UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PASSING

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PERMAINAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya. Sedangkan menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan Belajar. sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

SKRIPSI Oleh PUSPA RIZKY KURNIAWATI K

BAB II KAJIAN TEORI. terbentuknya keterampilan dari seseorang. Setiap individu memiliki. kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. permainan kasti dengan baik, maka harus menguasai teknik-teknik dasarnya.

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

SKRIPSI. Oleh : Agus Tri Haryanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT

UPAYA PENINGKATAN PASSING

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS

EFEK APLIKASI PERMAINAN HOLE BALL

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Chaplin (1997 : p. 34) ability (kemampuan, ketangkasan, untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui test.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK MELALUI MODEL BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SatuanPendidikan : SMP Negeri 1 Geger Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak. Dalam kehidupan sehari-hari kemampuan gerak sangat dibutuhkan baik

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK MENENDANG

ERIK SUPRIANTO K

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

SKRIPSI. Oleh : HENDRI YUSTIA KURNIAWAN K

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemukul dan regu penjaga. Regu pemukul berusaha mendapatkan nilai dengan

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

BUDIYONO X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh : SUMINAH NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

Oleh : SETYO SADI ARSANI X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN KASTI

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Olah Raga Dan Kesehatan

SKRIPSI. Oleh : Imanuel Agus Santoso K

AGIPTA ADHI WIRASTRATMAJA K

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pada mulanya permainan bola voli diberi nama Minonette oleh penemu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TURBO MELALUI

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MELEMPAR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ANDONGSILI MOJOTENGAH WONOSOBO

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEKNIK DAN BERMAIN

SKRIPSI. Oleh : BAYU DWI CAHYO K PENJASKESREK

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGIRING DENGAN

SKRIPSI. Oleh: Rizky Andriyanto K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: DHENNY SURYAHADI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DUKUH 2 TAHUN AJARAN 2011/2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MENINGKATKAN KETEPATAN MENANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN KASTI MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SDN 8 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

SKRIPSI. Oleh : LUKMAN SAEFUDIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012.

STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

HUBUNGAN UKURAN PANJANG LENGAN, UKURAN TINGGI BADAN,

TAHUN. oleh. commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: FAJAR ARDYYANTO X4610055 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Juli 2012 to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama NIM Jurusan/Program Studi : Fajar Ardyyanto : X4610055 : JPOK/ Penjaskesrek menyatakan bahwa skripsi saya UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Fajar Ardyyanto ii

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh: FAJAR ARDYYANTO X4610055 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 iii

PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 13 Juli 2012 Pembimbing I, Pembimbing II, Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes. NIP. 19630608 199010 2 001 Drs. Sugiyoto, M.Pd. NIP. 19541112 198403 1 001 iv

PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari : Kamis Tanggal : 26 Juli 2012 Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua Sekretaris Anggota I Anggota II : Waluyo, S.Pd., M. Or. : Slamet Widodo, S. Pd., M. Or. : Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes. : Drs. Sugiyoto, M.Pd. Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan, Pembantu Dekan I, Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si. NIP 19660415 199103 1 002 v

MOTTO #Jalanilah kehidupanmu dengan iman dan taqwamu, insyaallah kebaikan akhirat akan menemani kehidupan abadimu# vi

PERSEMBAHAN Senantiasa ku ucap syukur pada-mu, kupersembahkan karya ini untuk : v Bapak dan Ibu Tercinta Doamu yang tiada terputus, pengorbananmu begitu besar, kerja kerasmu yang tak kenal lelah demi kehidupan ini. Aku bangga pada kalian, terimakasih atas semua yang engkau berikan pada diri ini. Tiada kasih saying yang abadi seperti kasih sayangmu. v Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing Pembimbingku yang senantiasa membimbing, memotivasi, dan terus memberi semangat dengan penuh perhatian dan kesabaran. Terimakasih atas bimbingannya selama ini, engkau begitu berarti untuk kesuksesan yang telah menanti diriku. v Keluarga Besar Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri Terimakasih atas kerjasama dan bimbingannya selama ini, Suatu kebanggaan bisa mengajar di Sekolah Dasar Negeri favorit di Wonogiri terus maju dan sukses selalu melahirkan siswa yang berkarakter kuat dan cerdas serta berbudi luhur. v Karlina Indriyaningsih Terimakasih atas semua perhatianmu, kasih sayingmu, semangatmu yang terus ada untuk diriku, kau selalu ada dalam suka maupun duka menemani langkah hidup ku dengan penuh kesabaran. v Semua Sahabat Jurusan Pendidikan Olahraga dan kesehatan Terimakasih atas semangat commit perjuangan to user dukungan serta doanya. vii

ABSTRAK Fajar Ardyyanto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri yang berjumlah 34 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas aspek kognitif kondisi awal 15 siswa atau 44, 12% dan pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Aspek afektif kondisi awal 16 siswa 47, 06% dan pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 27 siswa atau 79,41%. Aspek psikomotor kondisi awal 14 siswa 41, 18% dan pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa atau 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Dan hasil belajar melempar siswa kondisi awal 11 siswa atau 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 82,35%. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar dalam permainan kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri. Kata kunci: melempar, permainan kasti, alat bantu pembelajaran viii

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 3. Ketua Prograrm Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebrlas Maret Surakarta. 4. Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes. dan Drs. Sugiyoto, M.Pd. selaku Pembimbing I dan II, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala SD Negeri I Wonogiri, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini. 6. Pardi, S. Pd. selaku Guru Penjasorkes SD Negeri I Wonogiri, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 7. Para siswa SD Negeri I Wonogiri yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. ix

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Surakarta, Juli 2012 Penulis x

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Hasil Penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI... 5 A. Tinjauan Pustaka... 5 1. Permainan Kecil... 5 a. Pengertian Permainan kecil... 5 b. Macam-Macam commit Permainan to user Kecil... 5 xi

2. Permainan Kasti... 7 a. Sejarah Permainan Kasti... 7 b. Pengertian Permainan Kasti... 7 c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar... 8 d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti... 9 e. Teknik Permainan Kasti... 12 f. Pengertian Melempar... 20 g. Teknik Melempar Dalam Permainan Kasti... 21 3. Pembelajaran... 24 a. Pengertian Pembelajaran... 24 b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran... 25 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar... 26 d. Hasil Belajar... 27 4. Alat Bantu Pembelajaran... 28 a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran... 28 b. Kriteria Pemilihan Alat Bantu yang baik... 29 c. Fungsi Alat Bantu Pembelajaran... 30 d. Alat Bantu Pembelajaran Lempar Dalam Permainan Kasti... 31 e. Pembelajaran Melempar Bola Kasti... 31 B. Kerangka Berpikir... 33 BAB III METODE PENELITIAN... 35 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 35 B. Subjek Penelitian... 36 C. Data dan Sumber Data... 37 D. Pengumpulan Data... 37 E. Uji Validitas Data... 38 F. Analisis Data... 38 G. Indikator Kinerja Penelitian... 39 H. Prosedur Penelitian... 40 xii

1. Rancangan Siklus I... 40 a. Tahap Perencanaan... 40 b. Tahap Pelaksanaan... 41 c. Pengamatan Tindakan... 41 d. Tahap Evaluasi Refleksi... 41 2. Rancangan Siklus II... 41 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN... 43 A. Deskripsi Pratindakan... 43 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus... 47 1. Siklus I Pertemuan Pertama... 47 2. Siklus I Pertemuan Kedua... 51 3. Siklus I Pertemuan Ketiga... 55 4. Siklus II Pertemuan Pertama... 61 5. Siklus II Pertemuan Kedua... 65 6. Siklus II Pertemuan Ketiga... 68 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus... 73 D. Pembahasan... 75 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 77 A. Simpulan... 77 B. Implikasi... 77 C. Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA... 79 LAMPIRAN... 80 xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1. Tiang Hinggap... 9 2.2. Tiang Bendera Batas... 10 2.3. Kayu Pemukul... 10 2.4. Bola Kasti... 11 2.5. Pen Besi... 11 2.6. Nomor Dada... 12 2.7. Menangkap Bola Melambung Tinggi... 14 2.8. Menangkap Bola Mendatar... 14 2.9. Menangkap Bola Rendah... 15 2.10. Menangkap Bola Sikap Duduk Berlutut... 16 2.11. Menangkap Bola Sikap Jongkok Berlutut... 16 2.12. Menangkap Bola Sikap Berdiri Menekuk Lutut... 16 2.13. Menangkap Bola Datar di Kanan Dengan Dua Tangan... 17 2.14. Menangkap Bola di Kanan Dengan Satu Tangan... 17 2.15. Pukulan Melambung... 18 2.16. Pukulan Mendatar... 18 2.17. Pukulan Merendah... 19 2.18. Ilustrasi Gerakan Melempar... 21 2.19. Gerakan Melempar Dari Bawah... 22 2.20. Gerakan Melempar Dari Samping... 22 2.21. Gerakan Melempar Dari Atas... 23 2.22. Gerakan Lemparan Bola Melambung Tinggi... 23 2.23. Gerakan Melempar Bola Mendatar... 23 2.24. Gerakan Melempar Bola melambung... 24 2.25. Pembelajaran lemparan ke Arah Sasaran... 32 2.26. Pembelajaran Lemparan ke Sesama Teman... 32 2.27. Alur Kerangka berpikir... 34 xiv

4.1. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus I... 60 4.3. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus II... 73 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Kognitif... 74 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Afektif... 74 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Psikomotor... 75 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Kemampuan Melempar... 75 xv

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas... 36 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 37 3.3. Persentase Target Capaian... 39 4.1. Aspek Kognitif Siswa Sebelum Tindakan... 44 4.2. Aspek Afektif Siswa Sebelum Tindakan... 45 4.3. Aspek Psikomotor Siswa Sebelum Tindakan... 45 4.4. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan... 46 4.5. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan I... 58 4.6. Aspek Afektif Setelah Tindakan I... 58 4.7. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan I... 59 4.8. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan I... 60 4.9. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan II... 70 4.10. Aspek Afektif Setelah Tindakan II... 71 4.11. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan II... 72 4.12. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan II... 72 xvi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa... 80 2. Observasi Pra Siklus... 81 3. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Pertama... 89 4. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Kedua... 112 5. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Ketiga... 135 6. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Pertama... 158 7. Seperangkat RPP Siklus IIPertemuan Kedua... 181 8. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Ketiga... 204 9. Dokumentasi Siklus I... 227 10. Dokumentasi Siklus II... 228 11. Surat-Surat Ijin Penelitian... 229 xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani juga sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, selain itu juga salah satu alat yang penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia dalam proses mempersiapkan dirinya menuju masa depan yang lebih baik. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pendidikan jasmani merupakan suatu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, yang sangat besar perannya dalam pembentukan dan perkembangan manusia. Tujuan pendidikan jasmani menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 5) adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai peran penting untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Mutohir (1992: 27) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak commit serta to user kepribadian yang harmonis dalam 1

2 rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, diajarkan beberapa macam jenis permainan yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Permainan merupakan alat untuk mempelajari fungsi hidup sebagai persiapan untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Carl Bucher mengemukakan bahwa Permainan telah lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih, bergembira dan rileksasi, permainan juga merupakan salah satu komponen utama dalam setiap program pendidikan jasmani (Herman Subarjah, 2007: 1.3). Menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 136) mendefinisikan permainan kecil ada dua macam yaitu permainan kecil tanpa alat dan permainan kecil dengan alat, permainan kecil tanpa alat : gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau, katak dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil dengan alat: permainan kasti, permainan bola bakar, permainan rounders, dan permainan kippers. Di Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri pembelajaran penjas yang di berikan guru belum maksimal karena peralatan dan perlengkapan penjas yang adapun sangat tidak memadai, ini membuat pembelajaran penjas hanya berlangsung monoton. Keadaan seperti ini membuat siswa kurang senang dan cepat bosan oleh karena itu minat dan motivasi siswa sangat kecil dalam mengikuti pembelajaran melempar dalam permainan kasti. Selain faktor alat yang kurang memadai karateristik siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri yang manja dan semaunya sendiri juga menjadi kendala tersendiri bagi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan sesuatu yang bisa menarik perhatian siswa agar tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Materi yang ada dalam silabus tidak tersampaikan secara menyeluruh dengan baik, banyak siswa kelas IV C yang belum menguasai kemampuan melempar dalam permainan kasti baik melempar dari bawah atau lambungan, melempar dari samping, dan melempar dari atas. Dari jumlah siswa 34 anak hanya 32,35% atau 11 anak yang mampu melakukan gerakan melempar dengan baik,karena siswa mengalami permasalahan tersebut saat melakukan permainan kasti mereka sangat kesulitan, commit permainan to user tidak berjalan lancar dan tujuan

3 permainan juga tidak tercapai. Gerak melempar nantinya juga dapat di jadikan pengetahuan dasar untuk dikembangkan lagi ke cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Alat bantu pembelajaran digunakan agar materi yang diberikan dapat tersapaikan dengan baik dan mudah di mengerti oleh siswa, alat yang digunakan dalam pembelajaran adalah bola tenis, bola plastik, bola berekor dan bola kasti agar siswa tidak cepat bosan dan senang dengan alat yang digunakan dalam pembelajaran melempar jadi minat dan motivasi siswa tingi untuk mengikuti pembelajaran melempar dalam permainan kasti dengan pembelajaran yang dikompetisikan dan bervariasi. Dalam pemilihan alat bantu juga dipertimbangkan faktor keekonomisan biaya, dengan biaya sedikit alat yang digunakan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengamatan selama tahap observasi yang telah dilakukan, pembelajaran pendidikan jasmani yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri masih terdapat beberapa kendala. Penggunaan alat yang kurang memadai dan keadaan siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menjadikan banyak siswa IV C belum mampu menguasai kemampuan melempar dalam permainan kasti. Berbagai masalah yang telah dikemukakan di atas melatar belakangi judul penelitian Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melempar Bola Kasti Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?

4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kreatifitas guru, dalam pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran. 2. Bagi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan melempar dalam pembelajaran permainan kasti serta dapat memotivasi siswa untuk terus aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran penjas. 3. Bagi Lembaga Pendidikan, dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengembanagn kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah dasar dapat meningkat.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Permainan Kecil a. Pengertian Permainan Kecil Permainan kecil menurut Sukintaka (1992: 89) adalah permainan yang tidak mempunyai peraturan baku, dan tidak ada organisasi induk. Permainan kecil merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai macam permainan kecil yang di ajarkan di sekolah dasar dengan peraturan yang bervariasi diperkenalkan kepada siswa agar siswa mengerti dan paham tentang macam-macam permainan kecil itu sendiri karena permainan sejak dulu sudah ada dan perlu di kenalkan secara turun-temurun untuk menambah pengetahuan siswa dan menanamkan nilainilai yang terkandung di dalam permainan kecil. Untuk permainan kecil menggunakan alat di sebut juga dengan permainan bola kecil yaitu permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau untuk meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan menentukan kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain. b. Macam-Macam Permainan Kecil Permainan kecil menurut msenurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 136) dibagi menjadi dua yaitu permainan kecil dengan alat dan tanpa alat. Permainan kecil tanpa alat yaitu gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau, katak dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil menggunakan alat yang di ajarkan di Sekolah Dasar yaitu permainan kasti, permainan bola bakar, permainan rounders, commit dan permainan to user kippers. 5

6 1) Permainan Kasti Permainan kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. 2) Permainan Bola Bakar Permainan bola bakar adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan ini berbentuk segi enam beraturan dengan sebuah tiang hinggap setiap sudutnya. 3) Permainan Rounders Permainan Rounders adalah termasuk cabang olah raga permainan, termasuk dalam kelompok permainan bola pukul, sekelompok dengan soft ball, base ball dan slag-bal. Permainan rounders dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan rounders berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi lapangan 15 meter dan pada setiap sudutnya diberi base berbentuk bujur sangkar sebagai tempat hinggap. 4) Permainan Kipers Permainan kippers adalah pengembangan dari permainan kasti, permainan kippers merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. commit to Permainan user ini dimainkan dilapangan

7 yang berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari ruang bebas, ruang pemukul dan ruang jaga, dimana ruang jaga terdapat dua buah ruang bebas sebagai tempat akhir dari regu pemukul sebelum kembali ke ruang pemukul. 2. Permainan Kasti a. Sejarah Permainan Kasti Permainan Kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda (Hindia Belanda). Kata kasti berasal dari bahasa Belanda yang artinya permainan di lapangan yang menggunakan bola kecil dan alat pemukul kayu. Permainan kasti dimainkan oleh dua regu pemain, masingmasing regu pemukul dan regu lapangan. Permainan kasti dimainkan khusus oleh anak laki-laki saja atau oleh anak perempuan, terutama dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar. Sejak dulu telah diselenggarakan pertandingan kasti antar sekolah, pertandingan persahabatan maupun pertandingan untuk memperebutkan suatu kejuaraan, Permainan kasti juga pernah dipertandingkan dibeberapa acara nasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan ini merupakan permainan yang sangat menarik untuk dipertandingkan karena sejak zaman Belanda sampai sekarang permainan ini masih di ajarkan dan di berikan melalui program pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar. b. Pengertian Permainan Kasti Menurut Waryati, Sulistyo, dan Soetarti (1993: 105) kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan commit disebut to user regu lapangan atau pihak lapangan.

8 Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata berbentuk empat persegi panjang di mana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1 dengan 2. Diatas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hinggap bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas. Dalam permainan kasti dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola berusaha segera berlari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai. Sebaliknya regu lapangan berusaha menggagalkan usaha pemain pemukul untuk mendapatkan nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ke ruang bebas) untuk menjadi pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu adalah untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti dilakukan 2 babak, antara babak pertama dan babak kedua diberi waktu istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebiah banyak mengumpulkan nilai. c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar Permainan kasti dapat dijadiikan alat untuk pencapaian tujuan pembelajaran penjas di sekolah dasar, melalui permainan kasti secara langsung siswa terlibat dalam peraturan yang ada dalam permainan selain itu dengan permainan kasti guru dapat menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan, seperti nilai kerjasama, sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab. Jika nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri siswa maka pembelajaran commit to penjas user tujuannya dapat tercapai dengan

9 baik, aspek-aspek yang masuk dalam pendidikan jasmani juga dapat dilihat dalam permainan ini seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru harus bisa mengembangkan aspek tersebut jika salah satu ditinggalkan misal aspek afektif, jika siswa tidak suka dilempar dengan bola maka dia akan mengejar dan membalasnya. Hal seperti ini tidak akan terjadi bila siswa memiliki sikap positif dalam permainan kasti dan paham tentang maksud tujuan permainan. Jadi guru harus memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tau dan paham tentang maksud dan tujuan permainan kasti dalam pendidikan jasmani. Dengan demikian melalui permainan kasti dapat dijadikan alat untuk pencapaian tujuan pendidikan jasmani. d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti Peralatan yang digunakan dalam permainan kasti ada beberapa macam, alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tiang hinggap Dalam permainan kasti terdapat 3 buah tiang hinggap, 1 tiang pertolongan dan 2 buah tiang bebas. Untuk memudahkan pandangan baiklah bila tiang-tiang hinggap dicat putih, dengan di kaitkan bendera berwarna yang warna bendara batas, umpamakan berwarna biru atau hijau. Bila tiang hinggap terbuat daripada besi bagian atasnya harus dilengkungkan guna menghindari baha cidera. Adapun gambar tiang hinggap sebagai berikut: Gambar 2.1. Tiang hinggap (Waryati commit dkk, to 1993: user 10)

10 2) Tiang bendera batas Batas lapangan dan pertengahan garis samping di pancangkan tiang bendera batas pada keempat sudutnya, jadi terdapat 6 buah tiang bendera dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari tanah dicat berselang-seling putih-hitam dengan bendera berwarna terang dan mudah dilihat umpamakan warna merah.gambar tiang bedera batas sebagai berikut: Gambar 2.2. Tiang bendera batas (Waryati dkk,1993: 10) 3) Kayu pemukul Kayu pemukul terbuat dari kayu. Panjang 50 cm-60 cm. Penampangnya berbentuk bulat atau bulat telur, untuk yang bulat garis tengahnya 3,5 cm, dan yang berbentuk bulat telur lebarnya 5 cm; dan tebalnya 3,5 cm. Panjang tempat pegangannya 15 cm-20cm bulat pegangan ber-ukuran 3 cm-40 cm, lebarnya 10 cm. Panjang pegangan 15cm-20 cm. Gambar kayu pemukul sebagai berikut: Gambar 2.3. Kayu pemukul (Waryati dkk, 1993: 9) 4) Bola kasti Bola Kasti bagian luarnya terbuat dari karet atau kulit, di dalamnya di isi dengan wol, kapuk, commit sabut to atau user ijuk. Keliling bola 19 cm-21 cm,

11 berat bola 70 gram-80 gram. Bola harus cukup elastis tidak boleh keras, dalam pembelajaran disediakan bola paling tidak 2 orang 1 bola. Gambar bola kasti sebagai berikut: Gambar 2.4. Bola kasti (Waryati dkk, 1993: 9) 5) Bendera untuk pembantu wasit Ukuran lebar x panjang: 20 cm x 30 cm. Warna menyolok mudah dilihat dan berlainan dengan warna bendera tiang hinggap dan bendera batas. Banyaknya 3 buah untuk 3 orang pembantu wasit. 6) Tali Tali untuk garis batas lapangan, ukuransebesar jari warna mudah dilihat, panjangnya sekurang-kurangnya 240 meter. 7) Pen besi Pen (paku) Besi: Panjangnya kurang lebih 17 cm banyaknya paling sedikit 20 buah. Pen besi digunakan untuk membuat garis batas dengan tali. Untuk menancapkan pen ke dalam tanah diperlukan alat pemukul. Gambar pen besi sebagai berikut: 8) Nomor dada Gambar 2.5. Pen besi (Waryati dkk, 1993: 11) Nomor dada dibutuhkan sejumlah 30 buah, terbuat dari kain terdiri dari 2 macam warna. Masing-masing warna 15 buah, yaitu mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 12 untuk pemain inti, sedang nomor 13, 14, dan 15 untuk pemain cadangan. Tiap nomor dibuat rangkap untuk dipasang atau digantungkan di dada da di punggung supaya

dapat dilihat dari depan dan di punggung supaya dapat dilihat dari depan dan belakang. Gambar nomor dada sebagai berikut: 12 9) Peluit Gambar 2.6. Nomor dada (Waryati dkk, 1993: 12) Peluit hendaknya di pilih yang mudah di tiup dan berbunyi nyaring sehingga mudah di dengar dari jarak jauh. 10) Daftar nilai Untuk daftar nilai dapat digunakan kertas dengan perlengkapan pensil, karton dengan perlengkapan kapur atau pensil, papan tulis dengan perlengkapan kapur dan penghapus. Sebelum pertandingan hendaknya di sediakan kertas daftar nama pemain bagi masing-masing regu yang bertanding. 11) Perlengkapan pemain Perlengkapan perorangan dalam pembelajaran atau latihan antara lain baju untuk olah raga yang dibuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, celana olahraga. Perlengkapan untuk regu tim yaitu setiap tim atau perkumpulan kasti memiliki setidaknya 2 set kostum, yang satu set sebaiknya berwarna lain sebagai cadangan apabila dai dalam suatu pertandingan kebetulan warna satu regu lawanya sama. Tiap set terdiri 15 stel. e. Teknik Permainan Kasti Menurut Waryati dkk (1993: 111) teknik dalam permainan kasti dibagi menjadi: 1) Lari cepat

13 Teknik lari cepat gerakanya adalah langkah kecil-kecil agar frekuensi langkahnya menjadi lebih banyak dengan paha di angkat setinggitingginya, badan tidak condong seperti lari atletik, sikap badan tegak supaya mudah melihat arah lapangan yang lebih luas, sering mendapat rintangan atau dihadang akan di lempar bola oleh para pemain lawan harus berhenti mendadak segera merubah arah ke samping kanan atau ke samping kiri, segera lari mundur dan seterusnya. Sudut siku lengan lebih besar dan ayunan lengan agak terbuka kebelakang, guna menjaga keseimbangan badan. Titik berat badan selalu dekat dengan tanah. 2) Menangkap bola Menangkap bola merupakan teknik yang harus dikuasai oleh pemain regu lapangan untuk memperoleh nilai tangkap bola dari pukulan lawan. Menangkap bola dapat dilakukan dari lemparan teman, dari pukulan regu pemukul, bagi pemain penangkap belakang yang berada di belakang pemukul. Berdasarkan tinggi rendahnya bola maka teknik menangkap di bedakan menjadi: a) Menangkap bola melambung tinggi Badan menghadap kearah datangnya bola. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping kiri-kanan, kedua lutut sedikit di tekuk, pandangan kearah bola. Kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan kearah depan di atas kepala, arah datangnya bola. Posisi pangkal telapak kedua tangn rapat ujung ibu jari kiri, ujung jari kelingking tangan kiri rapat dengan ujung jari kelingking kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan menunjuk ke arah atas, sehingga kedua tangan membentuk mangkuk. Semua otot-otot lemas (rileks), lengan agak lurus. Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup kedua tangan segera di tarik ke belakang bawah agar bola tidak mudah melenting keluar, tangan tidak terasa sakit, segera sudah dalam posisi siap. Gerakan terakhir kaki kiri dipindahkan kedepan sudah dalam keadaan siap melempar. Berikut

gambar posisi tangan menangkap bola melambung tinggi sebagai berikut: 14 Gambar 2.7. Menangkap bola melambung tinggi (Waryati dkk, 1993: 24) b) Menangkap bola mendatar Seperti pada menangkap bola melambung tinggi, Kedua lengan kiri dan kanan sejajar di julurkan lurus di depan dada kearah datangnya bola. Posisi pangkal telapak tangan rapat, ujung ibu jari kiri rapat dengan ujung ibu jari kanan, ujung kelingking tangan kiri rapat dengan ujung kelingking tangan kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan kedua tangan membentuk mangkuk menunjuk datar ke arah datangnya bola. Pada waktu menyentuh tangan semua jari kedua tangan dirapatkan kedua tangan segera ditarik hingga depan dada mengikuti arah jalannya bola, semua otot-otot kendor. Berikut gambar menangkap bola mendatar sebagai berikut: Gambar 2.8. Menangkap bola mendatar (Waryati dkk, 1993: 25) c) Menangkap bola rendah Seperti pada sikap permulaan menangkap bila melambung tingi tetapi kedua lutut ditekuk lebih rendah. Kedua lengan kirid an kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuk dirapatkan hingga kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan. Semua otot-otot kendor. commit to Pada user waktu bola menyentuh tangan,

15 semua jari-jari ditutup, kedua tangan segera sedikit ditarik ke belakang bawah mengikuti arah jalannya bola. Gerakan terakhir kedua tangan ditarik ke depan dada, kaki kiri dipindahkan ke depan siap untuk melempar bola. Berikut gambar menangkap bola rendah sebagai berikut: Gambar 2.9. Menangkap bola rendah (Waryati dkk, 1993: 26) d) Menangkap bola bergulir di tanah Badan menghadap kearah datangnya bola ada tiga macam sikap: Sikap duduk berlutut, kedua lutut rapat menyentuh tanah. Sikap berjongkok berlutut, kaki kiri jongkok kaki kanan berlutut menyentuh tanah. Lutut kanan rapat dengan kaki kiri. Dengan sikap ini bola yang telah terpegang lebih cepat siap untuk dilempar daripada sikap duduk berlutut. Sikap berdiri, badan dibongkokkan ke depan bawah, kedua lutut ditekukkan sikap kedua lengan lurus ke bawah. Badan membongkok ke depan, kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangn terbuka, sedangkan jari kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan dan posisi jari yang lain agak merenggang dan sedikit di tekuk ke depan, sehingga ujung-ujung jari semuanya menyentuh tanah. Pada waktu bola menyentuh tangan semua jari ditutup, kedua tangan segera ditarik ke depan. Gerakan terakhir dengan berdiri, siap melemparkan bola. Berikut gambar menangkap bola bergulir di tanah sebagai berikut:

16 Gambar 2.10. Menangkap bola sikap duduk berlutut (Waryati dkk, 1993: 26) Gambar 2.11. Menangkap bola sikap jongkok berlutut (Waryati dkk, 1993: 26) Gambar 2.12. Menangkap bola sikap berdiri dengan menekuk lutut (Waryati dkk, 1993: 27) e) Menangkap bola di samping badan Apabila bola datangnya melambung di sebelah kanan atau kiri badan, maka cara menangkap bol dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan ke samping kanan atau ke samping kiri badan, dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak merenggang serta telapak tangan menghadap kearah datangnya bola. Jika anak-anak sudah pandai menangkap bola maka dapat dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Berikut gambar menangkap bola di samping badan sebagai berikut:

17 Gambar 2.13. Menangkap bola datar di kanan dengan dua tangan (Waryati dkk, 1993: 27) Gambar 2.14. Menangkap bola datar di kanan dengan satu tangan (Waryati dkk, 1993: 27) f) Menangkap bola bagi pemain penjaga belakang. Teknik menangkap bola pemain belakang sama saja dengan teknik menangkap bola pemain lapangan lainnya hanya ia harus menghadap kearah pelambung. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping, kedua lutut ditekuk, badan sedikit membungkuk kedepan. Kedua lengan dijulurkan kearah depan tingginya sesuai dengan permainan pemukul. Gerakan menangkap bola selanjutnya sangat tergantung dari tinggi rendahnya lambungan bola. 3) Memukul bola Dalam permainan kasti, teknik memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam memeproleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola. Macam-macam pukulan berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola: a) Pukulan melambung jauh Berdiri menghadap ke arah pelambung dengan kaki kangkang secukupnya, kaki commit kiri agak to user kedepan dan lutut kaki kanan agak

18 ditekuk, sedangkan berat badan berada dikaki kanan dengan badan condong ke belakang. Tangan kanan memegang kayu pemukul pada ujung bagian pegangan, kemudian kayu pemukul diluruskan serong kebawah sehingga membentuk sudut 45 dengan garis datar. Tangan kiri dijulurkan ke dapan sesuai dengan ketinggian lambungan yang diminta. Kayu pemukul diayunkan dari bawah serong ke atas dan diusahakan perkenaan bola tepat pada ujung kayu pemukul dengan demikian bola dapat melambung jauh. Berikut gambar pukulan melambung jauh sebagai berikut: Gambar 2.15. Pukulan melambung (Waryati dkk, 1993: 16) b) Pukulan mendatar Kaki kangkang, lutut kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan di kaki kanan. Kayu pemukul dipegang tangan kanan dengan siku sedikit ditekuk dan dibawa ke belakang sejajar dengan bahu. Tangan kiri dijulurkan ke depan sejajar dengan bahu. Kayu pemukul di ayun mendatar dengan cepat untuk memukul bola yang saat itu telah mencapai titik permintaan lambungan. Pukulan ke arah tengah, ke kiri atau ke kanan dapat dilakukan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan mendatar sebagai berikut: Gambar 2.16. Pukulan mendatar (Waryati commit to dkk, user 1993: 17)

19 c) Pukulan merendah Sama dengan pukulan mendatar tetapi letak kayu pemukul lebih tinggi yaitu setinggi kepala. Tangan kiri dijulurkan ke depan setinggi bahu. Gerakannya pada saat bola mencapai ketinggian lambungan yang diminta oleh pemukul, maka dengan cepat tangan kanan yang memegang kayu pemukul diayunkan untuk memukul bola. Pukulan merendah dapat dilakukan ke arah tengah, ke kiri maupun ke kanan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan merendah sebagai berikut: Gambar 2.17. Pukulan merendah (Waryati dkk, 1993: 18) 4) Melempar bola Sebelum melakukan siswa harus bisa memegang bola dengan cara yang benar yaitu dengan cara mempergunakan pegangan dengan tiga jari atau dengan empat jari. Jari kelingking di bawah jari manis, jari kelingking sama sekali tidak menyentuh bola, sehingga antara jari yang satu dengan jari lainnya yang digunakan untuk memegang bola direnggangkan, sehingga di antara bola dengan telapak tangan terdapat rongga. Dengan demikian bola tidak melekat pada telapak tangan, sehingga bola dengan mudah untuk dilepaskan. Lemparan bola dalam permainan kasti di bagi menjadi dua yaitu lemparan bola melambung tinggi dan lemparan bola mendatar. 5) Melambungkan bola Melambung bola adalah lambungan bola yang dilakukan oleh pemain lapangan yang diberi tugas sebagai pelambung kepada pemain pemukul, lambungan bola sama dengan lemparan bola dari bawah.

20 f. Pengertian melempar Menurut Djumidar dan Widya (2004) melempar adalah gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (hlm. 60). Program pengajaran kemampuan jasmani melalui pelajaran bentuk-bentuk gerakan melempar pada kelas permulaan Sekoah Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badanya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Alat yang digunakan untuk kepentingan pengembangan gerakan dasar melempar bagi anak dapat dilakukan dengan bola kasti, bola tenis, atau bola plastik. Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak guru harus memahami dan menguasai prosedur untuk melakukan gerakan melempar serta konsep cara melakukannya. Gerakan melakukan lemparan yang benar menurut Syarifudin (1991) adalah sebagai berikut : Sikap permulaan berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan, kaki kanan di belakang (bila melempar dengan tangan kanan), berat badan berada pada kaki kanan. Kedua tangan memegang bola di depan dekat dada dengan sikut dibengkokkan, pandangan kea rah sasaran yang dituju (hlm. 28). Gerakan melempar: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola dibawa/diayunkan ke samping kebelakang. Kemudian daribelakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas kedepan, dan bola lepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas dibelakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu melempar, antara lain adalah mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, gerakan

lanjutan dari lemparan tersebut. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar sebagai berikut: 21 Gambar 2.18. Ilustrasi gerakan melempar (Syarifuddin dan Muhadi, 1992:29) g. Teknik melempar dalam permainan kasti Menurut Subarjah (2007) cara melempar bola ada tiga macam, yaitu; lemparan bawah, lemparan samping, dan lemparan atas (hlm. 2.16). Sedangkan hasil lemparan bola di antaranya menghasilkan bola yang menggelundung, mendatar, dan melambung. 1) Melempar dari bawah Sebelum bola dilemparkan, terlebih dahulu bola dipegang dengan jarijari tangan di antara ruas-ruas jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Untuk menahan bola supaya tidak jatuh, ditahan oleh ibu jari dan kelingking. Jadi, cara memegang bola tidak digenggam dengan telapak tangan.selanjutnya untuk melemparkan bola, jika dengan tangan kanan maka sikap permulaan adalah: kaki kiri berada di depan searah dengan sasaran lemparan dan kaki kanan di belakang. Sambil menarik lengan kanan ke belakang untuk ancang-ancang, berat badan dipindahkan ke belakang, pandangan kearah sasaran. Selanjutnya ayunkan lengan kanan yang memegang bola ke depan melalui bawah di samping pinggang. Bersamaan dengan itu berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kiri agak ditekuk. Gerakan melempar harus diakhiri dengan melecutkan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Setelah bola lepas dari tangan biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai followthrough (gerak lanjutan), sehubungan dengan hal itu perlu diperhatikan bahwa, lemparan dari bawah bisa menggelundung bisa mendatar, dan

22 bisa pula melambung. Dalam pembelajaran ini lemparan dari bawah dilakukan melambung karena banyak siswa yang belum mampu menguasai dengan baik gerakan tersebut. Untuk menghasilkan bola yang melambung maka bola harus dilepaskan di depan pinggang. Gambar 2.19. Gerakan melempar dari bawah ( Subarjah, 2007: 2.16) Perlu diperhatikan adalah dengan semakin melambung, bola yang dilemparkan maka akan semakin lambat bola mencapai sasaran. Untuk itu perlu diperhatikan jarak lemparan sehingga dapat ditangkap dengan mudah oleh teman yang menangkap bola atau dapat di pukul lawan saat melakukan permainan. 2) Melempar Dari Samping Cara melempar dari samping pada prinsipnya hampir sama dengan lemparan bawah, yang membedakan adalah cara mengayunkan bola ke belakang dan ayunan ke depan tidak melalui bawah di samping pinggang tetapi lengan mengayun dengan membengkokkan siku ke bagian luar sehingga bola dilemparkan secara mendatar. Demikian halnya setelah melemparkan bola mendatar, biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai gerak lanjutan. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar dari samping sebagai berikut: Gambar 2.20. Gerakan melempar dari samping (Subarjah, 2007: 2.17) 3) Melempar bola dari atas Untuk melempar bola dari atas, sikap badan dan kaki hampir sama dengan lemparan dari commit samping, to user yang membedakan adalah pada saat

23 bola diayunkan ke belakang, bola diayun melewati atas kepala, dan bola dilemparkan melalui atas di samping kepala. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar dari atas sebagai berikut: Gambar 2.21. Gerakan melempar bola dari atas (Subarjah, 2007: 2.17) Sedangkan menurut Menurut Waryati dkk (1993: 113) keterampilan melempar bola berdasar atas tinggi rendahnya lambungan bola, lemparan dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Lemparan bola melambung tinggi Pada gerakan pertama, sikap badan sangat condong ke belakang, sehingga letak tangan kanan yang memegang bola sangat rendah hingga dekat dengan tanah. Pada gerakan melepaskan bola titik lepas bola dari tangan berada di atas kepala. Berikut gambar lemparan bola melambung tinggi sebagai berikut: Gambar 2.22. Gerakan lemparan bola melambung tinggi ( Waryati dkk, 1993: 22) 2) Lemparan bola mendatar Pada gerakan pertama, sikap badan tidak condong ke belakang. Gerakan lengan agak mendatar, sehingga titik lepas bola dari tangan di samping badan (tidak melebihi kepala). Berikut gambar lemparan bola melambung tinggi sebagai berikut: Gambar 2.23. Gerakan commit melempar to user bola mendatar ( Waryati, 1993: 23)

24 Selain dua gerakan tersebut juga di jelaskan tekhnik melambungkan bola, gerakan melambungkan bola sebagai berikut: Pelambung berdiri di dalam petak pelambung. Kedua kaki kangkang ke depan dan kaki kiri di sebelah depan. Badan menghadap pemukul dan pandangan kearah pemukul ke tempat permainan bola yang ditunjuk oleh pemukul. Berikut disajikan gambar lemparan bola melambung sebagai berikut: Gambar 2.24. Gerakan melempar bola melambung ( Waryati dkk, 1993: 18) Menurut dua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa gerakan melempar dalam permainan kasti di bedakan menjadi tiga, yaitu lemparan bola mendatar/ dari samping badan, lemparan melambung jauh/ lemparan atas, dan lemparan dari bawah/ melambungkan bola. 3. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Thobroni dan Mustofa (2011) pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat commit tetap to user (hlm. 21). Sedangkan Dimyati dan

25 Mudjiono mendefinisikan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam dunia pendidikan dan sesuai kurikulum yang ada (2004: 4). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan pendidik yang dilakukan secara sadar di lakukan berulang-ulang dan menyebabkan perubahan perilaku yang bersifat tetap. b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Belajar merupakan proses yang bersifat internal yang tidak dapat dilihat secara nyata.perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan langsung/berpengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan individual (hlm. 42) Menurut Supriono (2009) prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal. Pertama adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki cirri sebagai berikut: 1) Sebagai hasl tindakan rasional instrumental, yaiu perubahan yang disadari 2) Kontinu atau berkesinambungan denga perilaku lainnya 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai sebagai bekal hidup 4) Positif atau berakumulasi 5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6) Permanen atau tetap 7) Bertujuan dan terarah