bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% dari total populasi bakteri. Populasi BAL,

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

PENDAHULUAN. segar seperti diolah menjadi sosis, nugget, dendeng, kornet dan abon.

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Berbagai inovasi dilakukan oleh para produsen untuk. memproduksi susu fermentasi yang sesuai dengan selera konsumen di

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

Pengaruh Lama Inkubasi Soyghurt Menggunakan Inokulan dengan Penambahan Bifidobacterium sp. Terhadap Daya Hambat Bacillus cereus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Pampekan, merupakan kerabat dekat durian yaitu masuk dalam genus Durio.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

Susu Fermentasi dan Yogurt

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kombinasi antara probiotik dan prebiotik dapat disebut sebagai sinbiotik

HASIL DAN PEMBAHASAN Konfirmasi Kultur Starter BAL Indigenous Dadiah dan Bakteri Patogen Indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

tumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

TINJAUAN PUSTAKA Susu Sapi Segar

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. unik: sepertiga spesies bakteri dalam mulut terdapat di lidah.1

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh WHO (2013). Di Indonesia sendiri, didapatkan bahwa anemia pada balita cukup tinggi yaitu 28%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Bakteri juga banyak terdapat pada saluran pencernaan ternak

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup. berkumpul di dalam suatu medium yang sama (Zaif, 2006).

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir (karena mengandung bakteri probiotik). Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan susu sapi namun, jenis susu nabati seperti susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi. Susu kedelai diketahui memiliki sumber protein alami dan dapat digunakan untuk mengatasi alergi terhadap laktosa (lactose intolerance). Susu kedelai yang dikonversi menjadi yoghurt disebut soyghurt. Pembuatan soyghurt yang baik ditentukan melalui masa fermentasi susu kedelai oleh bakteri asam laktat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi diantaranya suhu, dan lama inkubasi (Winarno, 1980). Lama inkubasi berperan penting dalam berhasil atau tidaknya suatu soyghurt terbentuk karena BAL yang terdapat dalam soyghurt memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk tumbuh. Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah salah satu mikroorganisme utama dalam saluran pencernaan manusia (Favier et al., 2002). BAL juga memiliki peran sebagai bakteri probiotik (Trisna & Wahud, 2012). Probiotik sendiri merupakan mikroba hidup atau spora yang dapat hidup atau berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya (Kompiang, 2009). Hal baru yang digunakan untuk memperoleh manfaat kesehatan dari organisme probiotik adalah dengan menambahkan strain bakteri lain seperti Bifidobacterium sp., selain dua kultur starter yang biasa digunakan yaitu Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Kombinasi ketiga bakteri BAL tersebut diketahui memiliki kemampuan untuk bertahan dalam saluran pencernaan (Haschke et al., 1998). Bifidobacterium memiliki bentuk batang, bersifat anaerob, Gram positif, tidak berspora, heterofermentatif, dan mempunyai suhu optimal pertumbuhan 36-37 C. Bifidobacterium tidak tumbuh pada ph di atas 8,0 atau di bawah 4,5. Bifidobacterium memproduksi asam asetat dan asam laktat (Nakazawa & Hosono, 1988). BAL memiliki syarat sebagai probiotik menurut Food and Agriculture Organization (2001), salah satunya adalah harus mempunyai aktivitas antimikroba dengan memproduksi substansi penghambat seperti asam laktat dan senyawa peptida antimikroba yang bernama bakteriosin. Senyawa ini tidak hanya dapat menghambat

pertumbuhan bakteri tetapi dapat juga mempengaruhi metabolisme bakteri atau produksi toksin (Rolfe, 2000). Antibiotik dari BAL, saat diekstrak dan diuji terbukti efektif menghambat banyak bakteri yang merugikan (Widodo, 2002). Bakteri patogen yang merugikan dalam pencemaran makanan dan saluran pencernaan salah satunya ialah Bacillus cereus. Pertumbuhan B. cereus perlu dihambat bila jumlahnya melebihi 10 6 cfu/gram makanan, jumlah ini dinyatakan sebagai dosis infektif dan dapat berisiko terhadap kesehatan (Badan Standarisasi Nasional, 2009). Penelitian mengenai pengaruh soyghurt menggunakan inokulan yang ditambah dengan Bifidobacterium sp. terhadap pertumbuhan B. cereus saat ini belum dilakukan. Penelitian lebih lanjut tentang lamanya perbedaan waktu inkubasi soyghurt, dengan antimikroba yang dihasilkan oleh penambahan Bifidobacterium sp. dan kadar asam laktat yang dihasilkan perlu dilakukan. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan: Berapa konsentrasi Bifidobacterium sp. dalam soyghurt yang mampu menghambat pertumbuhan B. cereus dan lama waktu inkubasi terbaik yang dapat menumbuhkan Bifidobacterium sp. dalam soyghurt. Adapun tujuan penelitian adalah untuk : 1. Mengetahui perbandingan BAL pada soyghurt terhadap daya hambat B. cereus. 2. Mengetahui lama inkubasi soyghurt dengan penambahan Bifidobacterium sp terhadap pertumbuhan B. cereus. 3. Mengetahui pengaruh konsentrasi BAL dan lama inkubasi pada soyghurt terhadap pertumbuhan B. cereus. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai lama inkubasi soyghurt dengan penambahan Bifidobacterium sp. terhadap pertumbuhan B. cereus yang tepat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Penambahan BAL dengan perbandingan L. bulgaricus : S. thermophillus : Bifidobacterium sp. sebesar (1:1:1) pada soyghurt mampu meningkatkan daya hambat pertumbuhan B. cereus. 2. Pertumbuhan BAL (L.bulgaricus : S. thermophillus : Bifidobacterium sp.) akan optimal dengan lama inkubasi 24 jam dalam menghambat B. cereus. 3. Penambahan BAL dengan perbandingan L. bulgaricus : S. thermophillus : Bifidobacterium sp. sebesar (1:1:1) dan lama inkubasi 24 jam mampu meningkatkan daya hambat pertumbuhan B. cereus. 2

II. TELAAH PUSTAKA Soyghurt adalah susu kedelai yang difermentasi oleh bakteri probiotik, karena susu kedelai diketahui memiliki sumber protein alami (Winarno, 1993). Soyghurt mampu menyediakan kondisi ideal bagi pertumbuhan bakteri probiotik dan bagi sistem pencernaan manusia. Menghasilkan soyghurt yang baik dibutuhkan kondisi fermentasi berbeda-beda (lama inkubasi dan suhu) serta jenis mikroba beragam. Layadi et al. (2009) menyatakan bahwa semakin bertambahnya waktu simpan dari soyghurt, maka jumlah koloni bakteri akan semakin meningkat hingga waktu tertentu, kemudian jumlah koloni bakteri akan mengalami penurunan. Menurut Vahedi (2008) waktu simpan soyghurt juga mempengaruhi konsentrasi asam laktat yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Bakteri asam laktat (BAL) adalah salah satu mikroorganisme utama dalam saluran pencernaan manusia normal. Populasi BAL di dalam saluran pencernaan manusia dewasa diperkirakan sekitar 10 9 dari 10 12 CFU s/ml total populasi bakteri. Populasi BAL umumnya didominasi oleh Lactobacilli dan Bifidobacteria, yang juga merupakan komponen mikroorganisme dominan pada saluran pencernaan bayi (Favier et al., 2002). Terdapat dua spesies bakteri asam laktat yang umum dimanfaatkan dalam pembuatan yoghurt atau soyghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bakteri tersebut mengubah laktosa susu menjadi asam laktat, yang bersama-sama dengan berbagai hasil lain membentuk flavour yoghurt yang khas (Gaman & Sherrington, 1994). Penambahan strain BAL seperti Bifidobacterium sp. dapat menambah manfaat dan kualitas dari yoghurt. L. bulgaricus merupakan bakteri Gram positif, anaerob fakultatif, berbentuk batang, tidak berspora dan bersifat katalase negatif (Gilliland, 1986). L. bulgaricus termasuk jenis bakteri termofilik karena hidup secara normal pada suhu 45 C. Selain menghasilkan asam laktat, L.bulgaricus juga menghasilkan asetaldehid, aseton, asetoin, dan diasetil dalam jumlah yang cukup rendah. L. bulgaricus membebaskan asam-asam amino yang diperlukan oleh S. thermophilus (Batt & Patel, 2000). S. thermophilus menurut Batt & Patel (2000), Gram positif, berbentuk bulat dengan diameter 0.7 0.9 µm dalam bentuk tunggal/rantai saat tumbuh dalam suatu media. Suhu optimum bakteri ini adalah 42 45 C. Namun, S. thermophilus masih dapat tumbuh pada suhu maksimal 50 52 C.

Bifidobacterium sp. memiliki bentuk batang, bersifat anaerob, Gram positif, tidak berspora, heterofermentatif, dan mempunyai suhu optimal pertumbuhan 36-37 C. Bifidobacterium sp. tidak tumbuh pada ph diatas 8,0 atau dibawah 4,5. Bifidobacterium memproduksi asam asetat dan asam laktat (Nakazawa & Hosono, 1988). Hasil penelitian Kusharyati et al. (2011) menunjukkan bahwa Bifidobacterium spp. yang diisolasi dari feses bayi yang lahir secara normal umur 10 hari diperoleh isolat Bifidobacterium BBIV yang merupakan isolat terbaik dengan kandungan asam laktat 4,29% fermentasi selama 72 jam dan jumlah sel 1,53X10 8 CFU s/ml. Hasil penelitian Lullung et al. (2012) menunjukkan bahwa selama proses fermentasi susu kedelai menjadi soyghurt terdapat perubahan ph. Susu kedelai awalnya memiliki ph 6,76 setelah proses fermentasi selama 18 jam suhu 37 o C dengan menggunakan bakteri S. thermophillus dan L. bulgaricus mengalami penurunan ph menjadi 5,03 sampai 3,99. Hasil penelitian Suryono et al. (2005) dalam penentuan kondisi inkubasi kultur B. longum yang diinkubasi pada suhu 37 o C selama 20 jam menunjukkan bahwa kultur tersebut ternyata mampu membentuk koagulan dengan baik. Kombinasi S. termophillus dan L. bulgaricus yang dijadikan starter mampu membentuk koagulan pada jam ke 20 dengan suhu 37 o C. BAL memiliki peranan penting dalam pengawetan bahan pangan dan melawan bakteri patogen melalui senyawa antimikroba. Secara umum mekanisme kerja dari suatu senyawa antimikroba dapat dilakukan dengan cara mengganggu atau merusak penyusun dinding sel, bereaksi dengan membran sel yang menyebabkan peningkatan permeabilitas seluler, inaktifasi enzim-enzim esensial, dan destruksi atau inaktifasi fungsi dari materi genetik (Sari et al., 2013). Menurut Abdelbasset et al. (2008), Lactobacillus menghasilkan senyawa antimikroba seperti asam organik, hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Bifidobacterium memiliki aktivitas antibakteri dan bersifat antagonis terhadap mikroba patogen, termasuk genus Salmonella, Escherichia coli, Proteus, Shigella, dan Candida, karena mengandung zat antibakteri berupa bifidin (Ganon et al., 2004). Santoso (2008) yang menyatakan bahwa S. thermophillus, L. plantarum, L. acidophilus, L. fermentum, dan Pediococcus pentosaeceus dapat menghambat E. coli, Shigella dan Morganella. Hasil penelitian Gunawan et al. (2014) menunjukkan bahwa lama inkubasi soyghurt 4

Bifidobacterium BBIV dengan konsentrasi 3% selama 30 hari mempunyai zona hambat tertinggi terhadap E. coli sebesar 13,0 mm. Hasil penelitian Herawati & Wibawa (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi susu skim milk sebanyak 5%, 10%, 15%, 20% dan waktu fermentasi 0, 2, 4, 6 jam pada suhu 39 o C terhadap hasil pembuatan soyghurt, angka konsentrasi dan angka waktu fermentasi yang terbesarlah yang memiliki kadar asam laktat terbaik dan cemaran bakteri patogen (E. coli dan Salmonella) negatif. Hasil penelitian Akhmar (2006) menunjukkan kandungan asam laktat tertinggi dimiliki oleh yoghurt dengan perbandingan strater L.Bulgaricus : S.thermophillus : B.bifidum 1:1:0, 1:1:0,5, dan 1:1:1,5 pada hari ke-25 mengalami kenaikan masingmasing 0,5709%, 0,5202%, 0,6638%, dan 0,5945%. Hasil penelitian Ramadzanti (2006) menunjukkan bahwa asam laktat yoghurt dengan perbandingan starter L. Bulgaricus : S. thermophillus : B.bifidum 1:1:0; 1:1:0,5; 1:1:1 dan 1:1:1,5 semakin meningkat selama hari penyimpanan dan mencapai kadar tertinggi pada penyimpanan hari ke-25 berturut-turut sebesar 0,5235%, 0,5641%, 0,6080%, dan 0,6371%. Hasil penelitian Gunawan et al. (2014), kadar asam laktat tertinggi soyghurt dengan perbandingan starter L. bulgaricus : S. termophillus : Bifidobacterium BBIV 1:1:0,5; 1:1:1; 1:1:1,5 berturut-turut 1,2542% pada hari ke- 30; 1,1907% dan 1,4262% pada hari ke-25. Waktu fermentasi oleh BAL yang lama diasumsikan mampu menghasilkan asam laktat lebih banyak. Antimikroba yang dihasilkan juga semakin banyak dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Salah satu bakteri patogen yang akan diuji terhadap antimikroba yang dihasilkan Bifidobacterium sp. dalam soyghurt yaitu Bacillus cereus. B. cereus berbentuk basil, merupakan bakteri Gram positif, areob, membentuk spora, memproduksi eksotoksin yang dilepaskan di pangan manusia, dengan waktu tumbuh 1-16 jam. Gejala-gejala yang ditimbulkan: muntah- muntah, sakit perut, beberapa diantaranya diare. Lama sakit berkisar antara 6-24 jam (Gaman & Sherrington, 1994). Sebagai salah satu mikroba patogen yang meracuni makanan, pertumbuhan B.cereus perlu dihambat sebab apabila jumlahnya melebihi 10 6 cfu s/gram makanan, dinyatakan sebagai dosis infektif dan dapat beresiko terhadap kesehata (Badan Standar Nasional, 2009). Penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan Bifidobacterium sp. dan lama inkubasi pada soyghurt terhadap pertumbuhan B. cereus belum pernah dilakukan. 5