AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Riau-Pekanbaru

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PANJANG ENTRIS TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK BIBIT JAMBU AIR

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

Repositori FMIPA UNISMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

POSISI MATA TUNAS BATANG ATAS DAN KONSENTRASI IAA TERHADAP PERTUMBUHAN GRAFTING BOUGENVILLEA SPECTABILIS DENGAN Bougenvillea variegata

PENGARUH KETINGGIAN BATANG BAWAH TERHADAP KEBERHASILAN TUMBUH DURIAN KLETING KUNING DALAM SISTEM TOP WORKING

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (39):

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (582) :

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

III.METODE PENELITIAN

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

THE EFFECT OF GIFT NAPTHALENE ACETIC ACID (NAA) AND BENZYL ADENINE (BA) ON THE GROWTH OF LEAF CUTTAGES OS Sansevieria masoniana Giant ABSTRACT

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

SKRIPSI. KEBERHASILAN OKULASI BIBIT DURIAN (Durio zibethinus Murr.) PADA MODEL MATA TEMPEL DAN STADIA ENTRES YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain Laurentii pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELAT (GA 3 ) DAN PUPUK NPK PADA PENYAMBUNGAN TANAMAN MANGGA (Mangifera indica L.)

ORGANOGENESIS TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L.) LOKAL PALU SECARA IN VITRO PADA MEDIUM MS DENGAN PENAMBAHAN IAA DAN BAP ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN HORMON NAFTALEN ACETYL ACYD (NAA) DAN KINETIN PADA KULTUR JARINGAN NANAS BOGOR (Ananas comosus (L.) Merr.) cv.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

UJI KONSENTRASI IAA (INDOLE ACETIC ACID) DAN BA (BENZYLADENINE) PADA MULTIPLIKASI PISANG VARIETAS BARANGAN SECARA IN VITRO

Saijo & Hairu Suparto, Efektifitas Lama Penirisan Stek Dan Beberapa Media Tanam Berbeda

III. METODE PENELITIAN

INDOLE ACETID ACID (IAA) VARIATION ON BARANGAN BANANA S BUD GROWTH (Musa acuminata L. AAA triploid.) IN IN VITRO CULTURE

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI E JURNAL

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

PENGARUH IAA DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM (Pogestemon cablin Benth) IN VITRO

Program Studi Agronomi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

ISSN : AGRINECA, VOL. 16 NO. 2 Juli 2016

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

PENGARUH 2.4 D DAN BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid)

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

ABSTRACT. Keywords: budding shoot, rootstock stumped, benzilaminopurine (BAP) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

Pengaruh Penambahan Hormon Iba Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Zaitun (Olea Europaea L.) Dengan Teknik Micro-Cutting

BAB I PENDAHULUAN. sandang dan papan. Allah Subhanahu Wa Ta ala berfirman dalam surat Ali-Imran

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (564) :

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR KLON PB 260

III. BAHAN DAN METODE

PEMBERIAN ROOTONE F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG PURI (Mitragyna speciosa Korth)

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Sumber Bud Chips Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum) di Pottray

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

KEBERHASILAN OKULASI VARIETAS JERUK MANIS PADA BERBAGAI PERBANDINGAN PUPUK KANDANG ABSTRAK

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

KEBERHASILAN PERTAUTAN SAMBUNG PUCUK PADA KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN WAKTU PENYAMBUNGAN DAN PANJANG ENTRES BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS ASAL SEEDLING(Garcinia mangostana L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI IBA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Staf pengajar PS Pemuliaan Tanaman, Jurusan BDP FP USU Medan

PERBANYAKAN TUNAS APIKAL KRISAN (Chrysanthemum morifolium Ram.) DENGAN PENAMBAHAN NAA, BAP DAN AIR KELAPA SECARA KULTUR IN VITRO

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

Transkripsi:

51 AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 215 ISSN 1979 5777 EFEK PEMBERIAN IBA TERHADAP PERTAUTAN SAMBUNG SAMPING TANAMAN SRIKAYA (Effect of IBA To Linkage Connection Side Grafting Sugar Apple Plant) Achmad Ghoni Yuliyanto 1), Eko Setiawan 2), Kaswan Badami 2) 1) Mahasiswa Prodi Agroekoteknologi, 2) Staf Pengajar Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Kampus Unijoyo PO BOX 2 Telang Kamal Bangkalan Madura Korespondensi Email: setiawan.eko78@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the effect of IBA at different concentrations and determine the appropriate concentration of IBA to increase the success of the linkage connection on sugar apple side grafting. This research was conducted in April-July 215. The study was conducted in the village of the District Banyuajuh Kamal, Bangkalan. This study uses a completely randomized design (CRD) non factorial consisted of 5 level IBA concentrations were (control), 5, 1, 15, and 2 ppm with 4 replications. The results showed that administration of IBA effect appears significantly different at the time of shoot. Giving IBA 1 ppm may increase as much as 12.43 the number of leaves, shoots lenght of 14.62 cm high, and the success of the linkage connection of 95%. Key words : Annona squamosa, IBA, side grafting. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian IBA pada konsentrasi yang berbeda dan mengetahui konsentrasi yang tepat dalam pemberian IBA untuk meningkatkan keberhasilan pertautan sambung samping pada srikaya. Penelitian ini dilakukan pada April - Juli 215. Penelitian dilakukan di Desa Banyu Ajuh Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri atas 5 taraf konsentrasi IBA yaitu (kontrol), 5, 1, 15, dan 2 ppm dengan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian IBA memberikan pengaruh berbeda nyata pada waktu muncul tunas. Pemberian IBA 1 ppm dapat meningkatkan jumlah daun sebanyak 12,43 helai, tinggi tunas 14,62 cm, dan keberhasilan pertautan sambungan sebesar 95%. Kata Kunci : Annona squamosa, IBA, sambung samping. PENDAHULUAN Srikaya merupakan tanaman buah tropis yang banyak tumbuh di Indonesia khususnya di lahan pekarang Madura belum dibudidayakan sehingga hasil buahnya kurang diminati. Untuk memperoleh srikaya dengan kualitas unggul dilakukan perbanyakan secara vegetatif, karena perbanyakan vegetatif mampu menghasilkan bibit yang bermutu sehingga produktifitas tanaman menjadi bagus (Ashari, 26). Salah satu metode perbanyakan vegetatif yaitu menggunakan penyambungan. Penyambungan tanaman merupakan menyatukan pucuk (scion) yang berfungsi sebagai calon batang atas dengan calon batang bawah (rootstock), sehingga diperoleh tanaman baru yang memilki sifat-

Ach. Ghoni Y: Efek Pemberian Iba Terhadap Pertautan. 52 57 sifat unggul dan tingkat keberhasilannya tinggi ( Endah dan Zaenal, 22 ). Auksin mempunyai fungsi untuk mendorong pertumbuhan sel dengan cara mempengaruhi metabolisme dinding sel. Tindakan penyambungan agar batang cepat bertaut adalah dengan cara pemberian auksin salah satunya IBA. Menurut Suwandi (214) dalam Wudianto (22), penggunaan hormon IBA dapat meningkatkan keberhasilan penyambungan dengan mencelupkan atau mengolesi kedua ujung yang akan dilekatkan, atau menyemprotkan batang atas sebelum disambung. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian pemberian hormon IBA untuk meningkatkan keberhasilan pertautan penyambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemberian auksin dalam konsentrasi yang tepat untuk meningkatkan keberhasilan pertautan sambung samping tanaman srikaya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Banyu Ajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Penilitian ini dilaksanakan pada bulan April- Juli 215. Alat yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting stek, kamera, alat tulis, plastik es, botol air, gayung air, polibag 15 2 cm, hygrometer, dan label penelitian. Sedangkan bahan yang digunakan adalah batang atas varietas srikaya jumbo Thailand sedangkan batang bawah varietas lokal, pupuk petroganik, pupuk NPK 16:16:16, tanah, dan larutan IBA. Pengambilan data dilakukan setiap hari setelah penyambungan, dan 42 hari hingga 84 hari setelah penyambungan yang dilakukan setiap minggu sekali. Data yang diamati meliputi suhu dan kelembaban, waktu muncul tunas, jumlah daun, tinggi tunas, persentase entres mati, dan persentase bibit jadi. Pemberian IBA dilakukan sekali yaitu batang atas yang telah dicelupkan IBA 3 detik sebelum dilakukan sambung samping. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu IBA dan diulang sebanyak 4 kali. Terdiri dari 5 taraf konsentrasi IBA yaitu :, 5, 1, 15, dan 2 ppm. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analisis Of Varians) melalui aplikasi Microsoft Excell 213 dan apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jarak Duncan (BJND) dengan taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Suhu Dan Kelembaban Suhu dan kelembaban selama proses pelaksanaan penyambungan pada bulan 25 april hingga 31 mei 215, untuk bulan april rata-rata suhu di pagi / sore hari berkisar ± 28, oc dengan kelembaban ± 89,5 RH dan di siang hari berkisar ± 32,2 oc dengan kelembaban ± 7 RH. Untuk bulan mei rata-rata suhu di pagi / sore hari berkisar ± 27,9 oc dengan kelembaban ± 88,5 RH dan di siang hari berkisar ± 32,4 oc dengan kelembaban ± 71 RH. Untuk suhu dan kelembaban selengkapnya dijasikan pada Gambar 1. Waktu Muncul Tunas (hari) Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam pada variabel waktu muncul tunas akibat perlakuan IBA dengan konsentrasi yang berbeda, memiliki pengaruh nyata pada minggu ke 2 sampai ke 3 setelah proses penyambungan. Waktu muncul tunas tercepat diperoleh pada konsentrasi 1 ppm dan memberikan pengaruh nyata yang berbeda dengan perlakuan, 5, 15, dan 2 ppm. Jumlah Daun (helai) Data hasil analisis sidik ragam pada parameter jumlah daun, dapat dijelaskan bahwa perlakuan IBA dengan konsentrasi berbeda memiliki pengaruh nyata pada 42 84 hari setelah penyambungan. Jumlah daun terbanyak pada umur 42-84 hari setelah sambung terdapat pada konsentrasi 1 ppm, dan menunjukan hasil yang berbeda nyata terhadap konsentrasi yang lainnya. Rata-rata jumlah daun disajikan pada Gambar 2.

53 51 Ach. Ghoni Y: Efek Pemberian Iba Terhadap Pertautan. Tinggi Tunas (cm) Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tunas pada umur 42-84 hari setelah sambung samping. Rata-rata tinggi tunastertinggi diperoleh pada konsentrasi 1 ppm. Pertambahan tinggi tunas disajikan pada Gambar 3. Entres Mati Dan Bibit Jadi (%) Hasil analisis sidik ragam memnunjukan bahwa perlakuan konsentrasi IBA berpengaruh nyata terhadap persentase entres mati dan persentase bibit jadi. Persentase bibit jadi tertinggi diperoleh pada perlakuan 1 ppm dan juga memberikan persentase rendah terhadap entres mati dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi lainnya. Persentase entres mati dan persentase bibit jadi disajikan pada Gambar 4. Pembahasan Kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban) dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat berpengaruh terhadap pembentukan kalus dan pertumbuhan bibit. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk penyambungan akan berperan dalam proses pertautan batang bawah dan entres dan membuat pertumbuhan bibit berkembang secara baik. Suhu berpengaruh dalam pertumbuhan bibit tanaman hal ini akan mempengaruhi proses fisiologis didalam jaringan tumbuhan (Djoemairi, 26). Suhu optimum yang sesuai akan membuat pertumbuhan bibit akan berlangsung cepat dan apabila suhu tidak sesuai yang dikehendaki oleh tanaman maka pertumbuhan menjadi terhambat. Menurut Mangoendidjojo (23) suhu optimum yang diperlukan saat proses pelaksanaan penyambungan yaitu 24 27 o C. Perlakuan pencelupan IBA terhadap batang atas memperlihatkan pengaruh pada waktu munculnya tunas. Hal ini dikarenakan hormon auksin memiliki fungsi untuk deferesisansi seldan mempercepat munculnya tunas. Menurut Heddy(1996), auksin dapat merangsang pembelahan dan pemanjangan sel sel jaringan di daerah kambium, sehingga dapat mempercepat munculnya tunas. Pada gambar 2 perlakuan 1 ppm memberikan pengaruh kecepatan bertunas lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan, 5, 15, dan 2 ppm. Hasil peneltiain Ni matur (214) menyatakan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh (auksin) yang tepat akan memacu waktu muncul tunas. Gambar 3 memperlihatkan bahwa perlakuan terbaik diperoleh dari konsentrasi 1 ppm yang memberikan jumlah daun terbanyak dibandingkan konsentrasi, 5, 15,dan 2 ppm. Hal ini dikarenakan pemberian IBA 1 ppm dapat menginduksi aktivitas zpt endogen seperti gibrelin dan sitokinin. Menurut Salisburry dan Ross (1995), mengatakan bahwa auksin dapat memacu kerja gibrelin dalam pemanjangan ruas ruas yang menyebabkan meningkatnya jumlah nodus (tempat duduk dan tumbuh daun) pada tunas batang yang selanjutnya akan menambah jumlah daun. Tinggi tunas dipengaruhi oleh pemberian IBA, karena interaksi pemberian IBA akan merangsang pembentukan kalus pada sambungan. Kemampuan yang berbeda dari entres dan konsentrasi yang diberikan untuk membentuk kalus sehingga sambungan kompatibel memberikan pengaruh terhadap tinggi tunas. Gambar 4 menunjukan perlakuan 1 ppm memiliki tinggi tunas tertinggi diantara konsentrasi lainnya. Dalam penelitian Iqbal (212) menyatakan, bahwa pemberian hormon pada entres sambung pucuk dapat meningkatkan panjang tunas. Menurut Campbell et., al (23), mengatakan bahwa auksin merupakan hormon yang berfungsi sebagai pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang sehingga tunas akan terus memanjang hingga menjulang tinggi. Berdasarkan gambar 5, persentase entres mati dan bibit jadi menunjukan keberhasilan sambung samping dipengaruhi oleh pemberian IBA. Konsentrasi 1 ppm memberikan keberhasilan sambung samping yang tinggi yaitu dengan keberhasilan penyambungan 95% dibandingkan dengan, 5, 15, dan 2 ppm. Untuk pembentukan kalus di daerah

Waktu Muncul Tunas (Hari) Suhu o C Kelembaban RH Ach. Ghoni Y: Efek Pemberian Iba Terhadap Pertautan. 57 54 pertautan diperlukan cadangan makanan (karbohidrat) dalam entres yang cukup, selain itu diperlukan hormon untuk merangsang deferesiansi sel dalam kambium dan mempercepat pecahnya mata tunas, salah satunya yaitu hormon auksin (Hartmann dan Kester, 1985). Auksin akan berpengaruh jika diberikan pada kisaran konsentrasi tertentu, bila terlalu tinggi konsentrasi yang diberikan maka akan menghambat pemanjangan sel (Campbell et., al, 23). Pemberian IBA dengan kosentrasi yang berbeda pada batang atas akan menghasilkan persentase yang berbeda antara entres mati dan bibit jadi. Konsentrasi yang tepat akan mempercepat deferesiansi sel pada jaringan xylem floem didalam kambium batang atas terhadap batang bawah sehingga mempercepat pertautan. 54 49 44 39 34 29 spagi ssiang ssore 1 9 8 7 6 5 24 25-Apr 2-Mei 9-Mei 16-Mei 23-Mei 3-Mei 4 Gambar 1. Suhu dan kelembaban harian pada 25 April 31 Mei 215 3 2 1 5 1 15 2 Konsentrasi IBA (ppm) Gambar 2. Waktu muncul tunas bibit sambung samping akibat pemberian IBA

Persentase Entres (%) Tinggi Tunas (cm) Jumlah Daun (Helai) 55 51 Ach. Ghoni Y: Efek Pemberian Iba Terhadap Pertautan. 15 ppm 1 5 ppm 1 ppm 5 15 ppn 2 ppm 42 49 56 63 7 77 84 Waktu Pengamatan (HSP) Gambar 3. Jumlah daun bibit sambung samping akibat pemberian IBA 2 ppm 15 5 ppm 1 1 ppm 5 15 ppm 2 ppm 42 49 56 63 7 77 84 Waktu Pengamatan (HSP) Gambar 4. Tinggi tunas bibit sambung samping akibat pemberian IBA 1 75 Bibit Jadi 5 25 Entres Mati 5 1 15 2 Konsentrasi IBA (ppm) Gambar 5. Persentase entres mati dan bibit jadi pada bibit sambung samping akibat pemberian IBA

Ach. Ghoni Y: Efek Pemberian Iba Terhadap Pertautan. 56 59 KESIMPULAN Perlakuan pemberian IBA dengan konsentrasi yang berbeda pada sambung samping memberikan pengaruh nyata terhadap variabel waktu muncul tunas, jumlah daun, tinggi tunas, presentase entres mati, dan presentase bibit jadi. Pemberian IBA 1 ppm merupakan pemberian konsentrasi yang tepat untuk melaksanakan penyambungan, selain itu juga menunjukan hasil terbaik pada variabel waktu muncul tunas, jumlah daun, tinggi tunas, dan bibit jadi. DAFTAR PUSTAKA Anonymous a. 215. Kabupaten Bangkalan. http://migas.bisbak.com/3526.html. [22 Oktober 215] Ashari, S. 26. Hortikultura Aspek Budidaya (Edisi Revisi 2). Jakarta: Universitas IndonesiaPress Jurnal Agronomi. Universitas Hasanudin Makassar Mangoendidjojo, W. 23. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta : PT. Kanisius. Ni matur, R. 214. Propagasi Akasia (Acacia mangium Willd) Dengan Pemberian Kombinasi ZPT BAP (Benzyl Amino Purin) Dan IBA (Indole Butryc Acid) Secara In Vitro. Universitas Islam Negeri Malang Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan. Jilid 1 Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumaryo. ITB, Bandung Suwandi. 214. Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman Dengan Cara Sambungan (Grafting). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta Campbell, Neil. A, Jane B. Reece.23. Biologi Jilid 2 Edisi Ke Lima. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga Djoemairi, S. 26. Adenium Unik & Cantik Dengan Teknik Penyambungan. Yogyakarta : PT. Kanisius Endah, J & Zaenal, A. 22. Membuat Tanaman Buah Kombinasi. Jakarta : PT Agromedia Pustaka Hartmann, H.T. and D.E Kester. 1985. Plant PropagationPrinciples and Practices. Prentice Hall of India Private Limited. New Delhi. 661 pp Heddy, S., 1996. Hormon Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Iqbal, M. 212. Pengaruh Perendaman Entris Dalam Ektrak Jagung Dan Kangkung Terhadap Pertumbuhan Sambung Pucuk Kakao (Theobroma cacao. L).