 4. Harus bersifat objektif. 4. Harus mudah disesuaikan. 5. Harus cocok dengan suasana organisasi. 6. Harus murah dan ekonomis. 7. Harus dapat menghasilkan diambilnya tindakan korektif.(koontz, dkk, 1993: 209) 4

5 5 Dalam menjalankan proses pengawasan ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh sesorang yang melakukan kegiatan pengawasan diantara hal-hal tersebut adalah menyangkut masalah tipe-tipe pengawasan. Pengawasan pendahuluan sering disebut Steering Controls yaitu pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpanganpenyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum sesuatu tahap kegiatan tertentu dilaksanakan. Pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum sesuatu masalah terjadi. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan sering disebut Sceening Control. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu proses harus disetujui dulu sebelum melanjutkan kegiatan yang lain. Pengawasan umpan balik dikenal dengan istilah Pastaction Controls yaitu mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Pengawasan ini bersifat histories, pengukuran dilakukan setelah kegiatan terjadi. Dalam lingkungan aparatur Pemerintah, sesuai dengan Instruksi Presiden No.15 Tahun 1983, pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Adapun sasarannya adalah: a. Agar pelaksanaan tugas umum pemerintah dilakukan secara tertib berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta berdasarkan sendi-

6 6 sendi kewajaran penyelenggaraaan pemerintahan agar tercapai daya guna, hasil guna dan tepat guna yang sebaik-bainya. b. Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai dengan rencana dan program pemerintah serta peraturan perundangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran yang ditetapkan. c. Agar hasil-hasil pembangunan dapat dinilai seberapa jauh tercapai untuk memberi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan dan saran terhadap kebijaksanaan, perencanaan, pembina dan pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan. d. Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang dan perlengkapan milik negara, sehingga dapat terbina aparatur yang tertib, bersih, berwibawa, berhasil guna dan berdaya guna. Menurut Lembaga Administrasi Negara dalam merancang sistem pengawasan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan Sifat dan kebutuhan Kegiatan Sistim pengawasan harus mencerminkan atau harus sesuai dengan sifat pekerjaan yang diawasi. Pengawasan terhadap proyek fisik, misalnya tidak dapat disamakan dengan pengawasan terhadap proyek sosial. b. Menghasilkan Umpan Balik Sistem pengawasan harus memungkinkan adanya umpan balik, yaitu informasi untuk keperluan tindak lanjut. 6

7 7 c. Efisiensi dan Efektifitas Sistem pengawasan harus secara mudah, cepat dan tepat memberikan gambaran tentang keseluruhan kegiatan tujuan dan pelaksanaan rencana. Untuk itu perlu pemilihan titik strateginya. d. Ekonomis Nilai hasil (output) pengawasan haruslah seimbang dengan biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan untuk melaksanakan pengawasan itu. Bagaiamanapun pengawasan merupakan cost item juga. e. Fleksibilitas Sistem pengawasan hendaknya mudah dilaksanakan dan apabila perlu dapat disesuaikan dengan perkembangan keadaan. f. Keseuaian dengan Pola Organiasasi Sistem pengawasan hendaknya sejalan dengan pola-pola organisasi yang ada; misalnya perlu memperhatikan sistem pendelegasian wewenang, pembagian tugas dan sebagainya. g. Dapat Dipahami dengan Mudah Sistem pengawasan harus mudah dipahami oleh mereka ysng menggunakan, yaitu pengawas dan yang diawasi maupun pimpinan yang akan menggunakan pengawasan untuk pengambilan keputusan. h. Menjamin Tindakan Korektif Pengawasan harus bermanfaat, yang berarti bahwa sistem pengawasan harus dapat menjain adanya tindakan-tindakan korektif. Oleh karena itu,

8 8 misalnya pelaporan yang merupakan sarana pengawasan tidak hanya memuat apa yang salah, tetapi juga sebab-sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi serta saran saran pemecahannya. i. Mengembangkan Pengawasan Diri Sendiri (Self-control) Sistem pengawasan hendaknya memungkinkan pengembangan pengawasan diri sendiri (Self-control) dari pelaksanaan. Ini bararti mengembangkan rasa tanggung jawab para pelaksana kegiatan. Dengan demikian budaya pengawasan akan demikian berkembang sesuai dengan hakikat pengawasan itu sendiri. j. Mengembangkan Pengawasan Secara Pribadi (Personal Control) dari Pimpinan Hendaknya sistem pengawasan memungkinkan pengembangan pengawasan secara pribadi (personal) dari pimpinan terhadap bawahan mereka. Ini perlu sekali dalam pengawasan terhadap bawahan langsung (direct-subordinate). Pimpinan langsung (direct-supervisor) sudah seharusnya paling banyak mengetahui pelaksaaan pekerjaan bawahannya. Oleh karena itu pembimbingan sebagai fungsi pimpinan dalam rangka pembinaan terhadap bawahan sangatlah penting. k. Memperhatikan Faktor Manusia Walaupun prinsip pengawasan bukan mencari siapa yang salah, namun perlu memperhatikan faktor manusia. Hal ini penting karena pada umumnya orang tidak begitu senang diawasi. Di samping itu dalam kenyataannya sering 8

9 9 terjadi pejabat yang mengawasi lebih rendah jabatannya dari pejabat yang diawasi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pengawasan perlu digunakan pendekatan secara manusiawi. B. Pengawasan Melekat Pengawasan adalah salah satu dari fungsi manajemen yang merupakan landasan fungsional setiap pejabat negara untuk menempati posisi pimpinan dari tingkat tertinggi sampai tingkat yang terendah. Berdasarkan landasan fungsional yang seperti itu berarti bahwa kewenangan pengawasan berada pada pejabat pimpinan, baik pejabat pimpinan struktural sebagai atasan terhadap bawahan, maupun pejabat pimpinan sesuai dengan bidang tugas (substansi) yang dipimpinnya. Pengawasan pada hakekatnya melekat pada jabatan pemimpin sebagai pelaksana fungsi manajemen, disamping keharusan melaksanakan fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Dalam melaksanakan fungsi-fungsinya tersebut harus ada kerja sama antara pimpinan dan bawahan. Situmorang (dalam Nawawi, 2006: 322) mengatakan bahwa pengawasan melekat yaitu berupa tindakan atau kegiatan usaha untuk mengawasi dan mengendalikan anak buah secara langsung, yang harus dilakukan sendiri oleh setiap pimpinan organisasi yang bagaimanapun juga. Menurut Nawawi (2006: 322) pengawasan melekat yaitu suatu proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara berdaya dan berhasil guna oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap fungsi semua komponen untuk

10 10 mewujudkan kerja di lingkungan masing-masing agar secara terus menerus berfungsi secara maksimal dalam melaksanakan tugas pokok yang terarah pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Menurut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Pengawasan melekat (Waskat) adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menentukan kualitas pengawasan melekat Menurut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 ada dua hal yaitu: 1) Susunan dari sistem pengendalian manajemen. 2) Pelaksanaan dari sistem pengendalian manajemen tersebut. Pengawasan melekat merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh setiap atasan sebagai pimpinan, disamping perencanaan dan pelaksanaan untuk itu pengawasan melekat bukanlah suatu hal yang rumit, melainkan merupakan disiplin diri yang harus ditumbuhkan pada setiap atasan untuk melakukannya. Pengawasan melekat sebagai salah satu kegiatan pengawasan, merupakan tugas dan tanggung jawab setiap pimpinan untuk menyelenggarakan manajemen atau administrasi yang efektif dan efisien di lingkungan organisasi atau unit kerja masingmasing, baik di bidang pemerintahan maupun swasta. Peningkatan fungsi 10

11 11 pengawasan melekat di lingkungan aparatur pemerintah bertolak dari motivasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dengan cara sedini mungkin mencegah terjadinya kekurangan dan kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas di lingkungan organisasi atau unit kerja masing-masing. Pelaksanaan pengawasan melekat yang demikian tersebut dapat mengurangi dan mencegah secara dini terjadinya berbagai kelemahan dan kekurangan aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing. (Anonim, Pengawasan Melekat. (Online) Diakses tanggal 4 Januari 2012). Adapun pedoman pelaksanaan pengawasan melekat mengaju pada Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 adalah sebagai berikut: a.a.1. Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus, dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a.a.2. Tujuan Pengawasan melekat yaitu terciptanya kondisi yang mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, kebijaksanaan, rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dilakukan oleh atasan langsung. a.a.3. Sasaran Pengawasan Melekat, adalah :

12 12 a. Meningkatkan disiplin serta prestasi kerja dan pencapaian sasaran pelaksanaan tugas; b. Menekan hingga sekecil mungkin penyalahgunaan wewenang; c. Menekan hingga sekecil mungkin kebocoran serta pemborosan keuangan Negara dan segala bentuk pungutan liar; d. Mempercepat penyelesaian perijinan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat; e. Mempercepat pengurusan kepegawaian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. a.a.4. a.a. Pelaksanaan pengawasan melekat dilakukan dengan: Menciptakan sarana atau sistem kerja berdasarkan kewenangan yang dimiliki sehingga pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku. a.b. Memantau, mengamati dan memeriksa pelaksanaan tugas agar berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku secara berdayaguna dan berhasilguna; a.c. Mengidentifikasi dan menganalisis gejala-gejala dan penyimpangan serta kesalahan yang terjadi, menentukan sebab dan akibatnya serta cara mengatasinya.merumuskan tindak lanjut dan mengambil langkahlangkah yang tepat sesuai dengan kewenangannya dengan memperhatikan kewenangan pejabat/instansi yang terkait; 12

13 13 a.d. Menjalin kerjasama dengan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan-pengawasan lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pengawasan melekat; a.e. Meminta laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas bawahan; a.f. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tugas bawahan; a.g. Membina bawahan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik; Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat pada hakekatnya mewajibkan agar setiap atasan langsung atau pejabat pimpinan lainnya langsung mengetahui kegiatan nyata dari setiap aspek serta permasalahan pelaksanaan tugas dalam lingkungan satuan organisasi masing-masing untuk selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan dapat langsung mengambil langkah-langkah perbaikan dan tindakan sepenuhnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Melekat Pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, dan yang lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi, maksud pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan tujuan pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan

14 14 pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Triton (2005:24), menegaskan bahwa pengawasan dalam manajemen akan menjamin pekerjaan-pekerjaan dari organisasi bisnis atau perusahaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi dan perbandingan pelaksanaan dengan rencana, dan apabila terjadi kesalahan dengan segera dilakukan koreksi semestinya. D. Tugas/fungsi Pengawasan Melekat Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh manajemen organisasi pada dasarnya memiliki sejumlah fungsi, baik yang bersifat jangka panjang maupun jangka pendek. Berkaitan dengan hal ini, Simbolon (2004:62), mengemukakan beberapa aspek yang dapat dikatakan sebagai tugas/fungsi pengawasan, yakni : a) Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan; b) Mendidik para pejabat agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan; c) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan; d) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyeleewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan. 14

1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan: LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 1989 TANGGAL : 20 MARET 1989 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT I. UMUM 1. Dalam Instruksi Presiden ini yang dimaksud dengan: a. Pengawasan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN MELEKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa dalam rangka upaya meningkatkan dayaguna dan hasilguna

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pengawasan merupakan salah satu unsur penting dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengawasan a) Pengertian Pengawasan Perusahaan melakukan perekrutan, penempatan dan memperkerjakan karyawan maka selanjutnya adalah melakukan pengawasan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Mc Farland yang dikutip oleh Handayaningrat pada buku Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1985 :143) mengatakan bahwa:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karyawan Karyawan dan perusahaan merupakan dua pihak yang saling membutuhkan dan masing-masing mempunyai tujuan. Untuk mengusahakan integrasi antara tujuan perusahaan dan tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWASAN BAB I U M U M. Pasal 1

PEDOMAN PENGAWASAN BAB I U M U M. Pasal 1 LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TANGGAL 4 Oktober 1983 PEDOMAN PENGAWASAN BAB I U M U M Pasal 1 (1) Pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengawasan 2.1.1. Definisi Pengawasan Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN. Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN. Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN A. Pengawasan Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANK JATIM SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANK JATIM SURABAYA SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANK JATIM SURABAYA SKRIPSI Oleh : YULI WARDANI 0641010011 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahaan. Rakyat sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya tidak pernah hidup sendiri, akan tetapi manusia selalu berkelompok dengan sesamanya karena manusia tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhannya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.controlling is the process of

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.controlling is the process of II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stewardship (Stewardship theory) Stewardship theory didefinisikan sebagai suatu situasi dimana manager tidak mempunyai kepentingan pribadi tetapi mementingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting dalam suatu organisasi. Organisasi merupakan kegiatan orang-orang dalam usaha

Lebih terperinci

HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN

HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN Latar Belakang Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling g berperan

Lebih terperinci

INTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1977 TENTANG OPERASI TERTIB PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1977 TENTANG OPERASI TERTIB PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1977 TENTANG OPERASI TERTIB PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam usaha untuk menghilangkan praktek-praktek yang dilakukan oleh oknumoknum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Pengawasan merupakan bagian terpenting dalam praktik pencapaian evektifitas di Indonesia. Adapun fungsi dari pengawasan adalah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah BAB I PENDAHULUAN A.latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi pemerintah maupun instansi swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai

Lebih terperinci

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PENGAWASAN MELEKAT OLEH PIMPINAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANAH DATAR

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PENGAWASAN MELEKAT OLEH PIMPINAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANAH DATAR PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP PENGAWASAN MELEKAT OLEH PIMPINAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANAH DATAR Chandra Dwi Putra Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This article describes the perception

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Definisi Pengawasan Secara istilah pengawasan berasal dari kata Memecahkan masalah yang peneliti kemukakan diperlukan suatu anggapan dasar, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dibekali dengan dorongan untuk hidup bersama. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kebijakan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia, selalu

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kebijakan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia, selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi dan otonomi daerah dalam sistem pemerintahan daerah sebagai pilihan kebijakan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia, selalu menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan. pengawasan yang tepat. Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengawasan Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan di lingkungan pemerintahan membutuhkan penanganan yang lebih serius agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini ditandai oleh adanya tuntutan dari masyarakat akan menunjang terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. ini ditandai oleh adanya tuntutan dari masyarakat akan menunjang terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan dari pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, Hal

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN. Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN. Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit BAB II KERANGKA PEMIKIRAN A. TINJAUAN PUSTAKA Amitai Etzioni (1885:12) menyatakan Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unitunit sosial yang paling efektif dan efisien. Efektifitas organisasi diukur dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bersifat jasa. Karena di suatu usaha atau negara atau kegiatan tidak bisa terlepas

I. PENDAHULUAN. bersifat jasa. Karena di suatu usaha atau negara atau kegiatan tidak bisa terlepas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Karena di suatu usaha atau negara atau kegiatan tidak bisa terlepas dari masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Pengaruh Secara etimologi, kata pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:894) adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (barang atau benda) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV Disusun Oleh : Abdul Zaelani 208700740 Informatika A / IV Bab 1 Pengertian manajemen Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

Lebih terperinci

REGULASI MEKANISME PENGAWASAN PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

REGULASI MEKANISME PENGAWASAN PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH REGULASI MEKANISME PENGAWASAN PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH norma-normappkn8ekelompok5.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang melayani masyarakat. Meskipun sifatnya nirlaba, namun bukan berarti sekolah tidak dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun menjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun menjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengawasan Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi apapun menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara secara berkelanjutan. Proses pendidikan merupakan upaya sadar

BAB I PENDAHULUAN. dan negara secara berkelanjutan. Proses pendidikan merupakan upaya sadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan yang amat menentukan dalam meningkatkan kualitas manusia seutuhnya yaitu sebagai modal dasar untuk pembangunan bangsa dan negara

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUGAS UNIT KERJA KEPATUHAN INTERNAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek penting dalam reformasi birokrasi adalah penataan manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut dinilai penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut BPKP (2002) kegiatan pengawasan adalah salah satu fungsi. manajemen yang merupakan unsur penting dalam rangka meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Menurut BPKP (2002) kegiatan pengawasan adalah salah satu fungsi. manajemen yang merupakan unsur penting dalam rangka meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut BPKP (2002) kegiatan pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan unsur penting dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

PENGAWASAN dan EVALUASI

PENGAWASAN dan EVALUASI PENGAWASAN dan EVALUASI Batasan 1. Kegiatan manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki 2. Melakukan penilaian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Anggia (2005), dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen adalah suatu proses yang mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Organisasi dan Manajemen 1. Pengertian Organisasi Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan,

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahaan. Rakyat sudah

Lebih terperinci

A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen

A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Manajemen, Sistem, dan Pengendalian Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah dikenal dan sudah ada sejak dulu kala.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari

LANDASAN TEORI. Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengawasan Fungsional 2.1.1 Pengertian Pengawasan Fungsional Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari metodenya terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: a.

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB II FUNGSI PENGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pengawasan Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi yang bergulir di Indonesia telah membawa dampak perubahan yang besar di segala bidang kehidupan bangsa ini. Dampak perubahan yang paling terasa

Lebih terperinci

BAB II PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN. berjudul Reclamekunde, Leiden, mengatakan reklame merupakan suatu

BAB II PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN. berjudul Reclamekunde, Leiden, mengatakan reklame merupakan suatu BAB II PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN A. Pengertian Reklame Menurut W.H van Baarle dan F.E Hollander dalam buku mereka yang berjudul Reclamekunde, Leiden, mengatakan reklame

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Administrasi, Organisasi dan Manajemen. kepadanya diharapkan untuk dapat menunjukan suatu performance yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Administrasi, Organisasi dan Manajemen. kepadanya diharapkan untuk dapat menunjukan suatu performance yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Administrasi, Organisasi dan Manajemen 2.1.1 Pengertian Administrasi, Organisasi dan Manajemen Seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Istilah pengawasan dalam bahasa Indonesia asal katanya adalah awas, sehingga pengawasan merupakan kegiatan mengawasi, dalam arti melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, perekonomian dunia juga telah mengalami perubahan serta kemajuan cukup pesat. Hal ini pasti membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daterwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. daterwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

CONTROLLING (FUNGSI PENGAWASAN)

CONTROLLING (FUNGSI PENGAWASAN) CONTROLLING (FUNGSI PENGAWASAN) Definisi PENGAWASAN, PENGENDALIAN Proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi & manajemen tercapai Konsep penetapan standar, pengukuran kegiatan dan tindakan korektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan penting bagi masyarakat, saat ini apotek menjadi penyuplai

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan penting bagi masyarakat, saat ini apotek menjadi penyuplai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul perkembangan apotek saat ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Apotek menjadi sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

TINJAUAN PUSTAKA. dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas Kerja Efektivitas menurut Siagian (2001:24) memberikan defenisi sebagai berikut : Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memperoleh pendapatan dalam rangka mempertahankan kelangsungan operasional perusahaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Sekolah Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi juga semakin terus berkembang. Dalam era kemajuan teknologi yang semakin pesat seperti sekarang ini, peran listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta dalam rangka mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna memerlukan adanya pembagian kerja, pelimpahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

Nama : Burhanudin Indra NIM :

Nama : Burhanudin Indra NIM : Nama : Burhanudin Indra NIM : 14122030 1. Pengertian Organisasi Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat.pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAD). Hampir semua dana dari APBD yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. (PAD). Hampir semua dana dari APBD yang digunakan untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat oleh Pemerintah baik pusat maupun daerah tentulah membutuhkan

Lebih terperinci

Jurnal Administratie

Jurnal Administratie Jurnal Administratie Edisi 1. September 213 Vol. 1 Jurnal Administratie http://ojs.unsimar.ac.id/index.php/administratie PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DI KANTOR CAMAT PAMONA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan yang semakin ketat antara perusahaan-perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang yang sejenis.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PEMBINAAN ATASAN LANGSUNG DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG DAN BADAN PERADILAN DI BAWAHNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN PENGENDALIAN. Sub Pokok Bahasan Pengendalian yang Efektif Perencanaan System Pengendalian

POKOK BAHASAN PENGENDALIAN. Sub Pokok Bahasan Pengendalian yang Efektif Perencanaan System Pengendalian POKOK BAHASAN PENGENDALIAN Sub Pokok Bahasan Pengendalian yang Efektif Perencanaan System Pengendalian PENGENDALIAN Pengendalian (Controlling) merupakan salah salah satu fungsi manajemen untuk proses pemantauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan

BAB I PENDAHULUAN. arti luas yaitu sebagai Aset utama dalam organisasi yang harus dikelola dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia secara sederhana yaitu sekelompok orang atau individu yang bekerja pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang disebut dengan

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta caracara V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Akuntabilitas Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara dalam menjalankan kekuasaannya mempunyai alat untuk mengatur yang disebut pemerintah (government). Konsep, ajaran, dan tujuan negara adalah menyelenggarakan

Lebih terperinci

Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan

Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan Baihaqi UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstrak Tulisan ini mengkaji pengawasan sebagai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi pada saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berdiri dan bersaing dalam dunia bisnis. Persaingan tersebut biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

PERANAN PENGAWASAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. ANANDA PUTRA PALEMBANG. Oktariansyah *) ABSTRAK

PERANAN PENGAWASAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. ANANDA PUTRA PALEMBANG. Oktariansyah *) ABSTRAK PERANAN PENGAWASAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. ANANDA PUTRA PALEMBANG Oktariansyah *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

Pengendalian (Controlling) sebagai Fungsi Manajemen

Pengendalian (Controlling) sebagai Fungsi Manajemen Pengendalian (Controlling) sebagai Fungsi Manajemen l Controlling (Pengendalian) Suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan tindakan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Tampak seperti mengawasi

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1123, 2014 KEMEN KP. Pengawasan. Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci