STRATEGI MEDIA RELATIONS HUMAS DPR RI DALAM MENGELOLA CITRA SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI MEDIA RELATIONS HUMAS DPR RI DALAM MENGELOLA CITRA SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI SUITES JAKARTA (PT. GAPURA PRIMA) PERIODE JANUARI APRIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. semakin banyak pula perkembangan perusahaan konsultan public relations. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN HUMAS SETJEN DPR RI DALAM UPAYA MENGELOLA CITRA POSITIF DPR RI DI MATA PUBLIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. CommServ Network Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia, suatu objek,suatu sistem kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL HUMAS DALAM MENJALIN HUBUNGAN DENGAN MEDIA MASSA DI MASA KRISIS (Studi pada Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBANGUN CITRA PURI INDAH MALL (STUDI KASUS ACARA DONOR DARAH 5 MARET 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analisis data terkait dengan penelitian tentang Penggunaan Teknologi Infromasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

STRATEGI MEDIA RELATIONS HUMAS DPR RI DALAM MENGELOLA CITRA SEBAGAI LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT oleh: Marta Sanjaya & Anna Luvita Sari Sekretariat Jenderal DPR RI ABSTRACT The purpose of this study is that researchers can learn media relations strategy in managing The image of the House of Representatives. Conducted to determine the public relations strategies to overcome negative publicity. Method in this study, researchers used a qualitative research in order to obtain an objective description of the results, naturally, so the fact the variables according to research in the field is by using the method of semi-structured interviews (semistructure interview), library research and field observations. Method of data collection conducted by researchers are using primary data obtained in the study were from the interview (data sourced directly from first party without intermediaries) and secondary data which is not derived directly provide the data to researchers. Conclusions and suggestions of this study is the media relations in doing its job of managing the image of the House and change the mindset of the people, but still not optimal. Hence the need for management to be able to change the image of a better future as the House of Representatives. Keywords: Media Relations, PR, Image of The House Representatives Pendahuluan Perubahan Konstitusi Negara Republik Indonesia ini, sesungguhnya membawa konsekuensi kepada harapan dan atau tuntutan masyarakat terhadap kinerja DPR. Untuk itu setiap anggota DPR RI harus dekat dan memperjuangkan aspirasi masyarakat pemilihnya secara maksimal. Hal ini berangkat dari pemikiran khususnya mengenai sistem pemilu yang telah berhasil menghantarkan Anggota DPR RI duduk sebagai wakil rakyat berdasarkan suara terbanyak. Realita ini otomatis merubah fungsi keterwakilan DPR RI dalam menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat, lebih khusus lagi konstituen masing-masing yang diwakilinya. DPR RI sebagai Lembaga perwakilan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Lembaga Negara lainnya. Hal ini antara lain disebabkan karena setiap Anggota DPR RI berhak mengeluarkan pendapat, sehingga menyebabkan sumber informasi yang beragam. Di era reformasi hampir di semua media massa memberitakan tentang DPR RI secara kelembagaan maupun Anggota DPR RI secara individu. Ada kalanya berita atau informasi kerap mencampuradukkan citra pribadi dengan citra kelembagaan DPR RI. Sayangnya trend atas berita tentang DPR RI cenderung mengarah kepada trend yang tidak baik yang berdampak pada citra negatif DPR RI. Faktor persepsi media massa dalam memberitakan tentang DPR RI, mengakibatkan terjadinya disinformasi dan opini publik yang berdampak pada citra negatif DPR RI (Sekretariat Jenderal DPR RI, 2011:1). Berita yang disajikan media massa ini jelas berdampak pada pembentukan opini publik dan menyebabkan citra negatif DPR RI di masyarakat. Pada tataran konseptual, citra merupakan tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak dan 117

tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya (Ruslan, 2010:75). Dalam hal ini peran Humas sangat dibutuhkan dalam penghubung antara organisasi dengan publiknya, sebagai pembentuk corporate image (menciptakan citra bagi organisasi atau Lembaga), dan membina relationship yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya (Saputra & Nasrullah, 2011:50). Oleh karena itu dalam rangka mengelola citra DPR RI, fungsi kehumasan memiliki peranan yang penting. Sehingga mekanisme dalam pengelolaan kehumasan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak bagi DPR RI untuk menghindari miscommunication (salah komunikasi) dan mispersception (salah tanggapan) masyarakat terhadap DPR RI. Tujuan dari penelitain ini adalah untuk mengetahui strategi media relations Humas dalam mengelola citra DPR RI dan untuk mengetahui strategi yang dilakukan Humas dalam mengatasi pemberitaan negatif mengenai DPR RI. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Siti Khadijah tahun 2012 dengan judul: Strategi Public Relations Dalam Membangun Citra Perusahaan (Studi Deskriptif Membangun Hubungan Baik Dengan Media Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan). Dijelaskan bahwa media merupakan penghubung komunikasi dan informasi antara Public Relations kepada stakeholders baik internal dan eksternal perusahaan. Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media. Sama halnya seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Evawani Elysa Lubis tahun 2012 dengan judul: Peran Humas Dalam Membentuk Citra Pemerintah. Dijelaskan bahwa Peran Humas Pemerintah Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam membentuk citra positif Pemerintah Provinsi Riau dilaksanakan secara tidak langsung atau berada di balik layar, karena Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau memberikan informasi-informasi mengenai pembangunan Provinsi Riau cenderung satu arah melalui media massa. Media yang digunakan oleh Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau antara lain: media massa (pers), media luar ruang (baliho dan poster), pidato dan presentasi yang dibacakan pimpinan, website Humas yaitu www.humasriau.com, publikasi khusus berupa buku saku Info Riau, Majalah Puan, suratmenyurat langsung yang disebarkan kepada instansi atau Lembaga terkait, dan acara-acara khusus seperti Forum Koordinasi Kehumasan dan kegiatan wisata pers (press tour). Berbeda sekali dengan yang dilakukan oleh peneliti dalam menjalin media realtions dalam mengelola citra positif Lembaga Perwakilan Rakyat. Dalam hal strategi Humas dalam mengembalikan citra DPR RI dengan cara membangun hubungan baik dengan media dalam berbagai macam kegiatan Humas secara face to face kepada masyarakat sedangkan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menggunakan word of mouth untuk menciptakan opini publik. Peran Humas dalam membentuk citra Pemerintahan menggunakan media massa cenderung satu arah sehingga citra yang dibentuk oleh Humas di mata publik sebagai Lembaga Pemerintahan dalam menyebarkan informasi mengenai pembangunan tidak representative dalam menampung aspirasi masyarakat. Berbeda sekali yang dilakukan oleh peneliti dalam hal Humas bersifat banyak arah dalam mengembalikan citra positif Pemerintah seperti dalam hal kunjungan masyarakat, menjalin hubungan baik dengan para pers atau media massa, pemeran budaya, menampung aspirasi masyarakat yang datang langsung atau melalui telepon, web dan email ke DPR. 118

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut (Ardianto, 2011:59) mendefinisikan penelitian kualitatif merupakan penelitian artistik. Pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam kerangka penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memproduksi ilmu-ilmu lunak seperti sosiologi dan antropologi. Kepedulian utama peneliti kualitatif adalah bahwa keterbatasan objektivitas dan kontrol sosial sangat esensial. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu-ilmu perilaku dan ilmu sosial. Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mencari teori bukan menguji teori, menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat, berusaha membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi (instrumennya adalah pedoman observasi, pen) dan tidak berusaha untuk memanipulasi variabel (Ardianto, 2011:60). Dengan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang dilakukan dengan cara observasi alamiah dan objektif, sehingga fakta variabel sesuai dengan hasil penelitian di lapangan. Menurut Danim yang dikutip oleh (Ardianto, 2011:59) bahwa penelitian kualitatif memiliki karakter yaitu : Ilmu lunak, fokus penelitian (kompleks dan luas), holistik dan menyeluruh, subjektif dan perspektif emik, penalaran (dialiktik-induktif), basis pengetahuan (makna dan temuan), mengembangkan/membangun teori, sumbangsih tafsiran, komunikasi dan observasi, elemen dasar analisis (kata-kata), interprestasi individu, keunikan. Metode pengambilan data yang digunakan dalam metodologi kualitatif ini adalah metode penelitian wawancara semiterstruktur (semistructure interview), metode studi pustaka dan observasi lapangan. Wawancara fokus pada permasalahan atau area topik yang akan dibahas beserta alur-alur penelitian yang harus diikuti. Urutan pertanyaan tidaklah sama untuk setiap partisipan dan bergantung pada proses tiap wawancara dan tanggapan individu. Tujuan wawancara ini adalah untuk memperoleh perspektif para informan. Peneliti memiliki kontrol atas wawancara sehingga topik riset dapat diselidiki dan tujuan riset tercapai (Daymon & Holloway, 2008:266). Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2009:413). Selain menggunakan metode penelitian wawancara semiterstruktur (semistructure interview), peneliti pun mengggunakan metode penelitian studi pustaka dan observasi lapangan yang merupakan suatu upaya peneliti dalam memperoleh data dengan memanfaatkan buku-buku perpustakaan untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu peneliti dapat memahami teori-teori yang menghubungkannya dengan hasil yang telah dilakukan. Wawancara dilakukan kepada narasumber yang berpengaruh pada kegiatan media relations Humas DPR RI. Melalui wawancara, informasi dapat digali lebih dalam karena sifatnya yang personal. Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan sumber data internal dan eksternal. Uji validitas dan reabilitas penelitian kualitatif disebut juga keabsahan data sehingga instrument atau alat ukur yang digunakan akurat dan dapat dipercaya. Keabsahan data ini tentunya melalui sebuah instrument atau alat ukur yang sah dalam penelitian kualitatif (Ardianto, 2011:194). 119

Peneliti juga menggunakan triangulasi untuk menguji kredibilitas data (validitas) terhadap suatu data yang telah diperoleh. Triangulasi menurut Wiliam Wiersma adalah pengecekkan data dari berbagai sumber, dalam berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009:464). Dari pengertian triangulasi tersebut maka peneliti menggunakan triangulasi sumber, dikarenakan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara pengecekkan data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti juga menggunakan member check sebagai proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2009:428). Menurut (Sugiyono, 2009:430-438) dalam analisis data penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data berlangsung secara terus menerus dan sampai tuntas dan interaktif, dalam Model Miles and Huberman terdapat aktivitas analisis data masuk ke dalam 3 langkah, yaitu : Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data) dan Conclusion Drawing atau Verification. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi lapangan yang telah dikumpulkan oleh peneliti maka strategi media relations Humas dalam mengelola citra DPR RI masih belum maksimal terlihat dari banyaknya masyarakat yang merasakan implementasi dari kinerja DPR kurang dari yang diharapkan seperti yang diungkapkan oleh Frank Jefkins dalam bukunya PR Technique yang dikutip dalam buku (Nova, 2011:298), menyimpulkan bahwa secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Menurut kutipan dari wartawan Sindo: Masyarakat belum puas dengan apa yang dilakukan oleh DPR karena respon DPR terhadap aspirasi masyarakat sangat buruk. Sehingga masyarakat merasa bahwa mereka tidak puas dengan kinerja DPR, ada beberapa meskipun sebagian kecil DPR yang kita sebut sebagai wakil rakyat adalah orang-orang yang terjun mewakili suara rakyat namun ada beberapa yang masuk ke dalam ada kepentingan tertentu mungkin karena gaji anggota DPR lebih tinggi dibandingkan yang lain dan mengesampingkan kebutuhan rakyat karena lebih mengutamakan UU untuk pemilu atau kepentingan pribadi. Menurut pendapat peneliti DPR harus mengutamakan kepentingan masyarakat dengan mendengarkan aspirasi, keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dari observasi selama di DPR, peneliti menemukan perbedaan sudut pandang mengenai citra Lembaga DPR. Humas mempunyai banyak kegiatan yang berhubungan dengan media massa dan publik seperti : mendokumentasikan sistem kegiatan Dewan (DPR mempublikasi hasil kegiatan Dewan berupa rapat, produk yang dihasilkan dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat serta media), melakukan peliputan (meliput kegiatan Dewan yang nantinya disebarluaskan ke publik diharapkan masyarakat dapat mengetahui kinerja dan hal yang dilakukan oleh wakil rakyatnya untuk masyarakat), mengkoordinir wartawan dalam memberikan pelayanan (Humas memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh media ketika meliput sebuah berita seperti: memberikan tempat, ijin meliput rapat, dll), mengurus permintaan pimpinan Dewan dan pimpinan alat kelengkapan untuk melakukan konferensi pers (Humas 120

menyiapkan semua yang dibutuhkan oleh alat kelengkapan untuk melakukan konfrensi pers terkait masalah di publik agar klarifiasi masalah kembali netral), mengoptimalkan pemahaman masyarakat terhadap DPR (Humas memiliki kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat yang datang langsung ke DPR atau Humas diundang untuk memberikan pemaparan mengenai kinerja DPR dan terkait pemberitaan negatif yang dapat merusak citra DPR), kegiatan pendidikan politik, pameran budaya (Humas mengundang para media massa untuk melakukan pameran yang bersifat terbuka dan ini adalah salah satu cara menjalin hubungan baik dengan media massa) dan melakukan blocking terhadap media massa (ini dilakukan dengan cara menyaring pemberitaan negatif yang dapat merusak citra dan hanya mengiformasikan pemberitaan ke publik berupa produk yang dihasilkan demi menjaga citra Lembaga). Tetapi terpaan media dalam pemberitaan mengenai DPR sangat negatif bila dilihat dari pemberitaan selama ini. Humas selalu melakukan block up pemberitaan dari media yang mengandung unsur negatif agar citra Lembaga tetap terjaga sehingga bila peneliti amati masyarakat kehilangan cara berpikir yang objektif dan logis sesuai fakta di lapangan. Masyarakat harus mendengar dari berbagai opini mengenai Pemerintahnya, seharusnya masyarakat sadar akan pemberitaan di media massa yang mem-framing berita agar menarik perhatian pembaca dan kurangnya objektifitas dari fakta yang ada di lapangan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan dengan metode wawancara, studi pustaka, dan observasi, maka peneliti mengambil simpulan bahwa strategi media relations Humas DPR RI dalam mengelola citra Lembaga Perwakilan Rakyat masih belum maksimal terlihat dari banyaknya masyarakat yang merasakan implementasi dari kinerja DPR RI kurang dari yang diharapkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa: Saran (1) Humas memiliki kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat baik datang langsung ke DPR atau Humas diundang untuk memberikan pemaparan mengenai kinerja DPR seperti: melakukan kegiatan pendidikan politik dan pameran budaya yang bertujuan mengoptimalkan pemahaman masyarakat tentang DPR. (2) Humas melakukan blocking pemberitaan negatif terhadap media massa yang disampaikan ke masyarakat dengan tujuan mempertahankan citra DPR agar tetap positif dengan cara mem-block up pemberitaan sebelum disampaikan ke masyarakat. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi media relations Humas DPR RI dalam mengelola citra Lembaga Perwakilan Rakyat, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya antara lain : (1) Program strategi media relations yang telah dirancang seperti: pameran foto dan budaya, sebaiknya terbuka untuk umum baik tempat penyelenggaraan, dan masyarakat yang datang berkunjung. (2) DPR harus memiliki program dan target untuk kedepannya dalam menarik simpati masyarakat seperti: DPR membuat kegiatan yang mengandung human interest atau kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dengan tujuan agar lebih peduli terhadap hal yang dilakukan oleh wakil rakyat dan kegiatan yang mendekatkan Pemerintah dengan masyarakat sehingga tidak ada jurang antara rakyat dengan pemimpinnya. (3) Humas DPR harus memiliki program yang transparan dalam memperlihatkan kinerja DPR dengan memanfaatkan berbagai jejaring sosial seperti: facebook, twitter, blog, youtube dengan tujuan menginformasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Humas kepada masyarakat. 121

Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Daymon, Christine & Immy Holloway. (2008). Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang. Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. (2010). Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Ruslan, Rosady. (2011). Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Saputra, Wahidin & Rulli Nasrullah. (2011). Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber. Jakarta: Gramata Publishing. Sekretariat Jenderal DPR RI. (2010). Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesi. Sekretariat Jenderal DPR RI. (2011). Pedomuan Umum Pengelolaan Kehumasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Jurnal : Khadijah, Siti. (2012). Strategi Publik Relations dalam Membangun Citra Perusahaan. Diakses dari http://www.ejounal-unisma.net. Lubis, Elysa, Evawani. (2013). Peran Humas dalam Membentuk Citra Pemerintah. diakses dari http://ejournal.unri.ac.id 122