Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal pada PT. Bank Syariah Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI PEAKSANAAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN TAKE OVER PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TAKE OVER KPR DARI BMI KE BRI SYARIAH

RIBA DAN BUNGA BANK Oleh _Leyla Fajri Hal. 1

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

KONSEP UTANG DAN MODAL DALAM ISLAM. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

Bismillahirrahmanirrahim

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

Pengaruh Program Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan BMT terhadap Perilaku Nasabah BMT Tamzis Cabang Cimahi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

PENGANTAR BISNIS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

Analisis Penerapan PSAK 102 di BMT itqan dalam Kaitannya dengan Pembiayaan Murabahah

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan. yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 1 Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 22

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

Transkripsi:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal pada PT. Bank Syariah Mandiri 1 Syifa Nadiyyah, 2 Neneng Nurhasanah, 3 Nunung Nurhayati 1,2,3 Prodi Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: syifnad@gmail.com Abstrak. Munculnya sistem perbankan syariah di Indonesia semakin menunjukkan bahwa ekonomi Islam terus berkembang di negara yang mayoritas muslim ini. Perbankan syariah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan semua elemen masyarakat akan jasa perbankan tanpa perlu ragu mengenai boleh atau tidaknya memakai jasa perbankan jika ditinjau dari kacamata agama. Namun lembaga keuangan syariah perlu mempertimbangkan kembali atas pemberdayaan pendapatan non-halal sebagai sumber dan penggunaan pada dana qardhul hasan, karena dinilai kurang bijak sebuah lembaga keuangan yang berlandaskan pada syariat Islam harus memanfaatkan pendapatan non-halal untuk dana sosial yang mengatasnamakan kebajikan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:1)bagaimana pandangan hukum Islam tentang pendapatan dan penyaluran dana non-halal? 2)Bagaimana pendapatan dan penyaluran dana non halal pada PT. Bank Syariah Mandiri? 3)Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang pendapatan dan penyaluran dana non-halal pada PT. Bank Syariah Mandiri? Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang dirumuskan. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang berhubungan langsung dengan pos pendapatan dan alur penyaluran dana non halal dalam laporan Sumber Dana Kebajikan (Qardhul Hasan) pada PT. Bank Syariah Mandiri. Hasil dari penelitian menunjukan terdapat 2 pendapat atas pandangan hukum islam terhadap dana non halal,yaitu:1) Bagi ulama yang membolehkan penyalurannya, maka dana itu haram bagi penerimanya dan penerimanya tidak menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan pribadinya.2) Bagi ulama yang membolehkan penyalurannya maka dana itu halal bagi penerimanya dana tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan pribadinya. Pendapatan dan penyaluran dana non halal pada Bank Syariah Mandiri diterima oleh entitas syariah karena sistem entitas syariah otomatis menerima bunga dari investasi, tabungan dan deposito di bank konvensional serta disalurkan untuk program pemberdayaan masyarakat dengn prosentase bantuan dalam bentuk biaya sekolah yaitu sebesar 12,5% dan modal usaha untuk pinjaman kepada pengusaha kecil sebesar 87,5%. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal pada PT. Bank Syariah Mandiri adalah haram, oleh karena itu dana non halal tidak boleh dimanfaatkan oleh bank tersebut untuk kebutuhan pribadi perusahaannya dengan penyaluran pembiayaan Qardhul Hasan dan kegiatan sosial lainnya. Kata Kunci : Hukum Islam, Pendapatan, Penyaluran, Dana Non Halal A. Pendahuluan Perbankan syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang memilki fungsi operasional sebagai penghimpun dan penyalur dana, serta pemberi jasa-jasa perbankan yang berlandaskan pada syariah Islam yang mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan tujuan sosial. Hal ini telah dilakukan misalnya untuk menyalurkan dan mengelola infaq dan shadaqah melalui prinsip qardhul hasan.yakni pinjaman yang diberikan kepada pihak yang membutuhkan dan mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah ditentukan. Pada lembaga keuangan syariah, laporan dana qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan yang didalamnya terdapat komponen-komponen pengakuan dan pengukuran mengenai sumber-sumber dana yang diperoleh dan penggunaan dana qardhul hasan. Dilihat dari penerimaannya, bahwa sumber dana kebajikan atau biasa disebut dengan dana qardh dapat berasal dari eksternal atau internal. 483

484 Syifa Nadiyyah, et al. Sumber dana internal yang meliputi, infaq dan sadaqah, dan hibah. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima entitas bisnis dari pihak lain seperti, denda dan hasil pendapata dana non halal misalnya bunga bank dan lain sebagainya. Pendapatan non-halal yang diterima dari entitas lain dengan pemanfaatan dana-dana yang ada adalah kaidah akhaffu dhararain (mengambil mudharat yang lebih kecil) bila dibandingkan dengan dana tersebut apabila ada dan dimanfaatkan oleh lembagalembaga keuangan non-muslim. Dana qardhul hasan sangat menunjang peningkatan perekonomian dalam menyelesaikan masalah ekonomi yaitu masalah kemiskinan yang terjadi pada saat ini.jadi dapat disimpulkan bahwa qardhul hasan sangat besar perannya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun lembaga keuangan syariah perlu mempertimbangkan kembali atas pemberdayaan pendapatan non-halal sebagai sumber dan penggunaan pada dana qardhul hasan, karena dinilai kurang bijak sebuah lembaga keuangan yang berlandaskan pada syariah harus memanfaatkan pendapatan non-halal untuk dana sosial yang mengatasnamakan kebajikan. Tujuan Penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pandangan hukum Islam tentang pendapatan dana non-halal. 2. Mengetahui pendapatan dan penyaluran dana non halal pada PT. Bank Syariah Mandiri. 3. Mengetahui tinjauan hukum Islam tentang pendapatan dan penyaluran dana non-halal pada PT. Bank Syariah Mandiri. B. Landasan Teori Dalam penjelasan tentang hukum Islam dari literatur Barat ditemukan definisi hukum Islam, yaitu : keseluruhan kitab Allah yang mengatur kehidupan setiap Muslim dalam segala aspeknya. Dari definisi ini, arti hukum Islam lebih dekat dengan pengertian syariah. Salah satu tujuan dari hukum Islam sendiri yaitu tentang pemeliharaan harta. Menurut ajaran Islam, harta adalah pemberian Tuhan kepada manusia, agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan hidupnya. Hukum Islam melindungi hak manusia untuk memperoleh hartanya dengan cara-cara yang halal dan sah serta melindungi kepentingan harta seseorang, masyarakat dan negara, misalnya dari penipuan (QS. An-Nisaa ayat 29), penggelapan (QS. An-Nisaa ayat 58), perampasan (QS. Al-Maaidah ayat 33), pencurian (QS. Al- Maaidah ayat 38) dan kejahatan lain terhadap harta orang lain. Islam mengajarkan manusia untuk memperoleh harta pendapatannya secara halal. Yang dimaksud halal itu sendiri adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat untuk dikonsumsi. Di dalam Al-Quran sendiri jelas tertera tentang memperoleh harta dengan cara halal terdapat di dalam Q.S. At-Taubah [9]: 34 : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orangorang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkanya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih Dikategorikan halal paling tidak harus memiliki 3 kriteria, yaitu : halal dzatnya, halal cara memperolehnya dan halal cara pengolahannya. Sesuatu yang halal menurut dzatnya adalah yang dari dasarnya halal untuk dikonsumsi dan telah ditetapkan kehalalannya dalam Al-Quran dan hadis. Menurut Ekonomi Islam suatu bentuk kepemilikan harta dibagi menjadi menjadi 3, yaitu : Volume 2, No.1, Tahun 2016

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal... 485 1. Kepemilikan Umum (al milkiyyah al ammah / collective property) Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik yang keras, cair maupun gas, minyak bumi, besi, emas, dan temasuk yang tersimpan di perut bumi dan semua bentuk energi, juga industri berat yang menjadikan energi sebagai komponen utamanya. 2. Kepemilikan Negara (state property) Kepemilikan Negara meliputi semua kekayaan yang diambil negara seperti pajak dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri, dan pertanian yang diupayakan negara diluar kepemilikan umum, yang semuanya dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara. 3. Kepemilikan Individu Kepemilikan ini dapat dikelola oleh setiap individu atau setiap orang sesuai dengan hukum atau norma syariat. Dalam sistem ekonomi yang berparadigma Islami, transaksi senantiasa harus dilandasi oleh aturan hukum-hukum Islam (syariah), karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang bernilai ibadah di hadapan Allah SWT, sehingga dalam Islam transaksi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Transaksi yang halal, dan Transaksi yang haram. Transaksi halal adalah semua transaksi yang dibolehkan oleh Syariah Islamiyah, sedangkan transaksi haram adalah semua transaksi yang dilarang oleh Syariah Islamiyah. Halal dan haramnya suatu transaksi tergantung daripada dua kriteria, yaitu objek yang dijadikan transaksi apakah objek halal atau haram dan cara bertransaksi apakah cara bertransaksi halal atau bertransaksi haram. Objek Halal Objek Haram A TRANSAKSI HALAL C TRANSAKSI HARAM Cara Halal B TRANSAKSI HARAM D TRANSAKSI HARAM Cara Haram Gambar 1.2. Transaksi Halal dan Haram Kuadran A adalah jenis transaksi yang halal, karena objek dan cara bertransaksinya halal. Kuadran B adalah jenis transaksi yang haram, walaupun objeknya halal namun cara bertransaksinya adalah secara haram maka transaksinya menjadi haram. Kuadran C adalah jenis transaksi yang haram, karena objeknya haram walaupun cara bertransaksinya adalah secara halal maka transaksinya menjadi haram. Kuadran D adalah jenis transaksi yang pasti haram, karena objeknya haram dan cara bertransaksinya juga haram maka transaksinya jelas haram. C. Hasil Penelitian Di dalam Islam, barang-barang adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Penelaahan terhadap Al-Qur an memberikan kita kepada suatu konsep tentang berbagai bagaimana manusia mendapatkan, mengelola hingga mengonsumsi hartanya. Pada dasarnya Islam memberi kebebasan bagi manusia untuk mencari dan mengusahakan hartanya dalam rangka menjaga kelangsungan hidup di dunia. Kebebasan yang diberikan Islam tentu saja tidak bebas nilai. Secara umum, ada dua pendapat ulama tentang hukum pendapatan halal yang bercampur dengan pendapatan non halal, yaitu sebagai berikut : 1. Pendapat Pertama Sebagian ulama berpendapat, bahwa dana halal yang bercampur dengan dana non halal itu hukumnya haram. Lembaga Fikih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) termasuk di antara yang berpendapat bahwa dana tersebut dikategorikan dana haram, sebagaimana dilansir dalam keputusannya sebagai berikut: Keuangan dan Perbankan Syariah, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

486 Syifa Nadiyyah, et al. Keputusan lembaga Fikih Islam no. 7/1/65 : Bahwa tidak ada perbedaan pendapat bahwa membeli saham pada perusahaan yang kegiatan utamanya melakukan usaha yang haram, seperti, transaksi ribawi, memproduksi barang yang haram, jual beli barang yang haram. Pada prinsipnya, haram membeli saham pada perusahaan yang kadang- kadang melakukan transaksi yang haram, seperti transaksi ribawi, dan sejenisnya, walaupun kegiatan utama perusahaan tersebut itu adalah usaha yang halal. Di antara dalil (istisyhad) yang digunakan adalah kaidah fikih, jika ada dana halal dan haram bercampur, maka menjadi dana haram. Sesuai kaidah fikih ini, jika dana halal bercampur dengan dana haram, maka hukum haram lebih diunggulkan dan menjadi hukum keseluruhan dana tersebut. 2. Pendapat Kedua Sebagian ulama berpendapat, bahwa jika dana yang halal lebih dominan dari pada dana non halal, maka keseluruhan dana tersebut menjadi halal. Maslahat (al-hajah asysyar iyah) yaitu kebutuhan perusahaan syariah untuk melakukan usaha dan bisnisnya tersebut supaya bisa bertahan menunaikan misinya menghindari praktik bisnis ribawi dan memberikan alternatif berupa praktik yang halal. Banyak para ulama yang menegaskan tentang hal ini, beberapa ulama diantaranya : 1. Ibnu Nuja i, menjelaskan sebagai berikut : Jika terjadi di sebuah negara, dana halal bercampur dengan dana haram, maka dana tersebut boleh dibeli dan diambil, kecuali jika ada bukti bahwa dana tersebut itu haram. 2. An-Nawawi menjelaskan sebagai berikut : Jika terjadi di sebuah negara, dana haram yang tidak terbatas bercampur dengan dana halal yang terbatas, maka dana tersebut boleh dibeli, bahkan boleh diambil kecuali ada bukti bahwa dana tersebut bersumber dari dana haram, jika tidak ada bukti, maka tidak haram. Tetapi meninggalkan perbuatan tersebut itu dicintai Allah Swt., setiap kali dana haram itu banyak, maka harus disikapi dengan wara. 3. Ibnu Taimiyah menjelaskan sebagai berikut : Adapun orang yang bertransaksi secara ribawi, maka yang dominan adalah halal kecuali diketahui bahwa yang dominan adalah makruh. Karena jika seseorang menjual 1000 seharga 1.200, maka yang haram adalah marginnya saja. jika pendapatannya terdiri dari dana halal dan haram yang bercampur, maka bagian yang haram ini tidak mengharamkan bagian yang halal. ia bisa mengambil bagian yang halal tersebut, sebagaimana jika dana miliki dua orang syarik, dana syirkah telah bercampur dan menjadi milik keduanya, maka dana tersebut dibagi kepada dua syarik tersebut. Pendapatan non halal adalah bukan merupakan pendapatan yang secara sengaja diterima oleh entitas syariah seperti hasil korupsi, pencurian, perampokan yang diketahui sebelumnya oleh entitas syariah tersebut. Pendapatan non halal ini diterima oleh entitas syariah karena secara sistem entitas syariah otomatis menerima seperti bunga dari investasi konvensional (tabungan dan deposito di bank konvensional). Terdapat pengecualian persyaratan untuk qardhul hasan, khusus untuk pembiayaan ini tidak diikuti dengan penyerahan agunan dan tidak berkewajiban untuk mengembalikan pinjamannya akan tetapi bila nasabah berkehendak untuk mengembalikan pinjaman qardhul hasan, yang demikian itu akan lebih baik (ahsan). Landasan hukum qardh sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist, terdapat pada Firman Allah SWT, yaitu surat Al Baqarah ayat 245 : Volume 2, No.1, Tahun 2016

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal... 487 Artinya: Barang siapa meminjami di jalan Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-nya kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah:245) Ketentuan Al-Qardh menurut fatwa DSN-MUINo. 19/DSN-MUI/IV/2001, Adapun rukun dari akad qardh adalah Peminjam (muqtaridh), Pemberi pinjaman (muqridh), Jumlah dana (qardh), Ijab qabul (shigat). Sifat dana Al-Qardh itu sendiri tidak memberi keuntungan finansial. Karena itu, pendanaan qardh dapat diambil menurut kategori berikut : 1. Al-Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Talangan dana diatas dapat diambilkan dari modal bank. 2. Al-Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, dapat bersumber dari dana zakat, infaq dan sedekah. Di samping sumber dana umat, para praktisi perbankan syariah, demikian juga ulama, melihat adanya sumber dana lain yang dapat dialokasikan untuk qardh al-hasan, yaitu pendapatan-pendapatan yang diragukan, seperti jasa nostro di bank koresponden yang konvensional, bunga atas jaminan Letter of Credit di bank asing, dan sebagainya. Salah satu pertimbangan pemanfaatan dana-dana ini adalah akhaffu dhararain (mengambil mudharat yang lebih kecil). Hal ini mengingat jika dana umat Islam dibiarkan di lembaga-lembaga non muslim mungkin dapat dipergunakan untuk sesuatu yang merugikan Islam. Oleh karenanya, dana tersebut lebih baik diambil dan dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana alam atau membantu dhu afa. Aplikasi qardh di Bank Syariah Mandiri Cab. Dago terdapat dalam enam hal, yaitu: 1. Sebagai pinjaman talangan haji, di mana nasabah calon haji diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum berangkat haji. 2. Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, di mana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang ditentukan. 3. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan skema jual beli, ijarah, atau bagi hasil. 4. Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, di mana bank menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui pemotongan gajinya. 5. Sebagai pinjaman kepada nasabah yang ingin melangsungkan pernikahan, dikarenakan belum tersedianya dana untuk biaya pernikahan, fasilitas ini diperuntukkan bagi nasabah yang mempunyai agunan dan nasbah berkewajiban untuk mengembalikan utang tersebut sesuai dengan kesepakatan bersama antara nasabah dan bank. 6. Sebagai pinjaman kepada nasabah yang benar-benar sedang tidak memiliki uang untuk biaya sekolah atau kuliah anaknya, dihawatirkan putus sekolah atau kuliah maka bank bersedia memberi pinjaman dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. D. Kesimpulan 1. Terbagi dua pendapat para ulama yang menyatakan tentang hukum atas dana Keuangan dan Perbankan Syariah, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

488 Syifa Nadiyyah, et al. non halal, yaitu : Bagi ulama yang membolehkan penyaluran dana non halal hanya untuk mashalih ammah, itu berdasarkan pandangan bahwa dana haram itu haram bagi pemiliknya dan penerimanya. Jika dana itu haram bagi penerimanya, maka penerimanya tidak menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan pribadinya, tetapi harus disalurkan utnuk pembangunan fasilitas publik yang dimliki oleh masyarakat secara umum. Bagi ulama yang membolehkan penyalurannya untuk seluruh kebutuhan sosial, itu berdasarkan pandangan bahwa dana haram itu haram bagi pemiliknya, tetapi halal bagi penerimanya. Jika dana itu halal bagi penerimanya, maka penerimanya bisa menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan pribadinya, termasuk kebutuhan konsumtif dan program perberdayaan masyarakat. 2. Pendapatan dana non halal ada dikarenakan diterimanya oleh entitas syariah karena secara sistem entitas syariah otomatis menerima pendapatan seperti bunga dari investasi konvensional (tabungan dan deposito di bank konvensional). Adapun pengelolaan dana non halal diambil dan dimanfaatkan untuk penanggulangan bencana alam atau membantu dhu afa. Untuk penyaluran dana non halal oleh PT. Bank Syariah Mandiri itu sendiri, sebagian besar ditujukan untuk program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat yang paling banyak diberikan dengan prosentase bantuan dalam biaya sekolah yaitu sebesar 12,5% dan modal usaha untuk pinjaman kepada pengusaha kecil sebesar 87,5%. 3. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pendapatan dan Penyaluran Dana Non Halal pada PT. Bank Syariah Mandiri adalah haram, oleh karena itu dana non halal tiak boleh dimanfaatkan oleh bank tersebut untuk kebutuhan pribadi perusahaannya dengan penyaluran pembiayaan Qardhul Hasan dan kegiatan sosial lainnya. Daftar Pustaka Abdul Ghofur Anshori. Hukum Perbankan Syariah. Bandung : PT. Refika Aditama Abdul Rahman Ghazaly, dkk. 2010. Fiqih Muamalah. Jakarta : Prenada Media Group Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Tangerang: Azkia Publisher Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada DSN-MUI. 2006. Himpunan Fatwa DSN-MUI. Jakarta: Gaung Persada Ika Yunia Fauzia, dkk. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam. Perspektif Maqashid alsyari ah. Jakarta : Prenadamedia Group Josep Schacht. 1964. An Introduction to Islamic Law. Oxford: University Press Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Edisi Revisi 2006. Jakarta : Diterbitkan atas kerjasama DSN Bank Indonesia Mardani. 2013. Hukum Islam : Kumpulan Peraturan tentang Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group Masyhuri, dkk. 2011. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif. (Edisi Revisi). Bandung : PT. Refika Aditama Volume 2, No.1, Tahun 2016