AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGETIK REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) Hilda Wiryanthi Suprio *) ABSTRAK

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

PENGARUH INFUSA BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP DAYA ANALGETIK ASETOSAL PADA MENCIT SKRIPSI

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI (Tinospora crispa (L) Miers) SEBAGAI ANALGETIKA TERHADAP MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI

ABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis paniculata, (Burm f) Nees) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Uji Efektivitas Analgetika Ekstrak Etanol 95% Pelepah Pisang Uli (Musa X Paradisiaca L) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

Uji Daya Analgetik Ekstrak Etanol Daun Jinten (Coleus Amboinicus L.) Pada Mencit Dengan Metode Rangsang Kimia

UJI EFEK ANALGETIKA EKSTRAK BUAH KAKTUS (Opuntia elatior Mill.) PADA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus mucculus)

UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEK ANALGETIK EKSTRAK AIR DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA MENCIT DENGAN METODE GELIAT SKRIPSI

Tim Pengajar Praktek Farmakologi, 2011, Penuntun Praktikum Farmakologi, Poltekkes KemenkesMakassar

UJI ANALGETIK INFUSA HERBA SIDAGURI (Sida rhombifolia L) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR Swiss DENGAN METODE RANGSANG KIMIA SKRIPSI

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. analgesik dari senyawa AEW1 terhadap mencit. Metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus Linn.) PADA MENCIT SWISS (Mus musculus)

UJI EFEK ANALGESIK INFUSA DAUN KAYU PUTIH (Melaleuca trichostachya Lindl.) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

Kata Kunci: Analgesik, Perbedaan Ekstrak Daun dan Ekstrak Kulit Batang Turi Merah.

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN TURI MERAH(Sesbania grandiflora PERS. Var. rubra )TERHADAP GELIATAN MENCIT BALB/C YANG DIINJEKSI ASAM ASETAT 0,1%

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

UJI DAYA ANALGETIK INFUSA DAUN KELOR

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) SECARA ORAL TERHADAP MENCIT (Mus musculus).

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

EFEK ANALGESIK INFUS DAUN TEKI (Cyperus rotundus L.) PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus L.)

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI (Abelmoschus manihot (L.) Medik) PADA MENCIT (Mus musculus)

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica pepaya (L.)) PADA MENCIT (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica pepaya (L.)) PADA MENCIT (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

Transkripsi:

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus) Novita Sari, Islamudin Ahmad, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur email: opie_mocca@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul Aktivitas Analgesik Ekstrak Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) terhadap mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas analgesik ekstrak etanol 96% pada daun jarum tujuh bilah (Pereskia bleo K) dengan berbagai tingkatan konsentrasi dalam mengurangi jumlah geliat yang ditimbulkan oleh induksi asam asetat 1% yang diberikan secara intraperitoneal kepada mencit metode induksi kimia (Siegmund) dan metode Hot Plate. Hewan uji yang digunakan sebanyak 30 ekor mencit putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 3 ekor mencit putih jantan. Kelompok I diberikan CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif. Kelompok II diberikan suspensi asetosal kontrol positif. Kelompok III, IV, V masing-masing diberi ekstrak etanol 96% daun jarum tujuh bilah dengan dosis 0,78 mg/30 gbb (dosis I), 7,8 mg/30 gbb (dosis II), dan 78 mg/30 gbb (dosis III). Hasil penelitian menunjukkan pada metode Siegmund diperoleh % proteksi sebesar 50 % (dosis I), 60 % (dosis II), dan 70 % (dosis III). Sementara pada metode hotplate diperoleh hasil % proteksi sebesar 98,3 % (dosis I), 98,9 % (dosis II), dan 97,3 (dosis III). Berdasarkan hasil % proteksi dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tujuh bilah memiliki aktivitas analgesik dan memenuhi syarat efektif sebagai analgesik dengan % proteksi > 50%. Kata Kunci: Analgesik, daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K), ekstrak etanol, nyeri buatan, mencit (Mus musculus). PENDAHULUAN Obat tradisional (herbal) telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional (herbal) sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Analgesik atau obat-obat penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay dan Rahardja,2002). Salah satu tumbuhan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik adalah daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K). Daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) secara empiris berkhasiat sebagai obat analgesik seperti nyeri, sakit kepala,sakit perut (nyeri menstruasi), dan sakit gigi di kalangan masyarakat Samarinda Kalimantan Timur (Hariana, 2006). METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jarum tujuh bilah yang diperoleh dari Kota Samarinda, Etanol 96%, Aquadest, Aspirin, Asam Asetat, dan Mencit Jantan 40

Peralatan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain gelas kimia, labu ukur, cawan porselin, timbangan analitik, timbangan untuk menimbang mencit, batang pengaduk, sonde, sentrifuge, tabung reaksi, Hotplate. Penyiapan Sampel Uji Sampel Jarum Tujuh Bilah dipilih daun yang segar untuk dijadikan simplisia. Sampel tersebut dapat ditemukan di daerah pemukiman warga khususnya bagian Samarinda Ilir Kalimantan Timur. Prosedur Pengujian Pengujian ini menggunakan15 ekor mencit jantan yang di bagi ke dalam 5 Kelompok. Kelompok I (CMC-Na 1%) : larutan CMC-Na sebagai kontrol negatif. Kelompok II asetosal (sebagai kontrol positif) yang disuspensi dalam CMC-Na 1%. Kelompok III diberi ekstrak etanol dosis 0,78 mg/gbb. Kelompok IV diberikan ekstrak etanol DJTB dengan dosis 7,8 mg/gbb. Kelompok V diberikan ekstrak etanol DJTB dengan dosis 78 mg/gbb. Metode Siegmund, setelah diberi perlakuan dosis tunggal peroral, 10 menit kemudian mencit diberi perangsang nyeri, yaitu asam asetat 1% secara i.p Kemudian diamati geliat yang terjadi, dihitung tiap 10 menit selama 60 menit dan geliat dihitung dengan rumus % proteksi. Metode Hotplate, Sebelum mencit diberi perlakuan diletakkan mencit diatas hotplate panas dengan suhu 50-60 C, tunggu hingga mencit mengangkat kaki sebagai waktu respon dan setelah diberi perlakuan diamati tingkah laku hewan uji (mencit) dengan mengangkat atau menjilat kakinya serta lompatan. Pengamatan dilakukan pada menit ke 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek analgetika ekstrak etanol 96% daun jarum tujuh bilah hasil penyarian dengan metode maserasi terhadap mencit jantan putih. Penetapan waktu pemberian asam asetat dilakukan untuk menentukan waktu yang paling optimal antara waktu pemberian obat dengan induksi nyeri. Orientasi waktu yang diberikan yaitu 10, 20 dan 30 menit. Berdasarkan hasil orientasi selama 1 jam pengamatan, ternyata pada menit 10 mempunyai jumlah geliat yang berbeda bermakna (p < 0,05) dengan waktu 20 dan 30 menit. Dari hasil analisis tersebut bahwa pada menit ke 10 obat sudah mencapai onsetnya sehingga siap memberikan efek. Sehingga pemberian asam asetat dipilih 10 menit setelah pemberian Asetosal. Hasil pemberian dapat terlihat pada tabel 1. Hasil jumlah geliat kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1. Jumlah Geliat Kumulatif Mencit Pada Waktu Pemberian Asam Asetat Waktu Jumlahgeliatkumulatif (menit) 1 2 3 Rata-rata 0 - - - - 10 58 67 64 63 20 125 130 139 131,33 30 145 115 108 122,67 41

Tabel 2. Jumlah geliat dan persen proteksi kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam setelah perlakuan ekstrak etanol 96% DJTB Jumlah geliat kumulatif mencit Kelompok Rata-rata Persen (%) tiap 10 menit selama 1 jam perlakuan geliat Proteksi 1 2 3 Kontrol negatif (Na CMC 1 %) 25 29 36 30 0 Kontrol Positif (asetosal) 13 17 15 15 50 % Dosis I (0,78 mg/30 gbb) 19 12 14 15 50 % Dosis II (7,8 mg/30 gbb) 10 17 10 12 60 % Dosis III (78 mg/30 gbb) 11 8 9 9 70 % Tabel 3 Jumlah geliat dan persen proteksi kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam setelah perlakuan ekstrak etanol 96% DJTB metode Hotplate Kelompok perlakuan Kontrol negatif (Na CMC 1 %) Kontrol Positif (asetosal) Dosis I (7,8 mg/30 gbb) Dosis II (5,2 mg/20 gbb) Dosis III (52 mg/20 gbb) Jumlah lompatan kumulatif mencit tiap 10 menit selama 1 jam 1 2 3 Rata-rata lompatan Persen (%) Proteksi 178 185 186 183-121 93 105 105 42,7 3 3 2 3 98,3 2 3 2 2 98,9 5 5 4 5 97,3 Hasil tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan Asetosal dan perlakuan ekstrak etanol daun Jarum Tujuh Bilah dosis I, II dan III dapat menurunkan geliat mencit hingga berkurang lebih dari 50% disbanding control negatif, ini berarti perlakuan Asetosal dan ekstrak etanol pada dosis I, II, dan III mempunyai efek analgetika. Sedangkan pada perlakuan ekstrak etanol dosis I menunjukkan penurunan geliat mencit 50% dibanding control negatif, ini berarti pada dosis tersebut tidak mempunyai aktifitas sebagai analgesik. Suatu obat dikatakan mempunyai aktifitas sebagai analgetsik bila mampu menurunkan jumlah geliat mencit sebesar >50% dari jumlah geliat pada kelompok control negatif (Anonim, 1991). Dari data jumlah geliat kumulatif mencit masing-masing kelompok perlakuan selanjutnya dibuat % proteksi, hasil dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa setiap kelompok perlakuan menunjukkan % proteksi yang berbeda-beda pada tiap peringkat dosisnya. Persentase rata-rata tertinggi pada 70% yaitu dosis ke-iii. Persentase proteksi rata-rata dari 50% dibanding 42

kontrol negatif pada 50% yaitu dosis ke- I. Pada dosis ke- II ekstrak etanol daun Jarum Tujuh Bilah positif sebagai analgetsik karena % proteksinya >50%. Pengujian efek analgesik dengan tes plat panas bertujuan untuk mengetahui potensi efek analgesik daun Jarum Tujuh Bilah pada rangsangan panas yang akut. Hewan coba yang diletakkan di atas plat panas akan bereaksi terhadap stimulus nyeri dengan cara mengangkat, menjilat kaki depan atau meloncat dengan selang waktu antara pemberian stimulus dengan reaksi yang muncul dari mencit disebut sebagai waktu reaksi. Metode ini dengan menggunakan hotplate yang suhunya 50-55 C. Hasil perlakuan metode Hotplate dapat dilihat pada tabel 3. Data hasil penelitian efek analgesik ekstrak etanol daun Jarum Tujuh Bilah memiliki efek analgesik menunjukkan bahwa pemberian oral ekstrak etanol 96% daun Jarum Tujuh Bilah dosis I (7,8 mg/30 gbb), dosis II (5,2 mg/20 gbb), dosis III (52 mg/ 20gBB) memberikan efek analgetik terhadap rangsangan nyeri yang diinduksi oleh stimulasi panas. Efek analgesik yang ditimbulkan diduga akibat penghambahatan keluarnya mediator inflamasi atau penghambatan aktivitas siklooksigenase. Suatu obat dikatakan mempunyai aktifitas sebagai analgesic bila mampu menurunkan jumlah lompatan mencit sebesar >50% dari jumlah geliat pada kontrol negatif (Anonim, 1991). Pada metode Hotplate timbulnya rasa nyeri pada hewan coba (mencit jantan) ditandai dengan adanya lompatan. Dari data jumlah geliat kumulatif mencit masing-masing kelompok perlakuan yang selanjutnya dibuat % proteksi, hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 bahwa jumlah lompatan pada tiap dosis berbeda-beda, ekstrak etanol daun jarum tujuh bilah masing-masing dosis memiliki aktifitas sebagai analgetika karena % proteksi >50% serta efektif sebagai analgetika dari metode tersebut. Kejadian nyeri memiliki sifat yang unik pada setiap individual bahkan jika cedera fisik tersebut identik pada individual lainnya. Adanya takut, marah, kecemasan, depresi dan kelelahan akan mempengaruhi bagaimana nyeri itu dirasakan. Subjektifitas nyeri membuat sulinya mengkategorikan nyeri dan mengerti mekanisme nyeri tersebut (Anonim, 1991). KESIMPULAN a. Ekstrak etanol 96% daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) memiliki aktivitas sebagai analgetika terhadap mencit jantan (Mus musculus) b. Dosis efektif ekstrak etanol 96% daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) terhadap mencit jantan (Mus musculus) dengan metode Siegmund adalah dosis 78 mg/30 gbb dan metode Hotplate yaitu dosis 5,2 mg/20 gbb. c. Ekstrak etanol 96% daun Jarum Tujuh Bilah (Pereskia bleo K) efektif sebagai analgetika terhadap mencit jantan (Mus musculus) DAFTAR PUSTAKA 1. Anief. M, 1995, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta 2. Goodman and Gilman. 2006. The Pharmacological Basis Of Therapeutics 11 th. Ed. New York: Macmillan Publ.Co 3. Julianti, F. 2009. Manfaat Tumbuhan Jarum Tujuh Bilah (PereskiaK ) sebagai agen anti bacterial terhadap bakteri gram positif dan negatif. JKKI; Yogyakarta 4. Mutschler, E., 1995, Analgetika Dalam Dinamika Obat, Diterjemahkan oleh Widianto, M. B., dan Ranti, A. S., Edisi V, Penerbit ITB; Bandung. 43

5. Rosadiani Hefira. 2009. Efek Analgesik Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Asam Jawa( Tamarindusindica L) Pada Mencit dengan Induksi Thermal. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha; Bandung. 6. Winarto, W.P dan Tim Karyasari. 2003. Jarum Tujuh Bilah Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat. Penerbit Swadaya; Jakarta. 44