PENGARUH SISTEM PELAYANAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERAPAN SELF ASSESSMENT SYSTEM PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR SELATAN Sitti Miespa STIEM Bongaya Makassar e-mail: sitti_mispa@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pelayanan pajak dan Kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap penerapan self assessment system. Pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan teknik simple random sampling. Populasinya adalah 59.179 wajib pajak orang pribadi, sedangkan sampel yang diambil sejumlah 65 responden. Hasil kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya, juga telah diuji asumsi klasik berupa asumsi normalitas, asumsi multikolonieritas dan asumsi heterokedastisitasnya. Metode analisis data menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hipotesis berpengaruh positif tetapi ada yang signifikan adapun tidak signifikan berdasarkan uji F dan t. Ini berarti bahwa sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan, secara parsial sistem pelayanan pajak berpengaruh positif dan tidak signifikan dan secara parsial kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan self assessment system. Dari penelitian ini, variabel yang paling berpengaruh terhadap penerapan self assessment system adalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Kata kunci : Sistem pelayanan pajak, Kepatuhan wajib pajak orang pribadi, dan Self assessment system. Abstract This study aims to determine whether the tax system and compliance with individual taxpayer affect the application of the self assessment system. Data collection using a primery data from questionnaires using simple random sampling technique. Population is 59.179 of individual taxpayers, while the samples taken were 65 respondents. The results of the questionnaire have been tested for validity and reliability, also has tested the assumptions of classical normality, multikolonieritas and heteroscedasticity, Methods of data analysis using multiple regression techniques. The results showed that all the hypotheses positive effect but there are significant while not significant by F test and t. This means that the tax system and compliance with individual taxpayer simultaneously positive and significant impact, partially tax system and not significant positive effect and in partial compliance with individual taxpayer and a significant positive effect on the application of self- 55
assessment system. From this study, the variables that most influence on the implementation of self -assessment system is an individual taxpayer compliance. Keywords: System of service tax, Individual tax compliance, and Self assessment system. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Self Assessment System merupakan sistem yang memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak seluruh pajak yang menjadi kewajibannya. Melalui sistem ini, setiap wajib pajak di wajibkan mengisi sendiri dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan benar, lengkap, dan jelas. Di dalam penerapan sistem ini bukan berarti wajib pajak diberi kebebasan penuh untuk memenuhi kewajiban pajak semaunya, sebab di dalam Undang-undang telah diatur mekanisme kontrol serta sanksi-sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban kontribusi besar terhadap penerimaan kas Negara, oleh karena itu perlu dioptimalkan penerimaannya. Keberhasilan Self Assessment System ini tidak dapat tercapai tanpa adanya kerjasama yang terjalin dengan baik antara fiskus dan wajib pajak. Faktor utama sebagai penentu keberhasilan Self Assessment System ini adalah terwujudnya kesadaran dan kejujuran dari masyarakat khususnya wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan tersebut tentunya dapat tercapai dengan adanya programprogram yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai alat untuk mensosialisasikan pajak secara merata kepada seluruh masyarakat, sehingga persepsi masyarakat tentang pajak tidak salah dan masyarakat pun percaya kepada otoritas pajak. Disisi lain Wajib Pajak harus membuktikan kepada aparat pajak (dalam pemeriksaan) bahwa kegiatan pembayaran pajak atau dasar pembayaran pajak sudah sesuai dengan aturan perpajakan. Oleh karena itu, untuk mendokumentasikan kegiatan Wajib Pajak tersebut, Wajib Pajak harus mengadakan pembukuan atau pencatatan. Wajib Pajak badan wajib melakukan pembukuan sedangkan Wajib Pajak orang pribadi dengan kriteria tertentu diperbolehkan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib pajak (tax compliance). Kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perilaku seorang wajib pajak yang melaksanakan semua kewajiban perpajakannya dan menikmati semua hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Berikut disajikan tabel yang menjelaskan tentang tingkat kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan dari tahun 2014 hingga 2016. 56
Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pajak Pratama Makassar Selatan Tahun 2014-2016 Tahun Jumlah WP (a) Jumlah SPT Tahunan (b) 2011 33.414 25.856 77% 2012 43.057 28.360 65% 2013 51.040 27.506 53% Sumber: KPP Pratama Makassar Selatan (2016) Berdasarkan Tabel 1.1 di atas maka dapat dilihat bahwa dari tahun 2014 hingga 2016, tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Makassar Selatan semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat wajib pajak sebagai subyek pajak yang terlambat dan tidak menyampaikan SPT. Oleh karena itu, tentu membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut tidak terjadi berlarut-larut. Salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada wajib pajak sebagai pelanggan sehingga meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan. Dalam penelitian Supadmi (201 3) disebutkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan pajak yang baik diharapkan dapat membawa pengaruh baik bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya membayar pajak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Apakah sistem pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerapan Kepatuhan (b/a x 100%) Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan? 2. Apakah kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap penerapan Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan? 3. Apakah sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh secara simultan terhadap penerapan Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh sistem pelayanan pajak terhadap penerapan Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan. 2. Untuk menguji pengaruh kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap penerapan Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan. 3. Untuk menguji pengaruh secara simultan dari sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap penerapan Self Assessment System di KPP Pratama Makassar Selatan. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pada pasal 23A UUD 1945 yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang Undang 57
merupakan salah satu dasar hukum pembentukan UU KUP. UU KUP mengatur mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak dan wewenang Ditjen Pajak, termasuk sanksi perpajakan apabila tidak dipenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak. Perhitungan pajak yang terutang diatur dalam undang undang material perpajakan sebagaimana tersebut dalam UU PPh dan UU PPN. Sedangkan pendaftaran, penyetoran, dan pelaporan pajak serta wewenang Ditjen Pajak diatur dalam undang undang formal perpajakan sebagaimana tercantum dalam UU No. 6 tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum. Pemungutan self assessment system, baru dikenalkan pada saat terjadinya reformasi perpajakan yaitu sejak tanggal 1 januari 1984 sebagi pengganti official assessment system yang berlaku sebelumnya. Dianutnya self assessment system diharapkan membawa misi dan konsekuensi adanya perubahan sikap kesadaran warga masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela. Karena dari sisi administrasi dan pengawasan, semakin besar tingkat kepatuhan sukarela semakin kecil pula kebutuhan untuk mengawasinya. Pengawasan ini terutama ditunjukan terhadap wajib pajak yang berusaha menghindari atau tidak membuat pernyataan pajak, ini adalah salah satu masalah bagi penegak hukum administrasi pajak di negara manapun. B. Kerangka Konseptual Penerapan Self Assessment System merupakan satu hal yang penting dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. 58 Dalam Self Assessment System Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Dengan kesadaran wajib pajak yang tinggi akan mendorong ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan. Selain itu ada banyak faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan Self Assessment System secara langsung, diantaranya sistem pelayanan pajak, dan kepatuhan wajib pajak. Sistem pelayanan pajak adalah prosedur atau tata cara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada wajib pajak dalam memberikan pelayanan untuk membantu wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk itu aparat pajak harus memiliki keterampilan untuk dapat memuaskan wajib pajak. Kepuasan wajib pajak dalam mendapatkan pelayanan fiskus diduga akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di dalam membayar pajak. Ada beberapa indikator bahwa pelayanan pajak yang baik dapat mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak yaitu fiskus diharapkan memiliki Berwujud, Reabilitas, Ketanggapan, Jaminan dan Kepastian, Empati. Pelayanan yang diberikan oleh fiskus selama proses perpajakan berkaitan dengan sikap wajib pajak. Semakin baik pelayanan fiskus maka wajib pajak akan memiliki sikap yang positif terhadap proses perpajakan. Namun jika pelayanan fiskus tidak baik, hal itu akan membuat wajib pajak enggan untuk membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perilaku seorang wajib pajak yang melaksanakan semua kewajiban
perpajakannya dan menikmati semua hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Indikator kepatuhan wajib pajak terdapat pada PMK Nomor 74/PMK.03/2012. Untuk menguji kepatuhan wajib pajak, Direktorat Jenderal Pajak berwenang untuk melakukan pemeriksaan sesuai pasal 29 ayat 1 UU KUP. Pasal 1 ayat 25 UU KUP menegaskan bahwa pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang undangan perpajakan. C. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pikir atau konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Sistem pelayanan pajak berpengaruh terhadap penerapan Self Assessment System. H 2 : Kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap penerapan Self Assessment System. H 3 : Sistem Pelayanan Pajak dan Kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh simultan terhadap penerapan Self Assessment System. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu pendekatan kuantitatif dengan penalaran/logika kuantitatif dan juga menggunakan jenis penelitian deskriptif.. Kuncoro (2009), pendekatan kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Sedangkan metode penelitian deksriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain sudah disebutkan, yang hasilkan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Sugiyono, 2013). B. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan di Jl. Urip Sumoharjo KM 4 GKN I. Makassar 441259. Waktu yang digunakan dalam penelitian dan penulisan dibutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Makassar Selatan. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 59.179 Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel penelitian dipakai yaitu simple random sampling. Simple random sampling adalah seluruh elemen dalam populasi diperhitungkan dan tiap elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subyek. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin sebagai berikut: 59
n =. Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = nilai presisi yang ditetapkan atau Sig = 0,1 Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah : n = 59.179 59.179 (0,1) 2 +1 n = 99,9 n = 100 Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 99,8 yang dibulatkan menjadi 100 wajib pajak orang pribadi. D. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif yang akan ditransformasikan menjadi data kuantitatif. Data kualitatif berupa jawaban kuesioner dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai responden yang ada di tempat penelitian tentang sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Data kuantitatif berupa skor masing-masing indikator yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang dibagikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi di lokasi tersebut. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Menurut Tika (2006 : 57) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Data ini semua merupakan data mentah, yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai kebutuhan. 3. Teknik pengumpulan data Pada penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara seperti berikut : a. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey menggunakan media angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan akan diajukan kepada responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. b. Tinjauan kepustakaan ( library research), metode ini dilakukan dengan mempelajari teor teori dan konsep konsep yang sehubungan dengan masalah yang diteliti Penulis pada buku buku, makalah, dan jurnal guna memperoleh landasan teoretis yang memadai untuk melakukan pembahasan. c. Mengakses website dan situs situs, metode ini digunakan untuk mencari website ataupun situs situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan masalah dalam penelitian dan teori yang mendukung atas penelitian yang dilakukan. 4. Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Pelayanan Pajak (X 1 ) dan 60
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (X 2 ) dan Penerapan Self Assessment System (Y) sebagai variabel dependen. Definisi operasional dari masing masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Sistem Pelayanan Pajak (X 1 ). Merupakan cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak (Santi, 2012). b. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (X 2 ). Merupakan tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Rahayu (2010:139). c. Self Assessment System (Y). Merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Waluyo (2013:17). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Makassar Selatan. Peneliti telah menyebarkan 100 eksamplar kuesioner dan dari 100 kuesioner yang telah tersebar hanya 78 kuesioner yang diterima kembali termasuk 13 kuesioner diisi tetapi tidak lengkap, sehingga kuesioner yang dapat diolah sebanyak 65 ( 65% ). Karakteristik responden dikelompokkan menurut usia, jenis kelamin, pekerjaan, pengalaman kerja, pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini. 1. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel. Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Frekuensi (Orang) Persentase (%) 21-30 tahun 36 55,4% 31-40 tahun 10 15,4% 41-50 tahun 16 24,6% > 51 tahun 3 4,6% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel 4.2 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 36 orang atau 55,4%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang berusia lebih dari 51 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 4,6%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan adalah berusia produktif. 61
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%) Perempuan 39 60% Laki laki 26 40% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.3 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 39 orang atau 60%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26 orang atau 40%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan adalah berjenis kelamin perempuan. 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Pegawai Negeri 22 35,4% Karyawan Swasta 37 56,9% Pengusaha 1 1,5% Lain-lain 4 6,2% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pada tabel 4.3 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 37 orang atau 56,9%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang bekerja sebagai pengusaha yaitu sebanyak 1 orang atau 1,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan adalah bekerja sebagai karyawan swasta. 4. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Lama Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%) < 5 tahun 36 55,4% 6-10 tahun 13 20,0% 11-15 tahun 6 9,2% 16-20 tahun 7 10,6% >20 tahun 3 4,2% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja pada tabel 4.5 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang memiliki pengalaman kerja selama kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 36 orang atau 55,4%. Sedangkan jumlah responden terendah 62
adalah responden memiliki pengalaman kerja selama lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 4,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan adalah yang masih memiliki sedikit pengalaman kerja, yaitu kurang dari 5 tahun. 5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi (Orang) Persentase (%) SMA/SMK 25 38,5% D3 8 12,3% S1 31 47,7% S2 1 1,5% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pada tabel 4.6 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang sarjana yaitu sebanyak 31 orang atau 47,7%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang S2 yaitu sebanyak 1 orang atau 1,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Selatan adalah S1. 6. Karakteristik responden berdasarkan pengisian SPT Tabel. Karakteristik responden berdasarkan pengisian SPT Pengisian SPT Frekuensi (Orang) Persentase (%) Sendiri 52 80% Konsultan 2 3,1% Tenaga Ahli 11 16,9% Total 65 100% Sumber: Data Primer diolah (2016) Dari data karakteristik responden berdasarkan pengisian SPT pada tabel 4.6 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang pengisian SPTnya dilakukan sendiri yaitu sebanyak 52 orang atau 80%. Sedangkan jumlah responden terendah adalah responden yang pengisian SPTnya dilakukan oleh konsultan yaitu sebanyak 2 orang atau 3,1%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Makassar Selatan adalah wajib pajak yang melakukan pengisian SPTnya sendiri dan berlakunya Self Assessment System. B. Pembahasan Dalam rangka menguji pengaruh penganggaran dan sistem informasi keuangan daerah terhadap kinerja aparat pemerintahan daerah kota makassar maka digunakan analisis regresi berganda. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 23 for windows dan diperoleh hasil sebagai berikut: 63
Tabel. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Standardize Unstandardize d Coefficients d Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 5,253 1,914 2,745,008 SISTEM PELAYANAN PAJAK KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI,156,122,183 1,274,208,267,081,476 3,316,002 a. Dependent Variable: SELF ASSESSMENT SYSTEM Berdasarkan Tabel diatas dapat diperoleh suatu model persamaan regresi linear berganda, dimana nilai beta diambil dari Unstandardized coefficients sebagai berikut: Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 Y = 5,253+0,156+0,267 b0 = 5,676 artinya jika tidak ada perubahan pada sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai variabel bebas, maka nilai kinerja sebesar 5,676 sebagai nilai konstan untuk variabel terikat. b1 = 0,156 berarti ketika sistem pelayanan pajak naik 1% akan mempengaruhi peningkatan self assessment system sebesar 0,156. b2 = 0,267 berarti ketika kepatuhan wajib pajak orang pribadi naik 1% akan mempengaruhi peningkatan self assessment system sebesar 0,267. Hasil analisis regresi linear berganda memberikan gambaran bahwa variabel independen memiliki hubungan yang positif terhadap variabel dependennya yaitu tingkat pengaruh yang ditunjukkan dengan nilai koefisien sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang berhubungan positif terhadap penerapan self assessment system pada KPP Pratama Makassar Selatan. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan yaitu mengenai pengaruh sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap penerapan self assessment system, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pelayanan pajak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerapan self assessment system pada kantor pelayanan pajak pratama Makassar Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem pelayanan pajak yang diberikan maka semakin mendukung keberhasilan penerapan self assessment system. 2. Kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh positif dan 64
signifikan terhadap penerapan self assessment system pada kantor pelayanan pajak pratama Makassar Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepatuhan wajib pajak orang pribadi, maka keberhasilan penerapan self assessment system semakin meningkat. 3. Sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan self assessment system pada kantor pelayanan pajak pratama Makassar Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa Sistem pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh langsung dalam pelaksanaan sistem perpajakan. khususnya pada keberhasilan penerapan self assessment system. DAFTAR PUSTAKA Anggadini, Sri Desi dan Susilawati. (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Penerapan Self Assessment System di Kantor Pelayanan Pajak dalam wilayah KANWIL Jawa Bagian Barat. Jurnal Riset Akuntansi Volume 5 (No.1). Bandung : Universitas Komputer Indonesia. Aryanto,Yuda, dkk. (2016). Kompilasi Undang undang Perpajakan. Edisi Tujuh. Jakarta : Salemba Empat. Chaerunisak, Uum Helmina dan Suyanto, (2014). Pengaruh Sistem Pelayanan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Penerapan Self Assessment System. Jurnal Akuntansi Volume 2 (No.1), 65 Bantul : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton. (2008), Hukum Pajak. Edisi Lima. Jakarta : Salemba Empat. Ilyas, Wirawan B. dan Rudy Suhartono. (2010). Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.Jakarta : Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad. (2009). Metode Riset : Untuk Bisnis & Ekonomi. Kaliurang : Erlangga. Lupiodi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik). Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat. Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi, Yogyakarta : Andi Ofset. Muljono, Djoko. (2010). Hukum Pajak Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Yogyakarta : Andi. Pabundu, Tika. (2006). Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Resmi, Siti. (2013). Perpajakan : Teori dan Kasus Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. Rismawati, Antong. (2015). Perpajakan Pendekatan Teori dan Praktik Edisi Revisi, Malang: Empat Dua Media. Santi, A. N. (2012). Analisis Pengaruh kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional, Lingkungan, Sanksi Denda, dan Sikap Fiskus Terhadap kepatuhan Wajib Pajak, (Online), http://eprints.undip.ac.id/35025/ 1/Skripsi_01. pdf). Sugiyono, (2013). Metodologi penelitian Bisnis. cetakan ke 17.Bandung: alfabeta. Supadmi. 2010. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas, (Online), (http://portalgaruda.org/downloa d_article.php?article986/). Syaiful Haq, Maulana (2013). Faktor faktor yang mempengaruhi penerapan Self Assessment System. Jurnal Riset Akuntansi.Volume 5 (No.1). Semarang : Universitas Diponegoro. Undang undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Undang undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 66 Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia. Edisi 11, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat. www.pajak.go.id