GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

I. PENGANTAR. A. Latar Belakang. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan mood yang berorientasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun Oleh: NUR RAHMAH WATI Nim : 20100320138 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri adalah hal yang paling sering kita temui dimana saja, semua orang pernah mengalami nyeri. Nyeri adalah pengalaman yang tidak menyenangkan yang disebabkan adanya kerusakan jaringan (Brunner & Suddart, 2002). Nyeri tidak bisa dihindari, tidak akan ada orang yang tidak pernah mengalami nyeri. Setiap orang harus belajar bagaimana mengontrol nyeri yang dirasakan, bukan dikontrol oleh nyeri (Carpenito, 2002). Menurut Carpenito (2002) ada dua macam jenis nyeri yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang tidak lebih dari enam bulan dimana penyebabnya adalah penyakit organik ataupun cidera, yang biasanya makin lama nyeri tersebut akan berkurang dan hilang, sedangkan nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi lebih dari 6 bulan dengan karakteristik nyeri bersifat menetap dan terus menerus. Orang yang mengalami nyeri biasanya akan terganggu aktivitas sehari-harinya, bahkan istirahat dan tidurnya pun akan terganggu karena adanya nyeri yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Selain itu, orang yang mengalami nyeri juga bisa menarik diri dari lingkungan misalnya menghindari percakapan (Potter & Perry, 2005 ). Nyeri bisa terjadi dimana saja. Biasanya orang yang mengalami nyeri akan berusaha mencari pertolongan pertama untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan, tidak terkecuali diruang gawat darurat dimana berbagai macam pasien memasuki ruangan tersebut. Biasanya pasien yang masuk ruang gawat darurat mengalami keadaan gawat

atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) (Widiarso, 2003). Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan diketahui jumlah pasien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU dalam sebulan terdapat 2070 orang pasien, sedangkan didalam satu hari terdapat 69 orang pasien yang masuk ke ruang IGD. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang IGD, dari 69 pasien 80% dari populasi mengalami nyeri sedang, sisanya mengalami nyeri ringan dan berat. Dalam mengukur tingkat nyeri pasien di Rumah Sakit PKU, petugas kesehatan biasanya hanya memperhatikan ekspresi wajah pasien, sekaligus menanyakan langsung bagaimana rasa nyeri yang dirasakan, contohnya seperti menanyakan bagaimana rasa nyerinya, apakah seperti ditusuk atau rasa terbakar. Namun pengkajian ini masih kurang efektif karena perawat hanya menanyakan nyeri yang dirasakan dengan pertanyaan sakit sekali atau tidak?, selanjutnya pasien akan diberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri pasien, sedangkan untuk pasien yang mengalami nyeri ringan biasanya perawat akan mengajarkan pasien menggunakan nafas dalam atau mengatur posisi untuk mengontrol nyeri yang dirasakan. Menurut Handerson (2002) keperawatan merupakan pelayanan profesional yang merupakan salah satu pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan berupa pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang ditujukan kepada individu maupun masyarakat yang mengalami sakit atau sehat, dari lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari. Nyeri merupakan salah satu hal yang paling sering dirasakan tidak terkecuali diruang gawat darurat. Oleh karena itu, penting sekali mengetahui tingkat nyeri pasien dan penanganannya pada pasien yang masuk diruang gawat darurat. Selain itu,

nyeri merupakan gambaran bahwa telah terjadi kerusakan pada jaringan yang dapat dilihat secara langsung maupun tidak. Nyeri yang berasal dari cedera juga dapat mengaktifasi saraf simpatis. Efek dari aktivasi saraf simpatis antara lain peningkatan frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, yang nantinya akan menyebabkan peningkat tekanan darah (Handerson, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2013), berdasarkan umur seseorang mengalami nyeri lebih banyak berpengaruh pada usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 10 responden (50,0%). Umur responden adalah variabel yang paling penting yang akan mempengaruhi reaksi maupun ekspresi seseorang terhadap rasa nyeri. Selain itu peneliti menuliskan pula tentang pendidikan yang berpengaruh pula terhadap respon nyeri yang dirasakan seseorang, dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan tentang tingkat pendidikan yang berpengaruh sebanyak (90%), semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula cara seseorang mengontrol nyeri yang dirasakannya. Pada penelitian ini dilaporkan bahwa penyebab keluhan nyeri tersering yang ada di Indonesia adalah nyeri punggung bawah, dismenorea, nyeri leher dan trauma. Penelitian yang dilakukan oleh Schoplocher, Taenzer dkk (2011) tentang prevalensi nyeri yang terjadi di Kanada, diketahui bahwa jumlah penderita nyeri di Canada berkisar pada usia 18 tahun ke atas, dengan keluhan nyeri beragam, nyeri yang paling sering terjadi di Canada adalah nyeri punggung bawah, nyeri leher, dan trauma. Nyeri kronis biasanya sering terjadi pada orang dewasa, dan wanita merupakan orang yang paling sering mengalami nyeri dibandingkan laki-laki. Dampak dari nyeri menurut Brunner dan Suddarth (2002) setiap pasien yang mengalami nyeri terutama nyeri berat, harus segara dilakukan penanganan nyeri secara

sempurna, karena dampak dari nyeri tersebut akan menimbulkan stres yang akan mempengaruhi sistem tubuh dan memperberat nyerinya. Selain perubahan psikologis seperti rasa ketakutan, kecemasan, gangguan tidur, nyeri juga berdampak pada naiknya tekanan darah seseorang. Contohnya seperti penderita sakit gigi, akan mengalami kenaikan tekanan darah akibat nyeri yang di timbulkan. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu untuk mengetahui tingkat nyeri pasien guna memberikan penanganan dalam upaya mengurangi nyeri pasien di Instalasi gawat darurat, sehingga penanganan yang cepat, tepat dan efisien dapat di berikan kepada pasien. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah: Bagaimana Gambaran Tingkat Nyeri Pasien di Ruang IGD Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. Mengetahui tingkat nyeri pada pasien diruang IGD Rumah Sakit PKU. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang mengalami nyeri b. Untuk mengetahui persentase nyeri ringan di ruang IGD RS PKU c. Untuk mengetahui persentase nyeri sedang di ruang IGD RS PKU

d. Untuk mengetahui persentase nyeri hebat di ruang IGD RS PKU e. Untuk mengetahui persentase nyeri sangat hebat di ruang IGD RS PKU f. Untuk mengetahui persentase nyeri paling hebat di ruang IGD RS PKU D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi 1. Institusi Pendidikan Sebagai sumber ilmu pengetahuan khususnya tentang nyeri dan dapat dipergunakan sebagai sarana kepustakaan dan sebagai tambahan informasi. 2. Institusi Pelayanan Memberikan informasi kepada institusi pelayanan tentang besarnya masalah kejadian nyeri yang sering dialami pasien-pasien dirumah sakit khususnya di instalasi gawat darurat. Informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menentukan masalah prioritas yang harus diatasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan sehingga pada akhirnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien. E. Penelitian Terkait. Sejauh ini peneliti belum pernah menemukan penelitian tentang Tingkat nyeri pasien yang masuk ruang IGD, namun peneliti menemukan beberapa penelitian terkait nyeri dalam penanganannya seperti nyeri persalinan dan sebagainya, berikut adalah penelitian-penelitian yang terkait nyeri :

1. Windiasih, 2001 Judul penelitian pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri persalinan pada ibu bersalin kala 1 di yayasan RS Arvita Bunda Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian quasy eksperiment dengan perencangan pretest post test with control group, dengan jumlah responden 30 orang (15 sebagai kelompok kontrol, dan 15 sebagai kelompok eksperimen). Hasil penelitian ada pengaruh terapi musik klasik terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin kala 1. 2. Sari, 2008 Judul penelitian pengaruh mendengarkan ayat Al-Quran terhadap tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primipara di puskesmas Mergangsang Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment dengan pretes post test design with control group dengan jumlah sampel yakni 30 responden yang terdiri dari 15 kelompok kontrol dan 15 kelompok eksperimen yang mendapatkan terapi mendengarkan ayat Al-Quran selama 15 menit. Hasil penelitianya terdapat pengaruh mendengarkan ayat Al-Quran terhadap penurunan tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada primipara yakni dengan nilai p=0,001 antara sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukan intervensi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah pada tingkat nyeri pasien yang ada di IGD. Jika di penelitian sebelumnya diberikan intervensi maka pada penelitian sekarang tidak diberikan intervensi dan hanya untuk mengetahui tingkat nyeri pasien yang ada diruang IGD.