No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017

dokumen-dokumen yang mirip
No. 02/01/81/Th.IX, 3 Januari 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016

No. 02/08/81/Th.VIII,1 Agustus 2016

No. 02/09/81/Th.VIII,1 September 2016






NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN


No. 02/05/81/Th.VIII, 2 Mei 2016


NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN


No. 02/05/81/Th.VII,4 Mei 2015

No. 02/04/81/Th.VII,1 April2015


BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN MEI 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DI JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2017 SEBESAR 92,86 ATAU MENURUN SEBESAR 1,15 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA DESEMBER 2016 SEBESAR 93,94 ATAU MENURUN SEBESAR 0.53 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JUNI 2016 SEBESAR 97,00 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA MEI 2016 SEBESAR 96,63 ATAU MENURUN SEBESAR 0,52 PERSEN

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) SULAWESI UTARA FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

NTP Sulawesi Utara September 2017 Naik 0,79 Persen

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA JANUARI 2016 SEBESAR 97,69 ATAU MENINGKAT SEBESAR 0,86 PERSEN

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.36 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI/ DEFLASI PEDESAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 SEBESAR 95,89 ATAU NAIK SEBESAR 0,82 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

BERITA RESMI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI OKTOBER 2017 STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA FEBRUARI 2016 SEBESAR 97,47 ATAU MENURUN SEBESAR 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN

Transkripsi:

No. 02/03/81/Th.IX, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU FEBRUARI 2017 SEBESAR 100,02, NAIK 0,45 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 adalah sebesar 100,02, atau naik sebesar 0,45 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 99,57. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,74 persen dan naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,29 NTP tertinggi pada Februari 2017 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 112,72 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 91,25. Kenaikan NTP disumbangkan oleh naiknya NTP pada 2 (dua) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,28 Sedangkan subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0,05 persen, 0,63 dan sebesar 1,33 NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan Februari 2017 sebesar 99,53 atau naik sebesar 0,67 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 98,87. Pada Februari 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,24 persen, disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok perumahan sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,16 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Februari 2017 tercatat sebesar 119,67, naik sebesar 0,62 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 118,94. 1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi 1

maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Februari 2017 (2012 = 100) Subsektor B u l a n Januari Februari 2017 2017 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan 124.45 124.78 0.27 b. Hortikultura 142.02 144.28 1.60 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 114.20 116.25 1.79 d. Peternakan 130.67 130.10-0.44 e. Perikanan 131.76 130.36-1.06 e.1. Perikanan Tangkap 132.81 131.30-1.14 e.2. Perikanan budidaya 126.51 125.66-0.67 f. Gabungan 126.55 127.49 0.74 g. Gabungan Tanpa Ikan 125.92 127.14 0.97 2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan 128.26 128.67 0.32 b. Hortikultura 127.61 128.00 0.31 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 127.00 127.39 0.31 d. Peternakan 126.13 126.37 0.19 e. Perikanan 124.89 125.23 0.27 e.1. Perikanan Tangkap 125.37 125.72 0.28 e.2. Perikanan budidaya 122.51 122.79 0.23 f. Gabungan 127.09 127.46 0.29 g. Gabungan Tanpa Ikan 127.36 127.73 0.30 3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan 97.03 96.98-0.05 b. Hortikultura 111.29 112.72 1.28 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 89.92 91.25 1.47 d. Peternakan 103.60 102.95-0.63 e. Perikanan 105.50 104.10-1.33 e.1. Perikanan Tangkap 105.94 104.44-1.41 e.2. Perikanan budidaya 103.27 102.33-0.90 f. Gabungan 99.57 100.02 0.45 g. Gabungan Tanpa Ikan 98.87 99.53 0.67 NASIONAL 100.91 100.33-0.58 NASIONAL tanpa Ikan 100.81 100.20-0.60 2

Berdasarkan hasil pemantauan harga harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Februari 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibanding Januari 2017, atau naik dari 99,57 pada Januari 2017 menjadi 100,02 pada Februari 2017. Kenaikan NTP pada Februari 2017 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian justru mengalami peningkatan sebesar 0,29 Kenaikan NTP disumbangkan oleh naiknya NTP pada 2 (dua) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,47 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,28 Sedangkan subsektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 0,05 persen, 0,63 persen dan 1,33 NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada Februari 2017 seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1 juga mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dibanding Januari 2017 atau dari 99,87 pada Januari 2017 menjadi 99,53 pada Februari 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Februari 2017, maka NTP di Maluku pada Februari 2017 masih berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,33. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Februari 2017 sebesar 127,49. Kenaikan It disumbangkan oleh naiknya It pada 3 (tiga) subsektor, yakni tertinggi masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,79 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,60 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,27 Sedangkan subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan It masing-masing sebesar 0,44 persen, dan sebesar 1,06 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Februari 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 127,46, naik 0,29 persen dibanding Januari 2017 yang tercatat sebesar 127,09. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,32 persen, diikuti subsektor tanaman 3

hortikultura dan tanaman perkebunan rakyat yang masing-masing sebesar 0,31 persen, kemudian subsektor perikanan sebesar 0,27 persen, serta subsektor peternakan sebesar 0,19 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Februari 2017, NTP-P mengalami penurunan sebesar 0,05 persen, walaupun terjadi peningkatan It sebesar 0,27 persen, namun peningkatan Ib lebih tinggi dari peningkatan It yang tercatat sebesar 0,32 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok palawija sebesar 1,48 Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,25 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,09 b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Februari 2017, NTP-H mengalami penurunan sebesar 1,27 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,09 persen sedangkan Ib justru naik sebesar 0,19 Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks pada semua kelompok yakni kelompok sayur sayuran sebesar 2,11 persen, kelompok tanaman obat sebesar 1,19 dan kelompok buah- buahan sebesar 0,20 Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,21 persen dan sebesar 0,04 c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Februari 2017, NTP-R mengalami kembali mengalami penurunan sebesar 1,44 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 1,22 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,22 Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,22 Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,25 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,04 d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Februari 2017, NTP-T mengalami penurunan sebesar 0,88 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi penurunan It sebesar 0,69 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,19 4

Penurunan It disebabkan turunnya It pada semua kelompok di subsektor ini, yakni tertinggi pada kelompok unggas sebesar 1,21 persen, diikuti kelompok ternak besar sebesar 1,11 persen, kelompok ternak kecil sebesar 0,25 persen dan kelompok hasil ternak sebesar 0,09 Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,20 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,16 e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Februari 2017, NTP-NP kembali mengalami peningkatan sebesar 0,22 persen dibanding Januari 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,51 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,30 Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 0,69 persen sedangkan kelompok budidaya turun sebesar 0,38 Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,34 persen dan sebesar 0,19 e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Februari 2017, NTN naik sebesar 0,38 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,69 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,31 e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Februari 2017, NTPi turun sebesar 0,59 persen, terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibanding Januari 2017, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,21 Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok budidaya laut sebesar 0,38 Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,35 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,10 Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Februari 2017 (2012=100) B u l a n Persentase Kelompok dan Sub Kelompok Januari 2017 Februari 2017 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (NTPP) 97.03 96.98-0.05 a. Indeks Diterima Petani 124.45 124.78 0.27 - Padi 113.76 113.15-0.54 - Palawija 128.69 129.40 0.55 b. Indeks Dibayar Petani 128.26 128.67 0.32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.11 132.57 0.35 - Indeks BPPBM 105.70 105.83 0.12 2. Hortikultura (NTPH) 111.29 112.72 1.28 a. IndeksDiterimaPetani 142.02 144.28 1.60 - Sayur-sayuran 153.87 155.22 0.88 5

- Buah-buahan 133.35 136.43 2.31 - Tanaman Obat 127.33 125.42-1.50 b. Indeks Dibayar Petani 127.61 128.00 0.31 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.69 132.12 0.33 - Indeks BPPBM 105.61 105.80 0.17 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 89.92 91.25 1.47 a. Indeks Diterima Petani 114.20 116.25 1.79 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 114.20 116.25 1.79 b. IndeksDibayarPetani 127.00 127.39 0.31 - IndeksKonsumsiRumahTangga 131.54 132.02 0.36 - Indeks BPPBM 105.39 105.40 0.01 4. Peternakan (NTPT) 103.60 102.95-0.63 a. Indeks Diterima Petani 130.67 130.10-0.44 - Ternak Besar 128.56 128.81 0.19 - Ternak Kecil 134.17 132.56-1.20 - Unggas 124.99 125.16 0.13 - Hasil Ternak 131.00 131.77 0.59 b. Indeks Dibayar Petani 126.13 126.37 0.19 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.68 135.89 0.16 - Indeks BPPBM 107.21 107.50 0.26 5. Perikanan (NTNP) 105.50 104.10-1.33 a. Indeks Diterima Petani 131.76 130.36-1.06 - Penangkapan 132.81 131.30-1.14 - Budidaya 126.51 125.66-0.67 b. Indeks Dibayar Petani 124.89 125.23 0.27 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.52 132.96 0.34 - Indeks BPPBM 111.35 111.51 0.14 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) 105.94 104.44-1.41 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 132.81 131.30-1.14 - Penangkapan Laut 132.81 131.30-1.14 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 125.37 125.72 0.28 -Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.55 133.00 0.34 - BPPBM 112.92 113.11 0.17 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) 103.27 102.33-0.90 a. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.51 125.66-0.67 - Budidaya Air Tawar 98.80 98.80 0.00 - Budidaya Laut 126.69 125.83-0.68 b. Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.51 122.79 0.23 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.35 132.79 0.33 - BPPBM 103.54 103.54 0.00 BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 6

5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Februari 2017 menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,24 Peningkatan IKRT disumbangkan oleh semua kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok perumahan sebesar 1,06 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,50 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,18 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar 0,16 persen, kelompok sandang sebesar 0,14 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,04 Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Februari 2017 (2012=100) K e l o m p ok Perubahan (%) (1) (2) Bahan Makanan 0.19 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.13 Perumahan 1.06 Sandang 0.14 Kesehatan 0.50 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.16 Transportasi & Komunikasi 0.18 Umum / Gabungan 0,24 Nasional 0,04 7

6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Februari 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 148,25, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 125,27, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 122,96, kelompok sandang sebesar 121,40, kelompok perumahan sebesar 120,51, kelompok kesehatan sebesar 115,55, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,45. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) U r a i a n Januari 2017 Februari 2017 Inflasi/ Deflasi (1) (2) (3) (4) Bahan Makanan 147.97 148.25 0.19 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 125.12 125.27 0.13 Transportasi dan Komunikasi 122.73 122.96 0.18 Sandang 121.23 121.40 0.14 Perumahan 119.25 120.51 1.06 Kesehatan 114.97 115.55 0.50 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 109.27 109.45 0.16 7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen dibanding Januari 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka ada 4(empat) kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terhadap peningkatan indeks BPPBM yaitu, tertinggi pada kelompok bibit sebesar 0,42 persen diikuti kelompok transportasi sebesar 0,21 persen, kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,18 persen dan kelompok penambahan barang modal sebesar 0,04 8

Sedangkan kelompok sewa lahan, pajak dan lainnya menurun sebesar 0,01 persen, sementara kelompok upah buruh tani tidak mengalami perubahan dibanding Januari 2017. Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,92 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Februari 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok Januari 2017 Februari 2017 Inflasi/Deflasi (1) (2) (3) (4) BPPBM 106.40 106.53 0.12 Bibit 104.50 104.94 0.42 Obat-Obatan dan Pupuk 102.69 102.88 0.18 Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 104.56 104.55-0.01 Transportasi 114.68 114.92 0.21 Penambahan Barang Modal 108.55 108.59 0.04 Upah Buruh Tani 102.02 102.02 0.00 8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Februari 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen dibanding Januari 2017, yaitu dari 118,94 menjadi 119,67. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen dan indeks BPPBM meningkat sebesar 0,12 persen dibanding Januari 2017. Kenaikan NTUP pada Februari 2017 disebabkan naiknya NTUP pada 3 (tiga) subsektor, tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,78 persen, diikuti subsektor tanaman 9

hortikultura sebesar 1,42 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,14 Sedangkan subsektor peternakan dan perikanan mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,70 persen dan sebesar 1,20 Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Februari 2017 ( 2012 = 100 ) B u l a n Perubahan Subsektor Januari 2017 Februari 2017 (%) (1) (2) (3) (4) a. Tanaman Pangan 117.75 117.91 0.14 b. Hortikultura 134.47 136.38 1.42 c. Tanaman Perkebunan Rakyat 108.36 110.29 1.78 d. Peternakan 121.88 121.03-0.70 e. Perikanan 118.33 116.91-1.20 e.1. Perikanan Tangkap 117.62 116.09-1.30 e.2. Perikanan Budidaya 122.19 121.37-0.67 f. Gabungan 118.94 119.67 0.62 g. Gabungan Tanpa Ikan 119.01 120.02 0.85 NASIONAL 110.24 109.62-0.56 NASIONAL Tanpa Ikan 110.08 109.43-0.59 10

BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail : chika@bps.go.id Telepon: 0911-361319, 361320 11